d. Rancangan Data
Rancangan data terdiri dari diagram Entity-Relation Diagram ERD, Normalisasi, Kamus data dan rancangan database. ERD merupakan
sebuah perangkat pemodelan yang menggambarkan hubungan dari beberapa data di dalam penyimpanan data Mulyanto, 2009. ERD pada
sistem informasi baru menggambarkan data-data yang terdapat pada masing-masing entitas sehingga dapat membantu pada saat melakukan
perancangan database. Normalisasi database merupakan suatu pendekatan sistematis untuk
meminimalkan terjadinya redudansi data pada suatu database, sehingga suatu database dapat bekerja secara optimal Kusrini, 2007. Normalisasi
database terdiri dari 6 tahap, namun normalisasi database pada sistem informasi ini hanya dilakukan sampai pada empat tahap, yaitu tahap tidak
normal, tahap 1, tahap 2 dan tahap 3. Karena setelah tahap 3 tidak ada lagi ditemukan adanya anomali-anomali data. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan bahwa, normalisasi database dapat dilakukan minimal sampai tahap 3 untuk mendapatkan database relasional yang berisi data sesuai
kebutuhan, memiliki sedikit redudansi, mengefisiensikan pemutakhiran dan menghindari kehilangan data secara tidak sengaja Kusrini, 2007.
Kamus data merupakan deksripsi terperinci mengenai seluruh elemen data yang terdapat pada Data Flow Diagram DFD. Selain memberikan
deksripsi terperinci tersebut, kamus data memiliki fungsi untuk
menyediakan informasi mengenai beberapa item data yang bersangkutan dan mengurangi kelebihan data Amsyah, 2005.
Rancangan database pada sistem informasi ini menggunakan database berbasis website. Rancangan database berbasis website
memiliki keuntungan akses terhadap database yang cepat, familiar dengan pengguna website, menggunakan protokol HTTP yang dapat
dijalankan berbagai jenis komputer dan sistem operasi, serta menggunakan bahasa HTML yang memilik tampilan menarik dan mudah
dikembangkan Supriyanto dan Muhsin, 2012.
e. Rancangan User Interface
Rancangan user interface atau tampilan antar muka, merupakan rancangan yang secara langsung berhubungan dengan pengguna dalam
rangka menggunakan sistem informasi berbasis website. Rancangan harus diatur dengan baik supaya pengguna tidak mengalami kesulitan
dalam menggunakan sistem informasi tersebut Putri, Santoso dan Choiri, 2014. Rancangan ini merupakan suatu hal penting dalam
memenuhi aspek servis sebuah sistem informasi. Rancangan sistem informasi menggunakan Bahasa Indonesia sehingga mempermudah
pemahaman pekerja yang sebagian besar berbahasa Indonesia.
1 Administrasi Akun
Proses pada administrasi akun terdiri dari beberapa halaman, yaitu “halaman utama”, halaman “pendaftar baru”, halaman “info
registrasi”, halaman “verifikasi”, dan halaman “login”. Halaman- halaman merupakan userinterface yang menghubungkan jalannya
proses administrasi akun dengan pengguna. Pada halaman utama, halaman terdapat menu-menu yang dapat
dipilih oleh pengguna. Seperti menu “tentang kami”, “hubungi kami”,
“daftar” dan “login”. Pengaturan main menu tersebut dilakukan untuk mendapatkan posisi pandanga yang nyaman Oneto dan Sudarman,
2008. Menu, termasuk “login” diletakan disebelah kanan atas, karena tempat tersebut merupakan tempat yang umum untuk sebuah login
panel Oneto dan Sudarman, 2008.Panel menu pada halaman utama, memiliki panel yang berbeda-beda tergantung dari jenis otoritasnya.
Hal ini dilakukan untuk memperkuat aspek kontrol dalam sistem informasi berbasis komputer Raharjo, 1999.
Pada proses administrasi akun, terdapat halaman “login” yang
berisikan “username” dan “password”. Pengendalian akses dengan password dan pembagian otorisasi merupakan dua hal yang penting
dalam melaksanakan aspek kontrol suatu sistem informasi Wibowo, 2005. Elemen penting dari aspek keamanan yang dapat dipenuhi dari
userinterface yang telah dibuat adalah confidentiality, authentication,
availability access control dan non-repudiation Raharjo, 1999.
2 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja
Proses pengisian hasil observasi keselamatan kerja dilakukan sampai kegiatan tindak lanjut. Userinterface yang terlibat dalam
proses ini adalah, halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”, halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja”, dan halaman
“Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja. Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja”, memiliki
variabel yang dibuat mirip dengan variabel yang terdapat pada kartu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memudahkan adaptasi pengguna
terhadap sistem informasi baru, sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat
tersebut Beaudry dan Pinsonneault, 2005. Jenis kejadian observasi dikategorikan menjadi dua, yaitu perilaku tidak aman dan kondisi
tidak aman Bird dan Germain, 1990. Halaman “Hasil input
Observasi Kesela matan Kerja” dibuat agar pengguna dapat melihat
kembali hasil input pada formulir, sehingga bila ada kesalahan dalam input, data dapat segera diperbaiki saat itu juga Sakur, 2005.
Halaman “Tindak Lanjut” merupakan halaman yang dibuat untuk memudahkan PJ Program dan Manajer untuk melaksanakan kegiatan
tindak lanjut. Tindakan korektif, tindakan evaluasi dan tindak lanjut merupakan hal yang wajib dilakukan oleh institusi dalam mengelola
keselamatan kerja Pemerintah RI, 2012. Pada formulir tindak lanjut,
terdapat tanggal limit untuk pelaksanakan tindakan korektif, hal tersebut dikarenakan pelaksanaan tindakan korektif haruslah
dilakukan dengan segera Pemerintah RI, 2012.
3 Pengisian Laporan Nearmiss
Sama halnya dengan proses “Pengisian hasil observasi
keselamatan kerja”, Proses “Pengisian Laporan Nearmiss” juga dilakukan sampai kegiatan tindak lanjut. Userinterface yang terlibat
dalam proses ini adalah, halaman “Formulir Laporan Nearmiss”, halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss”, dan halaman “Tindak
Lanjut Laporan Nearmiss. Variabel pada pengisian “Formulir Laporan Nearmiss” juga
disamakan dengan yang terdapat dengan kartu, dengan alasan alasan yang sama, yaitu memudahkan adaptasi pengguna terhadap sistem
informasi baru, sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan efektivitas individual pada saat penggunaan perangkat tersebut
Beaudry dan Pinsonneault, 2005. Namun pada formulir ini, jenis kejadian memiliki kategori yang sangat luas. Untuk saat ini kategori
terdapat delapan kategori jenis kejadian “hampir celaka” yang diadopsi dari kategori kecelakaan menurut Bird dan Germain 1990.
Halaman “Tindak lanjut” juga dibuat sama seperti pada proses “Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja”. Halaman ini juga
hanya bisa dibuka oleh PJ Program dan Manajer untuk melaksanakan
tugasnya, yaitu menetapkan tindakan korektif serta melakukan tindakan evaluasi dan tindak lanjut dalam mengelola keselamatan
kerja Pemerintah RI, 2012.
4 Pencarian Laporan
Userinterface yang terlibat dalam proses ini adalah, halaman
“Pencarian Laporan”, halaman “Rangkuman Laporan”, halaman “Laporanku”. User interface “Pencarian Laporan” memiliki fungsi
utama untuk memudahkan pengguna untuk mencari data sesuai keperluannya dan tidak membuang waktu untuk mencari data tersebut
Fajar, 2013. Rangkuman laporan terdiri dari laporan berdasarkan waktu, tempat kejadian, pengguna dan status tindak lanjut. Waktu
dibagi menjadi harian, bulanan dan tahunan. Waktu harian diperlukan guna tindak lanjut cepat terhadap kejadian kondisi tidak aman dan
nearmiss tertentu Byrd, 2007. Waktu bulanan dan tahunan serta laporan berdasarkan variabel lain merupakan laporan yang dibutuhkan
dalam analisis kebutuhan sistem baru. Khusus laporan triwulan, dapat dilihat pada laporan harian pada rentang tiga bulan. Laporanku dapat
digunakan oleh pelapor untuk melihat sejauh mana tindak lanjut telah dilakukan dari laporannya. Hal ini dapat memicu pelapor mengetahui
apakah laporannya ditindaklanjuti oleh pihak manajemen dan memicu motiviasi pelapor untuk terus ikut berpartisipasi Gunawan, 2013.
Rancangan laporan disesuaikan dengan kebutuhan output perusahaan
pada bagian output sehingga sistem baru dapat memenuhi aspek informasi dan servis Wetherbe dan Vilatari, 1994.
f. Uji Coba Rancangan