Sejarah dan Geografi KP Batubara

15 Taractrocera ardonia, Euchrysops cnejus, Lampides boeticus, Eurema hecabe, Neptis hylas, Hypolimmnas bolina, Polyura athamas KPC 2015. TN Kutai Jenis burung yang dapat dijumpai di Kawasan Prevab TN Kutai antara lain: Kangkareng perut putih Anthracoceros albirostris, julang emas Aceros undulatus, srigunting batu Dicrurus paradiseus, dan tepus merbah sampah Stachyris eryhroptera Ismawan et al. 2015. Jenis satwa lain yang ditemukan di Prevab, yaitu: bekantan Nasalis larvatus, banteng Bos javanicus, payau Rusa unicolor, beruang madu Helarctos malayanus, buaya muara Crocodylus porosus, dan buaya senyulong Crocodylus schlegellii Wirawan 1985.

2.1.4 Iklim

Kabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26° C berkisar antara 21-34ºC, perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5° hingga 7° C. Curah hujan di Kabupaten Kutai Timur bervariasi, yang semakin meningkat mulai dari wilayah pantai hingga ke pedalaman. Jumlah curah hujan rata-rata berkisar antara 2000 hingga 4000 mmtahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata adalah 130 hingga 150 haritahun Bappeda Kutim 2015. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, kedua lokasi penelitian termasuk tipe iklim A yaitu sangat basah. Jumlah curah hujan tahunan antara 1 549.5 hingga 2 993.4 mm dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2 558 mm, curah hujan rata-rata bulanan sebesar 188.2 mm. Suhu rata-rata adalah 26ºC berkisar antara 21-34ºC dengan kelembaban antara 67-90, kecepatan angin normal rata-rata 2-4 knotjam Ferisa 2014; KPC 2015. 2.2 Metode Umum Penelitian 2.2.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: peta blok- blok penambangan, GPS Global Positioning System, pita diameter phi band, parang, tali rafia, range finderlasser distance meter, perekam suaravoice recorder, gun tacker, kamera foto dan video, buku pengenal jenis tumbuhan, tabel lapangantally sheet, teropong binokuler, jam tangan digital, alat penerang headlampsenter, plastik label flagging tape, serta seperangkat komputer untuk keperluan pengolahan dan analisis data.

2.2.2 Pengumpulan Data

Secara garis besar data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari atas dua jenis, yaitu: data karakteristik habitat dan data perilaku orangutan. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Oktober 2013 hingga September 2014. Data Perilaku Orangutan Pengamatan perilaku orangutan dilakukan dengan metode focal animal sampling Altmann 1974; Paterson 1992 dengan menfokuskan pengamatan pada satu individu orangutan sebagai objektarget. Pengamatan dilakukan mulai dari 16 individu orangutan keluar dari sarang di pagi hari sampai individu tersebut membuat sarang untuk tidur pada sore harimenjelang malam. Pencatatan data dilakukan secara instantaneous, yaitu mencatat perilaku individu dalam kurun waktu tertentu pada tally sheet pada penelitian ini setiap dua menit. Selain itu, semua perilaku penting yang terjadi di luar interval waktu pengamatan juga dicatat van Schaik 2003. Pemilihan orangutan didasarkan atas proporsi jenis kelamin dan umur disebut kelas fokal. Pengamatan perilaku orangutan di KP Batubara dan Prevab TN Kutai dilakukan secara paralel. Prosedur kerja pengumpulan data perilaku orangutan adalah sebagai berikut: 1 Pencarian searching orangutan Pencarian individu orangutan sampel dilakukan pada saat pengamatan dimulai untuk pertama kalinya, pada saat orangutan menghilang ketika pengambilan data sedang berlangsung, serta pada saat masa pengambilan data untuk satu orangutan telah berakhir sehingga perlu dilakukan pencarian individu orangutan berikutnya. Pencarian orangutan dilakukan dengan penjelajahan pada titik-titik yang peluang perjumpaan dengan orangutan cukup besar, misalnya di sekitar pohon buah, lokasi tempat sisa makanan, maupun sarang baru. Beberapa tanda yang dapat membantu pengamat untuk menemukan orangutan antara lain melihat perpindahan atau mendengar suara pergerakan orangutan dari satu pohon ke pohon lainnya, mendengar suaravokalisasi yang sering dikeluarkan oleh orangutan, dan mencium bau orangutan tubuh, urin atau fesesnya. 2 Pemilihan orangutan Individu orangutan yang dijadikan target pengamatan ditentukan menggunakan teknik sampling insidentil, yaitu individu mana saja yang secara kebetulan bertemu dengan pengamat dan sesuai dengan kriteria dapat digunakan sebagai sampel Sugiyono 2007. 3 Identifikasi dan penandaan orangutan Indentifikasi dilakukan berdasarkan ciri morfologi orangutan, yaitu: jenis kelamin, ukuran tubuh, warna rambut, panjang rambut, warna mata, bantalan pipi, kantong leher, dan ciri-ciri lain Kuze et al. 2005. Orangutan diklasifikasikan menjadi 4 kelas umur dan jenis kelamin disebut kelas fokal, yaitu: jantan dewasa berpipi flanged male, FM, jantan dewasa tidak berpipi unflanged male, UFM, betina dewasa adult female, AF, dan remaja adolescent, Adol. Estimasi populasi dengan metode pengamatan langsung terhadap individu orangutan yang dijumpai di ARKPB juga dilakukan. Semua individu yang dijumpai diidentifikasi berdasarkan lokasi perjumpaan, ciri morfologi, status reproduksi punya bayianakhamil, perilaku, dan ciri-ciri khusus seperti bekas luka atau cacat. Setiap individu didokumentasikan dengan kamera foto untuk memastikan bahwa individu yang sama tidak terhitung lebih dari satu kali. 4 Pengamatan dan pencatatan aktivitas harian orangutan Apabila orangutan sudah ditetapkan, pengamat langsung mengambil titik koordinatnya dan menandai kedudukannya dalam peta. Selanjutnya pengamat mulai mengikuti dan mencatat seluruh perilaku harian orangutan sampai orangutan tersebut membuat sarang untuk tidur. Pengambilan data dilanjutkan pada hari berikutnya dengan mengunjungi sarang tidur. Pengamatan dimulai dari 17 orangutan keluar sarang sekitar pukul 05.00 WITA sampai orangutan membuat sarang malam sekitar pukul 16.30-17.30 WITA. Cara kerja ini diulangi setiap hari sampai target waktu pengamatan yang sudah ditentukan tercapai. Apabila orangutan menghilang sebelum sarang tidur dibuat atau sebelum target waktu pengamatan tercapai maka aktivitas pencarian kembali dilakukan, sampai menemukan kembali baik orangutan yang sama maupun orangutan yang lain. Pengamatan terhadap individu yang diamati dibatasi antara 7-10 hari setiap bulannya, hal ini untuk menjaga agar orangutan tidak terlalu terbiasa dengan kehadiran manusia serta untuk mencegah stress pada orangutan. Data aktivitas harian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dengan pengamatan harian ≥5 jam. Waktu pengamatan minimum dalam studi ini dinilai cukup representatif karena lebih besar daripada yang digunakan pada beberapa studi sebelumnya yang mengacu pada standar pengambilan data orangutan oleh Morrogh-Bernard et al. 2002 dengan waktu minimum 3 jam, misalnya Hardus et al. 2012 and Morrogh-Bernard et al. 2009. Bahkan Rijksen 1978 menggunakan minimal lama pengamatan aktivitas orangutan dalam satu harinya hanya 90 menit atau 1.5 jam. Data aktivitas harian orangutan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam lima kategori utama dengan mengadopsi dan memodifikasi kategori yang dibuat Galdikas 1986, yaitu: - Bergerak: aktivitas yang dimulai saat orangutan bergerak pindah dengan cara memanjat, membengkokkan pohon dari satu pohon ke pohon lain, maupun berjalan di tanah dengan 2 atau 4 anggota geraknya. - Istirahat: kondisi saat orangutan relatif tidak bergeraktidak melakukan aktivitas utamanya duduk, berdiri, atau tiduran pada cabang, di dalam sarang, atau pada permukaan tanah. - Makan: merupakan segala aktivitas yang meliputi persiapan, pemetikan, penggapaian, pengambilan, pengunyahanpenelanan makanan, bergerak dalam sumber makanan pohon, liana, pohon tua yang mengandung rayap, tumbuhan lantai hutan, termasuk minum dan penggunaan alat untuk makan. - Sosial: aktivitas yang melibatkan interaksi orangutan dengan orangutan lain bermain, seksual, mengutui, dan agresi. - Bersarang: merupakan aktivitas pematahan dan perajutan cabang-cabang danatau daun tumbuhan untuk membangun sarang sebagai tempat untuk tidur atau berlindung dari hujan. Data dari perilaku bersarang yang diamati antara lain: lama waktu membuat sarang, karakteristik pohon tempat bersarang jenis pohon, tinggi, dan diameter setinggi dadadbh, arsitektur pohon tempat bersarang, dan posisi sarang pada pohon. Selama penelitian bulan November 2013 sd Agustus 2014 telah berhasil dijumpai sebanyak 41 individu orangutan berbeda di sepuluh ARKPB. Orangutan yang dijumpai terdiri dari berbagai kelas fokal Tabel 2.1. Jumlah data yang berhasil dikumpulkan selama 12 bulan pengamatan di KP Batubara adalah 86 hari 782 jam dan 44 menit. Data tersebut merupakan hasil pengamatan terhadap 10 individu orangutan yang terdiri 6 betina dewasa, 1 jantan berpipi, 1 jantan tidak berpipi, dan 2 remaja. Di habitat alami Prevab TN Kutai, jumlah orangutan yang berhasil diamati adalah 9 individu 3 betina dewasa, 2 jantan berpipi, 3 jantan tidak berpipi, dan 1 remaja dengan jumlah data yang berhasil dikumpulkan sebanyak 124 hari 1 350 jam dan 48 menit Tabel 2.2. 18 Gambar individu orangutan yang menjadi target pengamatan di Prevab TN Kutai dan di KP Batubara disajikan pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6. Tabel 2.1 Individu orangutan hasil pengamatan langsung di berbagai ARKPB Areal Luas ha Tahun tanam AM AF Ad Juv Inf Jumlah Taman Payau 163.60 1998 4 4 1 1 3 13 D2 Arboretum 219.00 2000 - 1 1 - - 2 Gajah Hitam 37.00 2000 2 2 - 1 2 7 D4 Valley 69.08 2000 - 1 1 - - 2 Pelikan 18.30 2005 - 2 - - 2 4 Pit J-Rembulan 104.30 2010 - 3 - 1 2 6 C North Bendili 29.60 NR 1 1 - - - 2 Panel 2 101.35 2008 - 1 - 1 - 2 Mentari 158.34 2002 - - 1 - - 1 CPP 11.72 - 1 1 - - 2 Total 912.29 - 7 16 5 4 9 41 Jumlah - - 17.07 39.02 12.20 9.76 21.95 100 Ket: NR = Vegetasi jarang, rehab gagal, AM = Adult male jantan dewasa, AF = Adult female betina dewasa, Adol = Adolescent remaja, Juv = Juvenil anak, Inf =Infant bayi Tabel 2.2 Jumlah waktu pengamatan untuk masing-masing orangutan di KP Batubara dan di Prevab TN Kutai Lokasi Kelas fokal Nama orangutan Waktu observasi jam:menit Jumlah hari KP batubara FM Chiko 61:02 8 UFM Albaret 41:16 5 AF Cassia 245:01 29 Mentari 123:19 12 Clara 185:02 19 Valerin 27:52 3 Jatropa 30:30 3 Alstonia 22:54 2 Adol Rica 16:58 2 Merremia 28:50 3 Jumlah 782:44 86 Prevab TN Kutai FM Upas 79:44 7 Sumbing 156:20 15 UFM Dekong 92:54 9 Tako 22:00 2 Lolak 36:14 3 AF Mawar 366:39 35 Bayur 137:45 12 Labu 401;14 36 Adol Buyung 57:58 5 Jumlah 1 350:48 124 Keterangan: FM flanged male, UFM unflanged male, AF adult female, Adol adolescent