Asumsi Umum: Asumsidaftar program skenario 1 Hutan dikonservasi:

117 Dengan demikian, lowland tetap dipertahankan sebagai areal persawahan, dan badan air yang terdiri dari sungai, waduk, dan rawa dijadikan areal konservasi. Faktor-faktor yang paling berpengaruh tadi bersifat kualitatif, sehingga ia tidak dimasukkan sebagai variabel dalam perhitungan proyeksi, tetapi dipertimbangkan dalam penyusunan skenario. Proyeksi penggunaan lahan di kawasan Batumarta dilakukan dengan 2 skenario yaitu Skenario 1 hutan yang tersisa pada posisi tahun 2009 dikonservasi, dan Skenario 2 hutan yang tersisa pada posisi Tahun 2009 dapat dikonversitidak dikonservasi. Asumsi dan Daftar Program masing- masing Skenario adalah sebagai berikut:

a. Asumsi Umum:

1. Akseptabilitas petani terhadap komoditas karet dan padi sawah tetap tinggi. 2. Kebutuhan lahan untuk permukiman cenderung bertambah seiring dengan pertambahan penduduk. 3. Areal badan air, termasuk rawa tidak boleh dikonversi dan harus dikonservasi. 4. Areal yang yang dapat dikonversi untuk permukiman, sawah atau perkebunan karet adalah areal dengan tutupan lahan terbukasemak 7,838.68 ha, ladangtegalan 6,656.93 ha dan hutan sekunder 1,233.14 ha dalam hal tidak ada kebijakan konservasi hutan. 5. Konversi penggunaan lahan untuk sawah, kebun karet atau permukiman dibatasi oleh kriteria kesesuaian lahan bagi peruntukan lahan dimaksud. 6. Luas lahan keseluruhan adalah 83,897.8 ha.

b. Asumsidaftar program skenario 1 Hutan dikonservasi:

1. Hutan: Luas hutan mula-mula 1,233.14 ha. Namun ada kebijakan konservasi, maka luas lahan hutan tetap. 2. Badan air sungaiwadukdanaurawa: Luas badan air mula-mula 4,936.8 ha. Karena kebijakan konservasi, maka luas badan air tetap. 3. Permukiman: Luas permukiman mula-mula 2,564.8 ha. Laju pertumbuhan lahan permukiman mengikuti laju pertumbuhan KK jumlah penduduk3.598 118 dengan kebutuhan lahan per KK = 0.088 ha. Lahan yang dapat dikonversi untuk permukiman adalah lahan kering yang berasal dari ladangtegalan dan lahan terbuka. Lahan perkebunan akan terambil untuk permukiman apabila kebutuhan untuk lahan permukiman tidak lagi dapat dipenuhi dari lahan terbuka atau ladang. 4. Sawah: Luas sawah mula-mula 10,294.6 ha. Laju pertumbuhan sawah 0.0987 hatahun. Laju ini digunakan untuk mengkonversi lahan yang sesuai untuk sawah yakni 4,266.61 ha yang terdiri atas ladangtegalan 690.93 ha 10.4 dari luas ladang yang dapat dikonversi, dan lahan terbuka 3,575.68 ha 45.6 dari luas lahan terbuka yang dapat di konversi. 5. Perkebunan: Luas perkebunan mula-mula 50,375.4 ha. Laju pertumbuhan perkebunan 0.1363 hatahun. Laju ini digunakan untuk mengkonversi lahan yang sesuai untuk perkebunan seluas 10,228.0 ha yang terdiri atas lahan terbuka 4,262.0 ha 54.4 dari luas lahan terbuka yang dapat dikonversi dan ladangtegalan 5,966.0 ha 89.6 dari luas ladangtegalan yang dapat dikonversi. Laju ini berfungsi hingga lahan terbuka dan ladangtegalan habis. Selanjutnya luas perkebunan akan mengalami penurunan karena akan dikonversi menjadi permukiman. 6. Ladangtegalan: Luas ladangtegalan mula-mula 6,656.9 ha. Laju perubahan ladangtegalan mengikuti perkembangan konversi lahan menjadi perkebunan, permukiman, dan sawah sesuai dengan lajunya masing-masing. 7. Lahan terbuka: Luas lahan terbuka mula-mula 7,837.68 ha. Laju perubahan lahan terbuka mengikuti perkembangan konversi lahan menjadi perkebunan, permukiman, dan sawah sesuai dengan lajunya masing-masing.

c. Asumsidaftar program Skenario 2 Hutan Dapat Dikonversi:

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Dan Pengembangan Kawasan Wisata Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

4 107 116

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 60 527

Model Analisis Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya, Kabupaten Pontianak)

1 6 208

Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan Di Lahan Kering (Studi Kasus di Kawasan Transmigrasi Kaliorang Kabupaten Kutai Timur)

2 24 203

Model pengembangan perkebunan karet berkelanjutan pada kawasan transmigrasi batumarta provinsi Sumatera Selatan

2 35 215

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 3 259

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

2 19 103

PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MASYARAKAT TRANSMIGRASI BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN: Studi Pengembangan Model Pelatihan Tenaga Kerja Bangunan pada Kawasan KTM Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

0 0 70

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KARET DI SUMATERA SELATAN

0 0 9

DAMPAK POLA PEREMAJAAN PARTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 12