Hasil Uji Statistik Deskriptif Model I

88 menggunakan metode No Lag Effect untuk melihat melihat pengaruh dari temuan audit dan tingkat penyimpangan tahun 2013 terhadap pengungkapan dalam LKPD kabupaten dan kota di tahun yang sama. Sehingga dibutuhkan data IHPS tahun 2013 dan 2014.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda multiple regression. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen Karakteristik pemerintah yang diproksikan dengan kekayaan daerah, tingkat ketergantungan, total aset dan tipe pemerintahan, kompleksitas pemerintah yang diproksikan dengan jumlah penduduk dan jumlah SKPD, serta hasil audit BPK yang diproksikan dengan temuan audit dan tingkat penyimpangan terhadap variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan LKPD.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif Model I

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 425 data observasi berupa laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia tahun anggaran 2013. 89 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Model I Sumber : output SPSS Berdasarkan Tabel 4.2, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dijelaskan sebagai berikut: 1 Hasil analisis statistik deskriptif terhadap tingkat pengungkapan yang dilakukan pemerintah daerah menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengungkapan laporan keuangan tahun 2013 dengan menggunakan 425 sampel laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia adalah sebesar 47.99. Tingkat pengungkapan minimum sebesar 31 untuk Kabupaten Aceh Tenggara provinsi NAD dan tingkat pengungkapan maksimum sebesar 69 yaitu untuk Kabupaten Sekadau provinsi Kalimantan Barat. 2 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap kekayaan daerah yang diukur dengan PAD menunjukkan bahwa dari 425 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, pemerintah daerah Descriptive Statistics 425 .31 .69 .4799 .05524 425 3235747159.00 2791580050709.51 127171575591.0 248157131294.63020 425 .22 .99 .8860 .08446 425 513004173680.34 37450893488257.30 2671526731592 2845743904886.78300 425 .00 1.00 .2047 .40396 425 32191.00 5202097.00 531668.3741 607007.86358 425 15.00 210.00 52.2494 21.24118 425 6.00 75.00 25.7624 12.83706 425 .00 .31 .0065 .02117 425 DISC WEALTH DEPEND ASSET TYPE POP SKPD FINDL DEVL Valid N listwise N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 90 yang memiliki kekayaan daerah tertinggi yaitu kota Surabaya provinsi Jawa Timur dengan total sebesar Rp. 2.791.580.050.709,51. Sedangkan kekayaan pemerintah daerah yang terkecil yaitu kabupaten Yalimo provinsi Papua dengan total kekayaan daerah sebesar Rp. 3.235.747.159. Dan rata-rata kekayaan pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 127.171.575.590,97 3 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tingkat ketergantungan menunjukan bahwa secara umum, pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi yaitu sebesar 88,60. Dengan kata lain rata-rata 88,60 dari pendapatan total pemerintah daerah diperoleh dari pendapatan yang berasal dari entitas lain. Dari total 425 sampel, Kabupaten Badung provinsi Bali memiliki tingkat ketergantungan yang paling kecil dibanding daerah-daerah lainnya yakni hanya 22 pada tahun 2013. Sedangkan pemerintah daerah yang memiliki tingkat ketergantungan paling besar yaitu Kabupaten Yalimo di provinsi Papua yakni sebesar 99. 4 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap aset daerah menunjukkan bahwa dari 425 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, pemerintah daerah yang memiliki nilai aset tertinggi 91 yaitu kota Surabaya di provinsi Jawa Timur dengan total sebesar Rp. 37.450.893.488.257. Sedangkan nilai aset terkecil yaitu kab. Maluku Tenggara Barat di provinsi Maluku dengan total nilai aset sebesar Rp. 513.004.173.680. Dan rata-rata nilai aset pemerintah daerah kabupaten dan kota di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 2.671.526.731.592,32 5 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tipe pemerintahan menunjukkan bahwa dari 425 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, 338 daerah 79.5 merupakan pemerintah daerah kabupaten dan 87 20.5 daerah lainnya merupakan pemerintah daerah kota. Tabel 4.3 Proporsi Tipe Pemerintah Daerah Model I Sumber : output SPSS 6 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap jumlah penduduk menunjukkan bahwa rata-rata jumlah penduduk di 425 kabupaten dan kota di Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 531.668.37 jiwa. Penduduk terbanyak sebesar 5.202.097 jiwa terdapat di kabupaten bogor provinsi Jawa Barat. T YPE 338 79.5 79.5 79.5 87 20.5 20.5 100.0 425 100.0 100.0 Kabupaten Kota Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cum ulative Percent 92 Sedangkan penduduk terkecil sebesar 32.191 jiwa terdapat di kota Sabang di provins NAD. 7 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap jumlah SKPD dari 425 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah SKPD kabupaten dan kota di Indonesia adalah 52,25 satuan kerja. Jumlah SKPD terbanyak terdapat di kabupaten Buton provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 210 SKPD. Sedangkan jumlah SKPD terendah terdapat di kota Kotamogu provinsi Sulawesi Utara yaitu sebanyak 15 SKPD . 8 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap jumlah temuan terkait Ketidakpatuhan terhadap Undang-Undang pada tahun anggaran 2012 menunjukkan rata-rata sebesar 25,76 kasus temuan terkait ketidakpatuhan. Jumlah temuan terbanyak yakni sekitar 75 kasus ditemukan pada kabupaten Wajo provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah temuan terkait ketidakpatuhan yang paling kecil sebanyak 6 kasus yakni kabupaten Mukomuko di provinsi Bengkulu. 9 Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tingkat penyimpangan pada tahun anggaran 2012 menunjukan rata- rata tingkat penyimpangan yang terjadi pada setiap pemerintah daerah yaitu sebesar 0,65 0.0065 selama tahun 2012. Kabupaten yang memiliki tingkat penyimpangan yang paling tinggi yaitu sebesar 31,22 93 0.312 adalah kabupaten Lampung Utara di provinsi Lampung. Dan tingkat penyimpangan terkecil yaitu 0 untuk kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu; kab. Pati, Jawa Tengah; kab. Magetan, Jawa Timur; kab. Nganjuk, Jawa Tengah; dan kota Singkawang, Kalimantan Barat.

b. Hasil Uji Statistik Deskriptif Model II