Pendekatan Sistem TINJAUAN PUSTAKA

39 juga akan mudah terkena penyakit terutama penyakit daun karena kesehatan tanaman yang tidak dilakukannya pemupukan berupa penurunan kesuburan tanah yang akan menyebabkan penurunan produksi Nugroho dan Istianto, 2009.

2.6. Pendekatan Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan usaha adalah terdiri dari komponen-komponen yang berkaitan satu sama lainnya yang berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pendekatan sistem merupakan pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis. Pendekatan sistem akan memberikan penyelesaian masalah yang kompleks dengan metode dan alat yang mampu mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi, dan mendisain sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait, yang diformulasikan secara lintas disiplin dan komplementer untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan Eriyatno, 2003. Pendekatan sistem terdiri dari tahapan analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, simulasi sistem dan validasi sistem. Sistem yang dibangun perlu ditindaklanjuti dengan melakukan uji sensitivitas untuk melihat batas-batas sejauh mana sistem tersebut masih bisa memenuhi tujuan yang telah ditetapkan Hartrisari, 2007. Teori sistem erat hubungannya dengan sibernetika dan dinamika system dynamics , yaitu model-model yang terdiri dari jaringan perubah yang berubah dengan waktu; seperti model-model ”world dynamics” dari Jay Forrester dan Club Of Rome . Dalam perkembangan terkini ide teori sistem dipakai dalam sains terbaru yang disebut sains-sains kompleksitas science of complexity yang mempelajari self-organization dan jaringan heterogen dan aktor-aktor yang terinteraksi, serta domain-domain termodinamika yang jauh dari ekuilibrium, dinamika chaotic, artificial life, artificial intelligence dan neural network. Sedangkan analisis sistem systems analysis merupakan aplikasi dari prinsip- prinsip sistem untuk membantu pengambilan keputusan. Manetch dan Park 1977 menyatakan bahwa suatu pendekatan sistem akan dapat berjalan dengan baik jika terpenuhi kondisi-kondisi : 1 tujuan sistem didefinisikan dengan baik dan dapat dikenali jika tidak dapat dikuantifikasikan; 2 prosedur pembuatan keputusan dalam sistem riil adalah tersentralisasi atau 40 cukup jelas batasannya; dan 3 dalam perencanaan jangka panjang memungkinkan untuk dilakukan. Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam pendekatan sistem untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks yaitu; 1 analisis kebutuhan, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan dari semua stakeholders dalam sistem; 2 formulasi permasalahan, yang merupakan kombinasi dari semua permasalahan yang ada dalam sistem; 3 identifikasi sistem, bertujuan untuk menentukan variabel-variabel sistem dalam rangka memenuhi kebutuhan semua stakeholders dalam sistem; 4 pemodelan abstrak, pada tahap ini mencakup suatu proses interaktif antara analisis sistem dengan pembuat keputusan, yang menggunakan model untuk mengekplorasi dampak dari berbagai altenatif dan variabel keputusan terhadap berbagai kriteria sistem; 5 implementasi, tujuan utamanya adalah untuk memberikan wujud fisik dari sistem yang diinginkan; dan 6 operasi, pada tahap ini akan dilakukan validasi sistem dan seringkali pada tahap ini terjadi modifikasi-modifikasi tambahan karena cepatnya perubahan lingkungan di mana sistem tersebut berfungsi Manetch dan Park, 1977. Lucas 1993 menyatakan bahwa, secara teoritis komponen-komponen dalam suatu sistem saling berhubungan dan memiliki ketergantungan antara komponen. Sistem harus dipandang secara keseluruhan holistik dan akan bersifat sebagai pengejar sasaran goal seeking sehingga terjadi sebuah keseimbangan untuk pencapaian tujuan. Sebuah sistem mempunyai masukan input yang akan berproses untuk menghasilkan keluaran. Pada sebuah sistem ada umpan balik yang berfungsi sebagai pengatur komponen-komponen sistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan, dan sistem yang lebih besar dapat terdiri atas beberapa sistem kecil subsistem yang akan membentuk suatu hirarki.

2.7. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Dan Pengembangan Kawasan Wisata Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

4 107 116

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 60 527

Model Analisis Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya, Kabupaten Pontianak)

1 6 208

Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan Di Lahan Kering (Studi Kasus di Kawasan Transmigrasi Kaliorang Kabupaten Kutai Timur)

2 24 203

Model pengembangan perkebunan karet berkelanjutan pada kawasan transmigrasi batumarta provinsi Sumatera Selatan

2 35 215

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 3 259

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

2 19 103

PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MASYARAKAT TRANSMIGRASI BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN: Studi Pengembangan Model Pelatihan Tenaga Kerja Bangunan pada Kawasan KTM Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

0 0 70

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KARET DI SUMATERA SELATAN

0 0 9

DAMPAK POLA PEREMAJAAN PARTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 12