[Depdikbud]  Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan.  1997.  Kamus  Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka: 1278 hlm.
[FAO]  Food  and  Agriculture  Organization.  2007.  SARD and Mountain Regions. Sustainable  Agriculture  and  Rural  Development  SARD  Policy  Brief  19.
Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome, Italy: 1-4. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2010. The State of Food Insecurity in
the  World-Addressing  food  insecurity  in  protracted  crises.  Food  and Agriculture Organization of the United Nations, Rome, Italy: 54 hlm.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2011. The state of the world’s forests 2011. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome: 157
hlm. Fausia,  L.  dan  Prasetyaningsih,  N.  2005.  Kajian  Aktivitas  Reproduktif  dan
Produktif  Perempuan  dan  Kaitannya  dengan  Pengelolaan  Sumberdaya Alam.
Di dalam:
Pembaharuan Tata-Pemerintahan
Lingkungan: Menciptakan  Ruang  Kemitraan  Negara-Masyarakat  Sipil-Swasta.  Bogor:
PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP. 81-91. Finotto, F. 2011. Landscape Assessment: The Ecological Profile. In: Castella, C.,
and  Peano,  A.  2011.  Landscape  Indicators:  Assessing  and  Monitoring Landscape Quality. Dordrecht: Springer Science Business Media B. V.
Fridley,  J.  D.,  Senf,  A.  R.,  and  Peet,  R.  K.  2009.  Vegetation  Structure  of  Field Margins  and  Adjacent  Forest  in  Agricultural  Landscape  of  the  North
Carolina Piedmont. Castanea. 74: 4. [GEN]  Global  Ecovillage  Nework.  2008.  Community  Sustainability  Assessment
CSA. USA: Ecovillage Network of the Americas: 41 hlm. Harianto.  2007.  Peranan  Pertanian  dalam  Ekonomi  Pedesaan.  Makalah  pada
Seminar  Nasioanl  “Dinamika  Pembangunan  Pertanian  dan  Pedesaan: Mecari
Alternatif Arah
Pengembangan Ekonomi
Rakyat” yang
diselenggarakan  oleh  Pusat  Analisis  Sosial  Ekonomi  dan  Kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian. Pada tanggal 4 Desember 2007 di Bogor.
Huntington,  H.  P.  2000.  Using  traditional  ecological  knowledge  in  science: methods and applications. Ecological Applications. 10: 1270-1274.
Indaryanti, Y. 2005. Sistem Ekonomi Rumah Tangga Komunitas Lokal di Daerah Aliran  Sungai  Citanduy.  Di  dalam:  Pembaharuan  Tata-Pemerintahan
Lingkungan:  Menciptakan  Ruang  Kemitraan  Negara-Masyarakat  Sipil- Swasta. Bogor: PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP. 41-53.
Iskandar, J. dan Iskandar, B. S. 2011. Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. 246 hlm.
Kartasasmita,  G.  2005.  Ketahanan  Pangan  dan  Ketahanan  Bangsa.  Keynote Speech pada Seminar “Pengembangan Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan
Lokal”  dalam  rangka  Dies  Natalies  ke-45  Universitas  Pasundan.  Pada tanggal 26 November 2005 di Bandung.
Koentjaraningrat.  1990.  Pengantar Ilmu Antropologi.  Jakarta:  Rineka  Cipta.  391 hlm.
Lubis,  N.  H.,  Nugraha,  A.,  Wildan,  D.,  Dyanti,  E.  S.,  Sofianto,  K.,  Falah,  M., Dienaputra,  R.  D.,  dan  Djubiantono,  T.  2003.  Sejarah  Tatar  Sunda  Jilid  1.
Pusat  Penelitian  Kemasyarakatan  dan  Kebudayaan  Lembaga  Penelitian UNPAD Bandung.
Machmur,  M.    2010.  Ketahanan  Pangan:  Diversivikasi  Pangan  dan  Kesehatan. Makalah  pada  Stakeholder  Meeting  “Stategic  Alliance  for  Achieving
MDG’s”  dalam  Dies  Natalis  FK  UNPAD  ke-53.  Pada  tanggal  21  Oktober 2010 di Bandung.
Miskinis, P. 2011. Mathematical modeling of mountain heinght distribution on the Earth’s surface. Geologija. 1: 21-26.
Muleler,  J.  G.,  Assanou,  I.  H.,  Guimbo,  I.  D.,  and  Almedom,  A.  M.  2009. Evaluating  Rapid  Participatory  Rural  Appraisal  as  an  Assessment  of
Ethnoecological  Knowledge  and  Local  Biodiversity  Patterns.  Conservation Biology, 1: 140–150.
Mulyoutami,  E.,  Rismawan,  R.,  and  Joshi,  L.  2009.  Local  knowledge  and management  of  simpukng  forest  garden  among  the  Dayak  people  in  East
Kalimantan, Indonesia. Forest Ecology and Management. 257: 255. [NRC]  National  Research  Council.  2010.  Toward  Sustainable  Agricultural
Systems  in  the  21st  Century.  Washington,  D.  C.:  The  National  Academic Press: 598 hlm.
Prasetyo, L. B. 2005. Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan, Degradasi Lahan dan  Upaya  Penganggulangannya:  Studi  Kasus  di  Daerah  Aliran  Sungai
Citanduy.  Di  dalam:  Pembaharuan  Tata-Pemerintahan  Lingkungan: Menciptakan  Ruang  Kemitraan  Negara-Masyarakat  Sipil-Swasta.  Bogor:
PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP: 18-40.
Prasodjo,  N.  W.  2005.  Pengetahuan  Lokal  dalam  Pengelolaan  Daerah  Aliran Sungai  Citanduy.  Di  dalam:  Pembaharuan  Tata-Pemerintahan  Lingkungan:
Menciptakan  Ruang  Kemitraan  Negara-Masyarakat  Sipil-Swasta.  Bogor: PSP-LPPM IPB da PGRI-UNDP. 92-120.
Purnama, S. 2007. Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda. Bandung: PT. Cipta Sastra Salura.
Reijntjes,  C.,  Haverkort,  B.,  and  Bayer,  A.  W.  1992.  Farming  for  Future:  An Introduction
to Low-External-Input
and Sustainable
Agriculture. Netherland: ILEIA.
Rigg, J. 1862. A Dictionary of The Sunda Language of Java. Batavia: LangeCo. Rosidi,  A.  2000.  Ensiklopedi  Sunda;  Alam,  Manusia,  dan  Budaya.  Jakarta:
Pustaka Jaya. Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal
Filsafat. 37: 2 Sharma, E., Chettri, N., and Oli, K. P. 2010. Mountain biodiversity conservation
and  management:  a  paradigm  shift  in  policies  and  practices  in  the  Hindu Kush-Himalayas. Ecol Res. 25: 909-923.
Simonds,  J.  O.  1983.  Landscape Architecture.  McGraw-Hill  Book  Co.,  Inc.  New York.
Soemarwoto, O., and G. R. Conway. 1992. The Javanese homegarden. Journal for Farming Systems Research-Extension. 2: 95-118.
Soerianegara,  I.  dan  Indrawan,  A.  2005.  Ekologi Hutan Indonesia.  Laboratorium Ekologi Hutan, Fahutan, IPB: 37.
Suryani, E. 2011. Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia. Swanwcik,  C.  2002.  Landscape  Character  Assessment:  Guidance  for  England
and Scotland. UK: The Countryside Agency and Schottist Natural Heritage. Turpin, N. and Oueslati, W. 2008. Editorial: Landscape in the Dynamic of Local
Economies. Landscape Research. 3: 259-262. Walker, D. H., Sinclair, F. L., Joshi, L., and Ambrose, B. 1997. Prospect for The
Use  of  Corporate  Knowledge  Bases  in  The  Generation,  Managemen,  and Communication  of  Knowledge  at  A  Front-Line  Agriculture  Research
Center. Agricultural Systems. 54: 291-312.
[USDA-NAL]  U.S.  Department  of  Agriculture  National  Agricultural  Library. 2007.
Sustainable agriculture:
definitions and
terms. http:www.nal.usda.govafsicpubstermssrb9902.shtmltoc5 [9 Sep 2011].
LAMPIRAN
Lampiran  1.  Aspek  Kajian  dalam  Mencapai  Sistem  Pertanian  Berkelanjutan National Research CouncilNRC.
No. Aspek Kajian
Daftar Pertanyaan 1.
Kriteria  kesuksesan  dan batasan  penilaian  aspek
keberlanjutan sistem
pertanian
1.  Faktor  apa  yang  berkontribusi  terhadap  perkembangan atau kesuksesan usaha pertanian Anda?
2.  Dalam  hal  terpenting  apa  perubahan  tersebut  terjadi pada kurun waktu lima tahun terakhir?
3.  Secara  umum,  bagaimana  Anda  menilai  kinerja  sistem pertanian  dalam  beberapa  kriteria  umum  aspek
keberlanjutan berikut: a.  Keberlanjutan  ekosistem  lokal  air,  udara,  tanah,
keanekaragaman, dan spesies langka, dsb. b.  Keberlanjutan ekosistem global penggunaan energi,
iklim, dsb. c.  Keberlanjutan  sosial  kualitas  hidup,  pekerja,
ekonomi, masyarakat, dsb. d.  Keberlanjutan  sistem  pangan  kualitas  pangan,
nutrisi,  kesesuaian  harga  dan  kemudahan  akses, dsb.
4.  Kesempatan  utama  apa  yang  Anda  miliki  untuk meningkatkan  pelaksanaan  usaha  pertanian?  Resiko
apa yang akan Anda hadapi? 5.  Bagaimana  cara  Anda  menanggulangi  masalah  atau
menurunkan resiko? 6.  Apakah  Anda  melakukan  penelitian  atau  ekperimen
dalam  memperoleh  metode  baru?  Jika  iya,  dalam bentuk  apa?  Apakah  Anda  bekerja  sama  dengan
organisasi atau individu? Jika iya, dengan siapa? 7.  Apakah  Anda  memiliki  masalah  yang  spesifik  yang
mungkin lebih menguntungkan dari penelitian ilmiah? 8.  Apa yang Anda pikirkan tentang usaha pertanian Anda
di masa depan? 9.  Faktor
apa sangat
mempengaruhi terhadap
keberlanjutan  usaha  Anda?  Bagaimana  menurut  Anda tentang sistem pertanian berkelanjutansistem pertanian
organik di masa depan? 10.  Apa  Anda  dapat  memprediksi  beragam  hambatan  dan
tantangan untuk mencapai pertanian berkelanjutan, atau untuk
membangun strategi
tambahan untuk
memperkaya keberlanjutan? 11.  Apakah  Anda  merasa  tertantang  ketika  memikirkan
tentang usaha pertanian yang Anda lakukan?
2. Praktik Produksi
Praktik 1.  Praktik apa yang Anda lakukan dalam usaha pertanian:
a. Konvensional ... b. Manajemen hama terpadu ...
c. Masukan rendah ... d. Organik yang telah disertifikasi ...
e. Sistem campuran tanaman dan hewan ...
f.  Biodinamis ... g. Lainnya ...
2.  Apakah Anda melakukan pergiliran tanaman? 3.  Apakah Anda menggunakan tanaman penutup?
4.  Apakah Anda
mengontrol masa
pembungaan, pengaturan buah, atau masa pertumbuhan tanaman?
5.  Apakah Anda membantu penyelesaian penyerbukan? 6.  Apakah Anda mengelola lebah atau agen penyerbukan
lainnya? 7.  Jika  Anda  menanam  tanaman  tahunan,  apakah  Anda
menggunakan varietas hibrida? 8.  Apakah Anda menanam tanaman musiman, kayu, atau
tanaman pohon? 9.  Apakah  Anda  memiliki  strategi  untuk  mengelola
keanekaragaman hayati dalam usaha pertanian? Kontrol  Benih,  Hama  dan
Penyakit 1.  Kontrol apakah yang Anda lakukan dalam penggunaan
benih? 2.  Kontrol apakah yang Anda lakukan dalam penanganan
penyakit? 3.  Kontrol apakah yang Anda lakukan dalam penanganan
hama? 4.  Apakah  Anda  menggunakan  pengendalian  hama
terpadu PHT? Praktik apa yang Anda berdayakan? 5.  Jika  Anda  menggunakan  PHT,  apakah  Anda  berkerja
sama  dengan  instansi  PHT  atau  dilakukan  secara mandiri?
Sumber Daya Tanah
Karakteristik Tanah
Secara  Umum  untuk  tipe tanah mayor
1.  Jelaskan tipe tanah pada lahan pertanian Anda? 2.  Apa  keterkaitan  karakteristik  tanah  dengan  proses
pengelolaan tanaman? 3.  Apa  yang  menjadi  hambatan  dalam  hal  tanah
erodibilitas,  faktor  penyebab  banjir,  miskin  struktur, dsb.?
4.  Apa yang menurut Anda terbaik dari tanah dalam lahan pertanian Anda? Bagaimana Anda merespon tantangan
terkait kualitas tanah? 5.  Program manajemen tanah apa yang Anda lakukan?
6.  Apakah Anda menilai kesehatan dan kesuburan tanah? Apakah
Anda menggunakan
bioassay untuk
mengevaluasi aktivitas mikroba? 7.  Apakah Anda menggunakan pupuk kimia?
8.  Apakah Anda menggunakan kompos? 9.  Apakah  Anda  menggunakan  pupuk  hijau?  Jika  iya,
menggunakan jenis tanaman apa? 10.  Apakah  Anda  menggunakan  amandemen  terkait
pertanahan? Jika iya, dalam bentuk seperti apa? 11.  Apakah  Anda  menggunakan  metode  konservasi
tanahpencegahan erosi? Jika iya, dalam bentuk apa? 12.  Apakah Anda mengetahui lapisan bahan organik tanah?
Jika iya, bagaimana Anda mengukurnya?
Sumber Daya Air
Kuantitas 1.  Berapa rata-rata curah hujan?
2.  Apakah Anda menggunakan sistem irigasi? 3.  Bagaimana  kecukupan  suplai  air  dalam  menunjang
usaha pertanian Anda? 4.  Apakah  Anda  pernah  membuat  perubahan  yang
signifikan  dalam    upaya  penyesuaian  dengan  kondisi sulit airkekeringan?
5.  Apakah terjadi perubahan terkait ketersediaan air dalam beberapa tahun terakhir?
Kualitas 1.  Apakah kekhawatiran terhadap kualitas air di kawasan
pertanian Anda mengalami peningkatan? 2.  Apakah  kondisi  tersebut  berdampak  pada  usaha
pertanian Anda? 3.  Apakah  Anda  pernah  membuat  perubahan  yang
signifikan  dalam  upaya  penyesuaian  dengan  kondisi keperihatinan penurunan kualitas air?
4.  Apa  langkah  spesifik  yang  Anda  lakukan  untuk melindungi kualitas air di kawasan pertanian Anda?
5.  Apakah  Anda  menguji  sumber  daya  air  yang  Anda miliki?
6.  Apakah  Anda  mengetahui  isu  terkait  kesehatan  air minum?
Iklim
Isu Perubahan
Iklim Global
1.  Apakah pernah terjadi banjir, badai, atau bencana yang disebabkan  iklim  lainnya  yang  berdampak  pada  usaha
pertanian Anda dalam beberapa tahun terakhir? 2.  Bagaimana  Anda  merasakan  usaha  pertanian  Anda
telah memberi
dampak pada
perubahan iklimpemanasan global?
3.  Apa  yang  Anda  pikirkan  terkait  dampak  usaha pertanian Anda di masa depan?
Udara
Isu Kualitas Udara 1.  Apakah terdapat isu kualitas udara yang mempengaruhi
usaha pertanian Anda? 2.  Apa  langkah  nyata  yang  sudah  Anda  lakukan  untuk
mengurangi kekhawatiran akibat isu tersebut?
Jejak Karbon Carbon Footprint
Isu Jejak Karbon 1.  Dalam  batas  apa  Anda  menyadari  dampak  emisi  gas
rumah  kaca  GRK  dari  usaha  pertanian  Anda  seperti penggunaan  minyak  bumi  dalam  operasional  mesin
pertanian,  penggunaan  pupuk  kimia,  dan  penggunaan bahan sintetik plastik?
2.  Apa  langkah  nyata  yang  sudah  Anda  lakukan  untuk mengurangi kekhawatiran akibat isu tersebut?
Energi Energy Renewable
Isu Energi Terbarukan 1.  Apa sumber energi yang Anda gunakan?
2.  Apakah  Anda  menggunakan  bentuk  energy  lain  yang terbarukan angina, cahaya matahari, dsb. dalam usaha
pertanian Anda? 3.  Seberapa efektifkah sistem tersebut berjalan?
4.  Apa yang menjadi aspek terbaik pada sistem tersebut? 5.  Apa yang menjadi aspek terburuk pada sistem tersebut?
6.  Apakah Anda memiliki rencana pengelolaan energi?
Peralatan dan Gudang
1.  Jenis  peralatan  apa  yang  digunakan  dalam  usaha pertanian Anda?
2.  Apakah Anda menggunakan tenaga hewan? 3.  Apakah  Anda  memiliki  gudang  penyimpanan  hasil
panen? Jika iya, dalam bentuk seperti apa dan kapasitas berapa?
4.  Apakah  Anda  memiliki  gudang  pendingin  untuk pengawetan  sayur  dan  buah?  Jika  iya,  dalam  bentuk
seperti apa dan kapasitas berapa?
3. Sosial dan EkonomiPasar
Penjualan 1.  Bagaimana  perubahan  nilai  bruto  dari  penjualan  hasil
produksi pertanian Anda selama lima tahun terakhir? 2.  Apa  yang  Anda  harapkan  dalam  waktu  lima  tahun
mendatang? Pemasaran
1.  Dimana Anda menjual hasil produksi pertanian Anda? 2.  Berapa  proporsi  pemasaran  hasil  produksi  pertanian
yang dipasarkan dalam pasar lokal? 3.  Apakah produk Anda dipasarkan diluar daerah domisili
Anda? 4.  Apakah  Anda  menjual  setiap  produk  dalam  ikatan
kontrak dengan perusahaan pemasaran? 5.  Apakah Anda memperoleh pinjaman?
6.  Bagaimana  perubahan  pendekatan  pemasaran  yang Anda lakukan selama 5 – 10 tahun terakhir?
7.  Apakah Anda menambahkan nilai tambah pada produk yang dihasilkan melalui pengemasan atau pelabelan?
Produk Organik 1.  Apakah  produksi  pertanian  Anda  telah  memiliki
sertifikat resmi yang anda gunakan dalam pemasaran? 2.  Jika  Anda  merupakan  petani  organik  yang  telah
disertifikasi,  silahkan  untuk  menjawab  pertanyaan berikut:
a. Apakah  Anda  mendapatkan  bonus  harga  untuk produk yang dipasarkan?
b. Apakah  bonus  tersebut  meningkat  atau  menurun dalam beberapa tahun terakhir?
c. Seberapa penting
bonus tersebut
terhadap kemampuan  Anda  untuk  menjalankan  sistem
pertanian organik?
d. Apakah penting bonus untuk produk organik dalam mempengaruhi  keputusan  Anda  menggunakan
praktik pertanian berkelanjutan? Finansial
1.  Dapatkah Anda menjelaskan terkait aspek finansial dari usaha pertanian yang Anda lakukan selama ini?
Pendapatan Kotor 1.  Apa perkiraan penjualan kotor dari produk pertanian?
2.  Apa  perkiraan  pendapatan  dari  pembayaran  program pemerintah?
3.  Apakah ada sumber lain dari pendapatan pertanian? Pendapatan Bersih
1.  Berapa  banyak  pendapatan  yang  diperoleh  dalam jangka waktu lima tahun terakhir?
2.  Apakah  pendapatan  bersih  tersebut  meningkat  dalam lima tahun terakhir?
Pendapatan  Pertanian  VS. Non Pertanian
1.  Apakah ada dalam keluarga Anda yang bekerja di luar bidang pertanian?
2.  Dalam  batas  apa  ketergantungan  keluarga  Anda terhadap  bidang  pertanian  terkait  pendapatan  dan
keuntungan? Hutang
1.  Bagaimana  Anda  menghitung  rasio  aktual  dari  hutang pertanian  dengan  aset  yang  dimiliki  apakah  tidak  ada
hutang, hutang kurang dari 10 aset, hutang antara 10 – 40 aset, atau hutan lebih dari 40 aset?
2.  Apakah  Anda  merasa  nyaman  dengan  hutang  yang Anda miliki saat ini?
Pekerja 1.  Apakah Anda memiliki pekerja yang membantu dalam
usaha pertanian? 2.  Apakah  Anda  menyediakan  rumah  tinggal  di  dalam
atau di luar kawasan pertanian untuk pekerja? 3.  Apakah  Anda  pernah  menemukan  kecukupan  pekerja
untuk  mempertahankan  usaha  dan  kualitas  kehidupan secara bekelanjutan?
4.  Apa  praktik  nyata  yang  Anda  lakukan  untuk meyakinkan keadilan bagi setiap pekerja?
5.  Apakah  isu  terkait  pekerja  mempengaruhi  keputusan Anda  dalam  memutuskan  sistem  pertanian  yang
dilakukan? Manajemen Resiko
1.  Apa  yang  menjadi  sumber  resiko  utama  dalam  usaha pertanian Anda?
2.  Strategi  apa  yang  sudah  Anda  buat  dalam  usaha pertanian untuk menghadapi resiko tersebut?
3.  Bagaimana  Anda  berkompetisi  dengan  kondisi tingginya kebutuhan energi dan biaya?
4.  Apa  alternatif  yang  dapat  Anda  siapkan  dalam pengelolaan  pertanian  di  masa  mendatang  terkait
harapan pengurangan
pemanfaatan energi
tak terbarukan,  pupuk  kimia,  sumber  daya  air  dan  lahan,
serta peningkatan biaya produksi? 5.  Apakah Anda memiliki asuransi pertanian?
6.  Apa  yang  menyebabkan  Anda  menggunakan  asuransi pertanian?
7.  Jika  Anda  saat  ini  menggunakan  asuransi,  bagaimana Anda bisa mengimplementasikan aturan?
8.  Seberapa penting asuransi pertanian terhadap kemanan finansial dalam jangka waktu panjang?
4. Sosial dan Kemasyarakatan
Sosial Pertanian 1.  Apa  yang  memotivasi  Anda    untuk  memilih  sistem
pertanian  saat  ini?  Apa  yang  membuat  Anda  bertahan dalam menjalankan sistem tersebut?
2.  Apakah konsumen memiliki dampak terhadap pertanian Anda? Apakah berdampak pada produk Anda? Jika iya,
dampak seperti apa yang Anda rasakan? 3.  Bagaimana  Anda  memperoleh  informasi  dan  arahan
tentang pertanian? 4.  Siapa  yang  mendatangi  Anda  untuk  memberi
penyuluhan? 5.  Apakah Anda berbagi informasi dengan petani lainnya?
6.  Apakah  Anda  berupaya  untuk  menyebarkan  informasi terkait upaya pertanian yang Anda lakukan?
7.  Apakah  Anda  bergabung  dengan  kelompok  tani  atau organisasi pertanian?
8.  Apakah Anda bekerja dengan dinas pemerintah? 9.  Program pemerintah apa yang berdampak luas terhadap
usaha pertanian Anda? 10.  Apakah  Anda  mengikuti  isu  kebijakan  terkait
pertanian? Jika iya, bagaimana menurut Anda? 11.  Bagaimana  Anda  mempengaruhi  petani  lainnya  untuk
mengikuti  usaha  pertanian  dengan  sistem  yang  Anda lakukan saat ini?
Tekanan Pembangunan 1.  Berapa  besar  tekanan  yang  Anda  rasakan  terhadap
usaha  pertanian  akibat  pembangunan  di  sekitar kawasan pertanian Anda?
2.  Apa  tantangan  dan  kesempatan  perkembangan  dan pembangunan  kota  saat  ini  terhadap  usaha  pertanian
Anda? 3.  Terkait  tantangan  keberlanjutanregenerasi,  bagaimana
Anda  meyakinkan  keberlanjutan  dari  usaha  pertanian Anda:
a.  Bagaimana  meyakinkan  keberlanjutan  nilai  antar generasiwaktu?
b.  Bagaimana mengurangi biaya awal bagi petani baru dengan  menyediakan  biaya  sewa  lahan  melalui
kontrak jangka panjang atas dasar kepercayaan dan kesepakatan bersama.
c.  Bagaimana untuk
menyalurkan informasi,
pengetahuan,  dan  pengalaman  kerja  bagi  generasi berikutnya?
4.  Bagaimana  untuk  menjamin  generasi  tua  ketika  masa depan diberikan kepada generasi muda?
Lampiran  2.  Aspek  Kajian  dalam  Menggali  Pengetahuan  Masyarakat  Lokal
Berkelanjutan Community Sustainablility AssessmentCSA.
No. Aspek Kajian
Daftar Pertanyaan 1.
Ekologi
a.  Rasa kepemilikan
tempat lokasi
dan ukuran
masyarakat, restorasi  serta  preservasi
alam 1. Berapa  lama  Anda  tinggal  di  kawasan  kampung  adat
KKA? 2. Berapa generasi yang tinggal di KKA?
3. Berapa jumlah masyarakat di KKA? 4. Berapa  kuat  keterkaitanintervensi  masyarakat  dengan
alam? 5. Berapa
banyak masyarakat
yang mengetahui
keanekaragaman hayati di KKA? 6. Bagaimana  respon  terhadap  sumberdaya  alami  lokal
diperkaya,  dilestarikan,  atau  diakui  sebagai  milik pribadi?
7. Apakah kualitas air, tanah, dan udara rusak, tetap atau lebih baik?
8. Apakah  keberagaman  hayati  flora  dan  fauna meningkat, tetap atau bahkan menurun?
9. Apakah  terjadi  kerusakan  lingkungan  di  KKA?  Apa penyebabnya?
10.  Bagaimana  partsisipasi  masyarakat  dalam  upaya konservasi dan restorasi lingkungan di KKA?
11.  Apa yang
dilakukan masyarakat
dalam mengkonservasi sumberdaya lingkungan?
b.  Ketersediaan pangan,
produksi dan distribusi 1.  Apakah sumberdaya pangan tersedia di KAA?
2.  Apakah sumberdaya
pangan mudah
diperolehdiakses? 3.  Apakah  sumberdaya  pangan  mudah  didistribusikan
dan dibeli dengan harga terjangkau? 4.  Berapa  banyak  jenis  tanaman  pangan  di  KKA
produk lokalindegenous, produk organik, dsb.? 5.  Berapa banyak jenis tanaman pangan yang di peroleh
dari luar KKA? 6.  Apakah  ketersediaan  sumberdaya  pangan  kurang,
terpenuhi, atau berlebih? 7.  Solusi  untuk  kelebihan  pangan:  disimpan,  dijadikan
pakan,  dijual,  dikomposkan,  didonorkan,  atau dibuang?
8.  Apakah  ruang  sisa  bangunan  digunakan  sebagai lahan produksi pangan?
9.  Penggunaan  pestisida,  herbisida,  dan  pupuk  kimia dalam produksi tanaman pangan?
10. Biji yang digunakan dalam produksi tanaman pangan menggunakan biji lokal atua hibrida?
c.  Infrastruktur fisik,
bangunan dan
transportasi material,
metode, dan desain 1.  Apakah  bangunan  yang  tersedia  memenuhi  kriteria
rumah? 2.  Apakah  bahan  bangunan  yang  digunakan  termasuk
bahan alami, recyclable dan reusable, serta lokal? 3.  Apakah
bangunan didesain
untuk menjaga
keharmonisan dengan
alam dan
pencapaian bangunan hemat energi orientasi, pembagian ruang,
kombinasi  dengan  tanaman,  pemilihan  warna, material,  dan  lokasi,  serta  keberlanjutan  desain  dan
konstruksi?
4.  Apakah  ada  upaya  penambahan  terhadap  bangunan eksisting?
5.  Apakah  ada  upaya  pengaturan  kembali  bangunan, lanskap,  dan  ruang  aktivitas  masyarakat  yang  tidak
sesuai dengan upaya konservasi lingkungan? 6.  Apakah  desain  masyarakat  bangunan,  lanskap,  dan
ruang  aktivitas  berorientasi  terhadap  kelestarian alam?
7.  Apakah  ada  upaya  dalam  mengurangi  penggunaan kendaraan bermotor?
8.  Berapa  sering  masyarakat  melakukan  perjalanan  ke luar KKA?
9.  Apakah  terdapat  metode  transportasi  yang  ramah lingkungan? Dalam bentuk apa?
10. Bagaimana  kesempatan  untuk  mencari  pekerjaan  di dalam KKA dibandingkan di luar KKA?
d.  Pola konsumsi
dan manajemen limbah padat
1.  Berapa  banyak  masyarakat  yang  mengurangi konsumsi  sumber  daya  alam  dengan  upaya:  a
sukarela  mengurangi  konsumsi  pribadi,  b  berbagi pemanfaatan  SDA  yang  tersedia.  c  berbagi
pemanfaatan  fasilitas  pemanfataan  SDA,  d  belanja secara kolektif, dsb?
2.  Bagaimana  upaya  untuk  mengurangi  kesenjangan antara  kebutuhan  konsumen  dengan  produsen
terutama dalam pasar lokal? 3.  Apakah  masyarakat  sudah  melakukan  pengolahan
recycle  limbah  padat  kaca,  plastic,  alumunium, dsb,  pemanfaatan  kembali  reuse  atau  perbaikan
repair  untuk  dijadikan  fungsi  lain  tanpa  harus membeli sesuatu yang baru?
4.  Berapa banyak masyarakat yang mengetahui metode pengelolaan limbah padat lokasi dan metode?
e.  Sumberdaya air sumber, kualitas  dan  pola-pola
penggunaan 1.  Berapa  banyak  masyarakat  yang  mengetahui,
menyadari,  dan  melindungi  sumber  daya  air  di KKA?
2.  Bagaimana cara pemanfaatan SDA dalam KKA? 3.  Bagaimana  pengelolaan  SDA  yang  dilakukan
masyarakat untuk
menjaga kualitas
dan kuantitasnya?
4.  Bagaimana metode penampungan SDA? f.  Manajemen  limbah  cair
dan polusi air 1.  Bagaimana pengelolaan limbah cair di KKA?
2.  Berapa  banyak  masyarakat  yang  mengetahui  lokasi dan metode pengelolaan limbah?
3.  Bagaiaman pengaruh limbah cair bagi masyarakat? 4.  Bagaimana  kualitas  limbah  cair  yang  keluar  dari
KKA? 5.  Apakah terdapat polusi air di KKA?
6.  Apakah  terdapat  sistem  tradisional  dalam  upaya pengelolaan limbah cair?
g.  Sumber energi
dan penggunaannya
1.  Berapa  jumlah  energi  yang  dihasilkan  dari sumberdaya  energi  terbarukan  panas  matahari,
angina, air, biomasa, atau geothermal? 2.  Berapa  banyak  energi  terbarukan  yang  diambil  dari
luar KKA? 3.  Berapa  banyak  energi  tidak  terbarukan  nuklir  atau
minyak bumi yang diambil dari luar KKA? 4.  Bagaimana  respon  masyarakat  terhadap  sumberdaya
energi tidak terbarukan? 5.  Bagaimana  distribusi  informasi  dan  pendidikan
mengenai konservasi energi di KKA? 6.  Bagaimana  aktivitas  masyarakat  dalam  pemanfaatan
energi memasak, mencuci, menyetrika, dsb.? 7.  Apakah  masyarakat  sudah  menerapkan  upaya
konservasi energi? 8.  Bagaimana  model  tradisional  yang  dilakukan
masyarakat dalam uapaya konservasi energi? 9.  Jika masyarakat banyak menggunakan produk pohon
sebagai  sumberdaya  energi,  bagaimana  mereka melakukan upaya konservasinya?
2. Sosial-Ekonomi
a.  Keterbukaan, kepercayaan
dan keselamatan
ruang sosial
1.  Apakah  masyarakat  menyadari  akan  pentingnya keterbukaan, kepercayaan, dan keselamatan?
2.  Bagaimana mereka mengeksprsikannya? 3.  Apakah  masyarakat  memberikan  jaminan  keamanan
bagi wanita dan anak-anak? 4.  Bagaimana  hubungan  interpersonal  antara  sesama
anggota  keluarga  dan  dengan  keluarga  lainnya tetangga?
5.  Apakah  sering  terjadi  kejahatan  orang  dewasa, remaja, atau anak-anak?
6.  Apakah  tersedia  ruang  sosial  indoor  maupun outdoor bagi aktivitas masyarakat?
7.  Apakah tersedia ruang bermain untuk anak-anak? 8.  Berapa sering masyarakat melakukan aktivitas sosial
berkumpul, bercanda, bermain, dsb.? b.  Komunikasi  aliran  ide
dan informasi 1.  Apakah  sistem  masyarakat  yang  ada  telah
mengakomodasi masyarakat dalam berbagi informasi dan ide?
2.  Bagaimana  sistem  komunikasi  yang  digunakan dalam masyarakat di KKA?
3.  Apa  media  yang  digunakan  masyarakat  dalam berkomunikasi  tatap  muka  langsung,  telepon,  surat,
dsb? c.  Pencapaian  jejaring  dan
pelayanan pertukaran
1.  Apakah informasi mengenai masyarakat KKA dapat dengan mudah diperoleh masyarakat luas?
sumberdaya internaleksternal
2.  Apakah metode kehidupan berkelanjutan masyarakat di KKA dapat diadaptasi oleh masyarakat luas?
3.  Bagaimana  keterlibatan  masyarakat  di  KKA  dalam pelayanan masyarakat baik di dalam maupun di luar
KKA regional, nasional bahkan internasional? 4.  Apakah  terdapat  kesempatan  bagi  pemuda  untuk
melakukan pelayanan masyarakat? 5.  Bagaimana masyarakat di KKA membangun jejaring
komunikasi  dengan  masyarakat  atau  organisasi  di luar KKA?
d.  Keberlanjutan sosial
keberagaman dan
toleransi, penetapan
keputusan,  dan  resolusi konflik
1.  Berapa banyak masyarakat di KKA yang menghargai keberagaman  dan  toleransi  baik  di  dalam  maupun
diluar KKA? 2.  Apakah masyarakat di KKA mampu untuk mengatur
KKA secara mandiri? 3.  Apakah masyarakat menggunakan metode yang tidak
mendiskriminasikan anggotanya dalam memecahkan permasalahan?
4.  Apakah dalam proses penentuan kebijakan dilakukan secara transparanterbuka?
5.  Berapa  banyak  masyarakat  yang  terlibat  aktif  dalam proses penentuan kebijakan?
6.  Apakah  informasi  atau  pelatihan  kemampuan  dalam penentuan  kebijakan  tersedia  bagi  dewasa  maupun
remaja? 7.  Berapa  banyak  masyarakat  yang  setuju  bahwa
kesuksesan  sistem  penentuan  kebijakan  terdapat dalam situasi yang sulit?
8.  Apakah  permasalahan  sosial  dapat  dengan  mudah diselesaikan  menggunakan  sistem  yang  suportif  dan
bukan punitif? 9.  Apakah  masyarakat  dapat  dengan  mudah  masuk  ke
dalam sistem resolusi konflik? 10. Apakah  informasi  atau  pelatihan  kemampuan  dalam
pemecahan  konflik  tersedia  bagi  dewasa  dan pemuda?
11. Apakah masyarakat setuju bahwa sistem pemecahan konflik akan berhasil ketika HAM dipertahankan dan
penerapan hukum yang tidak pandang bulu? e.  Pendidikan
1.  Bagaimana  proses  pendidikan  berlangsung  di masyarakat  KKA  formal  atau  informal  dengan
ragam bentuknya? 2.  Bagaimana  kesempatan  bagi  masyarakat  untuk
mengenyam  dunia  pendidikan,  apakah  tersedia  dan mudah diakses?
3.  Apakah kesempatan pendidikan tersedia bagi seluruh jenjang usia di dalam maupun di luar KKA?
4.  Bagaimana  sistem  pendidikan  dan  metode  KBM  di KKA?
f.  Kesehatan 1.  Bagaimana
ketersediaan fasilitas
penunjang
kesehatan masyarakat di KKA? 2.  Bagaimana  sistem  kesehatan  tradisional  yang
diterapkan masyarakat di KKA? 3.  Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat di KKA?
4.  Bagaimana  komitmen  masyarakat  terhadap  aspek kesehatan masyarakat?
5.  Apakah pernah terjadi kejadian yang serius bencana alam, kebakaran, dsb.?
6.  Apakah  pernah  terjadi  kematian  yang  disebabkan oleh  bunuh  diri,  pembunuhan,  over  dosis  obat
terlarang, dsb? g.  Keberlajutan
ekonomi kesehatan
ekonomi lokal
1.  Apakah  terdapat  upaya  nyata  dalam  menyokong perekonomian masyarakat lokal di KKA?
2.  Apakah  terdapat  bank  lokal  atau  badan  keuangan lainnya  yang  membantu  aktivitas  perekonomia
masyarakat di KKA? 3.  Berapa
banyak remaja
yang meninggalkan
komunitas untuk mencari sumber penghidupan? 4.  Berapa  banyak  masyarakat  yang  tidak  memiliki
pekerjaan? 5.  Apakah masyarakat pengangguran mendapat subsidi
dari pemerintah atau pihak lain? 6.  Berapa  banyak  masyarakat  yang  tidak  mampu
mengakomodasi  kebutuhan  dasar  kehidupannya makanan, pangan, dan papan?
7.  Bagaimana  sistem  perekonomian  yang  berlangsung di dalam masyarakat di KKA?
8.  Apakah  masyarakat  berperan  aktif  dalan  sistem perekonomian lokalrakyat?
9.  Apakah masyarakat merasakan manfaat dari aktivitas perekonomian  lokal  baik  secara  moneter  maupun
non-moneter?
3. Spiritual-Budaya
a.  Keberlanjutan budaya 1.  Bagaiamana
masyarakat menjaga
eksistensi budayanya?
2.  Sumber  daya  budaya  apa  saja  yang  menjadi kebanggaan masyarakat di KKA?
3.  Apakah  setiap  gelaran  aktivitas  budaya  terbuka untuk masyarakat umum?
4.  Apakah masyarakat di KKA mengetahui sejarah dari KKA?
5.  Apakah  dengan  melalui  gelaran  aktivitas  budaya, nilai-nilai budaya akan terdistribusi dengan baik?
b.  Kesenian dan wisata 1.  Apakah  akses  bagi  masyarakat  untuk  meningkatkan
kemampuan dalam kesenian terbuka? 2.  Jenis  kesenian  apa  saja  yang  dibudayakan  dalam
masyarakat di KKA? 3.  Bagaimana  masyarakat  menilai  dan  mendukung
pengembangan kesenian dan pelaku seni lokal? 4.  Apakah  masyarakat  memiliki  waktu  luang  untuk
berekreasi  dan  berwisata  olah  raga,  hobi,  relaksasi, dsb?
5.  Apakah terdapat ruang sosial bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial?
6.  Berapa  sering  masyarakat  melakukan  aktivitas kesenian di KKA?
7.  Apakah desain
kawasan dan
penampilan masyarakatnya  memunculkan  nilai  seni,  keindahan,
dan kualitas estetika yang baik? 8.  Bagaimana  respon,  ekspresi,  dan  pengalaman
masyarakat terhadap
keindahan seni,
taman, arsitektur, dsb.?
c.  Keberlanjutan spiritual 1.  Apakah masyarakat diberi kebebasan untuk memeluk
dan  meyakini  agama  dan  kepercayaan  yang diyakininya?
2.  Apakah  fasilitas  untuk  meningkatkan  ketakwaan masyarakatnya tersedia dengan mudah?
3.  Bagaimana kondisi spiritualitas dalam masyarakat? 4.  Apa  aktivitas  dan  media  spiritual  yang  dilakukan
oleh masyarakat? 5.  Berapa
sering masyarakat
melakukan ritual
keagamaan? 6.  Bagaimana  kearifan  lokal  masyarakat  dan  nilai
keagamaan  yang  diyakininya  mampu  memberikan kontribusi nyata bagi kelestarian lingkungan?
7.  Apakah  tersedia  ruang  khusus  untuk  pelaksanaan ritual keagamaan?
8.  Apakah  masyarakat  merasakan  pentingnya  agama dalam kehidupannya?
9.  Bagaimanan  gambaranmanifestasi  nilai  spiritual dalam kehidupan masyarakat di KKA?
d.  Keeratan komunitas 1.  Apakah  masyarakat  setuju  bahwa  kualitas  hidup
dalam  bermasyarakat  adalah  lebih  baik  dari individualis?
2.  Bagaimana masyarakat
berbagai dalam
hal keyakinan, nilai, dan pengalaman?
3.  Bagiamana prinsip-prinsip
moral beradaptasi
menjadi filosofi bagi kehidupan masyarakat? 4.  Bagaiamana  masyarakat  secara  tradisional  menjaga
keeratan hubungan antar warga? 5.  Bagaimana  hubungan  masyarakat  berdasarkan
gender? e.  Kelenturan komunitas
1.  Apakah  masyarakat  mampu  merespon  secara  positif masalah yang terjadi pada anggota masyarakatnya?
2.  Apakah masyarakat
bisa menerima
ketika membutuhkan  bantuan  pihak  luar  dalam  menangani
masalahan yang terjadi? 3.  Bagaimana masyarakat merespon permasalahan yang
terjadi pada
anggota masyarakat
yang termarjinalkan?
4.  Bagaimana masyarakat
mengupayakan kemampuannya  dalam  memecahkan  permasalahan
yang terjadi? 5.  Bagaimana  upaya  tradisional  yang  dapat  dilakukan
masyarakat dalam menghadapi permasalahan? f.  Paradigma
baru, pandangan global
1.  Apakah  masyarakat  menyadari  tanggung  jawabnya dalam mengembangkan diri dan masyarakatnya?
2.  Apakah  masyarakat  menyadari  bahwa  keberagaman manusia harus dinilai dan didukung sama pentingnya
seperti kesehatan dan kesuksesan masyarakat? 3.  Apakah terdapat kesadaran untuk berbagi baik dalam
komunitas lokal maupun global? 4.  Apakah masyarakat telah mengetahui dan menerima
konsep keberlanjutan? 5.  Apakah  ada  kesadaran  masyarakat  bahwa  apa  yang
dilakukan  masyarakat  adalah  untuk  keberhasilan masyarakat itu sendiri?
g.  Kesadaran  perdamaian dan global
1.  Apakah masyarakat menyadari bahwa keharmonisan dalam  keberagaman  sangat  bermanfaatn  bagi
komunitas? 2.  Apakah  aktivitas  masyarakat  berdampak  pada
keterbukaan  hati  dan  pikiran  anggota  masyarakat untuk sebuah pengalaman bersama yang berharga?
3.  Apakah  ketika  penentuan  kebijakan,  anggota masyarakat  dapat  menggunakan  hati  dan  pikirannya
secara bijak, jujur, dan penuh dedikasi? 4.  Apakah  masyarakat  berani  bertanggung  jawab  atas
perbuatan salah yang diperbuat? 5.  Apakah masyarakat bijak selfless?
6.  Apakah  KKA  merupakan  tempat  yang  baik  untuk memupuk perdamaian baik lokal maupun global?
Lampiran 3. Kriteria Penilaian dalam Community Sustainability AssessmentCSA
No. Parameter
Bobot Aspek Ekologis
1. Perasaan terhadap tempat
2. Ketersediaan, produksi, dan distribusi makanan
3. Infrastruktur, bangunan, dan transportasi
4. Pola konsumsi dan pengelolaan limbah padat
5. Air-sumber mutu dan pola penggunaan
6. Limbah cair dan pengelolaan polusi air
7. Sumber dan penggunaan energy
Total nilai aspek ekologis Aspek Sosial
1. Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan; ruang bersama
2. Komunikasi, aliran gagasan, dan informasi
3. Jaringan pencapaian dan jasa
4. Keberlanjutan sosial
5. Pendidikan
6. Pelayanan kesehatan
7. Keberlanjutan ekonomi lokal yang sehat
Total nilai aspek sosial Aspek Spiritual
1. Keberlanjutan budaya
2. Seni dan kesenangan
3. Keberlanjutan spiritual
4. Keterikatan masyarakat
5. Kelenturan masyarakat
6. Holografik baru berorientasi global
7. Perdamaian dan kesadaran global
Total nilai aspek spriritual Total nilai aspek keseluruhan
Keterangan: 1.  Pembobotan parameter dalam satu aspek
50+ : Menunjukan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
25-49 : Menunjukan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-24 : Menunjukan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan
2.  Pembobotan parameter dalam satu aspek 333+
: Menunjukan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 166-332
: Menunjukan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-165
: Menunjukan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 3.  Pembobotan parameter dalam satu aspek
999+ : Menunjukan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
500-998 : Menunjukan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-449 : Menunjukan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan
Lampiran 4. Jenis Tanaman Dominan dalam Agroekosistem Kebun-Talun
No. Dusun
Plot Nama Lokal
Nama Botani Individu
Kelompok Fungsi
1 Ciomas
1a Pisang
Musa paradisiaca L. 46
Herba BuahPenghasil PatiObat
Kelapa Cocos nucifera L.
9 Pohon
BuahBumbuLainnya SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 9
Pohon IndustriLainnya
2a Pisang
Musa paradisiaca L. 21
Herba BuahPenghasil PatiObat
SengonAlbo Paraserianthes falcataria
15 Pohon
IndustriLainnya Cengkeh
Syzygium aromaticum 10
Perdu BumbuLainnya
3a Jati
Tectona grandis L.f. 28
Pohon IndustriLainnya
Mengkudu Morinda citrifolia L.
9 Perdu
BuahObat SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 5
Pohon IndustriLainnya
2 Mandalare
1b Pisang
Musa paradisiaca L. 58
Herba BuahPenghasil PatiObat
Cengkeh Syzygium aromaticum
16 Perdu
BumbuLainnya SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 18
Pohon IndustriLainnya
2b Pisang
Musa paradisiaca L. 39
Herba BuahPenghasil PatiObat
SengonAlbo Paraserianthes falcataria
18 Pohon
IndustriLainnya Cengkeh
Syzygium aromaticum 14
Perdu BumbuLainnya
3b Pisang
Musa paradisiaca L. 33
Herba BuahPenghasil PatiObat
Jati Tectona grandis L.f.
15 Pohon
IndustriLainnya Bambu Apus
Gigantochloa apus 13
Pohon IndustriSayurObatLainnya
3 Kertabraya
1c Kopi Robusta
Coffea robusta L. 24
Perdu Buah
Pisang Musa paradisiaca L.
24 Herba
BuahPenghasil PatiObat Suren
Toona sureni BI. Merr 23
Pohon IndustriLainnya
2c Pisang
Musa paradisiaca L. 63
Perdu BuahPenghasil PatiObat
Suren Toona sureni BI. Merr
10 Pohon
IndustriLainnya Gmelina
Gmelina arborea Roxb. 10
Pohon IndustriLainnya
3c Pisang
Musa paradisiaca L. 54
Herba BuahPenghasil PatiObat
Cengkeh Syzygium aromaticum
18 Perdu
BumbuLainnya SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 13
Pohon IndustriLainnya
159
Lampiran 5. Jenis Tanaman Dominan dalam Agroekosistem Sawah
No. Dusun
Plot Nama Lokal
Nama Botani Individu
Kelompok Fungsi
1 Ciomas
1a Pisang
Musa paradisiaca L. 17
Herba BuahPenghasil PatiObat
Kelapa Cocos nucifera L.
8 Pohon
BuahBumbuLainnya SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 6
Pohon IndustriLainnya
2a Pisang
Musa paradisiaca L. 123
Herba BuahPenghasil PatiObat
SengonAlbo Paraserianthes falcataria
11 Pohon
IndustriLainnya Kelapa
Cocos nucifera L. 6
Pohon BuahBumbuLainnya
3a Pisang
Musa paradisiaca L. 73
Herba BuahPenghasil PatiObat
Pisang Musa paradisiaca L.
35 Perdu
BuahPenghasil PatiObat Kelapa
Cocos nucifera L. 11
Pohon BuahBumbuLainnya
2 Mandalare
1b SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 6
Pohon IndustriLainnya
Pisang Musa paradisiaca L.
63 Herba
BuahPenghasil PatiObat Kelapa
Cocos nucifera L. 6
Pohon BuahBumbuLainnya
2b SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 6
Pohon IndustriLainnya
Pisang Musa paradisiaca L.
37 Herba
BuahPenghasil PatiObat Kelapa
Cocos nucifera L. 9
Pohon BuahBumbuLainnya
3b SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 6
Pohon IndustriLainnya
Pisang Musa paradisiaca L.
54 Herba
BuahPenghasil PatiObat Pisang
Musa paradisiaca L. 43
Herba BuahPenghasil PatiObat
3 Kertabraya
1c SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 6
Pohon IndustriLainnya
Pisang Musa paradisiaca L.
117 Herba
BuahPenghasil PatiObat Kelapa
Cocos nucifera L. 3
Pohon BuahBumbuLainnya
2c SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 3
Pohon IndustriLainnya
Pisang Musa paradisiaca L.
17 Herba
BuahPenghasil PatiObat Kelapa
Cocos nucifera L. 8
Pohon BuahBumbuLainnya
3c SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 6
Pohon IndustriLainnya
Pisang Musa paradisiaca L.
123 Herba
BuahPenghasil PatiObat
160
Lampiran 6. Jenis Tanaman Dominan dalam Agroekosistem Pekarangan
No. Dusun
Plot Nama Lokal
Nama Botani Individu
Kelompok Fungsi
1 Ciomas
1a Pisang
Musa paradisiaca L. 7
Herba BuahPenghasil PatiObat
Pepaya Carica papaya L.
5 Herba
BuahObat Cengkeh
Syzygium aromaticum 3
Perdu BumbuLainnya
2a Pisang
Musa paradisiaca L. 8
Herba BuahPenghasil PatiObat
Pepaya Carica papaya L.
3 Herba
BuahObat SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 3
Pohon IndustriLainnya
3a Pisang
Musa paradisiaca L. 5
Herba BuahPenghasil PatiObat
Pepaya Carica papaya L.
5 Herba
BuahObat SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 3
Pohon IndustriLainnya
2 Mandalare
1b Pisang
Musa paradisiaca L. 8
Herba BuahPenghasil PatiObat
Pepaya Carica papaya L.
3 Perdu
BuahObat Cengkeh
Syzygium aromaticum 2
Perdu BumbuLainnya
2b Pisang
Musa paradisiaca L. 9
Herba BuahPenghasil PatiObat
SengonAlbo Paraserianthes falcataria
7 Pohon
IndustriLainnya Pepaya
Carica papaya L. 2
Herba BuahObat
3b Pisang
Musa paradisiaca L. 6
Herba BuahPenghasil PatiObat
Jambu Biji Psidium guajava L.
4 Perdu
BuahObat Alpukat
Persea Americana L. 1
Pohon BuahObat
3 Kertabraya
1c Pisang
Musa paradisiaca L. 16
Herba BuahPenghasil PatiObat
Kelapa Cocos nucifera L.
5 Pohon
BuahBumbuLainnya SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 5
Pohon IndustriLainnya
2c Pisang
Musa paradisiaca L. 11
Herba BuahPenghasil PatiObat
Pepaya Carica papaya L.
5 Herba
BuahObat SengonAlbo
Paraserianthes falcataria 2
Pohon IndustriLainnya
3c Pisang
Musa paradisiaca L. 7
Herba BuahPenghasil PatiObat
Pepaya Carica papaya L.
3 Herba
BuahObat
161
RIWAYAT HIDUP
Penulis  dilahirkan  di  Bandung  pada  tanggal  23  Desember  1986  dari  ayah Drs.  H.  Ahmad  Mulyadiprana,  M.Pd,  dan  ibu  Dra.  Hj.  Iis  Mardiana.  Penulis
merupakan  putra  pertama  dari  tiga  bersaudara.  Pendidikan  sarjana  ditempuh  di Departemen  Arsitektur  Lanskap,  Fakultas  Pertanian  IPB,  lulus  pada  tahun  2010.
Pada tahun yang sama, penulis diterima di Program Studi Arsitektur Lanskap pada Program Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 2012.
Selama  mengikuti  program  strata-2,  penulis  aktif  sebagai  asisten  mata kuliah  Teknik  Penulisan  Ilmiah  dan  Pelestarian  Lanskap  Sejarah  dan  Budaya
untuk  jenjang  strata-1,  serta  mata  kuliah  Interaksi  Manusia  dan  Lanskap  untuk strata-2.  Pada  tahun  2009  penulis  mendapat  kesempatan  untuk  mengikuti  short
research  selama  enam  bulan  di  International  Field  Science  Course,  Faculty Agriculture,  Kochi  University,  dalam  program  Japan-East  Asia  Network  of
Exchange of Students and Youths  JENESYS  dan  di  Graduate  School  of  Global Environmental Studies GSGES Kyoto University pada bulan Maret 2012. Karya
ilmiah  berupa  abstrak  dan  poster  disajikan  dalam  kumpulan  abstrak  pada  The Second  SUIJI  International  Seminar  yang  diselenggarakan  bersama  oleh  enam
universitas  IPB,  UGM,  UNHAS,  Kochi  University,  Ehime  University,  dan Kagawa  University  tahun  2012.  Selain  itu,  penulis  aktif  dalam  lingkung  seni
Sunda  Gentra  Kaheman  IPB  sebagai  pembina  dan  aktivitas  lingkungan  sebagai koordinator Sahabat KS BERIMAN IPB.
ABSTRACT
MOHAMAD  ZAINI  DAHLAN.  Study  on  The  Characteristic  of  Sunda Parahiyangan  Landscape  for  A  Model  of  Sustainable  Agricultural  Landscape.
Supervised  by  NURHAYATI  H.  S.  ARIFIN  and  WAHJU  QAMARA MUGNISJAH.
Agricultural  landscape  agroecosystem  is  a  unified  system  of  ecology  and socio-economic  and  also  spiritual-culture  that  involved  in  production  of  foods,
shelters,  clothes,  fibers,  biofuels,  and  other  agricultural  products.  Sustainability of  agroecosystem  is  needed  to  support  the  continuity  of  life,  especially  for  rural
communities that relied strongly on agricultural resources. Sundanese society as a  rural  and  mountain  society  has  its  own  traditional  ecological  knowledges
TEK.  TEK  of  Sundanese  society  could  be  a  filter  for  modernization  that negatively  affects  socio-cultural  life  of  the  society  itself,  as  well  as  damages  the
nature  and  environment.  Regarding  to  the  role  of  TEK,  it  is  necessary  to  do  an explorative  and  descriptive-qualitative  study  of  the  various  forms  of  TEK  in  the
context of sustainable agriculture. The qualitative method was used for collecting relevant  data  to  the  characteristic  of  Sunda  Parahiyangan  landscape.  The  Data
were  collected  by  using  Rapid  Participatory  Rural  Appraisal  rPRA  through semi-structured interview, Focus Group Discussion FGD, and field survey. Data
analysis  used  Landscape  Characteristic  Assessment  LCA  to  analyze  character of  Sunda  Parahiyangan  landscape,  Knowledge-Based  System  Methodology  to
analyze  TEK,  National  Research  Council  NRC  and  Community  Sustainability Assessment  CSA  to  analyze  sustainable  agricultural  landscape.  The
sustainability  of  agricultural  landscape  was  proposed  to  achieve  USDA’s sustainable  agricultural  landscape  criteria.  The  study  results  indicate  that  the
Sunda  Parahiyangan  agroecosystem has  unique  characteristics  as  a  result  of  the adaptation of society to nature and environment through a learning process from
generation to generation in a relatively long time period. The character at rural landscape  that  has  been  created  is  a  mountainous  agricultural  landscape  type
with  abundant  water  resource  as  a  main  element.  Therefore,  Sundanese  society called  as  mountain  people  urang  gunung  and  water  people  urang  cai.  In
general, this character is reflected in some Sundanese’s agroecosystems such as kebun-talun forest garden, sawah paddy field, and pekarangan home garden
that located in the surrounding settlement area. Furthermore, kabuyutan concept is  one  of  the  TEKs  related  to  understanding  and  utilization  of  nature  and
environment. Kabuyutan is focused on revitalizing the role of forest mountain as a  buffer  of  agroecosystem  balance  by  calculating  and  deciding  protected  area
leuweung  laranganprotected  forest  and  leuweung  tutupanconservation  forest. To support the sustainability, integrated between traditional and modern concept
by  practicing  agroforestry  system  with  low  external-input  and  sustainable agriculture  LEISA  system  and  also  applying  Islamic  management  could  be
applied in utilizing and managing agricultural resources. Keywords:  agroecosystem,  mountainous  agricultural  landscape,  mountain  and
water  society,  traditional  ecological  knowledgeTEK,  kabuyutan, rural landscape management
RINGKASAN
MOHAMMAD  ZAINI  DAHLAN.  Kajian  Karakteristik  Lanskap  Sunda Parahiyangan  sebagai  Model  Lanskap  Pertanian  Berkelanjutan.  Dibimbing  oleh
NURHAYATI H. S. ARIFIN dan WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Kawasan  Sunda  Parahiyangan  yang  berada  di  bagian  hulu  DAS  Citanduy Sub-DAS  Cimuntur  merupakan  bagian  dari  satuan  kawasan  lanskap  pertanian.
Lanskap  pertanian  yang  disusun  oleh  beragam  agroeksosistem  merupakan perpaduan  sistem  ekologi  dan  sosial-ekonomi  yang  terdiri  dari  tumbuhan  dan
hewan  yang  sudah  didomestikasikan  serta  masyarakat  yang  mengelolanya  untuk menghasilkan  pangan,  papan,  sandang,  serat,  biofuel,  serta  produk  pertanian
lainnya.  Keberadaan  unsur-unsur  penyusun  agroekosistem  di  daerah  perdesaan menjadi  bagian  penting  dalam  menciptakan  kawasan  perdesaan  yang
berkelanjutan. Masyarakat pertanian Sunda Parahiyangan sebagai bagian integral dari  agroekosistem  memiliki  perananan  penting  dalam  menunjang  pembangunan
dan  pengembangan  kawasan  perdesaan.  Dengan  sistem  pengetahuan  tradisional yang  dimilikinya,  secara  turun-temurun  masyarakat  memanfaatkan  sumber  daya
pertanian berdasarkan kearifannya sehingga terbukti mampu memberikan manfaat secara lestari tidak hanya untuk generasi sekarang, melainkan juga untuk generasi
yang  akan  datang.  Sistem  usaha  tani  yang  dilakukan  masyarakat  tidak  hanya berorientasi  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup,  tetapi  juga  berperan  aktif  dalam
melestarikan  sumber  daya  pertaniannya.  Dengan  demikian,  kearifan  masyarakat lokal  dapat  menjadi  pendorong  dinamisasi  dalam  mencapai  pembangunan
pertanian di perdesaan yang berkelanjutan.
Sistem pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan solusi tepat untuk menciptakan  kehidupan  perdesaan  berkelanjutan.  Sistem  tersebut  harus  mampu
mengkonservasi tanah, air, tanaman, dan hewan, tidak merusak lingkungan, serta secara  teknis  tepat  guna,  ekonomi  layak,  dan  sosial-budaya  dapat  diterima.
Melihat  besarnya  peranan  kearifan  lokal,  perlu  dilakukan  kajian  yang  bersifat eksploratif  terhadap  ragam  bentuk  kearifan  lokal  dalam  konteks  pertanian
berkelanjutan  yang  dapat  menjadi  referensi  bagi  penerapan  model  lanskap pertanian  berkelanjutan.  Tujuan  penelitian  adalah  untuk  mengkaji  karakteristik
lanskap pertanian Sunda Parahiyangan, mengkaji ragam manifestasi kearifan lokal masyarakat  Sunda  Parahiyangan  dalam  konteks  lanskap  pertanian  berkelanjutan,
dan menyusun model pengelolaan lanskap pertanian berkelanjutan.
Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  adalah  metode  kualitatif. Penelitian  dilakukan  melalui  beberapa  tahapan  yang  mencakup  kegiatan  pra-
penelitian,  penelitian,  analisis  dan  sintesis,  serta  penyusunan  rekomendasi pengelolaan  lanskap  pertanian  berkelanjutan  berbasis  kearifan  lokal  masyarakat
Sunda Parahiyangan. Data yang dibutuhkan berupa data fisik, kesejarahan, sistem sosial-ekonomi,  sistem  pertanian  masyarakat,  sistem  spiritual-budaya, traditional
ecological  knowledgeTEK  selanjutnya  digunakan  pengetahuan  ekologik tradisionalPET,  dan  kebijakan  pengelolaan  diperoleh  melalui  pelibatan  aktif
masyarakat lokal dengan pendekatan metode Rapid Partisipatory Rural Appraisal rPRA berupa wawancara semi terstruktur, Focus Group Discussion FGD, dan
observasi  lapang.  Data  penunjang  diperoleh  melalui  penelusuran  literatur  terkait topik penelitian.
Analisis  karakteristik  lanskap  pertanian  dilakukan  berdasarkan  acuan karakterisasi  lanskap  Landscape Characteristic AssessmentLCA.  Analisis  ragam
pengetahuan  ekologi  tradisional  menggunakan  metode  pengetahuan  berbasis sistem  The  Knowledge-Based  System  Methodology.  Keberlanjutan  lanskap
dianalisis  berdasarkan  acuan  keberlanjutan  lanskap  pertanian  National Research CouncilNRC  dan  Community  Sustainability  AssessmentCSA  untuk  menyusun
strategi  kebijakan  pengelolaan  yang  mengarah  pada  pembangunan  pertanian berkelanjutan berdasarkan kriteria keberlanjutan USDA.
Kawasan  studi  berada  dalam  tatanan  lanskap  pegunungan  Sunda Parahiyangan  dengan  karakteristik  agroekosistem  yang  khas  sebagai  cerminan
dari  budaya  Sunda.  Sumber  daya  lanskap  elemen  lanskap  Sunda  Parahiyangan secara umum dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan nonpertanian. Karakteristik
lahan  disusun  oleh  jenis  tanah  litosol,  latosol,  dan  regosol,  topografi  dari  landai hingga  sangat  curam,  serta  sumber  daya  air  yang  didukung  kondisi  iklim  berupa
curah  hujan  rata-rata  4.000  mmth,  suhu  harian  rata-rata  25
C,  dan  kelembaban nisbi  rata-rata  80  yang  ideal  untuk  pertanian.  Unsur-unsur  pembentuk  lahan
berkontribusi  dalam  memberikan  media  tumbuh  serta  habitat  bagi  beragam vegetasi  dan  satwa  yang  sesuai  dengan  kondisi  fisik  alam  dan  lingkungannya.
Berbagai  unsur  pembentuk  lahan  dikelola  oleh  masyarakat  dengan  PET  yang dimilikinya  untuk  membentuk  berbagai  pola  sistem  ekologi  pertanian
agroekosistem. Agroekosistem yang terbentuk di daerah studi terdiri dari kebun- telun, sawah, dan pekarangan yang berada dalam kawasan permukiman.
Sistem  sosial-ekonomi  masyarakat  pertanian  terlihat  dalam  aktivitas produktif  dan  reproduktif.  Aktivitas  tersebut  merupakan  kegiatan  ekstraksi
sumber  daya  pertanian  untuk  dimanfaatkan  sebagai  sumber  kehidupan.  Aktivitas produktif dilakukan di lahan pertanian on farm, sedangkan aktivitas reproduktif
dilakukan  di  luar  lahan  untuk  pemanfaatan  sumber  daya  pertanian  secara  lebih layak  off  farm.  Pemanfaatan  lahan  dominan  sebagai  kawasan  pertanian  belum
mampu  memberikan  hasil  optimal  meskipun  menjadi  sumber  pendapatan  inti keluarga  petani.  Kepemilikan  lahan  garapan  yang  relatif  sempit  gurem  dengan
rata-rata  0,3  hapetani,  tingginya  biaya  produksi,  kurangnya  dukungan  ilmu pengetahuan  dan  teknologi  pertanian,  serta  kurang  efektifnya  peran  pemerintah
dalam  mendukung  usaha  produksi  pertanian  masyarakat  menjadi  penyebab rendahnya peran pertanian dalam meningkatkan taraf hidup keluarga petani.
Pengetahuan  ekologik  tradisional  terkait  pertanian  dalam  sistem  spiritual- budaya  diekspresikan  masyarakat  dengan  mengenal  istilah  atau  nama  lokal  dari
adat,  aktivitas,  dan  obyek  budaya  pertanian.  Salah  satu  PET  dalam  pengelolaan agroekosistem  adalah  konsep  kabuyutan.  Kabuyutan  dipercaya  sebagai  model
pengelolaan lanskap pertanian yang terbukti mampu memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber daya pertanian yang optimal dan lingkungan yang lestari. Hal
tersebut merupakan potensi yang dimiliki masyarakat untuk tetap bertahan dalam menjalankan  kehidupannya  dari  usaha  pertanian.  Peran  masyarakat  pertanian  di
perdesaan diharapkan bukan sebagai konsumen eksploitatif, tetapi konsumen yang mampu  memanfaatkan  sumber  daya  secara  adil  dan  bijaksana.  Adil  berarti
memanfaatkan  sesuai  kebutuhan  dan  kemampuan  daya  dukung  sumber  daya; bijaksana  berarti  tetap  mempertimbangkan  pemanfaatan  untuk  generasi
selanjutnya.
Berdasarkan  hasil  analisis  dengan  kriteria  penilaian  NRC,  daerah  studi memiliki  potensi  keberlanjutan  cukup  baik  untuk  mendukung  usaha  pertanian  di
setiap agroekosistem. Secara fisik, kondisi sumber daya pertanian yang melimpah dapat  memberikan  kesempatan  bagi  petani  untuk  memanfaatkan  sumber  daya
pertanian  tidak  hanya  untuk  saat  ini  tetapi  untuk  kebutuhan  di  masa  yang  akan datang.  Di  samping  itu,  ketersediaan  sumber  daya  pertanian  dapat  memberikan
kualitas  hidup  yang  layak  bagi  petani  dengan  tersedianya  lapangan  pekerjaan untuk  melakukan  aktivitas  produktif  dan  reproduktif,  serta  ketersediaan  pangan
dengan  kualitas  prima,  cukup  nutrisi,  mudah  diperoleh,  dan  harga  yang  sesuai. Kondisi optimal dapat dicapai dengan menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya
air  dan  tanah  sebagai  elemen  utama  pembentuk  lanskap  pertanian  Sunda Parahiyangan.  Berdasarkan  hasil  analisis  keberlanjutan  masyarakat  dengan
metode CSA, diperoleh hasil tingkat keberlanjutan masyarakat yang menunjukkan kemajuan  sempurna  ke  arah  keberlanjutan  dengan  nilai  rata-rata  sebesar  1156.
Namun, upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam beberapa aspek yang bernilai kurang dari 50 perlu dilakukan untuk mencapai keberlanjutan yang optimal seperti
pada aspek infrastruktur berupa penyediaan lahan pertanian, sarana, dan prasarana pertanian.
Konsep  pengelolaan  lanskap  pertanian  Sunda  Parahiyangan  dapat dilakukan dengan penerapan model tradisional dan modern. Pengetahuan ekologik
tradisional  merupakan  modal  utama  yang  disempurnakan  oleh  pengetahuan ekologik  modern  guna  merespon  dinamika  lanskap  yang  terjadi.  Keterpaduan
dapat dilakukan melalui penerapan konsep kabuyutan yang diintegrasikan dengan sistem  pertanian  agroforestry  dalam  setiap  agroekosistem  disertai  optimalisasi
asupan  dari  dalam  dan  efisiensi  masukan  dari  luar  low-external-input  and sustainable  agricultureLEISA.  Selain  LEISA,  pengaruh  luar  berupa  inisiasi
program  pemberdayaan  masyarakat  perdesaan  baik  dari  pemerintah  maupun swasta  perlu  dilakukan  dengan  pelibatan  aktif  masyarakat  lokal.  Pemberdayaan
diarahkan  untuk  penguatan  spiritual-buaya  masyarakat  yang  dapat  meningkatkan produktivitas  serta  etos  kerja  untuk  mencapai  kesejahteraan  sehingga  berdampak
pada pemanfaatan sumber daya pertanian yang berkelanjutan.
Berdasarkan  hasil  penelitian  ini,  dapat  disimpulkan  bahwa  lanskap pertanian  Sunda  Parahiyangan  memiliki  karakteristik  yang  khas  berupa  karakter
lanskap  pertanian  pegunungan  dengan  air  sebagai  elemen  pembentuk  lanskap utama yang diaktualisasikan dalam ragam agroekosistem khas masyarakat Sunda
seperti kebun-talun, sawah, dan pekarangan dalam kawasan permukiman. Konsep kabuyutan  merupakan  pengetahuan  ekologik  tradisional  masyarakat  yang  fokus
pada  revitalisasi  peran  hutan  gunung  sebagai  penyangga  keseimbangan  sistem ekologi  pertanian.  Sistem  pertanian  agroforestry  modern  dengan  ragam  bentuk
pengembangannya  berpotensi  menjadi  model  pengelolaan  lanskap  pertanian berkelanjutan  dengan  penerapan  sistem  LEISA  yang  ditunjang  oleh  kebijakan
pemerintah yang adil dan bijaksana bagi masyarakat perdesaan. Dengan demikian, dapat  terbentuk  lanskap  pertanian  dengan  kondisi  fisik  yang  lestari  serta
masyarakat yang kuat secara sosial-ekonomi dan sehat secara spiritual-budaya.
Kata kunci:   lanskap  pertanianagroekosistem,  Sunda  Parahiyangan,  pengetahuan ekologik tradisionalPET, kabuyutan, pengelolaan lanskap perdesaan
I. PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Model  pertanian  konvensional  yang  lebih  berorientasi  kepada  percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan telah mengakibatkan dampak
negatif  pada  ketersediaan  sumber  daya  alam  dan  kualitas  lingkungan  pertanian. Kondisi  tersebut  menjadi  bukti  bahwa  sudah  saatnya  Indonesia  sebagai  negara
yang kaya akan sumber daya pertanian negara agraris mengubah paradigma ke arah  pembangunan  pertanian  berkelanjutan  sustainable  agriculture  dalam  hal
sistem,  strategi,  dan  kebijakan.  Pertanian  berkelanjutan  didefinisikan  sebagai pertanian  yang  memiliki  daya  saing  tinggi,  produktif,  menguntungkan,
mengkonservasi  sumber  daya  pertanian,  meningkatkan  kualitas  pangan,  serta menjaga  ketersediaan  saat  ini  dan  akan  datang.  Dengan  demikian,  pembangunan
pertanian  harus  mampu  mengkonservasi  tanah,  air,  tanaman  dan  hewan,  tidak merusak  lingkungan,  serta  secara  teknis  tepat  guna,  secara  ekonomi  layak,  dan
secara sosial-budaya dapat diterima FAO, 2010. Indonesia,  sebagai  negara  agraris  dengan  mayoritas  penduduknya
merupakan  masyarakat  pertanian,  memiliki  keterkaitan  yang  erat  dengan pembangunan  pertanian  berkelanjutan.  Masyarakat  Indonesia  dengan  pekerjaan
utama  di  bidang  pertanian,  kehutanan,  perburuan  dan  perikanan  memiliki  porsi terbesar  dengan  jumlah  pekerja  84.320.748  jiwa  atau  sekitar  35  dari  total
penduduk  Indonesia  yang  berjumlah  237.641.000  jiwa  BPS,  2011. Melimpahnya potensi alam, kuatnya budaya masyarakat agraris serta beragamnya
kearifan  masyarakat  lokal,  sangat  berpotensi  dalam  merealisasikan  Indonesia sebagai  negara  agraris  berkelanjutan  yang  mampu  menciptakan  kelestarian
sumber  daya  alam  dan  lingkungan,  kesejahteraan  sosial,  serta  pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Kawasan  perdesaan  sebagai  basis  produksi  pertanian  dengan  beragam budaya masyarakatnya telah melahirkan berbagai macam kearifan lokal. Kearifan
lokal  tersebut  telah  melalui  perjalanan  panjang  sehingga  menjadi  intisari  dan kompilasi pengalaman hidup serta terus diwariskan secara turun-temurun Sartini
2004.  Kearifan  lokal  masyarakat  pertanian  sebagai  cerminan  dari  pengetahuan
ekologi  tradisional  dapat  menjadi  penyaring  modernisasi  yang  dapat  berdampak negatif  bagi  kehidupan  sosial  dan  budaya  masyarakat,  serta  merusak  alam  dan
lingkungan. Kearifan lokal telah terintegrasi secara sadar dalam penataan lanskap pertanian, tata cara bertani, dan pola kehidupan masyarakat pertanian.
Budaya  bertani  tercermin  dalam  kehidupan  masyarakat  pertanian  Sunda Parahiyangan  di  Kabupaten  Ciamis  sebagai  bagian  integral  dari  suatu  lanskap
pertanian  yang  memanfaatkan  sumber  daya  pertanian  menjadi  ragam  bentuk agroekosistem.  Sunda  Parahiyangan  merupakan  kawasan  yang  dibentuk  oleh
dataran tinggi hingga pegunungan. Karakteristik lanskap yang khas tersebut telah membentuk  suatu  tatanan  budaya  masyarakat  dengan  sektor  pertanian  sebagai
sumber  usaha  dan  penghasilan  utama  bagi  masyarakatnya  Rigg,  1862;  Lubis, Nugraha,  Wildan,  Dyanti,  Sofianto,  Falah,  Dienaputra,  dan  Djubiantono,  2003.
Kabupaten  Ciamis  merupakan  bagian  dari  kawasan  ParahiyanganPriangan  dan termasuk ke dalam Satuan Wilayah Sungai Citanduy DAS Citanduy.
Selain  sebagai  sumber  kehidupan,  masyarakat  pertanian  berperan  aktif dalam  mengelola  sumber  daya  pertanian  agar  tetap  lestari.  Kondisi  aktual  di
daerah studi sebagai dampak dari sistem pertanian konvensional, terjadi berbagai masalah  pertanian  seperti  kesuburan  dan  produktivitas  lahan  menurun,  daya
dukung  lingkungan  berkurang,  konversi  lahan,  jumlah  penduduk  miskin  dan pengangguran  relatif  meningkat,  serta  kesenjangan  sosial  semakin  terlihat  jelas.
Peran  ganda  inilah  yang  menjadi  hal  menarik  bahwa  di  satu  sisi  masyarakat memerlukan sumber daya pertanian untuk keberlangsungan hidupnya, di sisi lain
mereka  memiliki  tanggung  jawab  besar  untuk  menjaga  keberlangsungan  sistem ekologi pertanian agar tetap lestari.
Dengan  demikian,  kearifan  lokal  masyarakat  Sunda  Parahiyangan  dapat menjadi  penyaring  modernisasi  yang  dapat  berdampak  negatif  bagi  kehidupan
sosial-ekonomi  dan  spiritual-budaya  masyarakat,  serta  kelestarian  alam  dan lingkungannya.  Melihat  besarnya  peranan  kearifan  lokal,  perlu  dilakukan  kajian
eksploratif  terhadap  ragam  bentuk  kearifan  lokal  dalam  konteks  pertanian berkelanjutan.
Kajian terhadap
karakteristik lanskap
pertanian  Sunda Parahiyangan menjadi salah satu obyek kajian yang dapat menghasilkan informasi
sebagai referensi bagi penerapan model lanskap pertanian berkelanjutan
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.  Bagaimana karakteristik lanskap pertanian Sunda Parahiyangan?
2.  Bagaimana  kearifan  lokal  masyarakat  Sunda  Parahiyangan  dalam  konteks pertanian berkelanjutan saat ini?
3.  Bagaimana  hubungan  antara  lanskap  pertanian  Sunda  Parahiyangan  dengan konsep pertanian berkelanjutan?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  mengkaji karakteristik lanskap pertanian Sunda Parahiyangan; 2.  mengkaji  ragam  bentuk  manifestasi  kearifan  lokal  masyarakat  Sunda
Parahiyangan dalam konteks lanskap pertanian berkelanjutan; 3.  menyusun model lanskap pertanian Sunda Parahiyangan sebagai referensi bagi
model lanskap pertanian berkelanjutan. 1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.  sebagai informasi bagi penguatan eksistensi budaya Sunda pada umumnya dan
khususnya kebudayaan Sunda Parahiyangan; 2.  sebagai  model  acuan  pengelolaan  lanskap  pertanian  berkelanjutan  di
perdesaan yang berbasis kearifan masyarakat lokal; 3.  sebagai  dasar  pertimbangan  penentuan  kebijakan  dalam  mengelola  lanskap
pertanian yang berkelanjutan di perdesaan.
1.5.   Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan  masalah  pertanian  yang  terjadi,  diperlukan  upaya  pemecahan masalah yang komprehensif dengan melihat setiap elemen masalah sebagai suatu
sistem  yang  saling  terkait.  Adanya  isu  pembangunan  pertanian  berkelanjutan berpotensi  untuk  memaksimalkan  sumber  daya  lanskap  pertanian  dengan
mempertimbangkan  aspek  kearifan  lokal  sehingga  dapat  dijadikan  pendorong dinamisasi dalam mencapai pembangunan pertanian berkelanjutan Gambar 1.
Lanskap Pertanian Sunda Parahiyangan di kawasan hulu DAS Citanduy
Karakteristik Lanskap Pertanian Sunda Parahiyangan
Sumber Daya Lanskap Pertanian Sumber Daya Masyarakat Pertanian
UpayaStrategi Kebijakan Pengelolaan Lanskap Pertanian Berkelanjutan
Lanskap Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Sunda Parahiyangan
AncamanMasalah Potensi Keberlanjutan
Lanskap Sunda Parahiyangan
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian