Saran SIMPULAN DAN SARAN

[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka: 1278 hlm. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2007. SARD and Mountain Regions. Sustainable Agriculture and Rural Development SARD Policy Brief 19. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome, Italy: 1-4. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2010. The State of Food Insecurity in the World-Addressing food insecurity in protracted crises. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome, Italy: 54 hlm. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2011. The state of the world’s forests 2011. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome: 157 hlm. Fausia, L. dan Prasetyaningsih, N. 2005. Kajian Aktivitas Reproduktif dan Produktif Perempuan dan Kaitannya dengan Pengelolaan Sumberdaya Alam. Di dalam: Pembaharuan Tata-Pemerintahan Lingkungan: Menciptakan Ruang Kemitraan Negara-Masyarakat Sipil-Swasta. Bogor: PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP. 81-91. Finotto, F. 2011. Landscape Assessment: The Ecological Profile. In: Castella, C., and Peano, A. 2011. Landscape Indicators: Assessing and Monitoring Landscape Quality. Dordrecht: Springer Science Business Media B. V. Fridley, J. D., Senf, A. R., and Peet, R. K. 2009. Vegetation Structure of Field Margins and Adjacent Forest in Agricultural Landscape of the North Carolina Piedmont. Castanea. 74: 4. [GEN] Global Ecovillage Nework. 2008. Community Sustainability Assessment CSA. USA: Ecovillage Network of the Americas: 41 hlm. Harianto. 2007. Peranan Pertanian dalam Ekonomi Pedesaan. Makalah pada Seminar Nasioanl “Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mecari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat” yang diselenggarakan oleh Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian. Pada tanggal 4 Desember 2007 di Bogor. Huntington, H. P. 2000. Using traditional ecological knowledge in science: methods and applications. Ecological Applications. 10: 1270-1274. Indaryanti, Y. 2005. Sistem Ekonomi Rumah Tangga Komunitas Lokal di Daerah Aliran Sungai Citanduy. Di dalam: Pembaharuan Tata-Pemerintahan Lingkungan: Menciptakan Ruang Kemitraan Negara-Masyarakat Sipil- Swasta. Bogor: PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP. 41-53. Iskandar, J. dan Iskandar, B. S. 2011. Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. 246 hlm. Kartasasmita, G. 2005. Ketahanan Pangan dan Ketahanan Bangsa. Keynote Speech pada Seminar “Pengembangan Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal” dalam rangka Dies Natalies ke-45 Universitas Pasundan. Pada tanggal 26 November 2005 di Bandung. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. 391 hlm. Lubis, N. H., Nugraha, A., Wildan, D., Dyanti, E. S., Sofianto, K., Falah, M., Dienaputra, R. D., dan Djubiantono, T. 2003. Sejarah Tatar Sunda Jilid 1. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian UNPAD Bandung. Machmur, M. 2010. Ketahanan Pangan: Diversivikasi Pangan dan Kesehatan. Makalah pada Stakeholder Meeting “Stategic Alliance for Achieving MDG’s” dalam Dies Natalis FK UNPAD ke-53. Pada tanggal 21 Oktober 2010 di Bandung. Miskinis, P. 2011. Mathematical modeling of mountain heinght distribution on the Earth’s surface. Geologija. 1: 21-26. Muleler, J. G., Assanou, I. H., Guimbo, I. D., and Almedom, A. M. 2009. Evaluating Rapid Participatory Rural Appraisal as an Assessment of Ethnoecological Knowledge and Local Biodiversity Patterns. Conservation Biology, 1: 140–150. Mulyoutami, E., Rismawan, R., and Joshi, L. 2009. Local knowledge and management of simpukng forest garden among the Dayak people in East Kalimantan, Indonesia. Forest Ecology and Management. 257: 255. [NRC] National Research Council. 2010. Toward Sustainable Agricultural Systems in the 21st Century. Washington, D. C.: The National Academic Press: 598 hlm. Prasetyo, L. B. 2005. Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan, Degradasi Lahan dan Upaya Penganggulangannya: Studi Kasus di Daerah Aliran Sungai Citanduy. Di dalam: Pembaharuan Tata-Pemerintahan Lingkungan: Menciptakan Ruang Kemitraan Negara-Masyarakat Sipil-Swasta. Bogor: PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP: 18-40. Prasodjo, N. W. 2005. Pengetahuan Lokal dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citanduy. Di dalam: Pembaharuan Tata-Pemerintahan Lingkungan: Menciptakan Ruang Kemitraan Negara-Masyarakat Sipil-Swasta. Bogor: PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP. 92-120. Purnama, S. 2007. Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda. Bandung: PT. Cipta Sastra Salura. Reijntjes, C., Haverkort, B., and Bayer, A. W. 1992. Farming for Future: An Introduction to Low-External-Input and Sustainable Agriculture. Netherland: ILEIA. Rigg, J. 1862. A Dictionary of The Sunda Language of Java. Batavia: LangeCo. Rosidi, A. 2000. Ensiklopedi Sunda; Alam, Manusia, dan Budaya. Jakarta: Pustaka Jaya. Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat. 37: 2 Sharma, E., Chettri, N., and Oli, K. P. 2010. Mountain biodiversity conservation and management: a paradigm shift in policies and practices in the Hindu Kush-Himalayas. Ecol Res. 25: 909-923. Simonds, J. O. 1983. Landscape Architecture. McGraw-Hill Book Co., Inc. New York. Soemarwoto, O., and G. R. Conway. 1992. The Javanese homegarden. Journal for Farming Systems Research-Extension. 2: 95-118. Soerianegara, I. dan Indrawan, A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan, Fahutan, IPB: 37. Suryani, E. 2011. Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia. Swanwcik, C. 2002. Landscape Character Assessment: Guidance for England and Scotland. UK: The Countryside Agency and Schottist Natural Heritage. Turpin, N. and Oueslati, W. 2008. Editorial: Landscape in the Dynamic of Local Economies. Landscape Research. 3: 259-262. Walker, D. H., Sinclair, F. L., Joshi, L., and Ambrose, B. 1997. Prospect for The Use of Corporate Knowledge Bases in The Generation, Managemen, and Communication of Knowledge at A Front-Line Agriculture Research Center. Agricultural Systems. 54: 291-312. [USDA-NAL] U.S. Department of Agriculture National Agricultural Library. 2007. Sustainable agriculture: definitions and terms. http:www.nal.usda.govafsicpubstermssrb9902.shtmltoc5 [9 Sep 2011]. LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Kajian dalam Mencapai Sistem Pertanian Berkelanjutan National Research CouncilNRC. No. Aspek Kajian Daftar Pertanyaan 1. Kriteria kesuksesan dan batasan penilaian aspek keberlanjutan sistem pertanian 1. Faktor apa yang berkontribusi terhadap perkembangan atau kesuksesan usaha pertanian Anda? 2. Dalam hal terpenting apa perubahan tersebut terjadi pada kurun waktu lima tahun terakhir? 3. Secara umum, bagaimana Anda menilai kinerja sistem pertanian dalam beberapa kriteria umum aspek keberlanjutan berikut: a. Keberlanjutan ekosistem lokal air, udara, tanah, keanekaragaman, dan spesies langka, dsb. b. Keberlanjutan ekosistem global penggunaan energi, iklim, dsb. c. Keberlanjutan sosial kualitas hidup, pekerja, ekonomi, masyarakat, dsb. d. Keberlanjutan sistem pangan kualitas pangan, nutrisi, kesesuaian harga dan kemudahan akses, dsb. 4. Kesempatan utama apa yang Anda miliki untuk meningkatkan pelaksanaan usaha pertanian? Resiko apa yang akan Anda hadapi? 5. Bagaimana cara Anda menanggulangi masalah atau menurunkan resiko? 6. Apakah Anda melakukan penelitian atau ekperimen dalam memperoleh metode baru? Jika iya, dalam bentuk apa? Apakah Anda bekerja sama dengan organisasi atau individu? Jika iya, dengan siapa? 7. Apakah Anda memiliki masalah yang spesifik yang mungkin lebih menguntungkan dari penelitian ilmiah? 8. Apa yang Anda pikirkan tentang usaha pertanian Anda di masa depan? 9. Faktor apa sangat mempengaruhi terhadap keberlanjutan usaha Anda? Bagaimana menurut Anda tentang sistem pertanian berkelanjutansistem pertanian organik di masa depan? 10. Apa Anda dapat memprediksi beragam hambatan dan tantangan untuk mencapai pertanian berkelanjutan, atau untuk membangun strategi tambahan untuk memperkaya keberlanjutan? 11. Apakah Anda merasa tertantang ketika memikirkan tentang usaha pertanian yang Anda lakukan?

2. Praktik Produksi

Praktik 1. Praktik apa yang Anda lakukan dalam usaha pertanian: a. Konvensional ... b. Manajemen hama terpadu ... c. Masukan rendah ... d. Organik yang telah disertifikasi ... e. Sistem campuran tanaman dan hewan ... f. Biodinamis ... g. Lainnya ... 2. Apakah Anda melakukan pergiliran tanaman? 3. Apakah Anda menggunakan tanaman penutup? 4. Apakah Anda mengontrol masa pembungaan, pengaturan buah, atau masa pertumbuhan tanaman? 5. Apakah Anda membantu penyelesaian penyerbukan? 6. Apakah Anda mengelola lebah atau agen penyerbukan lainnya? 7. Jika Anda menanam tanaman tahunan, apakah Anda menggunakan varietas hibrida? 8. Apakah Anda menanam tanaman musiman, kayu, atau tanaman pohon? 9. Apakah Anda memiliki strategi untuk mengelola keanekaragaman hayati dalam usaha pertanian? Kontrol Benih, Hama dan Penyakit 1. Kontrol apakah yang Anda lakukan dalam penggunaan benih? 2. Kontrol apakah yang Anda lakukan dalam penanganan penyakit? 3. Kontrol apakah yang Anda lakukan dalam penanganan hama? 4. Apakah Anda menggunakan pengendalian hama terpadu PHT? Praktik apa yang Anda berdayakan? 5. Jika Anda menggunakan PHT, apakah Anda berkerja sama dengan instansi PHT atau dilakukan secara mandiri? Sumber Daya Tanah Karakteristik Tanah Secara Umum untuk tipe tanah mayor 1. Jelaskan tipe tanah pada lahan pertanian Anda? 2. Apa keterkaitan karakteristik tanah dengan proses pengelolaan tanaman? 3. Apa yang menjadi hambatan dalam hal tanah erodibilitas, faktor penyebab banjir, miskin struktur, dsb.? 4. Apa yang menurut Anda terbaik dari tanah dalam lahan pertanian Anda? Bagaimana Anda merespon tantangan terkait kualitas tanah? 5. Program manajemen tanah apa yang Anda lakukan? 6. Apakah Anda menilai kesehatan dan kesuburan tanah? Apakah Anda menggunakan bioassay untuk mengevaluasi aktivitas mikroba? 7. Apakah Anda menggunakan pupuk kimia? 8. Apakah Anda menggunakan kompos? 9. Apakah Anda menggunakan pupuk hijau? Jika iya, menggunakan jenis tanaman apa? 10. Apakah Anda menggunakan amandemen terkait pertanahan? Jika iya, dalam bentuk seperti apa? 11. Apakah Anda menggunakan metode konservasi tanahpencegahan erosi? Jika iya, dalam bentuk apa? 12. Apakah Anda mengetahui lapisan bahan organik tanah? Jika iya, bagaimana Anda mengukurnya? Sumber Daya Air Kuantitas 1. Berapa rata-rata curah hujan? 2. Apakah Anda menggunakan sistem irigasi? 3. Bagaimana kecukupan suplai air dalam menunjang usaha pertanian Anda? 4. Apakah Anda pernah membuat perubahan yang signifikan dalam upaya penyesuaian dengan kondisi sulit airkekeringan? 5. Apakah terjadi perubahan terkait ketersediaan air dalam beberapa tahun terakhir? Kualitas 1. Apakah kekhawatiran terhadap kualitas air di kawasan pertanian Anda mengalami peningkatan? 2. Apakah kondisi tersebut berdampak pada usaha pertanian Anda? 3. Apakah Anda pernah membuat perubahan yang signifikan dalam upaya penyesuaian dengan kondisi keperihatinan penurunan kualitas air? 4. Apa langkah spesifik yang Anda lakukan untuk melindungi kualitas air di kawasan pertanian Anda? 5. Apakah Anda menguji sumber daya air yang Anda miliki? 6. Apakah Anda mengetahui isu terkait kesehatan air minum? Iklim Isu Perubahan Iklim Global 1. Apakah pernah terjadi banjir, badai, atau bencana yang disebabkan iklim lainnya yang berdampak pada usaha pertanian Anda dalam beberapa tahun terakhir? 2. Bagaimana Anda merasakan usaha pertanian Anda telah memberi dampak pada perubahan iklimpemanasan global? 3. Apa yang Anda pikirkan terkait dampak usaha pertanian Anda di masa depan? Udara Isu Kualitas Udara 1. Apakah terdapat isu kualitas udara yang mempengaruhi usaha pertanian Anda? 2. Apa langkah nyata yang sudah Anda lakukan untuk mengurangi kekhawatiran akibat isu tersebut? Jejak Karbon Carbon Footprint Isu Jejak Karbon 1. Dalam batas apa Anda menyadari dampak emisi gas rumah kaca GRK dari usaha pertanian Anda seperti penggunaan minyak bumi dalam operasional mesin pertanian, penggunaan pupuk kimia, dan penggunaan bahan sintetik plastik? 2. Apa langkah nyata yang sudah Anda lakukan untuk mengurangi kekhawatiran akibat isu tersebut? Energi Energy Renewable Isu Energi Terbarukan 1. Apa sumber energi yang Anda gunakan? 2. Apakah Anda menggunakan bentuk energy lain yang terbarukan angina, cahaya matahari, dsb. dalam usaha pertanian Anda? 3. Seberapa efektifkah sistem tersebut berjalan? 4. Apa yang menjadi aspek terbaik pada sistem tersebut? 5. Apa yang menjadi aspek terburuk pada sistem tersebut? 6. Apakah Anda memiliki rencana pengelolaan energi? Peralatan dan Gudang 1. Jenis peralatan apa yang digunakan dalam usaha pertanian Anda? 2. Apakah Anda menggunakan tenaga hewan? 3. Apakah Anda memiliki gudang penyimpanan hasil panen? Jika iya, dalam bentuk seperti apa dan kapasitas berapa? 4. Apakah Anda memiliki gudang pendingin untuk pengawetan sayur dan buah? Jika iya, dalam bentuk seperti apa dan kapasitas berapa?

3. Sosial dan EkonomiPasar

Penjualan 1. Bagaimana perubahan nilai bruto dari penjualan hasil produksi pertanian Anda selama lima tahun terakhir? 2. Apa yang Anda harapkan dalam waktu lima tahun mendatang? Pemasaran 1. Dimana Anda menjual hasil produksi pertanian Anda? 2. Berapa proporsi pemasaran hasil produksi pertanian yang dipasarkan dalam pasar lokal? 3. Apakah produk Anda dipasarkan diluar daerah domisili Anda? 4. Apakah Anda menjual setiap produk dalam ikatan kontrak dengan perusahaan pemasaran? 5. Apakah Anda memperoleh pinjaman? 6. Bagaimana perubahan pendekatan pemasaran yang Anda lakukan selama 5 – 10 tahun terakhir? 7. Apakah Anda menambahkan nilai tambah pada produk yang dihasilkan melalui pengemasan atau pelabelan? Produk Organik 1. Apakah produksi pertanian Anda telah memiliki sertifikat resmi yang anda gunakan dalam pemasaran? 2. Jika Anda merupakan petani organik yang telah disertifikasi, silahkan untuk menjawab pertanyaan berikut: a. Apakah Anda mendapatkan bonus harga untuk produk yang dipasarkan? b. Apakah bonus tersebut meningkat atau menurun dalam beberapa tahun terakhir? c. Seberapa penting bonus tersebut terhadap kemampuan Anda untuk menjalankan sistem pertanian organik? d. Apakah penting bonus untuk produk organik dalam mempengaruhi keputusan Anda menggunakan praktik pertanian berkelanjutan? Finansial 1. Dapatkah Anda menjelaskan terkait aspek finansial dari usaha pertanian yang Anda lakukan selama ini? Pendapatan Kotor 1. Apa perkiraan penjualan kotor dari produk pertanian? 2. Apa perkiraan pendapatan dari pembayaran program pemerintah? 3. Apakah ada sumber lain dari pendapatan pertanian? Pendapatan Bersih 1. Berapa banyak pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu lima tahun terakhir? 2. Apakah pendapatan bersih tersebut meningkat dalam lima tahun terakhir? Pendapatan Pertanian VS. Non Pertanian 1. Apakah ada dalam keluarga Anda yang bekerja di luar bidang pertanian? 2. Dalam batas apa ketergantungan keluarga Anda terhadap bidang pertanian terkait pendapatan dan keuntungan? Hutang 1. Bagaimana Anda menghitung rasio aktual dari hutang pertanian dengan aset yang dimiliki apakah tidak ada hutang, hutang kurang dari 10 aset, hutang antara 10 – 40 aset, atau hutan lebih dari 40 aset? 2. Apakah Anda merasa nyaman dengan hutang yang Anda miliki saat ini? Pekerja 1. Apakah Anda memiliki pekerja yang membantu dalam usaha pertanian? 2. Apakah Anda menyediakan rumah tinggal di dalam atau di luar kawasan pertanian untuk pekerja? 3. Apakah Anda pernah menemukan kecukupan pekerja untuk mempertahankan usaha dan kualitas kehidupan secara bekelanjutan? 4. Apa praktik nyata yang Anda lakukan untuk meyakinkan keadilan bagi setiap pekerja? 5. Apakah isu terkait pekerja mempengaruhi keputusan Anda dalam memutuskan sistem pertanian yang dilakukan? Manajemen Resiko 1. Apa yang menjadi sumber resiko utama dalam usaha pertanian Anda? 2. Strategi apa yang sudah Anda buat dalam usaha pertanian untuk menghadapi resiko tersebut? 3. Bagaimana Anda berkompetisi dengan kondisi tingginya kebutuhan energi dan biaya? 4. Apa alternatif yang dapat Anda siapkan dalam pengelolaan pertanian di masa mendatang terkait harapan pengurangan pemanfaatan energi tak terbarukan, pupuk kimia, sumber daya air dan lahan, serta peningkatan biaya produksi? 5. Apakah Anda memiliki asuransi pertanian? 6. Apa yang menyebabkan Anda menggunakan asuransi pertanian? 7. Jika Anda saat ini menggunakan asuransi, bagaimana Anda bisa mengimplementasikan aturan? 8. Seberapa penting asuransi pertanian terhadap kemanan finansial dalam jangka waktu panjang?

4. Sosial dan Kemasyarakatan

Sosial Pertanian 1. Apa yang memotivasi Anda untuk memilih sistem pertanian saat ini? Apa yang membuat Anda bertahan dalam menjalankan sistem tersebut? 2. Apakah konsumen memiliki dampak terhadap pertanian Anda? Apakah berdampak pada produk Anda? Jika iya, dampak seperti apa yang Anda rasakan? 3. Bagaimana Anda memperoleh informasi dan arahan tentang pertanian? 4. Siapa yang mendatangi Anda untuk memberi penyuluhan? 5. Apakah Anda berbagi informasi dengan petani lainnya? 6. Apakah Anda berupaya untuk menyebarkan informasi terkait upaya pertanian yang Anda lakukan? 7. Apakah Anda bergabung dengan kelompok tani atau organisasi pertanian? 8. Apakah Anda bekerja dengan dinas pemerintah? 9. Program pemerintah apa yang berdampak luas terhadap usaha pertanian Anda? 10. Apakah Anda mengikuti isu kebijakan terkait pertanian? Jika iya, bagaimana menurut Anda? 11. Bagaimana Anda mempengaruhi petani lainnya untuk mengikuti usaha pertanian dengan sistem yang Anda lakukan saat ini? Tekanan Pembangunan 1. Berapa besar tekanan yang Anda rasakan terhadap usaha pertanian akibat pembangunan di sekitar kawasan pertanian Anda? 2. Apa tantangan dan kesempatan perkembangan dan pembangunan kota saat ini terhadap usaha pertanian Anda? 3. Terkait tantangan keberlanjutanregenerasi, bagaimana Anda meyakinkan keberlanjutan dari usaha pertanian Anda: a. Bagaimana meyakinkan keberlanjutan nilai antar generasiwaktu? b. Bagaimana mengurangi biaya awal bagi petani baru dengan menyediakan biaya sewa lahan melalui kontrak jangka panjang atas dasar kepercayaan dan kesepakatan bersama. c. Bagaimana untuk menyalurkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman kerja bagi generasi berikutnya? 4. Bagaimana untuk menjamin generasi tua ketika masa depan diberikan kepada generasi muda? Lampiran 2. Aspek Kajian dalam Menggali Pengetahuan Masyarakat Lokal Berkelanjutan Community Sustainablility AssessmentCSA. No. Aspek Kajian Daftar Pertanyaan 1. Ekologi a. Rasa kepemilikan tempat lokasi dan ukuran masyarakat, restorasi serta preservasi alam 1. Berapa lama Anda tinggal di kawasan kampung adat KKA? 2. Berapa generasi yang tinggal di KKA? 3. Berapa jumlah masyarakat di KKA? 4. Berapa kuat keterkaitanintervensi masyarakat dengan alam? 5. Berapa banyak masyarakat yang mengetahui keanekaragaman hayati di KKA? 6. Bagaimana respon terhadap sumberdaya alami lokal diperkaya, dilestarikan, atau diakui sebagai milik pribadi? 7. Apakah kualitas air, tanah, dan udara rusak, tetap atau lebih baik? 8. Apakah keberagaman hayati flora dan fauna meningkat, tetap atau bahkan menurun? 9. Apakah terjadi kerusakan lingkungan di KKA? Apa penyebabnya? 10. Bagaimana partsisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan restorasi lingkungan di KKA? 11. Apa yang dilakukan masyarakat dalam mengkonservasi sumberdaya lingkungan? b. Ketersediaan pangan, produksi dan distribusi 1. Apakah sumberdaya pangan tersedia di KAA? 2. Apakah sumberdaya pangan mudah diperolehdiakses? 3. Apakah sumberdaya pangan mudah didistribusikan dan dibeli dengan harga terjangkau? 4. Berapa banyak jenis tanaman pangan di KKA produk lokalindegenous, produk organik, dsb.? 5. Berapa banyak jenis tanaman pangan yang di peroleh dari luar KKA? 6. Apakah ketersediaan sumberdaya pangan kurang, terpenuhi, atau berlebih? 7. Solusi untuk kelebihan pangan: disimpan, dijadikan pakan, dijual, dikomposkan, didonorkan, atau dibuang? 8. Apakah ruang sisa bangunan digunakan sebagai lahan produksi pangan? 9. Penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia dalam produksi tanaman pangan? 10. Biji yang digunakan dalam produksi tanaman pangan menggunakan biji lokal atua hibrida? c. Infrastruktur fisik, bangunan dan transportasi material, metode, dan desain 1. Apakah bangunan yang tersedia memenuhi kriteria rumah? 2. Apakah bahan bangunan yang digunakan termasuk bahan alami, recyclable dan reusable, serta lokal? 3. Apakah bangunan didesain untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan pencapaian bangunan hemat energi orientasi, pembagian ruang, kombinasi dengan tanaman, pemilihan warna, material, dan lokasi, serta keberlanjutan desain dan konstruksi? 4. Apakah ada upaya penambahan terhadap bangunan eksisting? 5. Apakah ada upaya pengaturan kembali bangunan, lanskap, dan ruang aktivitas masyarakat yang tidak sesuai dengan upaya konservasi lingkungan? 6. Apakah desain masyarakat bangunan, lanskap, dan ruang aktivitas berorientasi terhadap kelestarian alam? 7. Apakah ada upaya dalam mengurangi penggunaan kendaraan bermotor? 8. Berapa sering masyarakat melakukan perjalanan ke luar KKA? 9. Apakah terdapat metode transportasi yang ramah lingkungan? Dalam bentuk apa? 10. Bagaimana kesempatan untuk mencari pekerjaan di dalam KKA dibandingkan di luar KKA? d. Pola konsumsi dan manajemen limbah padat 1. Berapa banyak masyarakat yang mengurangi konsumsi sumber daya alam dengan upaya: a sukarela mengurangi konsumsi pribadi, b berbagi pemanfaatan SDA yang tersedia. c berbagi pemanfaatan fasilitas pemanfataan SDA, d belanja secara kolektif, dsb? 2. Bagaimana upaya untuk mengurangi kesenjangan antara kebutuhan konsumen dengan produsen terutama dalam pasar lokal? 3. Apakah masyarakat sudah melakukan pengolahan recycle limbah padat kaca, plastic, alumunium, dsb, pemanfaatan kembali reuse atau perbaikan repair untuk dijadikan fungsi lain tanpa harus membeli sesuatu yang baru? 4. Berapa banyak masyarakat yang mengetahui metode pengelolaan limbah padat lokasi dan metode? e. Sumberdaya air sumber, kualitas dan pola-pola penggunaan 1. Berapa banyak masyarakat yang mengetahui, menyadari, dan melindungi sumber daya air di KKA? 2. Bagaimana cara pemanfaatan SDA dalam KKA? 3. Bagaimana pengelolaan SDA yang dilakukan masyarakat untuk menjaga kualitas dan kuantitasnya? 4. Bagaimana metode penampungan SDA? f. Manajemen limbah cair dan polusi air 1. Bagaimana pengelolaan limbah cair di KKA? 2. Berapa banyak masyarakat yang mengetahui lokasi dan metode pengelolaan limbah? 3. Bagaiaman pengaruh limbah cair bagi masyarakat? 4. Bagaimana kualitas limbah cair yang keluar dari KKA? 5. Apakah terdapat polusi air di KKA? 6. Apakah terdapat sistem tradisional dalam upaya pengelolaan limbah cair? g. Sumber energi dan penggunaannya 1. Berapa jumlah energi yang dihasilkan dari sumberdaya energi terbarukan panas matahari, angina, air, biomasa, atau geothermal? 2. Berapa banyak energi terbarukan yang diambil dari luar KKA? 3. Berapa banyak energi tidak terbarukan nuklir atau minyak bumi yang diambil dari luar KKA? 4. Bagaimana respon masyarakat terhadap sumberdaya energi tidak terbarukan? 5. Bagaimana distribusi informasi dan pendidikan mengenai konservasi energi di KKA? 6. Bagaimana aktivitas masyarakat dalam pemanfaatan energi memasak, mencuci, menyetrika, dsb.? 7. Apakah masyarakat sudah menerapkan upaya konservasi energi? 8. Bagaimana model tradisional yang dilakukan masyarakat dalam uapaya konservasi energi? 9. Jika masyarakat banyak menggunakan produk pohon sebagai sumberdaya energi, bagaimana mereka melakukan upaya konservasinya?

2. Sosial-Ekonomi

a. Keterbukaan, kepercayaan dan keselamatan ruang sosial 1. Apakah masyarakat menyadari akan pentingnya keterbukaan, kepercayaan, dan keselamatan? 2. Bagaimana mereka mengeksprsikannya? 3. Apakah masyarakat memberikan jaminan keamanan bagi wanita dan anak-anak? 4. Bagaimana hubungan interpersonal antara sesama anggota keluarga dan dengan keluarga lainnya tetangga? 5. Apakah sering terjadi kejahatan orang dewasa, remaja, atau anak-anak? 6. Apakah tersedia ruang sosial indoor maupun outdoor bagi aktivitas masyarakat? 7. Apakah tersedia ruang bermain untuk anak-anak? 8. Berapa sering masyarakat melakukan aktivitas sosial berkumpul, bercanda, bermain, dsb.? b. Komunikasi aliran ide dan informasi 1. Apakah sistem masyarakat yang ada telah mengakomodasi masyarakat dalam berbagi informasi dan ide? 2. Bagaimana sistem komunikasi yang digunakan dalam masyarakat di KKA? 3. Apa media yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi tatap muka langsung, telepon, surat, dsb? c. Pencapaian jejaring dan pelayanan pertukaran 1. Apakah informasi mengenai masyarakat KKA dapat dengan mudah diperoleh masyarakat luas? sumberdaya internaleksternal 2. Apakah metode kehidupan berkelanjutan masyarakat di KKA dapat diadaptasi oleh masyarakat luas? 3. Bagaimana keterlibatan masyarakat di KKA dalam pelayanan masyarakat baik di dalam maupun di luar KKA regional, nasional bahkan internasional? 4. Apakah terdapat kesempatan bagi pemuda untuk melakukan pelayanan masyarakat? 5. Bagaimana masyarakat di KKA membangun jejaring komunikasi dengan masyarakat atau organisasi di luar KKA? d. Keberlanjutan sosial keberagaman dan toleransi, penetapan keputusan, dan resolusi konflik 1. Berapa banyak masyarakat di KKA yang menghargai keberagaman dan toleransi baik di dalam maupun diluar KKA? 2. Apakah masyarakat di KKA mampu untuk mengatur KKA secara mandiri? 3. Apakah masyarakat menggunakan metode yang tidak mendiskriminasikan anggotanya dalam memecahkan permasalahan? 4. Apakah dalam proses penentuan kebijakan dilakukan secara transparanterbuka? 5. Berapa banyak masyarakat yang terlibat aktif dalam proses penentuan kebijakan? 6. Apakah informasi atau pelatihan kemampuan dalam penentuan kebijakan tersedia bagi dewasa maupun remaja? 7. Berapa banyak masyarakat yang setuju bahwa kesuksesan sistem penentuan kebijakan terdapat dalam situasi yang sulit? 8. Apakah permasalahan sosial dapat dengan mudah diselesaikan menggunakan sistem yang suportif dan bukan punitif? 9. Apakah masyarakat dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem resolusi konflik? 10. Apakah informasi atau pelatihan kemampuan dalam pemecahan konflik tersedia bagi dewasa dan pemuda? 11. Apakah masyarakat setuju bahwa sistem pemecahan konflik akan berhasil ketika HAM dipertahankan dan penerapan hukum yang tidak pandang bulu? e. Pendidikan 1. Bagaimana proses pendidikan berlangsung di masyarakat KKA formal atau informal dengan ragam bentuknya? 2. Bagaimana kesempatan bagi masyarakat untuk mengenyam dunia pendidikan, apakah tersedia dan mudah diakses? 3. Apakah kesempatan pendidikan tersedia bagi seluruh jenjang usia di dalam maupun di luar KKA? 4. Bagaimana sistem pendidikan dan metode KBM di KKA? f. Kesehatan 1. Bagaimana ketersediaan fasilitas penunjang kesehatan masyarakat di KKA? 2. Bagaimana sistem kesehatan tradisional yang diterapkan masyarakat di KKA? 3. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat di KKA? 4. Bagaimana komitmen masyarakat terhadap aspek kesehatan masyarakat? 5. Apakah pernah terjadi kejadian yang serius bencana alam, kebakaran, dsb.? 6. Apakah pernah terjadi kematian yang disebabkan oleh bunuh diri, pembunuhan, over dosis obat terlarang, dsb? g. Keberlajutan ekonomi kesehatan ekonomi lokal 1. Apakah terdapat upaya nyata dalam menyokong perekonomian masyarakat lokal di KKA? 2. Apakah terdapat bank lokal atau badan keuangan lainnya yang membantu aktivitas perekonomia masyarakat di KKA? 3. Berapa banyak remaja yang meninggalkan komunitas untuk mencari sumber penghidupan? 4. Berapa banyak masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan? 5. Apakah masyarakat pengangguran mendapat subsidi dari pemerintah atau pihak lain? 6. Berapa banyak masyarakat yang tidak mampu mengakomodasi kebutuhan dasar kehidupannya makanan, pangan, dan papan? 7. Bagaimana sistem perekonomian yang berlangsung di dalam masyarakat di KKA? 8. Apakah masyarakat berperan aktif dalan sistem perekonomian lokalrakyat? 9. Apakah masyarakat merasakan manfaat dari aktivitas perekonomian lokal baik secara moneter maupun non-moneter?

3. Spiritual-Budaya

a. Keberlanjutan budaya 1. Bagaiamana masyarakat menjaga eksistensi budayanya? 2. Sumber daya budaya apa saja yang menjadi kebanggaan masyarakat di KKA? 3. Apakah setiap gelaran aktivitas budaya terbuka untuk masyarakat umum? 4. Apakah masyarakat di KKA mengetahui sejarah dari KKA? 5. Apakah dengan melalui gelaran aktivitas budaya, nilai-nilai budaya akan terdistribusi dengan baik? b. Kesenian dan wisata 1. Apakah akses bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam kesenian terbuka? 2. Jenis kesenian apa saja yang dibudayakan dalam masyarakat di KKA? 3. Bagaimana masyarakat menilai dan mendukung pengembangan kesenian dan pelaku seni lokal? 4. Apakah masyarakat memiliki waktu luang untuk berekreasi dan berwisata olah raga, hobi, relaksasi, dsb? 5. Apakah terdapat ruang sosial bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial? 6. Berapa sering masyarakat melakukan aktivitas kesenian di KKA? 7. Apakah desain kawasan dan penampilan masyarakatnya memunculkan nilai seni, keindahan, dan kualitas estetika yang baik? 8. Bagaimana respon, ekspresi, dan pengalaman masyarakat terhadap keindahan seni, taman, arsitektur, dsb.? c. Keberlanjutan spiritual 1. Apakah masyarakat diberi kebebasan untuk memeluk dan meyakini agama dan kepercayaan yang diyakininya? 2. Apakah fasilitas untuk meningkatkan ketakwaan masyarakatnya tersedia dengan mudah? 3. Bagaimana kondisi spiritualitas dalam masyarakat? 4. Apa aktivitas dan media spiritual yang dilakukan oleh masyarakat? 5. Berapa sering masyarakat melakukan ritual keagamaan? 6. Bagaimana kearifan lokal masyarakat dan nilai keagamaan yang diyakininya mampu memberikan kontribusi nyata bagi kelestarian lingkungan? 7. Apakah tersedia ruang khusus untuk pelaksanaan ritual keagamaan? 8. Apakah masyarakat merasakan pentingnya agama dalam kehidupannya? 9. Bagaimanan gambaranmanifestasi nilai spiritual dalam kehidupan masyarakat di KKA? d. Keeratan komunitas 1. Apakah masyarakat setuju bahwa kualitas hidup dalam bermasyarakat adalah lebih baik dari individualis? 2. Bagaimana masyarakat berbagai dalam hal keyakinan, nilai, dan pengalaman? 3. Bagiamana prinsip-prinsip moral beradaptasi menjadi filosofi bagi kehidupan masyarakat? 4. Bagaiamana masyarakat secara tradisional menjaga keeratan hubungan antar warga? 5. Bagaimana hubungan masyarakat berdasarkan gender? e. Kelenturan komunitas 1. Apakah masyarakat mampu merespon secara positif masalah yang terjadi pada anggota masyarakatnya? 2. Apakah masyarakat bisa menerima ketika membutuhkan bantuan pihak luar dalam menangani masalahan yang terjadi? 3. Bagaimana masyarakat merespon permasalahan yang terjadi pada anggota masyarakat yang termarjinalkan? 4. Bagaimana masyarakat mengupayakan kemampuannya dalam memecahkan permasalahan yang terjadi? 5. Bagaimana upaya tradisional yang dapat dilakukan masyarakat dalam menghadapi permasalahan? f. Paradigma baru, pandangan global 1. Apakah masyarakat menyadari tanggung jawabnya dalam mengembangkan diri dan masyarakatnya? 2. Apakah masyarakat menyadari bahwa keberagaman manusia harus dinilai dan didukung sama pentingnya seperti kesehatan dan kesuksesan masyarakat? 3. Apakah terdapat kesadaran untuk berbagi baik dalam komunitas lokal maupun global? 4. Apakah masyarakat telah mengetahui dan menerima konsep keberlanjutan? 5. Apakah ada kesadaran masyarakat bahwa apa yang dilakukan masyarakat adalah untuk keberhasilan masyarakat itu sendiri? g. Kesadaran perdamaian dan global 1. Apakah masyarakat menyadari bahwa keharmonisan dalam keberagaman sangat bermanfaatn bagi komunitas? 2. Apakah aktivitas masyarakat berdampak pada keterbukaan hati dan pikiran anggota masyarakat untuk sebuah pengalaman bersama yang berharga? 3. Apakah ketika penentuan kebijakan, anggota masyarakat dapat menggunakan hati dan pikirannya secara bijak, jujur, dan penuh dedikasi? 4. Apakah masyarakat berani bertanggung jawab atas perbuatan salah yang diperbuat? 5. Apakah masyarakat bijak selfless? 6. Apakah KKA merupakan tempat yang baik untuk memupuk perdamaian baik lokal maupun global? Lampiran 3. Kriteria Penilaian dalam Community Sustainability AssessmentCSA No. Parameter Bobot Aspek Ekologis 1. Perasaan terhadap tempat 2. Ketersediaan, produksi, dan distribusi makanan 3. Infrastruktur, bangunan, dan transportasi 4. Pola konsumsi dan pengelolaan limbah padat 5. Air-sumber mutu dan pola penggunaan 6. Limbah cair dan pengelolaan polusi air 7. Sumber dan penggunaan energy Total nilai aspek ekologis Aspek Sosial 1. Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan; ruang bersama 2. Komunikasi, aliran gagasan, dan informasi 3. Jaringan pencapaian dan jasa 4. Keberlanjutan sosial 5. Pendidikan 6. Pelayanan kesehatan 7. Keberlanjutan ekonomi lokal yang sehat Total nilai aspek sosial Aspek Spiritual 1. Keberlanjutan budaya 2. Seni dan kesenangan 3. Keberlanjutan spiritual 4. Keterikatan masyarakat 5. Kelenturan masyarakat 6. Holografik baru berorientasi global 7. Perdamaian dan kesadaran global Total nilai aspek spriritual Total nilai aspek keseluruhan Keterangan: 1. Pembobotan parameter dalam satu aspek 50+ : Menunjukan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 25-49 : Menunjukan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-24 : Menunjukan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 2. Pembobotan parameter dalam satu aspek 333+ : Menunjukan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 166-332 : Menunjukan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-165 : Menunjukan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 3. Pembobotan parameter dalam satu aspek 999+ : Menunjukan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 500-998 : Menunjukan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-449 : Menunjukan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan Lampiran 4. Jenis Tanaman Dominan dalam Agroekosistem Kebun-Talun No. Dusun Plot Nama Lokal Nama Botani Individu Kelompok Fungsi 1 Ciomas 1a Pisang Musa paradisiaca L. 46 Herba BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 9 Pohon BuahBumbuLainnya SengonAlbo Paraserianthes falcataria 9 Pohon IndustriLainnya 2a Pisang Musa paradisiaca L. 21 Herba BuahPenghasil PatiObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 15 Pohon IndustriLainnya Cengkeh Syzygium aromaticum 10 Perdu BumbuLainnya 3a Jati Tectona grandis L.f. 28 Pohon IndustriLainnya Mengkudu Morinda citrifolia L. 9 Perdu BuahObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 5 Pohon IndustriLainnya 2 Mandalare 1b Pisang Musa paradisiaca L. 58 Herba BuahPenghasil PatiObat Cengkeh Syzygium aromaticum 16 Perdu BumbuLainnya SengonAlbo Paraserianthes falcataria 18 Pohon IndustriLainnya 2b Pisang Musa paradisiaca L. 39 Herba BuahPenghasil PatiObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 18 Pohon IndustriLainnya Cengkeh Syzygium aromaticum 14 Perdu BumbuLainnya 3b Pisang Musa paradisiaca L. 33 Herba BuahPenghasil PatiObat Jati Tectona grandis L.f. 15 Pohon IndustriLainnya Bambu Apus Gigantochloa apus 13 Pohon IndustriSayurObatLainnya 3 Kertabraya 1c Kopi Robusta Coffea robusta L. 24 Perdu Buah Pisang Musa paradisiaca L. 24 Herba BuahPenghasil PatiObat Suren Toona sureni BI. Merr 23 Pohon IndustriLainnya 2c Pisang Musa paradisiaca L. 63 Perdu BuahPenghasil PatiObat Suren Toona sureni BI. Merr 10 Pohon IndustriLainnya Gmelina Gmelina arborea Roxb. 10 Pohon IndustriLainnya 3c Pisang Musa paradisiaca L. 54 Herba BuahPenghasil PatiObat Cengkeh Syzygium aromaticum 18 Perdu BumbuLainnya SengonAlbo Paraserianthes falcataria 13 Pohon IndustriLainnya 159 Lampiran 5. Jenis Tanaman Dominan dalam Agroekosistem Sawah No. Dusun Plot Nama Lokal Nama Botani Individu Kelompok Fungsi 1 Ciomas 1a Pisang Musa paradisiaca L. 17 Herba BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 8 Pohon BuahBumbuLainnya SengonAlbo Paraserianthes falcataria 6 Pohon IndustriLainnya 2a Pisang Musa paradisiaca L. 123 Herba BuahPenghasil PatiObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 11 Pohon IndustriLainnya Kelapa Cocos nucifera L. 6 Pohon BuahBumbuLainnya 3a Pisang Musa paradisiaca L. 73 Herba BuahPenghasil PatiObat Pisang Musa paradisiaca L. 35 Perdu BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 11 Pohon BuahBumbuLainnya 2 Mandalare 1b SengonAlbo Paraserianthes falcataria 6 Pohon IndustriLainnya Pisang Musa paradisiaca L. 63 Herba BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 6 Pohon BuahBumbuLainnya 2b SengonAlbo Paraserianthes falcataria 6 Pohon IndustriLainnya Pisang Musa paradisiaca L. 37 Herba BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 9 Pohon BuahBumbuLainnya 3b SengonAlbo Paraserianthes falcataria 6 Pohon IndustriLainnya Pisang Musa paradisiaca L. 54 Herba BuahPenghasil PatiObat Pisang Musa paradisiaca L. 43 Herba BuahPenghasil PatiObat 3 Kertabraya 1c SengonAlbo Paraserianthes falcataria 6 Pohon IndustriLainnya Pisang Musa paradisiaca L. 117 Herba BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 3 Pohon BuahBumbuLainnya 2c SengonAlbo Paraserianthes falcataria 3 Pohon IndustriLainnya Pisang Musa paradisiaca L. 17 Herba BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 8 Pohon BuahBumbuLainnya 3c SengonAlbo Paraserianthes falcataria 6 Pohon IndustriLainnya Pisang Musa paradisiaca L. 123 Herba BuahPenghasil PatiObat 160 Lampiran 6. Jenis Tanaman Dominan dalam Agroekosistem Pekarangan No. Dusun Plot Nama Lokal Nama Botani Individu Kelompok Fungsi 1 Ciomas 1a Pisang Musa paradisiaca L. 7 Herba BuahPenghasil PatiObat Pepaya Carica papaya L. 5 Herba BuahObat Cengkeh Syzygium aromaticum 3 Perdu BumbuLainnya 2a Pisang Musa paradisiaca L. 8 Herba BuahPenghasil PatiObat Pepaya Carica papaya L. 3 Herba BuahObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 3 Pohon IndustriLainnya 3a Pisang Musa paradisiaca L. 5 Herba BuahPenghasil PatiObat Pepaya Carica papaya L. 5 Herba BuahObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 3 Pohon IndustriLainnya 2 Mandalare 1b Pisang Musa paradisiaca L. 8 Herba BuahPenghasil PatiObat Pepaya Carica papaya L. 3 Perdu BuahObat Cengkeh Syzygium aromaticum 2 Perdu BumbuLainnya 2b Pisang Musa paradisiaca L. 9 Herba BuahPenghasil PatiObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 7 Pohon IndustriLainnya Pepaya Carica papaya L. 2 Herba BuahObat 3b Pisang Musa paradisiaca L. 6 Herba BuahPenghasil PatiObat Jambu Biji Psidium guajava L. 4 Perdu BuahObat Alpukat Persea Americana L. 1 Pohon BuahObat 3 Kertabraya 1c Pisang Musa paradisiaca L. 16 Herba BuahPenghasil PatiObat Kelapa Cocos nucifera L. 5 Pohon BuahBumbuLainnya SengonAlbo Paraserianthes falcataria 5 Pohon IndustriLainnya 2c Pisang Musa paradisiaca L. 11 Herba BuahPenghasil PatiObat Pepaya Carica papaya L. 5 Herba BuahObat SengonAlbo Paraserianthes falcataria 2 Pohon IndustriLainnya 3c Pisang Musa paradisiaca L. 7 Herba BuahPenghasil PatiObat Pepaya Carica papaya L. 3 Herba BuahObat 161 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 Desember 1986 dari ayah Drs. H. Ahmad Mulyadiprana, M.Pd, dan ibu Dra. Hj. Iis Mardiana. Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan sarjana ditempuh di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB, lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Program Studi Arsitektur Lanskap pada Program Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 2012. Selama mengikuti program strata-2, penulis aktif sebagai asisten mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah dan Pelestarian Lanskap Sejarah dan Budaya untuk jenjang strata-1, serta mata kuliah Interaksi Manusia dan Lanskap untuk strata-2. Pada tahun 2009 penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti short research selama enam bulan di International Field Science Course, Faculty Agriculture, Kochi University, dalam program Japan-East Asia Network of Exchange of Students and Youths JENESYS dan di Graduate School of Global Environmental Studies GSGES Kyoto University pada bulan Maret 2012. Karya ilmiah berupa abstrak dan poster disajikan dalam kumpulan abstrak pada The Second SUIJI International Seminar yang diselenggarakan bersama oleh enam universitas IPB, UGM, UNHAS, Kochi University, Ehime University, dan Kagawa University tahun 2012. Selain itu, penulis aktif dalam lingkung seni Sunda Gentra Kaheman IPB sebagai pembina dan aktivitas lingkungan sebagai koordinator Sahabat KS BERIMAN IPB. ABSTRACT MOHAMAD ZAINI DAHLAN. Study on The Characteristic of Sunda Parahiyangan Landscape for A Model of Sustainable Agricultural Landscape. Supervised by NURHAYATI H. S. ARIFIN and WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Agricultural landscape agroecosystem is a unified system of ecology and socio-economic and also spiritual-culture that involved in production of foods, shelters, clothes, fibers, biofuels, and other agricultural products. Sustainability of agroecosystem is needed to support the continuity of life, especially for rural communities that relied strongly on agricultural resources. Sundanese society as a rural and mountain society has its own traditional ecological knowledges TEK. TEK of Sundanese society could be a filter for modernization that negatively affects socio-cultural life of the society itself, as well as damages the nature and environment. Regarding to the role of TEK, it is necessary to do an explorative and descriptive-qualitative study of the various forms of TEK in the context of sustainable agriculture. The qualitative method was used for collecting relevant data to the characteristic of Sunda Parahiyangan landscape. The Data were collected by using Rapid Participatory Rural Appraisal rPRA through semi-structured interview, Focus Group Discussion FGD, and field survey. Data analysis used Landscape Characteristic Assessment LCA to analyze character of Sunda Parahiyangan landscape, Knowledge-Based System Methodology to analyze TEK, National Research Council NRC and Community Sustainability Assessment CSA to analyze sustainable agricultural landscape. The sustainability of agricultural landscape was proposed to achieve USDA’s sustainable agricultural landscape criteria. The study results indicate that the Sunda Parahiyangan agroecosystem has unique characteristics as a result of the adaptation of society to nature and environment through a learning process from generation to generation in a relatively long time period. The character at rural landscape that has been created is a mountainous agricultural landscape type with abundant water resource as a main element. Therefore, Sundanese society called as mountain people urang gunung and water people urang cai. In general, this character is reflected in some Sundanese’s agroecosystems such as kebun-talun forest garden, sawah paddy field, and pekarangan home garden that located in the surrounding settlement area. Furthermore, kabuyutan concept is one of the TEKs related to understanding and utilization of nature and environment. Kabuyutan is focused on revitalizing the role of forest mountain as a buffer of agroecosystem balance by calculating and deciding protected area leuweung laranganprotected forest and leuweung tutupanconservation forest. To support the sustainability, integrated between traditional and modern concept by practicing agroforestry system with low external-input and sustainable agriculture LEISA system and also applying Islamic management could be applied in utilizing and managing agricultural resources. Keywords: agroecosystem, mountainous agricultural landscape, mountain and water society, traditional ecological knowledgeTEK, kabuyutan, rural landscape management RINGKASAN MOHAMMAD ZAINI DAHLAN. Kajian Karakteristik Lanskap Sunda Parahiyangan sebagai Model Lanskap Pertanian Berkelanjutan. Dibimbing oleh NURHAYATI H. S. ARIFIN dan WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Kawasan Sunda Parahiyangan yang berada di bagian hulu DAS Citanduy Sub-DAS Cimuntur merupakan bagian dari satuan kawasan lanskap pertanian. Lanskap pertanian yang disusun oleh beragam agroeksosistem merupakan perpaduan sistem ekologi dan sosial-ekonomi yang terdiri dari tumbuhan dan hewan yang sudah didomestikasikan serta masyarakat yang mengelolanya untuk menghasilkan pangan, papan, sandang, serat, biofuel, serta produk pertanian lainnya. Keberadaan unsur-unsur penyusun agroekosistem di daerah perdesaan menjadi bagian penting dalam menciptakan kawasan perdesaan yang berkelanjutan. Masyarakat pertanian Sunda Parahiyangan sebagai bagian integral dari agroekosistem memiliki perananan penting dalam menunjang pembangunan dan pengembangan kawasan perdesaan. Dengan sistem pengetahuan tradisional yang dimilikinya, secara turun-temurun masyarakat memanfaatkan sumber daya pertanian berdasarkan kearifannya sehingga terbukti mampu memberikan manfaat secara lestari tidak hanya untuk generasi sekarang, melainkan juga untuk generasi yang akan datang. Sistem usaha tani yang dilakukan masyarakat tidak hanya berorientasi untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga berperan aktif dalam melestarikan sumber daya pertaniannya. Dengan demikian, kearifan masyarakat lokal dapat menjadi pendorong dinamisasi dalam mencapai pembangunan pertanian di perdesaan yang berkelanjutan. Sistem pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan solusi tepat untuk menciptakan kehidupan perdesaan berkelanjutan. Sistem tersebut harus mampu mengkonservasi tanah, air, tanaman, dan hewan, tidak merusak lingkungan, serta secara teknis tepat guna, ekonomi layak, dan sosial-budaya dapat diterima. Melihat besarnya peranan kearifan lokal, perlu dilakukan kajian yang bersifat eksploratif terhadap ragam bentuk kearifan lokal dalam konteks pertanian berkelanjutan yang dapat menjadi referensi bagi penerapan model lanskap pertanian berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji karakteristik lanskap pertanian Sunda Parahiyangan, mengkaji ragam manifestasi kearifan lokal masyarakat Sunda Parahiyangan dalam konteks lanskap pertanian berkelanjutan, dan menyusun model pengelolaan lanskap pertanian berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yang mencakup kegiatan pra- penelitian, penelitian, analisis dan sintesis, serta penyusunan rekomendasi pengelolaan lanskap pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal masyarakat Sunda Parahiyangan. Data yang dibutuhkan berupa data fisik, kesejarahan, sistem sosial-ekonomi, sistem pertanian masyarakat, sistem spiritual-budaya, traditional ecological knowledgeTEK selanjutnya digunakan pengetahuan ekologik tradisionalPET, dan kebijakan pengelolaan diperoleh melalui pelibatan aktif masyarakat lokal dengan pendekatan metode Rapid Partisipatory Rural Appraisal rPRA berupa wawancara semi terstruktur, Focus Group Discussion FGD, dan observasi lapang. Data penunjang diperoleh melalui penelusuran literatur terkait topik penelitian. Analisis karakteristik lanskap pertanian dilakukan berdasarkan acuan karakterisasi lanskap Landscape Characteristic AssessmentLCA. Analisis ragam pengetahuan ekologi tradisional menggunakan metode pengetahuan berbasis sistem The Knowledge-Based System Methodology. Keberlanjutan lanskap dianalisis berdasarkan acuan keberlanjutan lanskap pertanian National Research CouncilNRC dan Community Sustainability AssessmentCSA untuk menyusun strategi kebijakan pengelolaan yang mengarah pada pembangunan pertanian berkelanjutan berdasarkan kriteria keberlanjutan USDA. Kawasan studi berada dalam tatanan lanskap pegunungan Sunda Parahiyangan dengan karakteristik agroekosistem yang khas sebagai cerminan dari budaya Sunda. Sumber daya lanskap elemen lanskap Sunda Parahiyangan secara umum dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan nonpertanian. Karakteristik lahan disusun oleh jenis tanah litosol, latosol, dan regosol, topografi dari landai hingga sangat curam, serta sumber daya air yang didukung kondisi iklim berupa curah hujan rata-rata 4.000 mmth, suhu harian rata-rata 25 C, dan kelembaban nisbi rata-rata 80 yang ideal untuk pertanian. Unsur-unsur pembentuk lahan berkontribusi dalam memberikan media tumbuh serta habitat bagi beragam vegetasi dan satwa yang sesuai dengan kondisi fisik alam dan lingkungannya. Berbagai unsur pembentuk lahan dikelola oleh masyarakat dengan PET yang dimilikinya untuk membentuk berbagai pola sistem ekologi pertanian agroekosistem. Agroekosistem yang terbentuk di daerah studi terdiri dari kebun- telun, sawah, dan pekarangan yang berada dalam kawasan permukiman. Sistem sosial-ekonomi masyarakat pertanian terlihat dalam aktivitas produktif dan reproduktif. Aktivitas tersebut merupakan kegiatan ekstraksi sumber daya pertanian untuk dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Aktivitas produktif dilakukan di lahan pertanian on farm, sedangkan aktivitas reproduktif dilakukan di luar lahan untuk pemanfaatan sumber daya pertanian secara lebih layak off farm. Pemanfaatan lahan dominan sebagai kawasan pertanian belum mampu memberikan hasil optimal meskipun menjadi sumber pendapatan inti keluarga petani. Kepemilikan lahan garapan yang relatif sempit gurem dengan rata-rata 0,3 hapetani, tingginya biaya produksi, kurangnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, serta kurang efektifnya peran pemerintah dalam mendukung usaha produksi pertanian masyarakat menjadi penyebab rendahnya peran pertanian dalam meningkatkan taraf hidup keluarga petani. Pengetahuan ekologik tradisional terkait pertanian dalam sistem spiritual- budaya diekspresikan masyarakat dengan mengenal istilah atau nama lokal dari adat, aktivitas, dan obyek budaya pertanian. Salah satu PET dalam pengelolaan agroekosistem adalah konsep kabuyutan. Kabuyutan dipercaya sebagai model pengelolaan lanskap pertanian yang terbukti mampu memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber daya pertanian yang optimal dan lingkungan yang lestari. Hal tersebut merupakan potensi yang dimiliki masyarakat untuk tetap bertahan dalam menjalankan kehidupannya dari usaha pertanian. Peran masyarakat pertanian di perdesaan diharapkan bukan sebagai konsumen eksploitatif, tetapi konsumen yang mampu memanfaatkan sumber daya secara adil dan bijaksana. Adil berarti memanfaatkan sesuai kebutuhan dan kemampuan daya dukung sumber daya; bijaksana berarti tetap mempertimbangkan pemanfaatan untuk generasi selanjutnya. Berdasarkan hasil analisis dengan kriteria penilaian NRC, daerah studi memiliki potensi keberlanjutan cukup baik untuk mendukung usaha pertanian di setiap agroekosistem. Secara fisik, kondisi sumber daya pertanian yang melimpah dapat memberikan kesempatan bagi petani untuk memanfaatkan sumber daya pertanian tidak hanya untuk saat ini tetapi untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Di samping itu, ketersediaan sumber daya pertanian dapat memberikan kualitas hidup yang layak bagi petani dengan tersedianya lapangan pekerjaan untuk melakukan aktivitas produktif dan reproduktif, serta ketersediaan pangan dengan kualitas prima, cukup nutrisi, mudah diperoleh, dan harga yang sesuai. Kondisi optimal dapat dicapai dengan menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya air dan tanah sebagai elemen utama pembentuk lanskap pertanian Sunda Parahiyangan. Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan masyarakat dengan metode CSA, diperoleh hasil tingkat keberlanjutan masyarakat yang menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan dengan nilai rata-rata sebesar 1156. Namun, upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam beberapa aspek yang bernilai kurang dari 50 perlu dilakukan untuk mencapai keberlanjutan yang optimal seperti pada aspek infrastruktur berupa penyediaan lahan pertanian, sarana, dan prasarana pertanian. Konsep pengelolaan lanskap pertanian Sunda Parahiyangan dapat dilakukan dengan penerapan model tradisional dan modern. Pengetahuan ekologik tradisional merupakan modal utama yang disempurnakan oleh pengetahuan ekologik modern guna merespon dinamika lanskap yang terjadi. Keterpaduan dapat dilakukan melalui penerapan konsep kabuyutan yang diintegrasikan dengan sistem pertanian agroforestry dalam setiap agroekosistem disertai optimalisasi asupan dari dalam dan efisiensi masukan dari luar low-external-input and sustainable agricultureLEISA. Selain LEISA, pengaruh luar berupa inisiasi program pemberdayaan masyarakat perdesaan baik dari pemerintah maupun swasta perlu dilakukan dengan pelibatan aktif masyarakat lokal. Pemberdayaan diarahkan untuk penguatan spiritual-buaya masyarakat yang dapat meningkatkan produktivitas serta etos kerja untuk mencapai kesejahteraan sehingga berdampak pada pemanfaatan sumber daya pertanian yang berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lanskap pertanian Sunda Parahiyangan memiliki karakteristik yang khas berupa karakter lanskap pertanian pegunungan dengan air sebagai elemen pembentuk lanskap utama yang diaktualisasikan dalam ragam agroekosistem khas masyarakat Sunda seperti kebun-talun, sawah, dan pekarangan dalam kawasan permukiman. Konsep kabuyutan merupakan pengetahuan ekologik tradisional masyarakat yang fokus pada revitalisasi peran hutan gunung sebagai penyangga keseimbangan sistem ekologi pertanian. Sistem pertanian agroforestry modern dengan ragam bentuk pengembangannya berpotensi menjadi model pengelolaan lanskap pertanian berkelanjutan dengan penerapan sistem LEISA yang ditunjang oleh kebijakan pemerintah yang adil dan bijaksana bagi masyarakat perdesaan. Dengan demikian, dapat terbentuk lanskap pertanian dengan kondisi fisik yang lestari serta masyarakat yang kuat secara sosial-ekonomi dan sehat secara spiritual-budaya. Kata kunci: lanskap pertanianagroekosistem, Sunda Parahiyangan, pengetahuan ekologik tradisionalPET, kabuyutan, pengelolaan lanskap perdesaan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Model pertanian konvensional yang lebih berorientasi kepada percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan telah mengakibatkan dampak negatif pada ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan pertanian. Kondisi tersebut menjadi bukti bahwa sudah saatnya Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya pertanian negara agraris mengubah paradigma ke arah pembangunan pertanian berkelanjutan sustainable agriculture dalam hal sistem, strategi, dan kebijakan. Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai pertanian yang memiliki daya saing tinggi, produktif, menguntungkan, mengkonservasi sumber daya pertanian, meningkatkan kualitas pangan, serta menjaga ketersediaan saat ini dan akan datang. Dengan demikian, pembangunan pertanian harus mampu mengkonservasi tanah, air, tanaman dan hewan, tidak merusak lingkungan, serta secara teknis tepat guna, secara ekonomi layak, dan secara sosial-budaya dapat diterima FAO, 2010. Indonesia, sebagai negara agraris dengan mayoritas penduduknya merupakan masyarakat pertanian, memiliki keterkaitan yang erat dengan pembangunan pertanian berkelanjutan. Masyarakat Indonesia dengan pekerjaan utama di bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan memiliki porsi terbesar dengan jumlah pekerja 84.320.748 jiwa atau sekitar 35 dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.000 jiwa BPS, 2011. Melimpahnya potensi alam, kuatnya budaya masyarakat agraris serta beragamnya kearifan masyarakat lokal, sangat berpotensi dalam merealisasikan Indonesia sebagai negara agraris berkelanjutan yang mampu menciptakan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, kesejahteraan sosial, serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kawasan perdesaan sebagai basis produksi pertanian dengan beragam budaya masyarakatnya telah melahirkan berbagai macam kearifan lokal. Kearifan lokal tersebut telah melalui perjalanan panjang sehingga menjadi intisari dan kompilasi pengalaman hidup serta terus diwariskan secara turun-temurun Sartini 2004. Kearifan lokal masyarakat pertanian sebagai cerminan dari pengetahuan ekologi tradisional dapat menjadi penyaring modernisasi yang dapat berdampak negatif bagi kehidupan sosial dan budaya masyarakat, serta merusak alam dan lingkungan. Kearifan lokal telah terintegrasi secara sadar dalam penataan lanskap pertanian, tata cara bertani, dan pola kehidupan masyarakat pertanian. Budaya bertani tercermin dalam kehidupan masyarakat pertanian Sunda Parahiyangan di Kabupaten Ciamis sebagai bagian integral dari suatu lanskap pertanian yang memanfaatkan sumber daya pertanian menjadi ragam bentuk agroekosistem. Sunda Parahiyangan merupakan kawasan yang dibentuk oleh dataran tinggi hingga pegunungan. Karakteristik lanskap yang khas tersebut telah membentuk suatu tatanan budaya masyarakat dengan sektor pertanian sebagai sumber usaha dan penghasilan utama bagi masyarakatnya Rigg, 1862; Lubis, Nugraha, Wildan, Dyanti, Sofianto, Falah, Dienaputra, dan Djubiantono, 2003. Kabupaten Ciamis merupakan bagian dari kawasan ParahiyanganPriangan dan termasuk ke dalam Satuan Wilayah Sungai Citanduy DAS Citanduy. Selain sebagai sumber kehidupan, masyarakat pertanian berperan aktif dalam mengelola sumber daya pertanian agar tetap lestari. Kondisi aktual di daerah studi sebagai dampak dari sistem pertanian konvensional, terjadi berbagai masalah pertanian seperti kesuburan dan produktivitas lahan menurun, daya dukung lingkungan berkurang, konversi lahan, jumlah penduduk miskin dan pengangguran relatif meningkat, serta kesenjangan sosial semakin terlihat jelas. Peran ganda inilah yang menjadi hal menarik bahwa di satu sisi masyarakat memerlukan sumber daya pertanian untuk keberlangsungan hidupnya, di sisi lain mereka memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keberlangsungan sistem ekologi pertanian agar tetap lestari. Dengan demikian, kearifan lokal masyarakat Sunda Parahiyangan dapat menjadi penyaring modernisasi yang dapat berdampak negatif bagi kehidupan sosial-ekonomi dan spiritual-budaya masyarakat, serta kelestarian alam dan lingkungannya. Melihat besarnya peranan kearifan lokal, perlu dilakukan kajian eksploratif terhadap ragam bentuk kearifan lokal dalam konteks pertanian berkelanjutan. Kajian terhadap karakteristik lanskap pertanian Sunda Parahiyangan menjadi salah satu obyek kajian yang dapat menghasilkan informasi sebagai referensi bagi penerapan model lanskap pertanian berkelanjutan

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik lanskap pertanian Sunda Parahiyangan? 2. Bagaimana kearifan lokal masyarakat Sunda Parahiyangan dalam konteks pertanian berkelanjutan saat ini? 3. Bagaimana hubungan antara lanskap pertanian Sunda Parahiyangan dengan konsep pertanian berkelanjutan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mengkaji karakteristik lanskap pertanian Sunda Parahiyangan; 2. mengkaji ragam bentuk manifestasi kearifan lokal masyarakat Sunda Parahiyangan dalam konteks lanskap pertanian berkelanjutan; 3. menyusun model lanskap pertanian Sunda Parahiyangan sebagai referensi bagi model lanskap pertanian berkelanjutan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. sebagai informasi bagi penguatan eksistensi budaya Sunda pada umumnya dan khususnya kebudayaan Sunda Parahiyangan; 2. sebagai model acuan pengelolaan lanskap pertanian berkelanjutan di perdesaan yang berbasis kearifan masyarakat lokal; 3. sebagai dasar pertimbangan penentuan kebijakan dalam mengelola lanskap pertanian yang berkelanjutan di perdesaan.

1.5. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan masalah pertanian yang terjadi, diperlukan upaya pemecahan masalah yang komprehensif dengan melihat setiap elemen masalah sebagai suatu sistem yang saling terkait. Adanya isu pembangunan pertanian berkelanjutan berpotensi untuk memaksimalkan sumber daya lanskap pertanian dengan mempertimbangkan aspek kearifan lokal sehingga dapat dijadikan pendorong dinamisasi dalam mencapai pembangunan pertanian berkelanjutan Gambar 1. Lanskap Pertanian Sunda Parahiyangan di kawasan hulu DAS Citanduy Karakteristik Lanskap Pertanian Sunda Parahiyangan Sumber Daya Lanskap Pertanian Sumber Daya Masyarakat Pertanian UpayaStrategi Kebijakan Pengelolaan Lanskap Pertanian Berkelanjutan Lanskap Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Sunda Parahiyangan AncamanMasalah Potensi Keberlanjutan Lanskap Sunda Parahiyangan Gambar 1. Kerangka pikir penelitian