Uji Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

73 adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10, sehingga data terbebas dari multikoloniearitas apabila nilai toleransinya 0,10 atau nilai VIF 10 Ghozali, 2011: 105-106.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali, 2011: 139. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda Multiple Regression dengan alasan bahwa variabel independennya 74 lebih dari satu. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara kekayaan daerah, tingkat ketergantungan, total asset, tipe pemeritahan, jumlah penduduk, jumlah SKPD, temuan audit dan tingkat penyimpangan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota. Dalam penelitian kali ini digunakan 2 dua model penelitian. Model penelitian pertama menggunakan metode Lag Effect. Dalam model yang pertama ini, penulis ingin melihat pengaruh dari temuan audit dan tingkat penyimpangan tahun 2012 terhadap pengungkapan dalam LKPD kabupaten dan kota tahun 2013. Sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Model I DISCi = α0 + α1WEALTHi + α2DEPENDi + α3ASSETi + α4TYPEi + α5POPi + α6 SKPDi + α 7FINDLi + α 8DEVLi + ε Model penelitian kedua, tidak menggunakan Lag Effect. Dengan model ini penulis ingin melihat pengaruh dari temuan audit dan tingkat penyimpangan tahun 2013 terhadap tingkat pengungkapan dalam LKPD kabupatenkota tahun 2013 juga. Sehingga model yang digunakan yaitu : 75 Model II DISCi = α0 + α1WEALTHi + α2DEPENDi + α3ASSETi + α4TYPEi + α5POPi + α6 SKPDi + α 7FINDi + α 8DEVi + ε Dimana : DISC = Tingkat pengungkapan LKPD Kabupaten dan kota WEALTH = Jumlah kekayaan daerah DEPEND = Tingkat ketergantungan pemerintah daerah kabupaten dan kota ASSET = Jumlah aset pemerintah daerah kabupatenkota POP = Jumlah penduduk pemerintah daerah kabupatenkota SKPD = Jumlah SKPD pemerintah daerah kabupatenkota FINDL = Jumlah temuan tahun lalu berdasarkan hasil pemeriksaan BPK DEVL = Tingkat penyimpangan tahun lalu berdasarkan hasil pemeriksaan BPK FIND = Jumlah temuan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK DEV = Tingkat penyimpangan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK α = Koefisien konstanta ε = eror 76 Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan tingkat korupsi pemerintah daerah maka dilakukan pengujian-pengujian hipotesis penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian dibawah ini :

a. Koefisien Determinasi R²