D. Pertumbuhan Produktivitas Malmquist Index TFP
Tabel 4.4 Skor dan Komponen Produktivitas BUS
Triwulan Effiiency
Change Technical
Change Pure
Efficiency Change
Scale Efficiency
Change TFP
Change II
– 2011 1,038
1,147 1,023
1,014 1,190
III – 2011
0,986 1,109
0,983 1,003
1,093 IV
– 2011 0,979
0,983 1,002
0,977 0,962
I – 2012
0,962 0,689
0,997 0,965
0,662 II
– 2012 1,019
1,199 0,997
1,023 1,222
III – 2012
1,068 1,017
1,016 1,051
1,086 IV
– 2012 0,989
1,007 1,010
0,979 0,996
I – 2013
0,965 0,598
0,994 0,971
0,577 II
– 2013 0,994
1,301 1,001
0,994 1,294
III – 2013
1,023 1,082
1,009 1,013
1,107 IV
– 2013 1,028
1,007 1,007
1,021 1,036
I – 2014
1,011 0,628
0,997 1,013
0,635 II
– 2014 1,006
1,155 1,002
1,003 1,162
III – 2014
0,994 1,060
1,000 0,994
1,054 IV
– 2014 1,004
1,016 1,000
1,004 1,021
I – 2015
0,972 0,799
0,979 0,993
0,776 II
– 2015 1,019
1,055 1,014
1,005 1,075
III – 2015
0,988 1,042
0,997 0,992
1,029 IV
– 2015 0,990
0,990 0,991
0,999 0,980
Mean 1,002
0,974 1,001
1,001 0,976
Sumber: data diolah Berdasarkan tabel diatas, produktivitas bank umum syariah di
Indonesia secara rata-rata mengalami peningkatan terjadi pada triwulan I dan II 2011, triwulan II dan III 2012, triwulan II
– IV 2013, triwulan II – IV 2014, dan triwulan II dan III 2015. Sedangkan penurunan produktivitas
terjadi pada triwulan IV- 2011, I dan IV-2012, I-2013, I-2014, I-2015, dan triwulan IV-2015. Penurunan terbesar terjadi pada triwulan I-2013 sebesar
0,5777. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada terjadi pada triwulan II-2013 sebesar 1,294. Technical change perubahan teknologi
menggambarkan sebuah perubahan pada jumlah output yang dihasilkan dari jumlah input yang sama. Technical Change dan Efficiency Change
perubahan efisiensi menjadi sumber pertumbuhan negatif dari Total Factor Productivity pada triwulan-triwulan saat terjadi penurunan
produktivitas, ditunjukan dengan nilai technical change dan efficiency change dibawah 1 pada triwulan-triwulan tersebut. Hal ini menunjukan
bahwa technical change dan efficiency change secara bersama-sama memiliki peran dalam penurunan produktivitas bank umum syariah di
Indonesia. Nilai technical change dibawah 1 mengindikasikan bahwa belum optimalnya penggunaan input dan belum maksimalnya output yang
dihasilkan, sedangkan nilai efficiency change dibawah 1 mengindikasikan perlunya peningkatan efisiensi guna meningkatkan produktivitas bank
umum syariah. Technical change atau perubahan teknologi menjadi sumber utama dalam peningkatan total factor productivity bank umum
syariah yang ditunjukan dengan nilai technical change ≥ 1. Hal tersebut
menunjukan bahwa technical change perubahan teknologi berperan besar dalam peningkatan produktivitas bank umum syariah di Indonesia.
Tabel 4.5 Pertumbuhan Produktivitas BUS
Triwulan BSM
BNIS BMS
BRIS BCAS
BBS II - 2011
1,079 1,194
1,566 1,092
1,286 1,006
III - 2011 1,010
1,031 1,275
1,063 1,384
0,872 IV - 2011
0,956 0,919
1,118 0,985
0,793 1,033
I - 2012 0,769
0,677 0,468
0,737 0,540
0,871 II - 2012
1,100 1,249
1,550 1,082
1,381 1,047
III - 2012 1,017
1,096 1,112
1,003 1,243
1,062 IV - 2012
1,006 1,074
1,114 0,970
0,901 0,929
I - 2013 0,704
0,477 0,482
0,587 0,556
0,697 II - 2013
1,066 1,649
1,502 1,263
1,362 1,032
III - 2013 0,972
1,302 1,234
1,047 1,097
1,026 IV - 2013
0,980 1,104
1,133 0,996
0,955 1,057
I – 2014
0,723 0,530
0,493 0,650
0,699 0,764
II – 2014
1,058 1,305
1,419 1,152
1,047 1,040
III – 2014
0,960 1,061
1,266 1,012
1,026 1,022
IV – 2014
0,975 1,018
1,261 0,986
0,998 0,918
I – 2015
0,795 0,684
0,538 0,751
1,017 0,981
II – 2015
1,075 1,043
1,452 1,075
0,872 1,011
III – 2015
1,004 0,936
1,248 0,958
1,064 0,994
IV – 2015
0,963 1,034
1,051 0,952
0,902 0,985
Average 0,958
1,020 1,120
0,966 1,006
0,966
Sumber: data diolah Berdasarkan tabel 4.6 diatas, pada triwulan II 2011 secara rata-rata
terjadi peningkatan produktivitas yang ditunjukan dengan malmquist index diatas 1, produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan
skor 1,566, sedangkan produktivitas terendah dialami oleh Bank Bukopin Syariah dengan skor 1,006. Indeks malmquist tertinggi pada triwulan III
2011 dicapai oleh Bank BCA Syariah dengan skor 1,384 dan terendah oleh Bank Bukopin Syariah dengan skor 0,872. Pada triwulan IV 2011 secara
rata-rata terjadi penurunan produktivitas, malmquist index tertinggi dicapai
oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,118 sedangkan indeks terendah dialami oleh Bank BCA Syariah sebesar 0,773.
Pada triwulan I 2012 terjadi penurunan produktivitas pada semua sampel, produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Bukopin Syariah dengan
skor 0,871, dan terendah oleh Bank Mega Syariah dengan skor 0,468. Pada triwulan II 2012 terjadi peningkatan produktivitas, indeks malmquist
tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,550, sedangkan terendah oleh Bank Bukopin Syariah dengan skor 1,047. Produktivitas
tertinggi pada triwulan III 2012 dicapai oleh BCA Syariah dengan skor 1,243, sedangkan terendah oleh BRI Syariah dengan skor 1,003. Secara
rata-rata pada triwulan IV 2012 produktivitas mengalami penurunan, produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,114,
sedangkan terendah adalah BCA Syariah dengan skor 0,901. Pada triwulan I 2013 terjadi penurunan produktivitas, indeks
tertinggi dicapai oleh Bank Syariah Mandiri dengan skor 0,704, sedangkan terendah adalah bank BNI Syariah dengan skor 0,477. Pada triwulan II
2013 terjad peningkatan produktivitas, produktivitas tertinggi dicapai oleh bank BNI Syariah dengan skor 1,649, sedangkan terendah adalah Bank
Bukopin Syariah dengan skor 1,032. Malmquist index tertinggi pada triwulan III 2013 dicapai oleh BNI Syariah dengan skor 1,302, sedangkan
terendah oleh Bank Syariah Mandiri dengan skor 0,972. Produktivitas tertinggi pada triwulan IV 2013 dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan