Hasil Audit BPK Tinjauan Literatur

42 a. Orang yang tinggal disuatu daerah b. orang yang secara hukum berhak tinggal di suatu daerah. dengan kata lain orang yan memiliki surat resmi untuk tingal disuatu daerah www.wikipedia.org Untuk menghitung jumlah, komposisi dan karakteristik penduduk disuatu daerah dilakukan suatu pencatatan yang disebut dengan sensus penduduk. Sensus penduduk adalah suatu rangkaian kegiatan pengambilan stok stock taking penduduk pada suatu titik waktu tertentu yang mencakup seluruh atau sebagian wilayah geografis www.wikipedia.org Metode pencacahan dalam sensus penduduk ada dua, yaitu de facto dan de jure. pencacahan secara de facto adalah pencacahan yang dilakukan di empat dimana mereka ditemukan oleh petugas lapangan sensus sesuai tempat tinggal mereka. Pencacahan secara de jure adalah pencacahan yang dilakukan di tempat mereka tinggal secara resmisesuai identitas diri www.wikipedia.org.

9. Hasil Audit BPK

Auditing menurut Boynton dan Johnson 2006:6 dalam The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American 43 Accounting Association Accounting Review, Vol 47 adalah sebagai berikut: “A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users” Artinya Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan. Untuk meningkatkan kualitas transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah maka laporan keuangan perlu diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kawedar, 2008 dalam Khazanah 2104. Pelaksanaan pemeriksaan dalam sektor pemerintahan oleh BPK-RI dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, yang antara lain menyebutkan bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK terdiri atas 3 tiga jenis pemeriksaan Andriani, 2012, yaitu : 44 1 Pemeriksaan keuangan Salah satu tugas BPK adalah melaksanakan pemeriksaan keuangan. Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan yang bertujuan memberikan keyakinan yang memadai reasonable assurance bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material , sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif lainnya. Pemeriksaan atas laporan keuangan dilakukan dalam rangka memberikan pendapat atau opini atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. 2 Pemeriksaan kinerja Pemeriksaan kinerja bertujuan menilai aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. 3 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu Pemeriksaan dengan tujuan tertentu PDTT bertujuan untuk memeberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa. PDTT tidak memberikan opini ataupun untuk memberikan penilaian kinerja. PDTT bisa bersifat eksaminasi pengujian, review, atau prosedur yang disepakati. Tujuan Pemeriksaan Audit oleh BPK-RI tersebut adalah untuk memberikan opini atau pernyataan profesional pemeriksa atas tingkat 45 kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah, berdasarkan kepada kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan opini, yaitu 1 kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan SAP, 2 efektivitas sistem pengendalian internal, 3 kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan dan 4 kecukupan pengungkapan adequate disclosures, sebagaimana tertuang dalam Penjelasan Pasal 16 ayat 1 Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Sarah, 2014. Meskipun tujuan pemeriksaan audit BPK-RI bukan untuk mencari kesalahan atau penyimpangan, namun bila dari hasil pengujian audit ditemukan penyimpangan, BPK-RI berkewajiban mengungkapkannya sebagai temuan audit Andriani, 2012. Temuan audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan BPK dalam laporan keuangan pemerintah daerah atas pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadap ketentuan pengendalian intern maupun terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku Arifin dan Fitriasari, 2014. Penelitian Liestiani 2008, menemukan bahwa jumlah temuan audit BPK berkorelasi positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah kabupatenkota. Sebab melalui adanya temuan ini, BPK akan meminta adanya koreksi dan 46 peningkatan pengungkapannya Arifin dan Fitriasari, 2014. Sehingga, semakin besar jumlah temuan maka semakin besar jumlah tambahan pengungkapan yang akan diminta oleh BPK dalam laporan keuangan. 47

B. Penelitian Terdahulu

Hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh karakteristik pemerintah, kompleksitas pemerintah dan hasil audit BPK terhadap tingkat pengungkapan LKPD kabupaten dan kota di Indonesia dapat diringkas sbb : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No . PenelitianJudul Sumber Metodologi Penelitian X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 1 Y Hasil 1 Imam Arifin dan Debby Fitriasari 2014 Pengungkapan Laporan Keuangan KementerianLemb aga, Karakteristik Organisasi Dan Hasil Audit BPK Jurnal SNA 17 Mataram, Lombok 2014.  Jenis penelitian: kuantitatif  Sumber data: sekunder Laporan Keuangan Pemerintah Pusat  Sampel: 78 laporan keuangan kementerianlembaga  Tahun data: 2011  Metode analisis: Statistik Deskriptif  Variabel lainnya : V V V V V V V Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ukuran organisasi dan jenis organisasi memiliki pengaruh positif sedangkan temuan audit tidak terbukti berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan kementerian lembaga untuk dua model Lag effect dan No lag effect. Bersambung ke halaman selanjutnya