68 untuk tanaman tahunan. Potensi lahan dapat ditingkatkan dengan perbaikan
kesuburan Lembaga Penelitian Tanah, 1975. Menurut Widjaya dan Hidayati 2003 yang menganalisis kesesuaian lahan Kawasan Batumarta untuk tanaman
karet dengan membandingkan antara karakteristik lahan dengan persyaratan lahan dan iklim untuk tanaman karet mengemukakan bahwa lahan di Batumarta
tergolong Sangat Sesuai S1. Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna tanah.
Inti evaluasi kesesuaian lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas
lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaiankemampuan lahan untuk jenis
penggunaan lahan tersebut. Klasifikasi kesesuaian atau kemampuan lahan adalah pengelompokan
lahan berdasarkan kesesuaiannya atau kemampuannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Pengelompokan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan satuan peta
tanah SPT, atau sering juga disebut satuan unit lahan dari hasil survei tanah sebagai satuan evaluasi dan sebagai dasar untuk menentukan batas-batas
penyebarannya. Klasifikasi kesesuaian atau kemampuan lahan adalah pengelompokan
lahan berdasarkan kesesuaiannya atau kemampuannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Pengelompokan ini dilakukan dengan menggunakan satuan peta tanah
SPT, atau sering juga disebut satuan unit lahan SUL dari hasil survei tanah sebagai satuan evaluasi dan sebagai dasar untuk menentukan batas-batas
penyebarannya.
4.3. Kependudukan dan Sosial Budaya
Berdasarkan data PODES 2009 yang disajikan pada Tabel 8, jumlah penduduk di 16 desa ex UPT Kawasan Batumarta adalah 53.549 jiwa 13.940
KK dari semula sejumlah 29.303 jiwa 6.500 KK pada saat penempatan. Dari luas wilayah sebesar 82.000 ha yang dicadangkan oleh Pemerintah untuk Proyek
Transmigrasi Batumarta, menurut data PODES 2008 tersebut, yang termasuk dalam 16 desa ex UPT Batumarta hanya seluas 33.490,54 ha, sedangkan sisanya
69 termasuk dalam desa-desa sekitar baik itu berupa desa Asli penduduk setempat
maupun desa-desa baru yang merupakan perkembangan desa dari banyaknya pendatang baru baik sebagai transmigrasi swakarsa mandiri yang berasal dari
Daerah Asal maupun dari penduduk setempat. Dengan demikian dari luas wilayah Kawasan Batumarta yang dianalisis seluas 83.897,79 ha, seluas 50.407,25 ha
60,08 termasuk ke dalam wilayah administrasi desa-desa sekitar ex UPT Batumarta, yang terdiri dari 19 desa dengan jumlah penduduk 51.046 jiwa.
Apabila jumlah penduduk yang terdaftar di 16 desa ex UPT Batumarta dibagi dengan luas areal di 16 desa tersebut, maka kepadatan penduduk rata-rata
di kawasan ini adalah 160 jiwakm2, sedangkan apabila jumlah penduduk di 16 desa ex UPT dan desa-desa disekitarnya yang berada dalam areal kawasan
dijumlahkan dan dibagi dengan luas areal kawasan keseseluruhan, maka kepadatan penduduknya adalah 125 jiwakm2. Sebanyak 92 keluarga di 16 desa
ex UPT bekerja di bidang pertanian, sedangkan di desa sekitarnya 80, dan rata- rata keluarga tani di dalam kawasan Batumarta 86.
Penduduk di wilayah ini mempunyai mobilitas yang tinggi. Letak geografis yang berada di antara kota Palembang dan Bandar Lampung dan didukung oleh
sarana dan prasarana transportasi cukup baik, merupakan salah satu penyebab dari tingginya mobilitas pergerakan penduduk Kabupaten OKU dan OKU Timur.
Penduduk suku bangsa aslilama tersebar dimasing-masing wilayah kecamatan, sedangkan penduduk suku bangsa Jawa-Bali menyebar dikawasan-kawasan
transmigrasi dengan mata pencaharian sebagai petani, sedangkan penduduk tionghoa menyebar dikawasan perkotaan dengan mata pencaharian sebagai
pedagang. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi. Penduduk desa pada umumnya stuktur mata pencahariannya didominasi oleh kegiatan pertanian dengan sub-sektor dominan adalah
perkebunan rakyat karet, kopi, kelapa dan lainnya. Pola permukiman perdesaan
70 di wilayah ini pada umumnya terpencar-pencar dalam satuan pemukiman
mengikuti pola pemukiman sekitar jaringan jalan dan aliran sungai.
Tabel 8 Keragaan Jumlah Penduduk di Kawasan Transmigrasi Batumarta
Kecamatan Nama Desa
Laki-laki jiwa
Perempuan jiwa
Jumlah jiwa
Jumlah KK
Marga Bakti 2.089
1.942 4.031
1.070 Karya Mukti
1.781 1.643
3.424 921
Karya Jaya 1.500
1.219 2.719
752 Sri Mulya
999 964
1.963 590
Marga Mulya 1.012
972 1.984
576 Sinar
Peninjauan Tanjung Makmur
931 856
1.787 570
Batumarta 1 1.896
1.792 3.688
1.046 Batumarta 2
4.748 4.672
9.420 2.144
Lekis Rejo 2.210
2.128 4.338
1.201 Lubuk Raja
Lubuk Banjar 1.479
1.408 2.887
744 Batu Marta 10
973 1.063
2.036 563
Bina Amarta 2.094
1.742 3.836
1.042 Batu Marta 6
1.918 1.908
3.826 779
Wana Bakti 1.634
1.895 3.529
898 Suka Damai
1.188 1.152
2.340 607
Madang Suku III
Karya Makmur 8 929
812 1.741
437
Jumlah 53.549
13.940
Sumber : Kompilasi Data PODES 2009 Dari berbagai suku bangsa tersebut diatas mempunyai keanekaragaman
bahasa yang berbeda, namun diantara mereka hidup dengan rukun dan damai. Selain itu mereka mempunyai agama yang kuat yaitu Islam. Mobilitas penduduk
tinggi, sehingga mereka banyak berkomunikasi antar etnis dan kontak sosial budaya pun terjadi
4.4. Sarana dan Prasarana Kawasan