Perbandingan Perilaku Pergerakan Day Range

75 dijelaskan, karena akar belaran tetap menjadi bagian dari diet orangutan bahkan di bulan-bulan saat ketersediaan buah melimpah, hasil penelitian Ferisa 2014 juga menunjukkan hal yang sama. Orangutan diketahui memiliki sifat yang sangat selektif dalam memilih pakan berkaitan dengan kondisi kesehatan dan preferensi terhadap pakan, namun belum ada penelitian yang dapat menjelaskan kenapa kulit akar belaran menjadi pakan penting bagi orangutan morio di lanskap Kutai. Pemilihan pakan tersebut bisa jadi karena alasan cita rasa, tekstur, ukuran, konsistensi pakan, atau penyebab lainnya Oldham dan Emmans 1990. Garsetiasih et al. 2016 melakukan penelitian tentang kandungan nutrisi dari Merremia peltata, tetapi yang diuji adalah bagian daun. Penelitian Garsetiasih et al. 2016 menemukan bahwa daun Merremia peltata mengandung nutrisi yang cukup tinggi dengan konsentrasi protein 9.70, lebih tinggi dari rumput lamuran Dichantium caricosum yang biasa dikonsumsi oleh satwa herbivora di TN Baluran dan TN Alas Purwo. Di Prevab TN Kutai, orangutan memakan buah sengkuang Dracontomelon dao dalam proporsi waktu paling besar. Kerapatan pohon sengkuang memang cukup tinggi di Prevab TN Kutai ±15 pohonha dengan INP ke-empat terbesar 9.31. Pohon sengkuang dikenal sebagai buah favorit orangutan, sengkuang yang berbuah sering dijadikan sebagai lokasi utama untuk dapat menemukan orangutan Rodman 1977; Campbell 1992. Pohon sengkuang adalah pohon buah yang secara aktif dikunjungi oleh orangutan di Prevab TN Kutai disamping pohon Ficus sp. Ferisa 2014. Proporsi waktu makan dari jenis liana cukup tinggi di Prevab TN Kutai 40.82. Penelitian Rodman 1977, Campbell 1992, dan Ferisa 2014, juga menunjukkan bahwa orangutan di Prevab dan Mentoko secara aktif mengunjungi akar belaran dan akar serapet untuk makan. Menurut Setia 2009, tumbuhan liana biasanya memang dimanfaatkan oleh orangutan sebagai sumber pakan. Orangutan di KP Batubara juga memanfaatkan beberapa jenis liana sebagai sumber pakan, yang mencapai 35.38 dari waktu makannya. Meskipun komposisi pakan liana juga cukup tinggi di KP Batubara, orangutan lebih intensif memakan kulit akar belaran 27.48 serta daun CP Centrocema acutifolium 3.29 dan daun Calopogonium caeruleum 3.28. Perbandingan Fluktuasi Pakan Bulanan Secara keseluruhan proporsi waktu makan biji-bijian di KP Batubara ±30.40 dari total waktu makan. Orangutan mengkonsumsi biji hampir di setiap bulan pengamatan dengan proporsi yang bervariasi, pada bulan-bulan tertentu proporsi waktu makan biji mengalami peningkatan, yaitu: pada bulan Juni sebesar 73.90, Oktober 48.47, dan Januari 33.76. Proporsi makan kulit oleh orangutan adalah yang terbesar di KP Batubara, namun waktu makan kulit mengalami penurunan dengan meningkatnya proporsi waktu makan biji-bijian. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pada periode biji-bijian tersedia dalam jumlah yang cukup, orangutan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk memakan biji-bijian yang tersedia di KP Batubara. Hal tersebut juga menguatkan dugaan bahwa di KP Batubara dimana pakan buah tidak tersedia, biji-bijian merupakan kategori pakanitem yang lebih disukai oleh orangutan dibandingkan dengan materi vegetasi lainnya, karena orangutan akan mengalokasikan sejumlah besar waktu untuk makan biji-bijian selama masih tersedia di areal tersebut. 76 Dengan demikian yang diduga kuat sebagai fall backs food di KP Batubara adalah kulit, daun, dan biji-bijian. Menurut Rodman 1977, proporsi lamanya waktu orangutan memakan buah, kulit, daun, dan bunga berfluktuasi dari bulan ke bulan. Di habitat alami Prevab TN Kutai, pada periode ketersediaan buah cukup, orangutan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memakan buah. Pada periode ketersediaan buah rendah, orangutan akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk makan buah dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan kulit, daun, atau bunga dibandingkan dengan pada periode ketersediaan buah cukup. Pada penelitian ini, konsumsi buah yang rendah terjadi pada bulan November dan Desember. Gambar 4.13 juga memperlihatkan bahwa pada bulan-bulan tertentu konsumsi bunga oleh orangutan di Prevab meningkat, misalnya pada bulan Juni dan Desember. Pada saat konsumsi bunga meningkat, konsumsi kulit mengalami penurunan, yang menunjukkan bahwa bunga adalah kategori pakan yang disukai orangutan setelah buah. Dugaan ini diperkuat oleh hasil penelitian Bastian 2010 di Sungai Lading dan Tuanan yang mengungkap bahwa buah lebih disukai daripada semua kategori makanan lainnya dan bunga lebih disukai daripada daun, kulit, dan materi vegetasi lainnya. Di Prevab TN kutai yang diduga kuat sebagai fall back foods adalah kulit dan daun. Dugaan tersebut didasarkan atas meningkatnya konsumsi kulit dan daun pada saat konsumsi buah menurun. Hasil ini mirip dengan di Tuanan dan Sungai Lading, yang menunjukkan korelasi negatif antara konsumsi kulit kayu, daun, dan materi vegetatif lainnya dengan prevalensi dan konsumsi buah-buahan favorit, sehingga ketiga item makanan tesebut ditetapkan sebagai fall back foods Vogel et al. 2008; Bastian et al. 2010. Galdikas 1988 menyatakan bahwa pohon pakan dikategorikan penting bagi orangutan, apabila orangutan yang diamati melakukan aktivitas makan pada pohon tersebut dalam jangka waktu lebih dari 10 menit. Pada penelitian ini suatu jenis pakan dianggap penting apabila proporsi waktu orangutan mengkonsumsi jenis tersebut 1 dari waktu makan. Orangutan di KP Batubara mengkonsumsi 12 jenis biji-bijian yang terdiri atas 10 jenis pohon dan 2 jenis liana. Dari 12 jenis tersebut hanya 4 jenis yang dianggap cukup penting bagi orangutan, yaitu: johar Senna siamea, sengon Falcataria moluccana, laban Vitex pinnata, dan trembesi Samanea saman. Pada penelitian ini hubungan antara jumlah seluruh pohon yang menghasilkan pakan biji dengan proporsi waktu makan biji tidak dapat dibuktikan, karena dari 10 jenis pohon pakan biji hanya 4 jenis diantaranya yang ditemukan di dalam plot fenologi. Dari 4 jenis pohon pakan biji yang ditemukan di dalam plot fenologi, biji johar adalah item yang paling intens dimakan oleh orangutan yang mencapai 24.04 dari waktu makan, sedangkan waktu yang dialokasikan untuk makan 11 jenis biji lainnya hanya ±6. Biji johar juga menjadi bagian dari diet orangutan di KP Batubara di setiap bulan pengamatan dalam proporsi waktu yang bervariasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, pada penelitian ini dilakukan uji korelasi antara waktu makan biji dengan jumlah pohon johar yang berbuah, hasilnya menunjukkan korelasi yang positif walaupun tidak signifikan. Dengan demikian, biji johar merupakan item pakan yang sangat penting bagi orangutan di KP Batubara. Orangutan di KP Batubara secara signifikan mengkonsumsi biji johar di setiap bulan pengamatan, namun pada bulan-bulan tertentu orangutan juga mengkonsumsi biji dari jenis tumbuhan lainnya, yaitu: biji sengon pada bulan