Perumusan Masalah Adaptasi Perilaku Orangutan (Pongo Pygmaeus Morio) Di Kawasan Pertambangan Batubara Di Kalimantan Timur

7 orangutan Meijaard et al. 2001. Selain makanan, pohon tempat bersarang juga merupakan kebutuhan yang penting bagi orangutan Prasetyo et al. 2009. Di kawasan Prevab Taman Nasional Kutai di sebut TN Kutai ada 49 jenis pohon dari 37 marga dan 26 famili berbeda yang digunakan oleh orangutan sebagai pohon tempat bersarang dengan representasi yang lebih tinggi pada jenis ulinEusideroxylon zwageri Niningsih 2009. Saat ini kawasan hutan yang layak bagi kehidupan orangutan baik dari segi luas maupun kualitas semakin jarang dijumpai. Luas kawasan hutan di Kaltim berdasarkan SK Menhut No.79Kpts-II2001 tentang penunjukkan kawasan hutan dan perairan provinsi Kaltim adalah 14 651 553 ha, dengan luas hutan konservasi 2 165 198 ha dan hutan lindung 2 751 702 ha. Berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kaltim Nomor 01 Tahun 2016, luas hutan suaka alam di Kaltim hanya 438 390 ha dan hutan lindung hanya 1 844 969 ha. Kawasan hutan di Kaltim yang dilepas sampai dengan tahun 2014 untuk perkebunan seluas 494 474.79 ha, untuk transmigrasi 39 891.09 ha, ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan eksploitasi tambang dan non tambang seluas 208 243.29 ha, untuk operasi produksi non tambang 1 426.68 ha, dan untuk surveieksplorasi tambang 471 325.61 ha KLHK 2014. Hutan di Kaltim juga mengalami deforestasi yang mencapai 83 389.7 hatahun KLHK 2014. Peluang orangutan untuk dapat bertahan hidup di KP Batubara tergantung pada berbagai faktor, salah satunya adalah kemampuan orangutan untuk beradaptasi dengan lingkungan pertambangan, terutama perubahan dalam sumberdaya pakan. Kemampuan satwa untuk beradaptasi terbentuk melalui proses pertumbuhan dan diorganisasi oleh faktor hereditas, lingkungan, dan proses belajar Lorenz 1958. Adaptasi satwaliar dapat berupa adaptasi morfologi, fisiologi, dan perilaku Mackenzie et al. 2001. Di habitat yang telah mengalami perubahan, fleksibilitas perilaku dapat meningkatkan fitness orangutan yang tinggal di areal tersebut Reader dan MacDonald 2003; Sol 2003; Sol et al. 2005. Menurut Campbell et al. 2008, perilaku dalam mendapatkan makanan foraging behaviour dan perilaku pemilihan pasangan dapat mempengaruhi fitness satwa liar secara langsung, dan perilaku penjelajahan sangat mempengaruhi keberhasilannya. Perilaku adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh otot atau kelenjar di bawah kendali sistem saraf sebagai respon terhadap suatu rangsangan. Kondisi lingkungan secara kuat dapat mempengaruhi perilaku melalui mekanisme pembelajaran learning, sehingga terdapat variasi perilakumodifikasi perilaku berdasarkan pengalaman spesifik. Habituasi habituation, perekaman imprinting, pembelajaran spasial spatial learning, peta kognitif cognitive map, pembelajaran asosiatif associative learning, serta pembelajaran yang melibatkan kognitif cognition merupakan bentuk-bentuk perilaku yang terbentuk melalui pembelajaran. Pembelajaran kognitif adalah bentuk pembelajaran yang paling kompleks yang dipresentasikan oleh kewaspadaan, penalaran, pengingatan kembali, dan penilaian. Pembelajaran kognitif sering diikuti dengan kemampuan memecahkan masalah problem solving, perilaku ini sangat berkembang pada beberapa jenis mamalia terutama primata dan lumba-lumba. Kebanyakan hewan belajar memecahkan masalah dengan mengamati perilaku individu lain yang dikenal dengan istilah pembelajaran sosial social learning. 8 Menurut Wilson 1985, melalui pembelajaran sosial individu dapat mengekspos diri dengan pengalaman baru dan kondisi lingkungan baru. Pembelajaran sosial pada hewan membentuk akar kebudayaan culture, yaitu sistem transfer informasi melalui pembelajaran sosial atau pengajaran yang mempengaruhi perilaku individu-individu dalam populasi Campbell et al. 2008. Perubahan fenotipe perilaku yang berdasarkan pada budaya terjadi dalam waktu yang jauh lebih pendek daripada akibat seleksi alam, sehingga mempengaruhi kebugaran individual. Penelitian disertasi ini bertitik tolak pada: 1 distribusi populasi orangutan liar sebagian besar berada di luar kawasan konservasi Soehartono et al. 2009; Wich et al. 2012, termasuk di KP Batubara Rayadin et al. 2012; KPC 2015; 2 orangutan mempunyai kualitas mental yang memungkinkannya untuk beradaptasi, karena mempunyai kemampuan untuk belajar, mengambil kesimpulan, memiliki daya ingat jangka panjang, serta dapat memahami tanda-tanda lingkungan Meijaard et al. 2001; Campbell et al. 2008. Dalam rangka mendukung konservasi orangutan di KP Batubara, perlu dirumuskan model dan strategi konservasi yang lebih bersifat operasional yang didasarkan pada berbagai macam informasi, antara lain: ukuran populasi, struktur demografi, karakteristik habitat, perilaku, status kesehatan, dan keragaman genetik. Penelitian ini menyediakan sebagian dari informasi tersebut dan dibatasi pada tiga pokok bahasan utama, yaitu: a perubahan karakteristik habitat alami orangutan akibat aktivitas pertambangan batubara; b adaptasi perilaku orangutan terhadap perubahan habitat; dan c strategi konservasi orangutan di KP Batubara. Informasi tersebut diperoleh melalui rangkaian disertasi yang terdiri atas lima bab: 1 Pendahuluan; 2 Metode umum dan keadaan umum lokasi penelitian; 3 Perbandingan karakteristik habitat orangutan di KP Batubara dan di habitat alami; 4 Adaptasi perilaku orangutan di KP Batubara; 5 Strategi konservasi orangutan di KP Batubara; 6 Simpulan dan saran. Alur pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.1. 9 Gambar 1.1 Alur pemikiran penelitian Modifikasi Alikodra 2012 Penutupan lahan Perubahan Karakteristik Habitat Perubahan perilaku orangutan Distribusi populasi orangutan liar di luar kawasan konservasi Perkebunan kelapa sawit Kegiatan penambangan batubara Hutan alam produksi Hutan tanaman industri Areal penggunaan lain Reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca tambang Karakteristik habitat alami orangutan hutan hujan basah Konversi hutan Komposisi floristik Struktur hutan Aktivitas manusia Pola aktivitas harian Perilaku makan Perilaku pergerakan Perilaku bersarang KONSERVASI ORANGUTAN DI KP BATUBARA Pengelolaan Populasi Pengelolaan Habitat - + + +- +