Perbandingan Perilaku Makan Komposisi Jenis dan Kategori Pakan

59 20 40 60 80 100 Jan Feb maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des W akt u m aka n Buah Biji Kulit Daun Bunga Lainnya untuk makan kulit setiap bulannya, kecuali pada Juni dan Oktober saat proporsi waktu makan biji-bijian meningkat. Fluktuasi bulanan dari kategori pakan orangutan menunjukkan korelasi negatif antara waktu makan kulit dan waktu makan biji-bijian N= 9;  = -0.664; p = 0.026. Gambar 4.12 Proporsi waktu makan orangutan di KP Batubara berdasarkan bulan pengamatan dan kategori pakan Proporsi waktu makan biji-bijian oleh orangutan di KP Batubara berfluktuasi antar bulan pengamatan, berkisar antara 4.87 pada bulan Februari sampai dengan 72.81 pada bulan Juni Tabel 4.7. Secara keseluruhan ada 10 jenis pohon yang bijinya dimakan oleh orangutan, tapi hanya 4 jenis diantaranya yang dimakan dalam proporsi waktu 1, yaitu: joharSenna siamea 24.04, sengonMoluccana falcataria 1.54, labanVitex pinnata 1.00, dan trembesiSamanea saman 1.46 Tabel 4.8. Tabel 4.7 Jumlah jenis pakan biji orangutan per bulan pengamatan di KP Batubara Bulan pengamatan Waktu makan biji Jenis pohon Jenis liana Pohon dan liana Jumlah 1 a Jumlah 1 a Jumlah 1 a Jan 2014 33.13 3 2 3 2 Feb 2014 4.87 3 1 3 1 Mar 2014 22.98 4 3 1 1 5 4 Apr 2014 8.24 3 2 1 1 4 3 Mei 2014 7.18 3 1 3 1 Juni 2014 72.81 2 2 2 2 Agus 2014 11.67 2 1 2 1 Sept 2014 11.10 4 3 4 3 Okt 2014 50.21 5 3 1 1 6 4 Nov 2013 19.26 6 4 2 8 4 Des 2013 17.08 3 1 3 1 Jumlah 30.40 10 4 2 12 4 a jenis dengan waktu makan 1 Di KP Batubara, hanya 4 dari 10 jenis pohon pakan biji orangutan yang dijumpai di dalam plot botani, yaitu: Senna siamea, Moluccana falcataria, Vitex pinnata, dan Senna surattensis, sedangkan 6 jenis lainnya tidak dijumpai di dalam 60 plot botani. Hubungan antara waktu makan biji johar dengan persentase jumlah pohon johar yang menghasilkan biji setiap bulannya menunjukkan korelasi yang positif tapi tidak signifikan N= 10;  = 0.576; p = 0.082.Orangutan di Prevab TN Kutai mengkonsumsi paling banyak buah di sebagian besar bulan pengamatan, kecuali pada bulan November dan Desember. Pada bulan November, orangutan menghabiskan lebih banyak waktu untuk makan kulit dan daun bersamaan dengan menurunnya waktu makan buah. Pada bulan Desember, orangutan lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan bunga dan kulit Gambar 4.13. Gambar 4.13 Proporsi waktu makan orangutan di Prevab TN Kutai berdasarkan bulan pengamatan dan kategori pakan Proporsi waktu makan buah oleh orangutan di Prevab TN Kutai berkisar antara 15.02 pada Desember 2013 sampai dengan 86.93 pada bulan Juni 2014. Jumlah jenis buah yang dimakan oleh orangutan di Prevab TN Kutai adalah 66 jenis yang terdiri atas 54 jenis pohon dan 12 jenis liana. Dari 66 jenis pohon dan liana penghasil buah makanan orangutan, hanya 15 jenis yang dimakan orangutan dalam proporsi waktu 1 Tabel 4.9 dengan proporsi paling tinggi pada buah sengkuangDracontomelon dao 8.17, buah sahang-sahangAlangium spp. 5.89, dan buah terapArtocarpus lanseofolius 3.14 Tabel 4.9. Hasil pengamatan di dalam 1 ha plot fenologi di Prevab TN Kutai menunjukkan bahwa tidak semua jenis pohon pakan buah orangutan dijumpai di dalam plot fenologi. Dari 54 jenis pohon pakan yang buahnya dimakan orangutan, hanya 27 jenis 50 yang terdapat di dalam plot fenologi, sedangkan 27 jenis lainnya tersebar di luar plot fenologi. Dengan demikian, analisis korelasi antara jumlah pohon pakan yang berbuah di dalam plot fenologi dengan waktu makan buah tidak dapat dilakukan. Jumlah pohon buah yang dijumpai di dalam 1 ha plot botani adalah 334 pohon dan jumlah pohon yang berbuah setiap bulannya kurang dari 30 pohon. Pohon yang memiliki kerapatan paling tinggi adalah Cananga odorata, akan tetapi jenis ini bukan jenis pohon buah penting bagi orangutan karena dimakan dalam proporsi waktu yang kecil 1. 20 40 60 80 100 Jan Feb March April May June July August Sept Oct Nov Dec W akt u m aka n Fruits Seed Bark Leaves Flowers Other plants 61 Tabel 4.8 Jenis pakan biji-bijian yang dimakan oleh orangutan dengan proporsi waktu 1 di KP Batubara pada setiap bulan pengamatan No Jenis Habitus Nov-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Juni-14 Agus- 14 Sep-14 Okt-14 Jumlah 1 Senna siamea Pohon 10.67 16.84 25.01 4.03 7.96 4.05 6.10 69.01 11.50 2.91 38.80 24.04 2 Moluccana falcataria Pohon 1.97 0.12 7.70 - - - - - - - - 1.54 3 Samanea saman Pohon 0.12 - - - 0.82 - 0.84 4.24 - - 5.74 1.46 4 Vitex pinnata Pohon 1.73 9.05 1.00 Keterangan: warna abu-abu menunjukkan jenis biji-bijian yang dimakan pada bulan pengamatan tertentu Tabel 4.9 Jenis pakan buah pohon dan liana yang dimakan oleh orangutan dengan proporsi waktu 1 di Prevab TN Kutai pada setiap bulan pengamatan No Jenis Habitus Okt-13 Nov-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Juni-14 Jul- 14 Jumlah 1 Dracontomelon dao Pohon - - 1.47 5.30 27.74 37.92 7.24 2.78 0.11 0.61 8.17 2 Alangium spp. Pohon 3.36 - 0.70 3.61 0.09 5.26 - - 18.81 27.37 5.89 3 Artocarpus lanseofolius Pohon 2.89 0.85 0.88 0.25 0.39 - - 1.78 6.93 22.94 3.14 4 Koordersiodendron pinnatum Pohon - - - - - - 0.04 - 3.12 28.73 2.35 5 Unidentified sp.2 Pohon 9.43 8.82 1.96 - - - - - - - 1.65 6 Ficus sp. Pohon 11.39 7.77 0.53 0.98 0.31 - - - - - 1.58 7 Pterospermum sp.1 Pohon - - - - - - 0.57 17.46 - - 1.52 8 Geunsia pentandra Pohon - - - 1.06 2.05 0.19 1.84 3.78 2.93 0.34 1.35 9 Syzygium elliptilimbum Pohon - - 0.04 1.44 6.95 - 1.92 2.10 - - 1.24 10 Ficus rubiginosa Liana - - - - - 24.54 30.78 - 0.66 - 5.91 11 Artabotrys sp.1 Liana - - - 11.16 - - 4.33 5.98 6.22 0.82 3.19 12 Ficus uniglandulosa Liana 4.30 6.20 1.93 7.34 - 4.22 2.53 6.14 0.14 - 3.09 13 Leuconotis sp.1 Liana 0.65 0.85 2.10 1.87 0.17 0.70 1.61 0.73 1.89 0.41 1.24 14 Rhus nodosa Liana - - - 1.23 4.54 4.97 0.69 - 0.52 0.07 1.21 15 Derris heterophylla Liana - 0.44 - 10.01 1.14 - - - - - 1.20 Keterangan: warna abu-abu menunjukkan jenis buah yang dimakan pada bulan pengamatan tertentu 61 62

4.3.4 Perbandingan Perilaku Bersarang Karakteristik Pohon Sarang

Orangutan yang hidup di KP Batubara mulai membuat sarang rata-rata ±33 menit sebelum matahari terbenam, yaitu pada pukul 17.39 WITA antara pukul 14.54 sampai 19.02. Orangutan di Prevab mulai membuat sarang rata-rata 55 menit sebelum matahari terbenam yaitu pada pukul 17.21 WITA antara pukul 15.14 sampai 18.38. Orangutan di KP Batubara rata-rata memerlukan waktu 6.7 menit untuk menyelesaikan sebuah struktur sarang malam dan orangutan di Prevab memerlukan rata-rata 6.5 menit. Hasil analisis Mann Whitney menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan antara orangutan dari kedua habitat N : 196; P 0.903 0.05. Jumlah jenis pohon yang teridentifikasi digunakan oleh orangutan sebagai pohon sarang di KP Batubara adalah 15 jenis. Dari 15 jenis tersebut, jenis johar Senna siamea dan gmelina Gmelina arborea memiliki frekuensi penggunaan yang paling tinggi, yaitu: 43.42 dan 26.32. Gambar 4.14 menyajikan foto orangutan betina dengan bayi membangun sarang di pohon johar dan pohon gmelina. Jenis pohon sarang dan frekuensi penggunaannya oleh orangutan di KP Batubara dapat dilihat pada Gambar 4.15. Gambar 4.14 Jenis yang paling sering digunakan oleh orangutan di KP Batubara sebagai pohon sarang: Senna siamea a dan Gmelina arborea b Di kawasan Prevab TN Kutai, teridentifikasi sebanyak 35 jenis pohon yang digunakan oleh orangutan sebagai tempat bersarang dan hanya 7 jenis yang memiliki frekuensi penggunaan 5. Jenis ulin Eusideroxylon zwageri, sengkuang Dracontomelon dao, dan bayur Pterospermum spp. adalah jenis yang paling sering digunakan oleh orangutan sebagai pohon sarang dengan frekuensi masing-masing 15.45, 13.01, dan 12.20 selengkapnya lihat Gambar 4.16. Sembilan belas dari 35 jenis pohon sarang di Prevab digunakan dengan frekuensi 1, yaitu: Aglaia odorata, Antiaris toxitoria, Castanopsis sp., Dillenia exelsa, Dryobalanops sp., Ficus sp., Glochidion sp., Knema latericia, a b 63 Lophopetalum javanicum, Macaranga gigantea, Octomeles sumatrana, Pimeliodendron zoanthogyne, Planchonia valida, Unidentified1, Unidentified2, Unidentified3, Unidentified4, Unidentified5, Unidentified6. Gambar 4.15 Jenis pohon sarang dan frekuensi penggunaannya oleh orangutan di KP Batubara Gambar 4.16 Jenis pohon sarang dan frekuensi penggunaannya oleh orangutan di Prevab TN Kutai 1.32 1.32 1.32 1.32 1.32 1.32 1.32 1.32 1.32 2.63 3.95 5.26 6.58 26.32 43.42 10 20 30 40 50 Dialium spp. Hibiscus macrophyllus Leucaena leucocephala Macaranga gigantea Mallotus dispar Neolamarckia cadamba Pterospermum diversifolium Shorea sp. Unidentified sp1. Syzygium sp. Vitex pinnata Delonix regia Falcataria moluccana Gmelina arborea Senna siamea Frekuensi penggunaan jenis pohon sarang 0.81 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 2.44 2.44 2.44 4.07 6.5 7.32 8.94 12.2 13.01 15.45 10 20 30 40 50 19 jenis lainnya Croton argyratus Dimocarpus sp. Durio sp. Litsea sp. Mezzettia sp. Anacardiaceea Paranephelium sp. Shorea sp. Syzygium sp. Diospyros borneensis Chisocheton sp. Vitex pinnata Cananga odorata Pterospermum sp. Dracontomelon dao Eusideroxylon zwageri Frekuensi penggunaan jenis pohon sarang 64 Hasil perhitungan nilai indeks kesamaan jenis pohon sarang antara orangutan di KP Batubara dan di Prevab diperoleh Indek Kesamaan Jenis S rensen ISs sebesar 16. Jenis pohon sarang yang sama-sama digunakan oleh orangutan di kedua lokasi hanya 4 jenis, yaitu: Macaranga gigantea, Syzygium sp., Pterospermum sp., dan Vitex pinnata. Sebagian besar dari jenis pohon sarang di Prevab TN Kutai tidak dijumpai di KP Batubara dan begitu juga sebaliknya. Dbh pohon sarang orangutan di Prevab TN Kutai berkisar antara 20 sampai 126 cm dengan dbh rata-rata 56 cm. Orangutan di Prevab TN Kutai membangun 92.31 sarangnya pada pohon-pohon besar dbh 30 cm. Di KP Batubara, dbh pohon sarang berkisar antara 5 hingga 50 cm dengan dbh rata-rata 15 cm. Sebagian besar sarang orangutan dibangun pada pohon-pohon berdimensi kecil dbh ≤20 cm. Frekuensi penggunaan tertinggi di KP Batubara adalah pada pohon-pohon yang termasuk kelas dbh 10.1-15 cm 46.67, kemudian kelas dbh 5.1-10 cm 26.67, dan kelas dbh 15.1-20 cm 10. Hasil analisis Mann Whitney mengenai perbedaan dbh pohon sarang orangutan menunjukkan perbedaan yang nyata diantara kedua habitat N : 147; P 0.000 0.005. Sebaran dbh pohon sarang di kedua tipe habitat dapat dilihat pada Gambar 4.17. Gambar 4.17 Sebaran dbh pohon sarang orangutan di KP Batubara ■ dan Prevab TN Kutai ■ Gambar 4.18 Sebaran tinggi dari pohon sarang orangutan di KP Batubara ■ dan Prevab TN Kutai ■ 10 20 30 40 50 60 5.1-10 10.1-15 15.1-20 20.1-25 25.1-30 30 12. 90 45. 16 25. 81 11. 29 4. 84 - 0. 00 8. 13 32. 52 36. 59 14. 63 8. 13 Jum la h s ar an g Tinggi pohon sarang m 20 40 60 80 100 ≤5 5.1-10 10.1-15 15.1-20 20,1-25 25,1-30 30 3. 33 26. 67 46. 67 10. 00 3. 33 3. 33 6. 67 0. 00 0. 00 0. 00 1. 71 0. 85 5. 13 92.31 Ju m la h p o h o n s ar an g Kelas dbh pohon sarang cm 65 20 40 60 80 100 KP batubara Prevab 64.47 83.74 35.53 16.26 Ju m la h New nest Reused nest Pohon-pohon yang digunakan sebagai pohon sarang oleh orangutan di KP Batubara memiliki kisaran tinggi antara 5 sampai 30 m dengan frekuensi paling tinggi pada pohon-pohon yang termasuk kelas tinggi 10.1-15 m. Di Prevab TN Kutai, tinggi pohon sarang berkisar antara 10-40 m dengan frekuensi paling tinggi pada pohon-pohon yang termasuk kelas tinggi 20.1-25 m. Sebaran tinggi pohon sarang di KP Batubara dan Prevab TN Kutai disajikan pada Gambar 4.18. Karakteristik Sarang Orangutan di KP Batubara paling sering membangun sarang pada ketinggian 10.1-15 m dari permukaan tanah 37.84, selanjutnya pada ketinggian 5.1-10 m 29.73, 15.1-20 m 25.68, 25.1-30 m 5.41, dan 20.1-25 1.35. Di Habitat alami Prevab, orangutan lebih sering membangun sarang pada ketinggian 20.1-25 m 36.59, selanjutnya pada pada ketinggian 15.1-20 m 32.52, 25.1.30 m 14.63, 30 m 8.13, dan 10.1-15 m 8.13. Sebagian besar sarang yang dibangun oleh orangutan di kedua habitat merupakan sarang baru new nest, dengan persentase yang lebih kecil pada orangutan di KP Batubara 64.47 dibandingkan dengan orangutan di Prevab 83.61. Orangutan di KP Batubara lebih sering memperbaiki sarang-sarang lama untuk dapat digunakan kembali reused nest sebagai tempat beristirahat di malam hari dibandingkan dengan orangutan di Prevab 35.53 vs 15.57 Gambar 4.19. Orangutan memperbaiki sarang lama dengan cara menambahkan cabangranting yang baru ke struktur sarang lama. Gambar 4.19 Jumlah sarang berdasarkan tipe sarang di KP Batubara n = 74 dan di Prevab TN Kutai n = 123 FM di KP Batubara menggunakan reused nest dalam proporsi yang paling tinggi dibandingkan dengan kelas fokal lainnya, diikuti Adol, UFM, dan AF. Di Prevab TN Kutai repaired nest yang paling tinggi adalah FM, diikuti Adol dan AF selengkapnya lihat Tabel 4.10. Orangutan di KP Batubara lebih sering memilih membangun sarang pada posisi IIIpucuk pohon dibandingkan dengan posisi lain, yang ditunjukkan dengan tingginya frekuensi bersarang pada posisi tersebut 63.51, selanjutnya pada posisi IIujung dahan 27.03, posisi IVdua pohon atau lebih 5,41 , dan posisi Icabang utama 4.05. Orangutan di Prevab TN Kutai lebih sering membangun sarang pada posisi II 51.67, selanjutnya pada posisi III 36.67, dan posisi I 11.67. Frekuensi pemilihan posisi sarang oleh orangutan di kedua lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4.20 66 Tabel 4.10 Persentase jumlah sarang berdasarkan tipe sarang dan kelas fokal di KP Batubara KPB dan Prevab TN Kutai Kelas fokal New nest Reusedrepaired nest KPB Prevab KPB Prevab FM 33.33 71.43 66.67 28.57 UFM 66.67 100.00 33.33 0.00 AF 68.33 85.71 31.67 14.29 Adol 50.00 60.00 50.00 40.00 Keseluruhan 64.47 83.61 35.53 16.39 Hasil pengamatan di KP Batubara menunjukkan bahwa jumlah sarang yang tidak terlindung tajuk pohon mencapai 82.67, sedangkan jumlah sarang yang terlindung tajuk hanya 17.33 dari total jumlah sarang yang dibangun orangutan. Data tentang proteksi sarang oleh tajuk pohon di kawasan Prevab TN Kutai tidak tersedia, sebagai pembanding digunakan data hasil penelitian Niningsih 2009. Gambar 4.20 Frekuensi pemilihan posisi sarang oleh orangutan di KP Batubara N=74 sarang dan di Prevab TN Kutai N=120 sarang 4.4 Pembahasan 4.4.1 Perbandingan Pola Aktivitas Harian Waktu Mulai Aktif dan Lama Aktif Studi ini menemukan bahwa orangutan yang hidup di KP Batubara rata-rata memulai aktivitas hariannya lebih telatsiang ±1.5 jam dibandingkan dengan orangutan yang hidup di habitat alami Prevab TN Kutai. Keterlambatan dalam memulai aktivitas harian berarti orangutan di KP Batubara menghabiskan lebih banyak waktu untuk beristirahat di dalam sarang malam dibandingkan dengan orangutan yang hidup di habitat alami Prevab TN Kutai 14 jam 24 menit vs 13 jam 2 menit. Posisi I: 4,05 Posisi II: 27,03 Posisi III: 63,51 Posisi IV: 5,41 Posisi I: 11,67 Posisi II: 51,67 Posisi III: 36,67 Prevab KP batubara