Tanah dan Kesesuaian Lahan

67

4.2.6. Tanah dan Kesesuaian Lahan

Pada umumnya tanah yang terbentuk di dalam Kawasan Batumarta yang berasal dari bahan endapan liat di daerah cekungan membentuk kelompok tanah Gleisol, dan yang terbentuk dari bahan tersier yang bersifat masam di daerah dataran membentuk kelompok tanah Podsolik. Klasifikasi tanah pada tingkat Great Soil Group yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Tanah 1975, membagi jenis tanah di dalam Kawasan Batumarta ke dalam 6 kelompok yaitu: tanah alluvial 2 seri tanah, tanah-tanah hidromorfik kelabu 3 seri tanah, tanah- tanah podsolik coklat 2 seri tanah, tanah-tanah podsolik merah kuning 8 seri tanah, tanah-tanah lateritik 1 seri tanah, dan tanah kompleks. Tim Pusat Penelitian Tanah 1982 yang melakukan survai kapabilitas tanah di SKP A Batumarta mengelompokkan tanah di lokasi survai ke dalam 3 kelompok yaitu: Gleisol Distrik, Podsolik Kromik dan Podsolik Plintik. Menurut Widjaya dan Hidayati 2003, jenis tanah yang ada di lokasi calon lahan berdasarkan sifat fisik tanahnya termasuk baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman karet, sedangkan sifat kimia tanah kesuburan tanah umumnya masih rendah. Namun kesuburan tanah sendiri dapat ditingkatkan dengan berbagai usaha penambahan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman karet ke dalam tanah, antara lain melalui pemupukan, sehingga kesuburan tanah yang rendah bukan merupakan masalah untuk pertumbuhan tanaman karet, karena relatif mudah untuk diperbaiki. Berdasarkan pengamatan di lapangan pada lokasi calon lahan dapat diketahui kondisi fisik lahan yang meliputi kedalaman efektif tanah, pengamatan bentuk muka lahan dan kemiringan lahan, serta drainase tanah. Kedalaman efektif tanah merupakan parameter yang mendukung pertumbuhan akar tanaman karet, di mana pada lokasi penelitian sangat bervariasi mulai 50 cm sampai 100 cm. Kondisi seperti termasuk dalam keadaan baik untuk kedalaman efektif 100 cm dan termasuk sedang apabila kedalaman efektif 45 cm. Untuk tanaman karet masih dapat tumbuh dengan baik pada tanah 45 cm. Berdasarkan evaluasi lahan terhadap kondisi lahan saat ini present condition, lahan-lahan di Kawasan Batumarta tergolong marginal sampai kurang sesuai untuk pengembangan tanaman pangan, tetapi sesuai sampai sesuai marginal 68 untuk tanaman tahunan. Potensi lahan dapat ditingkatkan dengan perbaikan kesuburan Lembaga Penelitian Tanah, 1975. Menurut Widjaya dan Hidayati 2003 yang menganalisis kesesuaian lahan Kawasan Batumarta untuk tanaman karet dengan membandingkan antara karakteristik lahan dengan persyaratan lahan dan iklim untuk tanaman karet mengemukakan bahwa lahan di Batumarta tergolong Sangat Sesuai S1. Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna tanah. Inti evaluasi kesesuaian lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaiankemampuan lahan untuk jenis penggunaan lahan tersebut. Klasifikasi kesesuaian atau kemampuan lahan adalah pengelompokan lahan berdasarkan kesesuaiannya atau kemampuannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Pengelompokan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan satuan peta tanah SPT, atau sering juga disebut satuan unit lahan dari hasil survei tanah sebagai satuan evaluasi dan sebagai dasar untuk menentukan batas-batas penyebarannya. Klasifikasi kesesuaian atau kemampuan lahan adalah pengelompokan lahan berdasarkan kesesuaiannya atau kemampuannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Pengelompokan ini dilakukan dengan menggunakan satuan peta tanah SPT, atau sering juga disebut satuan unit lahan SUL dari hasil survei tanah sebagai satuan evaluasi dan sebagai dasar untuk menentukan batas-batas penyebarannya.

4.3. Kependudukan dan Sosial Budaya

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Dan Pengembangan Kawasan Wisata Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

4 107 116

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 60 527

Model Analisis Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya, Kabupaten Pontianak)

1 6 208

Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berkelanjutan Di Lahan Kering (Studi Kasus di Kawasan Transmigrasi Kaliorang Kabupaten Kutai Timur)

2 24 203

Model pengembangan perkebunan karet berkelanjutan pada kawasan transmigrasi batumarta provinsi Sumatera Selatan

2 35 215

Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan

0 3 259

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

2 19 103

PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI MASYARAKAT TRANSMIGRASI BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN: Studi Pengembangan Model Pelatihan Tenaga Kerja Bangunan pada Kawasan KTM Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

0 0 70

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KARET DI SUMATERA SELATAN

0 0 9

DAMPAK POLA PEREMAJAAN PARTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 12