Sejarah Singkat Pengembangan Kawasan Transmigrasi BATUMARTA

IV. GAMBARAN UMUM KAWASAN TRANSMIGRASI BATUMARTA

4.1. Sejarah Singkat Pengembangan Kawasan Transmigrasi BATUMARTA

Kawasan Transmigrasi Batumarta pada awalnya secara administrasi terletak dalam wilayah Kecamatan Peninjauan, Baturaja Timur dan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu OKU, Provinsi Sumatera Selatan dengan luas areal pencadangan 82.000 ha, masing-masing dengan Surat Keputusan SK Gubernur KDH TK I Provinsi Sumatera Selatan Nomor : 39KPTS1975 tanggal 30 Juli 1975 seluas 65.000 ha, dan Surat Keputusan SK Gubernur KDH TK I Sumatera Selatan Nomor : 703KPTS1983 tanggal 10 Desember 1983 seluas 17.000 ha Kantor Departemen Transmigrasi Kabupaten OKU, 1993. Pembangunan permukiman transmigrasi di Kawasan Transmigrasi Batumarta dilaksanakan melalui Proyek Transmigrasi Batumarta yang berkedudukan di Kabupaten OKU, merupakan Pilot Project bantuan IBRD International Bank for Reconstruction and Development dilaksanakan dalam 2 dua tahap yaitu IBRD I dan IBRD III dalam jangka waktu ± 10 tahun. Dalam periode tersebut telah dibangun sebanyak 16 enam belas Unit Permukiman Transmigrasi UPT dengan total penempatan pokok transmigran sebanyak 6500 KK, terdiri atas 4.500 KK yang ditempatkan pada UPT I sd XI IBRD I dan 2.000 KK pada UPT XII sd XVI IBRD III. Rincian jumlah penempatan pokok pada masing-masing UPT disajikan pada Tabel 5. Alokasi peruntukan lahan land utilization dan luas total lahan yang diberikan kepada para transmigran melalui proyek IBRD I berbeda dengan proyek IBRD III yaitu 5 ha per KK untuk IBRD I dan 3,5 ha per KK untuk IBRD II. Rincian alokasi peruntukan lahan dan luas masing-masing disajikan pada Tabel 6 . Sketsa awal rencana tata ruang permukiman dan penggunaan lahan kawasan Batumarta dapat dilihat pada Gambar 6. Selanjutnya sejalan dengan pemekaran wilayah administrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi 3 tiga kabupaten yaitu Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur OKU Timur dan Ogan Komering Ulu Selatan OKU Selatan, maka Kawasan Transmigrasi Batumarta terbagi ke dalam 2 dua 60 Gambar 6 Sketsa awal rencana tata ruang permukiman dan penggunaan lahan kawasan BATUMARTA 61 wilayah kabupaten yaitu OKU dan OKU Timur. Letak lokasi administrasi desa eks UPT permukiman transmigrasi Batumarta pasca pemekaran kabupaten secara terinci disajikan pada Tabel 7. Tabel 5 Jumlah penempatan pokok transmigran yang dirinci menurut masing- masing UPT di Batumarta Kab. OKU Penempatan pokok No. UPTProyek Tahun Penempatan KK Jiwa 1 Ex UPT Batumarta I 19751976 400 1720 2 Ex UPT Batumarta II 19751976 500 2320 3 Ex UPT Batumarta III 19761977 438 1929 4 Ex UPT Batumarta IV 19761977 336 1553 5 Ex UPT Batumarta V 19791980 364 1795 6 Ex UPT Batumarta VI 19791980 393 1789 7 Ex UPT Batumarta VII 19791980 386 1678 8 Ex UPT Batumarta VIII 19791980 274 1268 9 Ex UPT Batumarta IX 19801981 301 1384 10 Ex UPT Batumarta X 19801981 391 1780 11 Ex UPT Batumarta XI 19801981 717 3388 12 Ex UPT Batumarta XII 19821983 497 2176 13 Ex UPT Batumarta XIII 19821983 503 2388 14 Ex UPT Batumarta XIV 19841985 250 1116 15 Ex UPT Batumarta XV 19841985 350 1355 16 Ex UPT Batumarta XVI 19841985 400 1664 JUMLAH - 6.500 29.303 Sumber : Kandep Transmigrasi Kab. OKU 1993 Tabel 6 Luasan lahan pertanian yang diberikan kepada transmigran di kawasan Batumarta IBRD I Luas ha IBRD III Luas ha Lahan pekarangan 0,25 Lahan pekarangan 0,25 Lahan usaha I 0,75 Lahan usaha I 1,00 Lahan usaha II 2,00 Lahan usaha II 1,25 Kebun karet 1,00 Kebun Karet 1,00 Cadangan 1,00 Cadangan - Jumlah 5,00 Jumlah 3,50 62 Tabel 7 Wilayah Kecamatan dan Desa dalam Kawasan Transmigrasi Batumarta Kabupaten Kecamatan Desa Keterangan Marga Bakti Eks UPT BM XI Karya Mukti Eks UPT BM XII Karya Jaya Eks UPT BM XIII Sri Mulya Eks UPT BM XIV Marga Mulya Eks UPT BM XV Sinar Peninjauan Tanjung Makmur Eks UPT BM XVI Batumarta 1 Eks UPT BM I Batumarta 2 Eks UPT BM II Lekis Rejo Eks UPT BM III Ogan Komering Ulu Lubuk Raja Lubuk Banjar Eks UPT BM IV Batu Marta 10 Eks UPT BM X Bina Amarta Eks UPT BM V Batu Marta 6 Eks UPT BM VI Wana Bakti Eks UPT BM VII Suka Damai Eks UPT BM IX Ogan Komering Ulu Timur Madang Suku III Karya Makmur 8 Eks UPT BM VIII Sumber : Data PODES Batumarta 2008 Menurut World Bank 1994, Proyek Transmigrasi I yang lazim disebut TRANS I IBRD I yang disetujui pada tahun 1976 merupakan pilot project yang dimaksudkan untuk menguji strategi pengembangan pertanian, sosial dan ekonomi lokasi-lokasi transmigrasi lahan kering upland areas. Sejumlah 4.500 keluarga telah ditempatkan, dengan setiap keluarga menerima lahan 5 ha yang dikembangkan dalam 2 dua tahap, di mana tahap pertama oleh proyek termasuk penanaman 1 ha kebun karet, dan tahap kedua oleh petani itu sendiri dikemudian hari. Adapun Proyek Transmigrasi III, yang lazim disebut TRANS III IBRD III, yang disetujui pada tahun 1982 dalam Kawasan BATUMARTA, tetapi mendapat alokasi lahan yang lebih kecil, yaitu 3,5 ha untuk petak lahan tanaman pangan dan tanaman perkebunan dengan tahap pengembangan sama seperti pada TRANS I. Gambaran daerah asal transmigran dapat diikuti dari data penempatan transmigran pada TRANS I, yang mana dari 4500 KK yang ditempatkan terdiri dari 4 persen berasal dari Bali, 35 persen dari Jawa Timur, 25 persen dari Jawa Barat, 10 persen dari D.I. Yogyakarta, 20 persen dari Jawa Barat dan 6 persen merupakan transmigran lokal. Permukiman transmigrasi di kawasan transmigrasi Batumarta termasuk ke dalam kategori Transmigrasi Umum Lahan Kering TULK dengan pola kegiatan usaha pokok tanaman pangan, sehingga perlakuan pembinaan pada umumnya 63 sama dengan perlakuan yang diberikan bagi permukiman tranmigrasi umum pola tanaman pangan lainnya. Hal yang membedakan perlakuanpola pembinaannya adalah pada alokasi lahan seluas 5 ha atau 3.5 ha per KK berikut bantuan pembangunan kebun karet seluas 1 ha bagi transmigran di UPT pada lokasi penelitian dibandingkan alokasi lahan yang hanya 2 ha per KK dan tanpa bantuan pembangunan kebun karet bagi lokasi-lokasi TULK lainnya. Pengalaman pahit getir para petani pada umumnya dalam mengusahakan usahatani tanaman pangan di lokasi penelitian selama 5 tahun masa pembinaan di satu pihak, dan adanya indikasi keberhasilan pembangunan kebun karet seluas 1 ha dari bantuan proyek memberikan pembelajaran yng berharga dan rasa optimisisme para petani untuk berpaling kepada pengusahaan tanaman karet dari pada mengusahakan tanaman pangan. Selanjutnya sejak tahun 1982 dimana kebun karet bantuan proyek pada lokasi TRANS I telah menghasilkan atau mulai disadap, perhatian petani mulai tertuju kepada pengembangan tanaman karet. Bagi lokasi Proyek TRANS III, penyadapan dimulai tahun 19821983. Pengelolaan kebun karet transmigran di Batumarta menerapkan dua pola yaitu pola bebasnon mini estate dan pola mini estate. Pola bebas adalah system pengelolaan karet yang dilaksanakan sendiri oleh transmigran pada kebun karetnya masing-masing. Pola mini estate adalah sistem pengelolaan karet yang kegiatan penyadapan, pemeliharaan, pengolahan hasil dan pemasarannya melalui KUD setempat dengan supervisi oleh PTP. Pembinaan kebun karet secara keseluruhan dibina oleh tim pola terpadu, sesuai dengan SK Bupati KDH Tk II OKU Nomor:525.21120V1985 tanggal 12 Desember 1985 dan Tim Pembina proyek perkebunan daerah tingkat II TP3D II. Penerapan pola ini menunjukkan dampak yang positif untuk mempercepat perkembangan ekonomi transmigran Kandeptrans Kabupaten OKU, 1993. Dengan berkembangnya perkebunan karet tersebut, warga transmigran secara bertahap telah membuka Lahan Usaha II dan Lahan cadangan untuk mengembangkan tanaman karet secara swadaya. 64 4.2. Kondisi Lingkungan Bio-geofisik 4.2.1. Letak Geografi

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Dan Pengembangan Kawasan Wisata Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

4 107 116

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 60 527

Model Analisis Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya, Kabupaten Pontianak)

1 6 208

Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan Di Lahan Kering (Studi Kasus di Kawasan Transmigrasi Kaliorang Kabupaten Kutai Timur)

2 24 203

Model pengembangan perkebunan karet berkelanjutan pada kawasan transmigrasi batumarta provinsi Sumatera Selatan

2 35 215

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 3 259

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

2 19 103

PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MASYARAKAT TRANSMIGRASI BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN: Studi Pengembangan Model Pelatihan Tenaga Kerja Bangunan pada Kawasan KTM Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

0 0 70

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KARET DI SUMATERA SELATAN

0 0 9

DAMPAK POLA PEREMAJAAN PARTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 12