138
produksi, 4 meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani dalam teknik budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran produksi tanaman karet
maupun tanaman pangan, 5 melakukan penguatan kelembagaan ekonomi mikro yang menunjang sektor pertanian khususnya off-farm, dan 6
menetapkan areal konservasi terutama di sempadan sungai, danau, rawa atau waduk.
6.2 Saran
Untuk mengimplementasikan strategi pada butir kesimpulan nomor 3 diperlukan langkah-langkah dari pihak pemerintahlembaga otoritas terkait
sebagai berikut: 1 melakukan advokasi kepada masyarakat perlunya mempertahankan areal persawahan yang ada saat ini, 2 memfasilitasi akses
terhadap permodalan untuk pemeliharaan dan peremajaan kebun dalam bentuk fasilitas kredit usaha rakyat, dan memperbesar kuotapagu skim kredit revitalisasi
perkebunan, 3 memfasilitasi bantuan program pelatihan teknis dan manajemen agribisnis untuk tanaman karet maupun tanaman pangan, 4 memfasilitasi
pembentukan maupun pemberdayaan kelembagaan ekonomi terkait agribisnis dan agroindustri, 5 memetakan kembali areal-areal budidaya yang memerlukan
tindakan konservasi
khusus dan
areal yang
harus direservasi,
6 mengkoordinasikan langkah-langkah yang memerlukan sinergi dan keterpaduan
antar instansilembaga.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman A., IG. Ismail dan Sutono, 1997. Dukungan Penelitian Terhadap
Pertanian Lahan Kering. Prosiding Lokakarya Nasional Pertanian Lahan Kering Beberapa Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu di Kawasan
Timur Indonesia. Malang, 10 Oktober 1996. Halaman 1-10.
Adnyana, M.O., 2001. Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Berkelanjutan. FAE 19 2 38 - 49.
Adiatmojo, G.D. 2008. Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan Di Lahan Kering Studi Kasus di Kawasan Transmigrasi
Kaliorang Kabupaten Kutai Timur. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Anharudin, R.N. Dewi, dan R. Anggraini, 2003. Membidik Arah Kebijakan Transmigrasi Pasca Reformasi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Ketransmigrasian, I : 1 – 14. Anwar, C. 2006a. Manajemen Dan Teknologi Budidaya Karet. Disampaikan Pada
Pelatihan Tekno Ekonomi Agribisnis Karet pada Tanggal 18 Mei 2006 di Jakarta PT. FABA Indonesia Konsultan. Jakarta.
Anwar, C. 2006b. Perkembangan Pasar dan Prospek Agribisnis Karet di Indonesia. Disampaikan pada Lokakarya Budidaya Tanaman Karet pada
Tanggal 4-6 September di Medan. Balai Penelitian Sungei putih. Pusat Penelitian Karet. Jakarta.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. 472 Halaman. Barrow, C.J. 1991. Land Degradation, Development and Breakdown of Terrestrial
Environment, Cambrigde University Press. Cambrigde. Basit, A. 1996. Analisis Ekonomi Penerapan Teknologi Usahatani Konservasi
pada Lahan Kering Berlereng di Wilayah Hulu DAS Jratunseluna, Jawa Tengah. Disertasi, Program Studi Pascasarjana. Institut Pertanain Bogor.
Beller, W. 1990. How to Sustain a Small Island. In Beller, W., P. d’Ayala and P. Hein Editors : Sustainable Development and Environmental Management
of Small Island. Man and the Biosphere Series. Vol. 5. UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Paris.
BPS [Badan Pusat Statistik], 2009. Potensi Desa PODES. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
140 Briassoulis, H. 1999. Analysis of Land Use Change: Theoretical and Modeling
Approaches. In Loveridge, S [Editor]. 1999. The Web Book of Regional Science. Regional Research Institute, West Virginia Univ.Morgantown.
http:www.rri.wvu.eduWeb BookBriassouliscontents.htm [11 Mar 2004].
Brouwer, F.M., A.J. Thomas, and M.J. Chadwick [Editor]. 1991. Land Use Changes in Europe: Processes of Change, Environmental Transformations
and Future Patterns. Kluwer Academic Pub. Dordrecht. Boerhendhy, I. dan D.S. Agustina. 2006. Potensi Pemanfaatan Kayu Karet Untuk
Mendukung Peremajaan Perkebunan Karet Rakyat. Jurnal Litbang Pertanian, 25 2: 61-67. Balai Penelitian Sembawa. Pusat Penelitian
Palembang.
Collier W.L., 1979. Social and Economic Aspects of Tidal Swamp Land Development. Proceedings Simposium Nasional IV Pengembangan Daerah
Pasang Surut di Indonesia, Palembang 5-9 Feb 1979. Dit.Jen. Pengairan, DPU Institut Pertanian Bogor, Buku I : 59-155.
Cicin-Sain, B. and R.W. Knecht, 1998. Integrated Coastal and Ocean Management. Island Press, Washington DC.
Cocosis, H. 1991. Historical Land Use Changes: Mediterranean Regions of Europe. In Brower, F.M., A.J. Thomas, dan M.J. Chadwick [Editors]. Land
Use Changes in Europe: Processes of Change, Environmental Transformations and Future Patterns. Kluwer Academic Pub. Dordrecht.pp.
441-462.
Danarti. 2003. Potensi Dana Swadaya Sebagai Sumber Modal Pengembangan Usaha di Permukiman Transmigrasi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Ketransmigrasian II : 55 - 61. Djaenuddin dan M. Sudjadi. 1987. Statistik Sumberdaya LahanTanah Indonesia.
Pusat Penelitian Tanah, Bogor. Departemen Transmigrasi. 1992a Peraturan Menteri Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : PER. 155MEN1992, Tentang Pedoman Induk Penyelenggaraan Transmgrasi. Jakarta.
Departemen Transmigrasi. 1992b Makarti Mukti Tama Transmigrasi. Jakarta. [Depnakertrans] Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2005. Transmigrasi
Berwawasan Lingkungan, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi, Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan,
Jakarta.
Dewi, R.N., S. Hugeng, E. Ariani, dan Nushah. 2006. Pengembangan Pemukiman Transmigrasi Pola Usaha Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan
141 Pengembangan
Ketransmigrasian. Badan
Litbang dan
Informasi, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jakarta.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang. 2000. Model Dinamika Perkotaan. Study on New and Improved Technique For Spatial Planning in Metropolitan Area.
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Jakarta. Dudung, A.A. 1991. Peluang Pengembangan Tanaman Pangan di Indonesia
Bagian Timur Ditinjau dari Sumberdaya Iklim, Simposium Meteorologi Pertanian III, 10-12 Agustus 1991, Malang.
Effendi, S. 1984. Membangun Pertanian Lahan Kering Yang Tangguh. Proceeding Pertemuan Teknis Penelitian Pola Usahatani Menunjang
Transmigrasi Hal. 391 - 398. Bogor, 27-29 Februari 1984. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Eriyatno. 2003. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press. Bogor.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 1995. Planning for Sustainable Use of Land Resources. FAO Land and Water Bulletin; 2. FAO. Rome.
Godet M. 1999. Scenarios and Strategies. A Toolbox For Scenario Planning. Librairie des Arts et Metiers. Paris. France.
Gouyon, A., H. de Foresta dan P. Levang. 2000. Kebun Karet Campuran Di Jambi dan Sumatera Selatan. dalam de Foresta, H., A. Kusworo, G. Michon dan
W.A. Djatmiko [Editors]. 2000. Ketika Kebun berupa Hutan: Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. International Centre For
Research In Agroforestry. Bogor.
Fadjar, U., B. Drajat, M.T. F. Sitorus, dan M.A. Sunito. 2002. Penduduk, Kebun Karet dan Kemiskinan. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Bogor.
Forrester, J.W. 1971. World Dynamics. Wright Allen Pr. Cambridge, MA. Ginting Soeka, B. D. 2007. Rancang Bangun Sistem Pengembangan Transmigrasi
Lahan Kering Berkelanjutan. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hakim, N., Ismail, Mardanus, H. Muchtar, dan Yunus. 1994. Pola Pertanian Terpadu di Lahan Kering Kritis. Laporan Penelitian Tahun II. Kerja sama
Litbang Pertanian dengan Puslit Universitas Andalas. Padang.
142 Hardjowigeno, S., dan Sukmana, S. 1995. Menentukan Tingkat Bahaya Erosi
Erosion Hazard Evaluation. Laporan Teknis Technical Publications LT 16, LREP-IIC. Second Land Resource Evaluation And Planning Project.
Part C. Strengthening Soil Resources Mapping. ARCADIS Euroconsult with P.T. Andal Agrikarya Prima. Centre For Soil And Agroclimate
Research. Bogor.
Hardjowigeno, S., dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hartrisari. 2007. Sistem Dinamika: Konsep Sistem dan Permodelan Untuk Industri dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor. SEAMEO BIOTROP.
Bogor. Hidayat, A. dan A. Mulyani. 2005 Lahan Kering untuk Pertanian In
Abdurrachman, A. dan Mappaora penyunting. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering, Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan.
Halaman 7-37. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Hikmatullah, A. Hidayat, U. Affandi, E. Suparma, T. F. Chendy dan P. Buurman. 1990. Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Baturaja
1011 dan Lembar Lahat 1012, Sumatera. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Heilig, G.K. 1996. Anthropogenic Driving Forces of Land Use Change in China. WP 1996; 011. International Institute for Applied System Analysis.
Laxenburg. Austria. Ilham N dan K.D. Saktyanu. 1998. Perencanaan Sistem Usahatani terpadu dalam
Menunjang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan: Kasus Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Jurnal Agro Ekonomi 17 1 : 33 – 50.
Ismunandar S., Y. Sugito dan B. Guritno. 1997. Penerapan Teknologi Perbaikan Lahan, Pengelolaan Kesuburan Tanah, dan Bina Usahatani Lahan
Pekarangan di UPT Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Prosiding Lokakarya Nasional Pertanian Lahan Kering Beberapa Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu di Kawasan Timur Indonesia. Malang, 10 Oktober 1996. Halaman 109-117.
Jones, A., and J. Clark. 1997. Driving Forces behind European Land Use Change: An Overview. In The User Needs for More Harmonized Land Use
Information at the National and EU Level. Report on the CLAUDE Workshop; Wageningen, Netherlands, 22-23 Mei 1997. [CLAUDE]
Coordinating Land Use and Cover Data and Analysis in Europe Concerted Action. Netherland. pp. 24-31.
143 [KANDEPTRANS OKU] Kantor Departemen Transmigrasi Kabupaten OKU.
1993. Selayang Pandang Pelaksanaan Proyek Transmigrasi Batumarta Kabupaten OKU, Sumatera Selatan. Kantor Departeman Transmigrasi
Kabupaten OKU, Baturaja.
.Kay, R, and J. Alder. 1999. Coastal Planning and Management. Routledge. New York.
Knapp, B.J. 1979. Elements of Geographical Hydrology. George Allen and Unwim Ltd. London.
Lembaga Penelitian Tanah. 1969. Kemungkinan Perluasan Areal Pertanian di Dataran Indonesia. Menara Perkebunan 38 3-4:6-15.
Lembaga Penelitian Tanah. 1975. Soil Survey of The Transmigration Project Area Baturaja-Martapura South Sumatera. Ministry of Agriculture.
Directorate General of Food Crops. Soil Research Institute. Bogor. Levang, P. 2003. Ayo ke Tanah Sabrang, Transmigrasi di Indonesia, Kepustakaan
Populer Gramedia, Institut de Recherche Pour le Développement, Forum Jakarta Paris, Jakarta.
Lubis, S., Daswir, dan C. Nancy. 1984. Model Usahatani Untuk Mencapai Pendapatan Keluarga Transmigrasi Sebesar US 1.500 Per Tahun.
Proceeding Pertemuan Teknis Penelitian Pola Usahatani Menunjang Transmigrasi Hal. 216-225. Bogor, 27-29 Februari 1984. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Lucas, H.C. 1993. Analisis, Desain dan Implementasi Sistem Informasi Penerjemah: Abdul Basith. Erlangga. Jakarta.
Manning, E. 1988. The Analysis of Land Use Determinants in Support of Sustainable Development. CP 1988: 1 . International Institute for Applied
System Analysis. Laxenburg, Austria. Manetch, T.J and G.L. Park . 1977 Sistem Analysis and Simulation With
Application to Economic and Social System Part I. Third Edition, Department of Electrical Engineering and Sytem Science. Michigan State
University. East Lansing, Michigan.
Mastur. 2002. Potensi Pemanfaatan Lahan Marginal untuk Pembangunan Agribisnis Berkelanjutan. Alami. Jurnal Air, Lahan, Lingkungan dan
Mitigasi Bencana 7 1 : 14 – 20. Moser, S.C. 1996. A Partial Instructional Module on Global and Regional Land
UseCover Change: Assessing the Data and Searching for General Relationships. Geojournal 39 3: 241-283.
144 Moffatt, I., and
N. Hanley. 2001. Modelling Sustainable Development : Systems Dynamic and Input–Ouput Approaches. Journal Environmental Modelling
and Software 16: 545 – 557. Muhammadi, E. Aminullah dan B. Soesilo. 2001. Analisis Sistem Dinamis
Lingkungan Hidup,Sosial, Ekonomi dan Manajemen. UMJ Press. Jakarta. Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development.
World Bank Environmental Paper No. 3. The World Bank , Washington DC.
Mulyani A. dan H. Suhardjo. 1994. Karakteristik Tanah di Lahan Kering Marginal Propinsi Jambi. Prosiding Penanganan Lahan Kering Marginal
Melalui Pola Usahatani Terpadu di Jambi, Jambi 2 Juli 1994. Halaman 1-8 Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Nancy, C dan M. Supriadi. 2005. Karakterisasi Sosial Ekonomi Peremajaan dan Pengembangan Karet Rakyat Partisipatif di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet 232: 87 -113. Nursyamsi D. dan Heryadi. 1996. Penggunaan Kapur dan Pupuk P Untuk
Memperbaiki Sifat-sifat Tanah Podsolik Ultisols pada Lahan Alang-alang. Kumpulan Makalah Seminar Forum Komunikasi Penelitian Tanah dan
Agroklimat, Nomor 11 996. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Nugroho, P.S. 2002. Peluang dan Tantangan Pengembangan Lahan Kering Untuk Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Alami. Jurnal Air,
Lahan, Lingkungan dan Mitigasi Bencana 7 1 : 2 – 13. Nugroho, P.A. dan Istianto. 2009. Pentingnya Pemupukan Tanaman Karet.
LPPCOM. Hal: 17-18. Oldeman, L.R., I. Las, , and Muladi. 1980. Agroclimatic Maps of Kalimantan,
Irian Jaya, Bali West and East Nusa Tenggara, Contr. Centr. Rest. Inst. Agric, Bogor.
Pandiadi, Haryati, L. Purbandini, dan N. Parsaoran. 2006. Studi Pengembangan Permukiman Transmigrasi Pola Usaha Perkebunan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ketransmigrasian.
Badan Litbang
dan Informasi,
Depnakertrans. Jakarta. Pasaribu, M. 2004. Perkembangan Transmigrasi di Indonesia, Penerbit Rimba
Raya. Medan. Parhusip, A.B. 2008. Potret Karet Alam Indonesia. Economic Review 213: 1-8.
Jakarta.
145 [PPK] Pusat Penelitian Karet. 2006. Saptabina Usaha Tani Karet Rakyat. Thomas
Eds. Pusat Penelitian Karet. Balai Penelitian Sembawa. Pangkalan Balai. Priyono. 2003. Pembangunan Kawasan Transmigrasi Suatu Tinjauan
Pengembangan Wilayah.
Jurnal Penelitian
dan Pengembangan
Ketransmigrasian. I : 15 – 24. Rosyid, M.J dan T. Subagyo. 1990. Optimasi Pola Usahatani Karet Terpadu
Pada Lahan Kering di Daerah Transmigrasi Batumarta, Sumatera Selatan. Prosiding Konferensi Nasional Karet 1990. Palembang, 18 – 20 september
1990. Buku II: 751 -761. Pusat Penelitian Perkebunan Sembawa. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia.
Rustiadi, E., S. Saefulhakim, dan D. R. Panuju. 2004. Perencanaan Pengembangan Wilayah. Konsep dan Teori. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.
Sanim, B. 2006. Analisis Ekonomi Lingkungan dan Audit Lingkungan. Makalah disampaikan pada Pelatihan Dosen Perguruan Tinggi Negeri Se-Jawa dan
Bali dalam Bidang Audit Lingkungan. Bogor, 11-20 September 2006. Semaoen, L. Iksan, Agustina, dan Soemarno. 1991. Pendekatan Sistem Usahatani
yang Berkelanjutan di Lahan Kering. Prosiding Simposium Nasional, 29-30 Agustus 1991. INRES-Puslit UNIBRAW, P2KL Bimas, Malang. Hal 1-10.
Simbolon, H.B. 2009. Model Analisis Kebijakan Pengembangan Kawasa Transmigrasi Berkelanjutan Studi Kasus: Kawasan Transmigrasi Rasau
Jaya, Kabupaten Pontianak. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sinukaban, N. 1996. Program Penanggulangan UPT Bermasalah. Terms Of Reference TOR. Disampaikan dalam Presentasi Program Penanggulangan
UPT Bermasalah di Departemen Transmigrasi dan PPH dalam rangka kerjasama IPB dengan Departemen Transmigrasi dan PPH. Tidak
dipublikasikan.
Sitorus S.R.P. 1989. Survai Tanah dan Penggunaan Lahan. Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan. Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sitorus S.R.P. , R.A. Pratiwi dan J. Winoto. 2000. Analisis Keragaman
Produktivitas dan Pengusahaan Lahan Serta Faktor-Faktor Fisikososial Yang Mempengaruhinya di Unit Permukiman Transmigrasi Pola Tanaman
Pangan Lahan Kering di Indonesia. Agrivita 22 2 : 77 – 91. Jurnal Ilmu Pertanian. Malang.
Sitorus S.R.P.,dan D.O Pribadi. 2000. Studi Alokasi Luasan Lahan dan Model Kegiatan Usahatani di Daerah Transmigrasi. Jurnal Tanah Tropika 10: 187-
200.
146 Sitorus, S.R.P., dan T.A. Susetio. 2000. Analisis Produktifitas Lahan, Sifat Kimia
Tanah, Pengusahaan Lahan dan Pendapatan Transmigran Pola Tanaman Pangan Lahan Basah di Indonesia. Jurnal Agrista, 4 2 : 144 -161.
Sitorus, S.R.P. 2002. Potensi dan Permasalahan Lahan Marjinal Alang-alang Untuk Penggunaan Pertanian dan Transmigrasi. Alami. Jurnal Air, Lahan,
Lingkungan dan Mitigasi Bencana. 7 1 : 1 – 8. Sitorus, S.R.P. 2003. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan.
Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan Departemen Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Sitorus, S.R.P. 2004. Tanah Lingkungan. Laboratorium Perencanaan
Pengembangan Sumberdaya Lahan. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Sitorus, S.R.P. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit Tarsito. Bandung. 185 Halaman.
Skole, D.L. 1994. Data on Global Land Cover Change: Acquisition, Assessment,and Analysis. In W.B. Meyer dan B.L. Turner II [Editors].
Changes in Land Use and Land Cover: A Global Perspective. Cambridge Univ Pr. Cambridge. pp. 437-471.
Subroto, I dan U. Hamzah. 1998. Peningkatan Kualitas Pembinaan Masyarakat Transmigrasi. Prosiding Seminar Reformasi Pembangunan Transmigrasi.
Jakarta 5-6 November 1998. Buku II : 1-21. Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal, Departemen Transmigrasi dan PPH.
Susila W. R. 1991. Pola Usahatani Alternatif Untuk Daerah Transmigrasi di Sumatera Selatan. Buletin Perkebunan Rakyat 7 2 : 78 – 87.
Suwardjo H., A. Abdurrachman dan S. Abujamin. 1989. The Use of Crop Residue Mulch to Minimize Tillage Frequency. Pemberitaan Penelitian Tanah dan
Pupuk, 8: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Syam, A. 2003. Sistem Pengelolaan Lahan Kering Di Daerah Aliran Sungai
Bagian Hulu. Jurnal Litbang Pertanian 22 4 : 1 – 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sosial Ekonomi
Pertanian. [serial
online] http;pustaka.bogor.netpubljp3jp224-51.htm.[30 Agustus 2004].
Tadjuddin D. 1997. Perencanaan Usahatani Transmigran Di SKP G Timpeh, Kabupaten Sawahiunto-Sijunjung, Propinsi . Sumatera Barat Dengan
Menggunakan “Goal Programming”. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
147 [Tim Penulis PS]. 2008. Panduan Karet Lengkap. Penebar Swadaya. Jakarta.
Turner II, B.L., C. Clark, R.W. Kates, J.F. Richards, J.T. Mathews, and
W.B.Meyer [Editor]. 1990. The Earth as Transformed by Human Action: Global and Regional Changes in the Biosphere Over the Past 300 Years.
Cambridge Univ Pr. Cambridge.
Turner II, B.L., and W.B Meyer. 1994. Global Land Use and Land Cover Change: An Overview. In W.B. Meyer and B.L. Turner II [Editors]. Changes in Land
Use and Land Cover: A Global Perspective. Cambridge Univ Pr. Cambridge. pp. 3-10.
Turner II, B.L., D. Skole, S. Sanderson, G. Fischer, L. Fresco, and R. Leemans. 1995. Land Use and Land Cover Change: ScienceResearch Plan.
International Geosphere-Biosphere Programme IGBP Report 35, Human Dimension Programme HDP Report 7. IGBP-HDP. Stockholm and
Geneva.
Wiradinata, S. 1987. Model Simulasi Penggunaan Lahan kering secara Optimal Ditinjau dari segi Agrohutani di Daerah Aliran Sungai Citanduy, Jawa Barat
Studi Kasus: Cilojang I. Disertasi. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Weber, T.A., and G.A. Margheim. 2000. Conservation policy in the United States: is there a better way? In: Napier, T.L., S.M. Napier, J.Tyrdon Eds., Soil
and Water Conservation Policies and Programs. CRC Press. London.pp. 51- 61.
Wibawa,G dan M.J. Rosjid. 2000. Peningkatan Produktivitas Lahan dengan Teknologi Intercroping. Ekspose Teknologi Hasil Penelitian Perkebunan.
Widjaya dan Hidayati. 2003. Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Penelitian Karet.
Indonesian Journal of National Rubber Research 211-3: 1-11. Pusat Penelitian Karet Riset Perkebunan Indonesia. Bogor.
Wigena. I.G.P., H. Siregar, Sudradjat, dan S.R.P. Sitorus. 2009. Desain Model Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan Berbasis
Pendekatan Sistem Dinamis Studi Kasus Kebun Kelapa Sawit Plasma PTP Nusantara V Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jurnal Agro
Ekonomi, 27 1 : 81-108.
World Bank. 1988. Indonesia, The Transmigration Program In Perspective. A World Bank Country Study. The World Bank, Washington D.C., USA
internal document unit.
148 World Bank. 1994. Indonesia Transmigation Program. A Review of Five Bank-
Supported Projects. Office of Director- General Operations Evaluation. The World Bank, Washington D.C. 20433. USA for official use only.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten OKU, Tahun 2008
Kecamatan Laki-laki
Perempuan Jumlah
Rasio Jenis
Kelamin
1, Lengkiti
14, 950 13,699
28 ,649 109.13
2, Sosoh Buay Rayap
6 ,731 6,115
12 ,846 110.07
3, Pengandonan
8 ,504 8,149
16 ,653 104.36
4, Semidang Aji
13, 457 12 ,658
26 ,115 106.31
5, Ulu Ogan
4 ,175 3 ,889
8 ,064 107.35
6, Muara Jaya
- -
- -
7, Peninjauan
20 ,844 19 ,609
40 ,453 106.30
8, Lubuk Batang
14 ,059 13 ,079
27 ,138 107.49
9, Sinar Peninjauan
9 ,511 8 ,680
18 ,191 109.57
10, Baturaja Timur 46 ,703
44 ,953 91 ,656
103.89 11, Lubuk Raja
14 ,699 13 ,482
28 ,181 109.03
12, Baturaja Barat 17 ,638
16 ,921 34 ,559
104.24
JUMLAH 171, 271
161 ,234 332 ,505
106.23
Sumber : BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu 2009 Masih tergabung di kecamatan induknya
Lampiran 2
Jumlah Penduduk, Jumlah Desa dan Luas Kecamatan menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Tahun 2008
KECAMATAN Penduduk
Desa
Kel
Luas daerah Km
2
1. Martapura 2. Bunga Mayang
3. Jaya Pura 4. B,P, Peliung
5. Buay Madang 6. Buay Madang Timur
7. B,P, Bangsa Raja 8. Madang Suku II
9. Madang Suku III 10. Madang Suku I
11. Belitang Mdg Raya 12. Belitang I
13. Belitang Jaya 14. Belitang III
15. Belitang II 16. Belitang Mulya
17. Semendawai Suku III 18. Semendawai Timur
19. Cempaka 20. Semendawai Barat
44,493 16,012
7,493 29,224
40,044 53,573
10,009 28,650
20,274 34,964
37,113 47,397
19,576 29,301
36,120 19,366
37,314 31,394
28,372
19,403 14
8 8
13 13
23 7
15 9
12 15
22 13
20 23
11 19
16 13
12 102.16
113.54 230.17
154.13 114.36
156.25 192.95
129.34 195.32
211.25 163.59
354.50
91.97 153.87
153.59 45.97
297.77 183.27
101.00 225.00
JUMLAH 590,092
286
3,370.00
Sumber : BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 2009
Lampiran 3 Luas Pengunaan Tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Tahun 2008
Jenis Pemanfaatan Luas ha
terhadap Total
1,
KampungPermukiman 2,980
0.82
2,
Industri 209
0.05
3,
Pertambangan 200
0.05
4,
Sawah a. Irigasi tehnis
- -
b. Non irigasi 1,680
0.46
5,
Pertanian Tanah Kering Semusim 13,992
3.87
6,
Kebun Campuran 15,832
4.37
7,
Perkebunan Besar 32,521
8.99
8,
Perkebunan rakyat 86,089
23.80
9,
Alang-alang 5,152
1.42
10,
Semak 1,770
0.49
11,
Hutan Lebat 52,666
14.56
12,
Hutan Belukar 141,750
39.19
13,
Hutan sejenis 6,456
1.79
14,
Perairan Darat 51
0.001
15
Tanah terbukatandusrusakkosong -
-
16,
Jalan 112
0.04
17,
Sungai 309
0.08
JUMLAH 361,760
100.00
Sumber : BPN Kabupaten Ogan Komering Ulu 2009 Lampiran 4
Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Tahun 2008
Jenis Pemanfaatan Luas ha
terhadap Total
1. KampungPemukiman
2. Industri
3. Pertambangan
4. Sawah
a. Irigasi Tehnis b. Irigasi setengah tehnis
c. Non Irigasi
5. Pertanian Tanah Kering Semusim
6. Kebun Campuran
7. Perkebunan Besar
8. Perkebunan Rakyat
9. Alang-Alang
10. Semak 11. Hutan Lebat
12. Hutan Belukar 13. Hutan Sejenis
14. Perairan Darat 15. Tanah TerbukaTandusRusakKosong
16. Jalan 17. Sungai
10,457 -
- 21,623
1,396 82,676
18,196 10,146
7,100 78,896
4,064 3,200
7,448 74,626
5,000 11,200
800 63
109 3.11
- -
6.42 0.41
24.45 5.40
3.09 2.11
23.41 1.21
0.95 2.21
22.14 1.48
3.32 0.24
0.02 0.03
JUMLAH 337,000
100.00
Sumber : BPN Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 2009
Lampiran 5 Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Tanaman Padi
Sawah di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun 2008
Kecamatan Luas
Tanam ha Luas
Panenha Produksi
ton GKP Rata-rata
Produksi tonha
1, Lengkiti
30 28
155.12 5.54
2, Sosoh Buay Rayap
- -
- -
3, Pengandonan
2 ,427 2 ,427
13, 688.28 5.64
4, Semidang Aji,
931 931
5, 148.43 5.53
5, Ulu Ogan,
971 1 ,064
6, 075.44 5.71
6, Muara jaya
- -
- -
7, Peninjauan
387 366
1, 947.12 5.32
8, Lubuk Batang
165 165
871,20 5.28
9, Sinar Peninjauan
- -
- -
10, Baturaja Timur 340
340 1, 938.00
5.70 11, Lubuk Raja
- -
- -
12, Baturaja Barat 2
2 10.56
5.28
JUMLAH 5 ,253
5 ,323 29,834.15
44
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perikanan dan Peternakan Kab, OKU, 2009
Lampiran 6 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Padi Sawah
di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Tahun 2008
Kecamatan Luas
Tanam ha
Luas Panen
ha Produksi
ton Rata-rata
Produksi tonha
1. Martapura 2. Bunga Mayang
3. Jaya Pura 4. B,P, Peliung
5. Buay Madang 6. Buay Madang Timur
7. B,P, Bangsa Raja 8. Madang Suku II
9. Madang Suku III 10. Madang Suku I
11. Belitang Mdg Raya 12. Belitang I
13. Belitang Jaya 14. Belitang III
15. Belitang II 16. Belitang Mulya
17. Semendawai Suku III 18. Semendawai Timur
19. Cempaka 20. Semendawai Barat
3,894 1,081
179 6,235
19,182 10,984
- 6,490
462 10,892
- 9,360
- 2,852
6,605 -
18,770 1,393
6,130 3,416
3,755 1,081
179 6,235
19,182 10,984
- 6,485
462 10,811
- 9,360
- 2,852
6,601 -
18,770 1,393
6,130 3,416
22,192.05 6,388.71
1,057.89 36,973.55
119,887.50 68,650.00
- 38,006.95
2,711.94 66,595.76
- 59,810.40
- 17,767.96
40,530.14 -
114,631.00 8,539.09
34,450.60 19,197.92
5.91 5.91
5.91 5.93
6.25 6.25
- 5.87
5.87 6.16
- 6.39
- 6.23
6,14 -
6.13 6.13
5.62 5.62
JUMLAH 107,925
107,626 657,45.46
6.11
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab, OKUT 2009
Lampiran 7 Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Tanaman Padi
Ladang di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun 2008
Kecamatan Luas
Tanamha Luas
Panenha Produksi
ton GKP Rata-rata
Produksi tonha
1, Lengkiti
960 955
636.48 2.21
2, Sosoh Buay Rayap
547 544
1 ,272.96 2.34
3, Pengandonan
792 792
1,750.32 2.21
4, Semidang Aji
1, 021 1,021
2,205.36 2.16
5, Ulu Ogan
348 347
755.64 2.12
6, Muara jaya
- -
- -
7, Peninjauan
418 418
1,157.86 2.77
8, Lubuk Batang
628 628
1,632.80 2.60
9, Sinar Peninjauan
- -
- -
10, Baturaja Timur 278
277 767.29
2.77 11, Lubuk Raja
- -
- -
12, Baturaja Barat 157
157 408.20
2.60
JUMLAH 5, 149
5, 139 10, 586.91
21.78
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perikanan dan Peternakan Kab, OKU, 2009
Lampiran 8 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Padi
Ladang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Tahun 2008
Kecamatan Luas
Tanamha Luas
Panenha Produksi
ton Rata-rata
Produksi tonha
1. Martapura 2. Bunga Mayang
3. Jaya Pura 4. B.P. Peliung
5. Buay Madang 6. Buay Madang Timur
7. B.P. Bangsa Raja 8. Madang Suku II
9. Madang Suku III 10. Madang Suku I
11. Belitang Mdg Raya 12. Belitang I
13. Belitang Jaya 14. Belitang III
15. Belitang II 16. Belitang Mulya
17. Semendawai Suku III 18. Semendawai Timur
19. Cempaka 20. Semendawai Barat
16 264
526 260
50 20
321 82
35 255
7 -
- 7
165 -
34 145
471 113
15 158
414 260
50 20
321 75
35 255
7 -
- 7
165 -
34 145
471 113
43.35 456.62
1,221.30 741.00
138.50 55.40
889.17 259.50
90.30 657.90
24.22 -
- 20.02
485.10 -
93.50 398.75
1,230.61 327.70
2.89 2.89
2.95 2.85
2.77 2.77
2.77 3.46
2.58 2.58
3.46
- -
2.86 2.94
- 2.75
2.75 2.91
2.90
JUMLAH 2,771
2,545 7,272.94
2.86
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab, OKUT 2009