50
3.5.2 Analisis Kebutuhan Stakeholder
Pengembangan kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi Batumarta secara berkelanjutan perlu dilakukan dengan pendekatan partisipatif, sebagai
konsekuensi logis dari konsep pembangunan yang bertumpu pada masyarakat dan stakeholders
. Kebutuhan stakeholders, terutama dari pihak pemerintah ditelusuri dari dari dokumen-dokumen perencanaan, laporan hasil studi atau kertas kerja
yang diterbitkan oleh lembaga terkait, sebelum dilakukan diskusi dan wawancara. Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kebutuhan stakeholders berkaitan dengan pengembangan kawasan transmigrasi Batumarta. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat, pemerintahpemerintah
daerah, lembaga swadaya masyarakat dan swasta. Dalam melakukan wawancara digunakan pedoman wawancara berupa perangkat pertanyaan yang diajukan
kepada responden. Hasil analisis kebutuhan stakeholders berupa faktor-faktor penting yang
harus diperhatikan dalam pembangunan kawasan transmigrasi berkelanjutan di lahan kering dan merupakan masukan dalam penentuan faktor kunci keberlanjutan
pembangunan kawasan.
3.5.3 Analisis Prospektif
Analisis prospektif dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan di masa yang akan datang tentang pengembangan kawasan berkelanjutan sesuai dengan
pengetahuan kebutuhan dari para stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan perkebunaan karet rakyat berkelanjutan di kawasan Batumarta. Analisis
prospektif dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan mengantisipasi perubahan melalui skenario. Menurut Bourgeois 2007, analisis prospektif tidak
berfokus pada optimasi solusi, tetapi pada penyediaan berbagai macam pilihan dan tujuan bagi pembuat keputusan dan turut merancang serangkaian alternatif
ketimbang memilih alternatif terbaik. Hasil analisis prospektif adalah menemukenali faktor-faktor kunci yang
harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan yang telah disepakati bersama stakeholders di masa mendatang. Selanjutnya faktor-faktor
kunci tersebut digunakan untuk mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa
51 depan. Penentuan faktor kunci untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut
penting dan sepenuhnya merupakan pendapat dari pihak yang berkompeten sebagai pelaku dan ahli dalam bidang pengembangan perkebunan karet
berkelanjutan di kawasan Batumarta. Pendapat tersebut diperoleh melalui bantuan kuesioner dan wawancara langsung di wilayah studi. Tahapan dalam melakukan
analisis prospektif adalah: 1. Menentukan faktor kunci untuk masa depan dari sistem yang dikaji. Pada
tahap ini dilakukan identifikasi seluruh faktor penting, menganalisis pengaruh dan ketergantungan seluruh faktor dengan melihat pengaruh timbal balik
dengan menggunakan matriks, dan menggambarkan pengaruh dan ketergantungan dari masing-masing faktor ke dalam 4 kuadran utama
Gambar 4.
Gambar 4 Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem Godet, 1999.
Pengaruh langsung antar faktor dalam sistem, yang dilakukan pada tahap pertama analisis prospektif dengan menggunakan matriks pengaruh langsung
antar faktor dalam usahatani berkelanjutan pada pola permukiman transmigrasi umum lahan kering sebagaimana disajikan pada Tabel 4.
Faktor Penentu
INPUT
Faktor Penghubung
STAKES
Faktor Bebas
UNUSED
Faktor Terikat
OUPUT
Pengaruh
Ketergantungan
52 Tabel 4 Pengaruh langsung antar faktor dalam pengelolaan pengembangan
kawasan transmigrasi berkelanjutan
Dari
Tehadap A
B C
D E
F G
H I
A B
C D
E F
G H
I
Keterangan : A – I = Faktor-faktor dalam sistem yang dikaji Skor pengisian adalah: skor 0 apabila tidak ada pengaruh, skor 3 apabila
pengaruhnya sangat kuat, skor 1 apabila pengaruhnya kecil, dan skor 2 apabila pengaruhnya sedang.
2. Menentukan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama. 3. Mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa depan. Pada
tahap ini dilakukan identifikasi bagaimana elemen kunci dapat berubah dengan menentukan keadaan state pada setiap faktor, memeriksa perubahan
mana yang dapat terjadi bersamaan, dan menggambarkan skenario dengan memasangkan perubahan yang akan terjadi dengan cara mendiskusikan
skenario dan implikasinya terhadap sistem. 4. Menentukan keadaan state suatu faktor. Ketentuan-ketentuan yang harus
diikuti pada tahap ini adalah: a keadaan harus memiliki peluang sangat besar untuk terjadi bukan khayalan dalam suatu waktu di masa datang, b keadaan
bukan merupakan suatu tingkatan atau ukuran suatu faktor tetapi merupakan deskripsi tentang situasi dari sebuah faktor, c setiap keadaan harus
diidentifikasikan dengan jelas, d bila keadaan dalam suatu faktor lebih dari satu maka keadaan-keadaan tersebut harus dibuat secara kontras, dan e
mengidentifikasi keadaan yang peluangnya sangat kecil untuk terjadi atau berjalan bersamaan mutual compatible.
5. Membangun skenario yang mungkin terjadi. Langkah-langkah dalam membangun skenario terhadap tahapan faktor-faktor yang mungkin terjadi
adalah: a skenario yang memiliki peluang besar untuk terjadi di masa datang disusun terlebih dahulu, b skenario merupakan kombinasi dari faktor-faktor.
53 Oleh sebab itu, sebuah skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk
setiap faktor hanya memuat satu tahapan dan tidak memasukkan pasangan keadaan yang mutual incompatible, c setiap skenario mulai dari alternatif
paling optimis sampai alternatif paling pesimis diberi nama, dan d memilih skenario yang paling mungkin terjadi.
6. Penyusunan implikasi skenario merupakan kegiatan terakhir dalam analisis prospektif yang meliputi: a skenario yang terpilih pada tahap sebelumnya
dibahas kontribusinya terhadap tujuan studi, b skenario tersebut didiskusikan implikasinya, dan c tahap selanjutnya menyusun rekomendasi kebijakan dari
implikasi yang sudah disusun Hardjomidjojo, 2004.
3.5.4 Analisis Sistem Dinamik