Identifikasi Sistem Pemodelan Perkebunan Karet Berkelanjutan

111 komponen yang dikaji merupakan hasil analisis sebelumnya yakni faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dan faktor pemenuhan kebutuhan stakeholder .

5.4.1. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan tahap yang penting untuk menentukan variabel-variabel dalam sistem. Variabel-variabel tersebut terdiri atas variabel output yang dikehendaki, variabel output yang tidak dikehendaki, variabel input yang terkendali, variabel input yang tidak terkendali, dan variabel lingkungan Gambar 17. Hubungan antar aspek penyusun sistem pengembangan kawasan, selanjutnya akan disusun dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat. Input sistem terdiri dari input eksternal dan internal. Input lingkungan bersifat eksternal, mempengaruhi sistem, tetapi tidak dipengaruhi oleh sistem. Pada sistem pengembangan usahatani lahan kering pada kawasan Transmigrasi Batumarta, input lingkungan terdiri dari berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah tersebut di antaranya adalah UU pemerintahan daerah, UU ketransmigrasian, UU penataan ruang. Selain kebijakan pemerintah, kondisi perekonomian nasional juga merupakan input lingkungan karena dapat mempengaruhi sistem pengembangan kawasan namun sifatnya eksternal. Demikian pula dengan iklim mikro kawasan Transmigrasi Batumarta yang mempengaruhi sistem ekologi dan sosial baik langsung maupun tidak langsung namun sifatnya eksternal. Input internal diperlukan agar sistem memiliki kinerja yang baik. Terdapat 2 macam input internal, yaitu input terkendali dan tak terkendali. Input terkendali berperan penting untuk mengubah kinerja sistem. Input tak terkendali peranannya tidak cukup penting, tetapi tetap diperlukan agar sistem dapat berfungsi dengan baik. Input pada model pengembangan usahatani lahan kering pada kawasan Transmigrasi Batumarta diperoleh dari hasil analisis perubahan penggunaan lahan dan kebutuhan stakeholder. Output merupakan hasil yang diperoleh dari bekerjanya sistem. Terdapat 2 output pada model ini yakni output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki. Output yang dikehendaki merupakan tujuan yang ingin dicapai 112 dalam sistem ini. Ouput yang tidak dikehendaki merupakan masukan bagi pengambil kebijakan untuk dikelola agar dapat menjadi input yang terkendali. Gambar 17 Diagram black-box pengembangan perkebunan karet di kawasan transmigrasi Batumarta

5.4.2. Struktur Model Penduduk

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Dan Pengembangan Kawasan Wisata Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

4 107 116

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 60 527

Model Analisis Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya, Kabupaten Pontianak)

1 6 208

Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan Di Lahan Kering (Studi Kasus di Kawasan Transmigrasi Kaliorang Kabupaten Kutai Timur)

2 24 203

Model pengembangan perkebunan karet berkelanjutan pada kawasan transmigrasi batumarta provinsi Sumatera Selatan

2 35 215

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 3 259

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

2 19 103

PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MASYARAKAT TRANSMIGRASI BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN: Studi Pengembangan Model Pelatihan Tenaga Kerja Bangunan pada Kawasan KTM Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

0 0 70

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KARET DI SUMATERA SELATAN

0 0 9

DAMPAK POLA PEREMAJAAN PARTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 12