93
0.312 adalah kabupaten Lampung Utara di provinsi Lampung. Dan tingkat penyimpangan terkecil yaitu 0 untuk kabupaten
Bengkulu Utara, Bengkulu; kab. Pati, Jawa Tengah; kab. Magetan, Jawa Timur; kab. Nganjuk, Jawa Tengah; dan kota Singkawang,
Kalimantan Barat.
b. Hasil Uji Statistik Deskriptif Model II
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 425
data observasi berupa laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten
dan kota di Indonesia tahun anggaran 2013.
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Model II
Sumber : output SPSS Berdasarkan Tabel 4.4, hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif dijelaskan sebagai berikut: 1 Hasil analisis statistik deskriptif terhadap tingkat pengungkapan yang
dilakukan pemerintah daerah menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
Descriptive Statistics
425 .31
.69 .4799
.05524 425
3235747159.00 2791580050709.5
127171575591.0 248157131294.630
425 .22
.99 .8860
.08446 425
513004173680 37450893488257
2671526731592 2845743904886.78
425 .00
1.00 .2047
.40396 425
32191.00 5202097.00
531668.3741 607007.86358
425 15.00
210.00 52.2494
21.24118 425
5.00 82.00
26.3859 12.29940
425 .00
.16 .0058
.01331 425
DISC WEALTH
DEPEND ASSET
TYPE POP
SKPD FIND
DEV Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
94
pengungkapan laporan keuangan tahun 2013 dengan menggunakan 425 sampel laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia adalah
sebesar 47.99. Tingkat pengungkapan minimum sebesar 31 untuk Kabupaten Aceh Tenggara provinsi NAD dan tingkat pengungkapan
maksimum sebesar 69 yaitu untuk Kabupaten Sekadau provinsi Kalimantan Barat.
2 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap kekayaan daerah yang diukur dengan PAD menunjukkan bahwa dari
425 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, pemerintah daerah yang memiliki kekayaan daerah tertinggi yaitu kota Surabaya
provinsi Jawa Timur dengan total sebesar Rp. 2.791.580.050.709,51. Sedangkan kekayaan pemerintah daerah yang terkecil yaitu
kabupaten Yalimo provinsi Papua dengan total kekayaan daerah sebesar Rp. 3.235.747.159. Dan rata-rata kekayaan pemerintah
daerah kabupaten dan kota di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 127.171.575.590,97
3 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tingkat ketergantungan menunjukan bahwa secara umum, pemerintah
daerah kabupaten dan kota di Indonesia memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi yaitu sebesar 88,60. Dengan kata lain
rata-rata 88,60 dari pendapatan total pemerintah daerah diperoleh
95
dari pendapatan yang berasal dari entitas lain. Dari total 425 sampel, Kabupaten Badung provinsi Bali memiliki tingkat ketergantungan
yang paling kecil dibanding daerah-daerah lainnya yakni hanya 22 pada tahun 2013. Sedangkan pemerintah daerah yang memiliki
tingkat ketergantungan paling besar yaitu Kabupaten Yalimo di provinsi Papua yakni sebesar 99.
4 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap aset daerah menunjukkan bahwa dari 425 sampel yang digunakan dalam
penelitian ini, pemerintah daerah yang memiliki nilai aset tertinggi yaitu kota Surabaya di provinsi Jawa Timur dengan total sebesar Rp.
37.450.893.488.257. Sedangkan nilai aset terkecil yaitu kab. Maluku Tenggara Barat di provinsi Maluku dengan total nilai aset sebesar
Rp. 513.004.173.680. Dan rata-rata nilai aset pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.
2.671.526.731.592,32 5 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tipe
pemerintahan menunjukkan bahwa dari 425 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, 338 daerah 79.5 merupakan pemerintah
daerah kabupaten dan 87 20.5 daerah lainnya merupakan pemerintah daerah kota.
96
Tabel 4.5 Proporsi Tipe Pemerintah Daerah Model II
Sumber : output SPSS
6 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap jumlah penduduk menunjukkan bahwa rata-rata jumlah penduduk di
425 kabupaten dan kota di Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 531.668.37 jiwa. Penduduk terbanyak
sebesar 5.202.097 jiwa terdapat di kabupaten bogor provinsi Jawa Barat. Sedangkan penduduk terkecil sebesar 32.191 jiwa terdapat di
kota Sabang di provins NAD. 7 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
jumlah SKPD dari 425 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah SKPD kabupaten dan kota di
Indonesia adalah 52,25 satuan kerja. Jumlah SKPD terbanyak terdapat di kabupaten Buton provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 210
SKPD. Sedangkan jumlah SKPD terendah terdapat di kota Kotamogu provinsi Sulawesi Utara yaitu sebanyak 15 SKPD .
8 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap jumlah temuan terkait Ketidakpatuhan terhadap Undang-Undang
TYPE
338 79.5
79.5 79.5
87 20.5
20.5 100.0
425 100.0
100.0 Kabupaten
Kota Total
Valid Frequency
Percent Valid Percent
Cum ulative Percent
97
pada tahun anggaran 2013 menunjukkan rata-rata sebesar 26,38 kasus temuan terkait ketidakpatuhan. Jumlah temuan terbanyak yakni
sekitar 82 kasus ditemukan di Kota Padang provinsi Sumatera Barat. Jumlah temuan terkait ketidakpatuhan yang paling kecil sebanyak 5
kasus yakni kabupaten Bengkulu Utara provinsi Bengkulu. 9 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
tingkat penyimpangan pada tahun anggaran 2013 menunjukan rata- rata tingkat penyimpangan yang terjadi pada setiap pemerintah
daerah yaitu sebesar 0,6 0.0058 selama tahun 2013. Kabupaten memiliki tingkat penyimpangan yang paling tinggi yaitu sebesar 16
0.16 adalah kota Bukit Tinggi provinsi Sumatera Barat. Dan tingkat penyimpangan terkecil yaitu 0 untuk kab. Bengkulu Utara,
Bengkulu; kab. Kepulauan Anambas dan kab. Karimun, Kepulauan Riau; kab. Gunung Kidul, DIY; serta kota Madiun, Jawa Timur.
2. Uji Asumsi Klasik