Observasi Keselamatan Kerja TINJAUAN PUSTAKA

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Observasi Keselamatan Kerja

Observasi secara bahasa merupakan peninjauan secara cermat atau mengamati sesuatu. Sedangkan keselamatan kerja merupakan aktivitas pemeliharaan terhadap lingkungan kerja supaya bebas dari potensi bahaya atau kejadian yang dapat mencederai pekerja IAPA, 2007. Program observasi keselamatan kerja adalah program pengamatan yang memiliki tujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan serta mengenali perilaku berisiko pada suatu tempat kerja Hill dkk., 2015. Program keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang dapat diterapkan oleh perusahaan sebagai upaya untuk melakukan pengelolaan keselamatan kerja di lingkungannya OHSAS 18001, 2007. Penerapan observasi keselamatan kerja pada umumnya menggunakan kartu yang berisi lembar periksa checklist sebagai media untuk memudahkan pengamat observer menentukan kategori observasinya tabel 2.1 Pearlman, 2013. Namun seiring berjalannya teknologi, metode kartu banyak digantikan oleh aplikasi perangkat lunak yang lebih menghemat biaya Yates, 2015; Luria dan Morag, 2011. Adapun aspek kategori observasi keselamatan kerja secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman Bird dan Germain, 1990. Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman  Mengoperasikan peralatan tanpa kewenangan  Barier atau pengaman yang tidak memadai  Gagal memperingatkan  Alat Pelindung Diri APD yang tidak layak atau tidak memadai  Gagal untuk mengamankan  Peralatan atau material yang cacat  Beroperasi dengan kecepatan yang tidak tepat  Proses yang tersendatmacet  Membuat peralatan keamanan tidak dapat digunakan  Sistem peringatan yang tidak memadai  Melepas peralatan keamanan  Bahaya api dan ledakan  Menggunakan peralatan yang cacat  Housekeeping yang buruk, tempat kerja yang berantakan  Menggunakan peralatan secara tidak tepat  Kondisi lingkungan berbahaya gas, debu, asap, uap  Gagal untuk menggunakan APD dengan tepat  Paparan kebisingan  Mengangkut dengan tidak tepat  Paparan radiasi  Salah menempatkan  Paparan suhu tinggi atau rendah  Mengangkat dengan tidak tepat  Pencahayaan yang kurang atau berlebihan  Posisi yang salah untuk bekerja  Ventilasi yang tidak memadai  Memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi  Bersenda gurau  Dibawah pengaruh alkohol atau obat-obatan Sumber: Bird dan Germain, 1990 Perilaku dan kondisi tidak aman merupakan dua variabel yang turut dinilai dalam pelaporan kecelakaan kerja Kementrian Tenaga Kerja RI, 1998 Penerapan observasi keselamatan kerja dikembangkan berdasarkan prinsip keselamatan kerja National Association of Safety Professionals, 2014, yaitu: 1. keselamatan adalah tanggung jawab moral, 2. keselamatan adalah budaya bukan sekedar program, 3. manajemen memiliki tanggung jawab paling besar dalam keselamatan 4. pekerja harus dilatih untuk bekerja scecara aman 5. selamat merupakan sebuah kondisi untuk bekerja 6. semua kecelakaan dapat dicegah 7. program keselamatan harus dirancang secara spesifik dengan audit berkala dan tindakan perbaikan 8. keselamatan merupakan bisnis yang baik, dengan pengelolaan keselamatan dapat mengurangi kompensasi akibat kecelakaan dan kesakitan. Observasi keselamatan kerja tidak hanya dilaksanakan oleh pihak manajemen atau pengawas, namun dapat dilakukan oleh semua populasi perusahaan termasuk melibatkan pekerja untuk menjadi pengamat Luria dan Morag, 2011. Beberapa manfaat program observasi keselamatan kerja adalah Reese dan Eidson, 2006: 1. Untuk mengukur efektivitas dari pelatihan dan kemampuan mendeteksi pelanggaran dengan melihat penerapan observasi yang dilakukan. 2. Untuk mendeteksi terdapat atau tidaknya praktek kerja tidak aman dan penggunaan alat pelindung diri yang kurang. 3. Sebagai sebuah cara supervisor untuk memahami pekerja dan bagaimana praktek kerja dari pekerja tersebut dengan melakukan pengamatan dan diamati. 4. Sebagai kesempatan yang baik untuk supervisor untuk menunjukan bahwa tindakan keselamatan tidak hanya dituntut dengan hukuman, namun juga dengan penghargaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi baik fisik atau non-fisik kepada pekerja yang melakukan observasi keselamatan dengan baik. 5. Mengarahkan pada perbaikan prosedur kerja dan perilaku kerja yang lebih aman

B. Pelaporan Nearmiss