spesifikasi  dari  pengetahuan  lokal  yang  fokus  pada  konseptualisasi  suatu  budaya lokal  dalam  berinteraksi  dengan  alam  dan  lingkungannya  Becker  dan  Ghimire,
2003.  PET  digunakan  untuk  mengkaji  aspek  ekologi,  sosial-ekonomi,  dan spiritual-budaya berdasarkan pemahaman para ahli tokoh masyarakat mengenai
masalah  pertanian  dengan  pendekatan  pengetahuan  masyarakat  lokal.  Hasil karakterisasi  berupa  deskripsi  dari  karakter  lanskap  pertanian  Sunda
Parahiyangan.
3.4.5.   Metode Analisis
Keberlanjutan Lanskap
Pertanian Sunda
Parahiyangan
Analisis  keberlanjutan  dilakukan  pada  aspek  fisik  dan  masyarakat,  serta aspek  intervensi  kebijakan  dengan  pendekatan  metode  National  Research
CouncilNRC  NRC,  2010  dan  Community  Sustainability  AssessmentCSA GEN,  2008.  Analisis  keberlanjutan  lanskap  pertanian  menjadi  salah  satu  faktor
penting  dalam  menunjang  tercapainya  pembangunan  pertanian  berkelanjutan. Sebagai media utama yang mewadahi aktivitas pertanian, lanskap pertanian harus
memiliki  struktur  dan  fungsi  sistem  ekologi  pertanian  agroekosistem  dengan daya  lentur  resilience  yang  optimal  sebagai  bentuk  adaptasi  terhadap  dinamika
pembangunan. Untuk mengetahui tingkat keberlanjutan suatu lanskap pertanian, dilakukan
analisis  terhadap  tiga  unsur  utama  keberlanjutan  ekologi,  sosial-ekonomi,  dan spiritual-budaya guna mencapai empat tujuan dari pertanian berkelanjutan USDA
USDA-NAL, 2007, yaitu 1 menyediakan kebutuhan pangan, pakan, dan serat, serta  berkontribusi  dalam  penyediaan  biofuel,  2  memperkaya  kualitas
lingkungan  dan  sumber  daya,  3  mempertahankan  kelangsungan  ekonomi pertanian,  dan  4  meningkatkan  kualitas  hidup  bagi  petani,  buruh  tani,  dan
masyarakat  secara  keseluruhan. Hasil  analisis  keberlanjutan  NRC  dan  CSA
disesuaikan  dengan  kriteria  keberlanjutan  USDA  membentuk  matriks  hubungan pengelolaan  lanskap  pertanian  ke  arah  keberlanjutan.  Matriks  tersebut  menjadi
acuan  dalam  menyusun  strategi  pengelolaan  lanskap  pertanian  Sunda Parahiyangan yang berkelanjutan.
3.4.5.1. Analisis Keberlanjutan Fisik
Analisis  keberlanjutan  fisik  lanskap  pertanian  dilakukan  secara  deskriptif dengan  menggunakan  pendekatan  penilaian  keberlanjutan  National  Research
CouncilNRC.  Kriteria  penilaian  fokus  pada  tiga  aspek  utama,  yaitu  1  praktik produksi,  2  sosial-ekonomi,  dan  3  sosial  kemasyarakatan.
Aspek  produksi diarahkan kepada pencapaian keberlanjutan ekologi. Penilaian difokuskan kepada
aktivitas  pertanian  yang  dilakukan  masyarakat,  seperti  sistem  pertanian, penggunaan  alat  dan  bahan  pertanian  benih,  pupuk,  insektisida,  dan  teknologi,
pemanfaatan  sumber  daya  alam  dan  lingkungan  pertanian  tanah,  air,  udara,  dan iklim,  pendekatan  isu  jejak  karbon  carbon footprint,  dan  pemanfaatan  sumber
daya energi. Aspek  sosial-ekonomi  difokuskan  pada  penilaian  penjualan  hasil  produksi,
seperti  tingkat  penjualan,  metode  penjualan  waktu,  lokasi,  pekerja,  dan  cara, produk  yang  dijual  organik  atau  nonorganik,  dan  manajemen  resiko.  Aspek
sosial kemasyarakatan difokuskan pada pencapaian keberlanjutan sosial, spiritual, dan  budaya.  Penilaian  dilakukan  pada  kelembagaan  masyarakat  dalam  bidang
pertanian, hubungan antarmasyarakat petani dan antara petani dengan masyarakat umum,  kearifan  lokal  dalam  bidang  pertanian,  keberlanjutan  sosial  pertanian
regenerasi, mitigasi dan adaptasi terhadap dinamika sosial-spiritual-budaya, dan pemahaman terhadap isu keamanan pangan food safety.
Dalam  mencapai  keberlanjutan  lanskap  pertanian,  eksistensi  keragaman tanaman  pertanian  sebagai  sumber  daya  hayati  pertanian  utama  perlu  dianalisis
berdasarkan stuktur, fungsi, dan tingkat keanekaragamannya. Struktur dan fungsi dianalisis berdasarkan analisis vertikal dan horizontal. Analisis vertikal dilakukan
dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tanaman berdasarkan ketinggian dan  jenis  tanaman.  Tanaman  diklasifikasikan  menjadi  5  kelas,  yaitu  1  0-1  m
herba, 2 1-2 m semak pendek, 3 2-5 m semak, 4 5-10 m perdu, dan 5 10 m pohon Arifin, Sakamoto, dan Chiba, 1997.
Analisis horizontal
dilakukan dengan
mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan tanaman berdasarkan fungsi tanaman. Secara umum tanaman diklasifikasikan  ke  dalam  delapan  fungsi,  yaitu  1  tanaman  hias  ornamentals,
2  tanaman  sayuran  vegetables,  3  tanaman  buah  fruits,  4  tanaman  obat