102
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
Gambar 4.5 Grafik
Scatterplot Model I
Sumber : output SPSS
Regression Standardized Predicted Value
4 2
-2 -4
R egr
ess ion
S tude
nt ize
d R
esi dua
l
6 4
2
-2 -4
Scatterplot Dependent Variable: DISC
103
Gambar 4.6 Grafik
Scatterplot Model II
Sumber : output SPSS
Berdasarkan gambar 4.5 dan 4.6, grafik scatterplot menunjukkan bahwa baik model I maupun model II data tersebar diatas dan dibawah
angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi tingkat pengungkapan LKPD berdasarkan variabel
yang mempengaruhinya, yaitu kekayaan daerah, tingkat ketergantungan, total aset, tipe pemerintahan, populasi, jumlah SKPD, temuan audit dan
tingkat penyimpangan.
Regression Standardized Predicted Value
4 2
-2 -4
R egr
ess ion
S tude
nt ize
d R
esi dua
l
6 4
2
-2 -4
Scatterplot Dependent Variable: DISC
104
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang
diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian DurbinWatson D-W. Kriteria untuk penilaian terjadinya
autokorelasi yaitu : 1 Nilai D-W berada diantara 0 hingga 1.10 berarti ada autokorelasi
positif. 2 Nilai D-W berada diantara 1.10 hingga 1.54, tidak dapat
diputuskan 3 Nilai D-W berada diantara 1.54 hingga 2.46 berarti tidak ada
autokorelasi. 4 Nilai D-W lebih besar dari 2.46 berarti ada autokorelasi negatif
105
1 Uji Autokorelasi pada Model I
Tabel 4.8 berikut menyajikan hasil uji D-W dengan menggunakan program SPSS 20.0. Dari hasil tabel diatas diketahui
bahwa nilai D-W yang didapat sebesar 1.609 yang berarti termasuk pada kriteria ketiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
bebas dari masalah autokorelasi. Tabel 4.8
Uji Autokorelasi Model I
Sumber : output SPSS
2 Uji Autokorelasi pada Model II
Tabel 4.9 berikut menyajikan hasil uji D-W dengan menggunakan program SPSS 20.0. Dari hasil tabel diatas diketahui
bahwa nilai D-W yang didapat sebesar 1.609 yang berarti termasuk pada kriteria ketiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
bebas dari masalah autokorelasi.
Model Summary
b
.319
a
.102 .085
.05285 1.609
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Es timate
Durbin- Watson
a.
106
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi Model II
Sumber : output SPSS
3. Uji Hipotesis