30 berasal 85 marga dan 43 famili berbeda yang dijumpai di dalam plot botani.
Berdasarkan pengamatan di luar plot botani, berhasil diidentifikasi 29 jenis pohon yang berbeda dengan jenis di dalam plot botani. Dengan demikian, di Prevab TN
Kutai minimal ada 177 jenis pohon yang terbagi ke dalam 98 marga dan 44 famili.
Habitat orangutan di Prevab TN Kutai memiliki indeks keanekaragaman jenis pohon sebesar 4.35. Cananga odorata adalah jenis yang paling dominan
dengan INP paling tinggi 31.44, kerapatan 127 pohonha, basal area 3.62 m2ha, dan dijumpai pada 18 dari 25 petak ukur. Dua puluh jenis pohon paling
dominan di Prevab disajikan pada Tabel 3.6 INP seluruh jenis lihat Lampiran 2.
Tabel 3.6 Dua puluh jenis pohon yang paling dominan di Prevab TN Kutai
Jenis Famili
K KR
FR BAR
INP Cananga odorata
Annonaceae 127
14.70 4.14 12.61 31.44
Paranephelium sp. Sapindaceae
39 4.51 2.07
6.36 12.94
Croton argyratus Euphorbiaceae
29 3.36 3.45
2.96 9.76
Dracontomelon dao Anacardiaceae
15 1.74 2.30
5.28 9.31
Chisocheton sp. Meliaceae
17 1.97 1.61
5.61 9.19
Alangium ridleyi Alangiaceae
37 4.28 2.30
1.75 8.33
Eusideroxylon zwageri Lauraceae
12 1.39 1.61
5.13 8.13
Ficus indica Moraceae
28 3.24 1.84
1.17 6.25
Pterospermum diversifolium Sterculiaceae
6 0.69 0.92
4.32 5.93
Nephelium hamulatum Sapindaceae
13 1.50 1.38
2.89 5.78
Melicope latifolia Rutaceae
24 2.78 1.61
1.25 5.63
Dillenia exelsa Dilleniaceae
17 1.97 2.30
1.34 5.61
Oroxylum indicum Bignoniaceae
12 1.39 1.84
2.17 5.39
Clerodendrum adenophysum Verbenaceae
19 2.20 0.92
2.09 5.21
Chisocheton macrophylla Meliaceae
4 0.46 0.69
3.46 4.61
Polyalthia verugenia Annonaceae
15 1.74 1.84
0.93 4.51
Alangium sp. Alangiaceae
19 2.20 1.38
0.72 4.30
Monocarpia euneura Annonaceae
12 1.39 1.84
0.86 4.09
Endospermum diadenum Euphorbiaceae
10 1.16 1.15
1.74 4.04
Vitex pinnata Verbenaceae
6 0.69 1.15
2.13 3.97
Keterangan: K kerapatan pohonha, KR kerapatan relatif, FRfrekuensi relatif,
BAR basal area relatif
, INP indeks nilai penting jenis
3.3.3 Perbandingan Struktur Tegakan Hutan Struktur Tegakan Hutan di KP Batubara
Secara keseluruhan, kerapatan pohon dengan dbh ≥5 cm di ARKPB Taman Payau dan Gajah Hitam adalah 880 pohonha, dbh rata-rata ±12 cm, basal area
±14.96 m
2
ha. Pohon penyusun tegakan di ARKPB berada dalam kelas umur yang lebih kurang sama, sehingga memiliki ukuran diameter, tinggi, dan tajuk yang
cenderung seragam. Pohon berdiameter kecil ≤20 cm sangat mendominasi di
ARKPB. Pohon dengan dbh 5.1-10 cm terdapat dalam jumlah yang paling besar di kedua ARKPB, sedangkan Pohon dengan dbh 20 cm terdapat dalam
persentase yang sangat kecil. ARKPB Taman Payau memiliki kerapatan pohon ±655 pohonha, dbh rata-rata ±13.25 cm, basal area ±11.97 m
2
ha. ARKPB Gajah Hitam memiliki kerapatan pohon ±1 105 pohonha, dbh rata-rata ±11.57 cm, basal
area ±17.95 m
2
ha.
31 Ketinggian pohon dengan dbh ≥5 cm di ARKPB Taman Payau berkisar
antara 4.5-17.2 m dengan tinggi rataan ±9.89 m. Jumlah pohon yang dijumpai dalam plot botani, sebanyak 52.34 berada dalam kelas tinggi 5.1-10 m dan
41.41 berada pada kelas tinggi 10.1-15 m. Distribusi tinggi pohon dengan dbh ≥5 cm di ARKPB Gajah Hitam tidak jauh berbeda, ketinggian pohon berkisar
antara 1.7-18 m dengan tinggi rataan ±10.75 m. Dari jumlah pohon yang dijumpai dalam plot botani Gajah Hitam, sebanyak 3.50 berada dalam kelas tinggi 5.1-
10 m dan 50.22 berada pada kelas tinggi 10.1-15 m. Struktur vertikal dari tegakan hutan di kedua ARKPB dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Struktur vertikal dari tegakan hutan di ARKPB Taman Payau a dan ARKPB Gajah Hitam b.
Diameter tajuk dari pohon- pohon dengan dbh ≥5 cm di ARKPB berkisar
antara 0.96-18.65 m dengan diameter tajuk rataan ±5.70 m. Pohon dengan diameter tajuk 5 m dan 5.1-10 m terdapat dalam jumlah yang paling besar, yaitu
46.70 dan 46.42. Pohon yang memiliki diameter tajuk 10.1-15 m dan 15.1-20 m sangat sedikit, hanya ±5.44 dan 1.43 dari jumlah pohon. Kondisi tersebut
berbeda dengan di habitat alami Prevab TN Kutai yang sebagian dari pohon-
pohon penyusun tegakannya memiliki diamater tajuk ≥25 m. Tajuk hutan di kedua ARKPB yang tidak selalu kontinu karena pohon-pohon penyusun tegakan tidak
cukup rapat dan tajuknya tidak cukup lebar Gambar 3.6. Diskontinuitas tajuk juga disebabkan oleh ketidakhadiran liana berkayu di ARKPB.
32
Gambar 3.6 Struktur horizontal tegakan hutan di ARKPB Taman Payau a dan ARKPB Gajah Hitam b.
Struktur Tegakan Hutan di Prevab TN Kutai
Prevab TN Kutai merupakan habitat alami orangutan yang terdiri hutan primer dan sekunder tua dengan kondisi habitat yang masih baik. Struktur hutan
secara vertikal dan horizontal masih lengkap. Tegakan hutan disusun oleh pohon- pohon dari berbagai jenis dan berbagai tingkat pertumbuhan, dengan ukuran dbh,
tinggi, dan tajuk yang bervariasi. Jumlah pohon semakin menurun dengan meningkatnya ukuran dbh pohon yang merupakan salah satu ciri dari struktur
hutan alam klimaks Kalimantan Meyer 1952. Pohon dengan dbh
kecil ≤20 cm terdapat dalam persentase yang sangat besar ±76.83, sedangkan pohon dengan
dbh 20 cm hanya ±23.17. Sebaran dbh dari pohon di kawasan Prevab TN Kutai dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Sebaran dbh pohon di kawasan Pevab TN Kutai N = 505 Ketinggian pohon dengan dbh ≥5 cm di Prevab TN Kutai berkisar antara 1-
40 m dengan tinggi rataan ±10.5 m. Pohon dengan tinggi 4-20 m stratum C terdapat dalam jumlah yang paling besar, yaitu 86.14 dan hanya ±0.6 dari
10 20
30 40
50
5-10 10-15 15-20 20-25 25-30 30-35 35-40 40-45 45-50
50 43.96
20.99 11.88
6.34 5.15
3.76 2.57
1.58 1.19
2.57 Jum
la h
po h
o n
Kelas dbh Pohon cm
33 jumlah poho
n yang memiliki tinggi ≥30 m stratum A. Profil vertikal tegakan hutan di habitat alami Prevab TN Kutai dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Profil vertikal tegakan hutan di plot botani BD a, SL b dan TJ c
Prevab TN Kutai Diameter tajuk dari pohon-pohon di Prevab TN Kutai berkisar antara 0.5-
38.5 m dengan diameter tajuk rataan ±7.25 m. Pohon dengan diameter tajuk 5-10 m terdapat dalam jumlah yang paling besar 46.15 dan pohon-pohon dengan
diameter tajuk 25 m masih dijumpai walaupun dalam jumlah kecil 0.64. Pohon dengan
diameter tajuk ≥30 m hanya ±0.6 dari jumlah pohon. Gambar 3.9 menyajikan profil horizontal tegakan hutan di Prevab TN Kutai.
Panjang plot sampel m
34
Gambar 3.9 Profil horizontal tegakan hutan di plot botani BD a, SL b dan TJ c Prevab TN Kutai
3.3.4 Aktivitas Manusia
Penambangan batubara menyebabkan meningkatnya jumlah dan intensitas manusia di KP Batubara. Menurut KPC 2015, ada 13 pit aktif di areal konsesi
PT KPC pada tahun 2015, sebanyak 6 Pit dioperasikan sendiri oleh PT KPC, 7 pit lainnya dioperasikan oleh kontraktor. Jumlah karyawan yang bekerja di KP
Batubara lebih dari 26 302 orang 4 802 orang karyawan PT KPC dan 21 500 orang karyawan kontraktor dan perusahaan terkait lainnya. Operasional
penambangan berlangsung selama 24 jam, pergantian giliran kerja karyawan dua kali dan tiga kali dalam sehari, tergantung masing-masing pengelola pit.
Hasil pengumpulan data terhadap 37 responden yang bekerja di KP Batubara menunjukkan bahwa seluruh responden dapat membedakan orangutan
dengan jenis primata lainnya seperti bekantan, monyet ekor panjang, dan owa, serta mengetahui bahwa orangutan dilindungi secara hukum. Mereka mengetahui
bahwa orangutan dilindungi dari berbagai sumber, antara lain: media cetakelektroniak 80.56, dari sekolahlembaga pendidikan 50, serta dari
pendidikan dan pelatihanselebaran perusahaan 30.56.
Responden yang mengetahui keberadaan orangutan di KP Batubara karena mereka pernah bertemu langsung dengan orangutan mencapai 89.19, yang
menunjukkan bahwa intensitas perjumpaan orangutan dengan karyawan cukup