Deskriptif Variabel Penelitian Tingkat Efisiensi Biaya dengan SFA

output tertentu yaitu sebesar 1,619309 juta dari total aktiva e x 0,482= 1,619309. Dengan memasukan data-data kedalam rumus 4.2 diatas, diperoleh skor efisiensi biaya Bank Umum Syariah yang terdapat pada grafik berikut. Grafik 4.1 Trend Stochastic Cost Efficiency BUS Sumber: data diolah Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat efisiensi biaya bank umum syariah selama periode penelitian menunjukan trend yang fluktuatif. Skor efisiensi biaya terendah Bank Syariah Mandiri BSM terjadi pada triwulan III 2015 dengan skor 83,2 dan skor tertingginya pada triwulan II 2013 dengan skor 92,2. Bank BNI Syariah BNIS mengalami skor terendah sebesar 76,3 pada triwulan I 2012 dan skor tertinggi sebesar 99,7 pada triwulan II 2015. Skor tertinggi Bank Mega Syariah BMS terjadi pada triwulan IV 2015 dengan skor 98,9 dan skor terendahnya pada triwulan III 2011 dengan skor 76,1. Skor efisiensi biaya tertinggi BRI Syariah BRIS terjadi pada triwulan III 2013 dengan skor 99,5, sedangkan skor efisiensi terendah BRIS terjadi pada triwulan III 2015 dengan skor 86,0. Skor efisiensi tertinggi BCA Syariah BCAS terjadi pada triwulan I 2015 dengan skor 99,4, dan skor efisiensi terendahnya terjadi pada triwulan I 2012 dengan skor 74,5. Pada triwulan II 2015 Bank Bukopin Syariah BBS berada pada skor efisiensi tertingginya yaitu 99,9, sedangkan skor efisiensi terndah BBS terjadi pada triwulan III 2014 dengan skor 93,4. Grafik 4.2 Rata-rata Stochastic Cost Efficiency BUS Sumber: data diolah Grafik diatas menjelaskan hasil pengukuran rata-rata skor stochatic cost efficiency tiap bank umum syariah selama periode penelitian. Secara berturut-turut bank umum syariah yang memperoleh skor efisiensi tertinggi hingga terendah adalah Bank Bukopin Syariah 98,44, BRI Syariah 95,34, Bank Syariah Mandiri 92,88, Bank Mega Syariah 90,62, BCA Syariah 90,18, dan BNI Syariah 89,72. Hal ini menjelaskan bahwa bank yang memiliki aset yang besar seperti bank syariah mandiri tidak selalu mencapai skor efisiensi yang tinggi dibandingkan lima bank umum syariah lainnya yang dari sisi aset berada dibawah bank syariah mandiri. Artinya bahwa semakin besar aset yang dimiliki suatu bank menuntut pengelolaan yang baik agar dananya menjadi efisien. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat efisiensi suatu bank bukan berdasarkan aset yang dia mimiliki namun seberapa baik manajemen dalam mengelola dan mengalokasikan dana yang dimilikinya. Pada pengukuran tingkat efisiensi menggunakan pendekatan parametrik, metode SFA Stochastic Cost Efficiency SCE yang diderivasi dari fungsi biaya didapat pada penelitian ini adalah secara umum tingkat efisiensi biaya enam bank umum syariah memiliki trend yang fluktuatif selama periode pengamatan. Secara individu, Bank Bukopin Syariah memiliki tingkat efisiensi biaya rata-rata paling tinggi dengan skor 98,44 dan bank BNI Syariah dengan rata-rata tingkat efisiensi biaya paling rendah dengan skor 89,72. Secara keseluruhan rata-rata tingkat efisiensi biaya bank umum syariah selama triwulan I tahun 2011 hingga triwulan IV tahun 2015 juga memiliki trend yang fluktuatif dengan tingkat efisiensi tertinggi dicapai pada triwulan II tahun 2015 dan tingkat efisiensi terendah dicapai pada triwulan I tahun 2012.

C. Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah dengan DEA

1. Korelasi Pearson Input-Output

Sebelum masuk kedalam analisis efisiensi bank syariah dengan pendekatan DEA, korelasi pearson digunakan untuk menguji apakah variabel input dan output memenuhi hipotesis isotonicity. Tabel 4.3 Korelasi Pearson Variabel Input-Output DEA Tabel 4.3 menunjukan bahwa hasil uji statistik seluruhnya signifikan 0,01, yang artinya H ditolak dan terdapat hubungan yang positif dan kuat antara input dan output. Hal ini mengimplikasikan bahwa prinsip isotonicity berhasil terpenuhi. Oleh karena itu, pendekatan DEA dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi bank. Correlations Y1 Y2 X1 X2 X3 Y1 Pearson Correlation 1 ,797 ,836 ,997 ,971 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 N 120 120 120 120 120 Y2 Pearson Correlation ,797 1 ,822 ,816 ,751 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 N 120 120 120 120 120 X1 Pearson Correlation ,836 ,822 1 ,848 ,809 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 N 120 120 120 120 120 X2 Pearson Correlation ,997 ,816 ,848 1 ,969 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 N 120 120 120 120 120 X3 Pearson Correlation ,971 ,751 ,809 ,969 1 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 N 120 120 120 120 120 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.

2. Skor Efisiensi DEA

Hasil pengukuran tingkat efisiensi bank umum syariah melalui Cost-DEA menghasilkan tiga jenis efisiensi; Technical Eficiency TE, Allocative Efficiency AE, dan Cost Efficiency CE. Technical efficiency atau efisiensi operasional adalah efisiensi yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output yang maksimal dengan menggunakan sejumlah input yang tersedia. Sedangkan allocative efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya dengan struktur harga dan teknologi tertentu. Kombinasi antara technical efficiency dan allocative efficiency akan menghasilkan cost efficiency atau efisiensi ekonomi yang mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output tertentu dengan teknologi yang umumnya digunakan serta dengan harga pasar yang berlaku. Berikut adalah skor efisiensi bank umum syariah yang diklasifikasikan berdasarkan jenis efisiensinya.

a. Technical Efficiency Bank Umum Syariah

Grafik 4.3 Skor Technical Efficiency BUS Sumber: data diolah Hasil pengukuran technical efficiency bank umum syariah menunjukan trend yang fluktuatif. Hanya terdapat satu bank umum syariah yang nyaris stabil dengan skor efisiensi 100 yaitu Bank Bukopin Syariah BBS. BBS mengalami penurunan pada triwulan ketiga tahun 2011 dengan skor 98,1. Bank Syariah Mandiri BSM menunjukkan trend efisiensi operasional yang fluktuatif dengan skor efisiensi terendah pada triwulan ketiga 2015 sebesar 82,7 dan skor efisiensi operasional tertinggi pada triwulan ketiga 2011, triwulan keempat 2011, triwulan keempat 2012, serta triwulan pertama dan kedua tahun 2013 dengan skor 100. BNI Syariah BNIS mengalami titik terendah pada triwulan pertama 2012 dengan skor 77,2 dan titik tertinggi pada triwulan kedua 2015. Bank Mega Syariah BMS mengalami titik terendah pada triwulan I dan III 2011 dengan skor 77,9 dan tertingginya dengan skor 100 triwulan 1 – III tahun 2013, triwulan IV 2014, triwulan I dan IV tahun 2015. Hasil pengukuran skor efisiensi operasional pada BRI Syariah BRIS menunjukan trend fluktuatif dan menurun. BRIS mengalami skor efisiensi operasional terendahnya pada triwulan III 2015 dengan skor 85,5 dan skor tertingginya 100 pada triwulan I 2011, triwulan IV 2011 – IV 2012, dan triwulan I 2014. Bank BCA Syariah BCAS menunjukan trend fluktuatif dan meningkat, BCAS mencapai skor efisiensi operasional tertinggi 100 pada triwulan III 2011, kuartal III 2013, dan kuartal III – IV 2015. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa bank bukopin syariah unggul diantara lima bank umum syariah lainnya dalam hal kemampuan dalam menghasilkan output yang maksimal dengan menggunakan sejumlah input yang dimilikinya, yang ditunjukkan dengan skor efisiensi teknis yang tinggi dan nyaris stabil.