Rancangan Sistem Informasi Berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Lampung Tahun 2015-2016

(1)

RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN

NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

SKRIPSI

OLEH : Ahmad Afif Mauludi NIM : 1111101000051

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H / 2016 M


(2)

i

RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN

NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

SKRIPSI

OLEH : Ahmad Afif Mauludi NIM : 1111101000051

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H / 2016 M


(3)

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Skripsi, Juni 2016

Ahmad Afif Mauludi. NIM: 1111101000051

Rancangan Sistem Informasi Berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Lampung Tahun 2015-2016

201 Halaman+(xxii), 38 Tabel, 38 Bagan, 17 Gambar, 16 Lampiran.

ABSTRAK

Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss merupakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berbasis perilaku yang penting untuk diterapkan pada perusahaan untuk mencegah dan mengurangi kejadian kecelakaan. PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan pemanfaatan panas bumi yang melaksanakan program tersebut. Dalam melaksanakan program tersebut secara manual, PT PGE mengalami banyak masalah berhubungan dengan keakuratan dan kecepatan informasi yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan Sistem informasi baru berbasis website untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan daya saing perusahaan.

Kegiatan penelitian dilakukan di PT. PGE Ulubelu pada bulan Mei 2015-Mei 2016 guna membuat rancangan sistem informasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan operational reseach dengan pendekatan kualitatif. Pengembangan sistem dilakukan menggunakan siklus hidup pengembangan sistem, yang terdiri dari investigasi, analisis dan perancangan sistem. Investigasi sistem menggunakan analisis PIECES dan analisis sistem dilakukan berdasarkan komponen sistem informasi berbasis komputer pada sistem lama dan mencari kebutuhan pada sistem baru. Tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi menggunakan beberapa cara, yaitu dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Rancangan proses dibuat menggunakan DFD, sedangkan rancangan data menggunakan ERD. Rancangan berbasis website dibuat dalam bahasa PHP dan Yii Framework, menggunakan database MySQL dan Webserver Apache, dibantu dengan software Adobe Dreamweaver dan Photoshop. Uji coba sederhana dilakukan untuk menguji kesesuaian fungsi rancangan yang telah dibuat.

Perancangan sistem informasi berbasis website ini menghasilkan sebuah website yang digunakan untuk membantu mempermudah pelaporan, mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan oleh manajemen terkait keselamatan kerja. Sistem informasi ini memiliki keunggulan dapat memberikan informasi yang lebih akurat, cepat dan tepat dari sistem sebelumya. Namun masih banyak pengembangan yang perlu dilakukan terkait fitur dalam berbagai macam hal termasuk sistem pendukung pengambilan keputusan. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Melanjutkan pengembangan sistem sampai tahap implementasi dan pemeliharaan sistem, sehingga dapat diketahui dampak positif dari sistem baru yang telah dirancang; 2. Melakukan perancangan website dengan mengkombinasikan PHP bersama bahasa pemograman lain seperti JavaScript, C+++, Perl dan bahasa pemograman lain untuk menghasilkan website dengan tampilan dan fungsi yang lebih dinamis dan variatif.

Daftar bacaan: 81 (1970-2015)

Kata kunci: Sistem Informasi, Website, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Observasi, Nearmiss, Laporan K3.


(4)

iii FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH Thesis, June 2016

Ahmad Afif Mauludi. SIN: 1111101000051

Design of Website Based Information System on Occupational Safety Observation and

Nearmiss Reporting Programs in PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu Area Lampung Years of 2015-2016

201 Pages+(xxii), 38 Tables, 38 Charts, 17 Images, 16 Attachments.

ABSTRACT

Occupational safety observation and nearmiss reporting programs are Occupational Safety and Health (OSH) programs based on behavior that necessary to be applied in every industry to prevent and reduce accident at work. PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu area is one of the utilization industry of geothermal power that implements the programs. In implementing the programs manually, PT. PGE experienced many problems that associated with the accuracy and performance of information produced. Therefore, it is needed a new design of information system based on website that can resolve the implementing issue and increase company’s competitiveness. The research activities were conducted at PT. PGE Ulubelu area in May 2015 until May 2016 in order to make the new information system design based on website. The researcher was conducted the research using operational research with qualitative approach. This research is a system development activity using a system life development cycle which consists of system investigation, analysis and design activities. System investigation was conducted on the old information system using PIECES analysis. System analysis was conducted using observation and analysis methods on the old information system and the new information system requirements based on computer-based information system components. The data collection techniques were interview, observation and study of document methods in order to get the informations needed. New system process and data designs were created using DFD and ERD. Website design was created using PHP and Yii Framework with MySQL as the database management system and Apache as the webserver. The design phase was supported by other applications, like Adobe dreaweaver and photoshop. For the completion, a simple trial was conducted to test the compatibility of design functions.

This system information design activity produced a website to assisst the implementation of reporting, information access and management’s decision making that associated with occupation safety. This new information system can produce information better than old information system (more accurate, fast and timely). However this new information system need some improvement, especially in decision support system. Suggestions are given for future research: 1. Complete the system development until the implementation system and maintenance system phases then anaylize the results of system development that has been designed; 2. Design the website information system using combination of PHP and any other programming languages like Javascript, C+++ or Perl to create a website with more dynamics and variative functions and displays.

References: 81 (1970-2015)

Keywords: Information System, Website, Occupational Safety and Health, Observation Program,


(5)

iv


(6)

v

PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI

Penguji III,


(7)

vi

LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Srata Satu (S1) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentua nyang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2016

Ahmad Afif Mauludi 1111101000051


(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Afif Mauludi Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Agustus 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 22 tahun

No. HP : +6281212210762

Alamat : Jl. Jambu I No. 23 B, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan – Banten 1541

E-mail : aafifmauludi@gmail.com

Riwayat Pendidikan:

1. TKIT Aulia Bintaro Jaya : 1996 - 1997 2. RA Salman ITB Ciputat : 1997 - 1999 3. Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta : 1999 - 2005 4. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta : 2005 - 2008

5. SMAN 68 Jakarta : 2008 - 2011


(9)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tulisan ini kupersembahankan untuk Kedua Orang Tuaku. .

. .

Seluruh Keluarga dan Sahabatku. .

. .

In memoriam Hasanah Putri (Nov’1993-Des’2015). .

. .


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik teknis maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Kedua Orang Tuaku, Arif Darmawan dan Sri Lintang Rosi Aryani, serta seluruh keluarga yang telah mendoakan, memberikan kesempatan dan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Riastuti Kusuma Wardani, S.KM., M.KM, selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Dewi Utami Iriani, Ph.D, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan


(11)

x

6. Kepada seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama Ibu Catur Rosidati, S.KM, M.KM, Ibu DR. Iting Shofwati, S.T., M.KKK, Bapak Aang Subiyakto, M.Kom, selaku penguji sidang yang memberikan banyak masukan yang membangun untuk meningkatkan kualitas skripsi ini.

7. Bapak Jatmiko Prio Atmojo selaku Peneliti bidang Geothermal di PT. Pertamina Persero dan Bapak Wilmar Napitupulu selaku Manager HSSE di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) yang telah membantu memberikan izin, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Widodo Suwanto selaku Manager Fungsi HSSE PT. PGE Area Ulubelu, Lampung.

9. Bapak Febriardi, Bapak Agung Galunggung, Bapak Andri dan Ibu Karinta Utami selaku Pengawas Fungsi HSSE dan Seluruh staff PT. PGE Area Ulubelu, Lampung yang telah banyak memberikan informasi, ilmu, saran dan masukan dalam skripsi ini.

10.Faris Muhammad Z., Ruditho Priyandi, Meitama Arief B., Ridanti Lenggo Geni dari “Bukan 5cm”. Galih Trias Farobi, Ausof Ali Athiyah, Mukti Arif, Widyanfri WPS, Nida Karima, dari “AUO”. Sukma Mardhiyah P., Ikna Qonita, Niekha Zoelienna Ilyas dari “Saturn” selaku sahabat dan teman seperjuangan.

11.Rekan-rekan All About Safety, Situ Gintung Jogging Club, NoTC, 9cm, Persekutuan Pengendalian Tembakau Tangerang Selatan, Dreamdelion Sehat dan berbagai komunitas lain.

12.Rekan-rekan mahasiswa/i kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 13.Rekan-rekan kerja di PT. AWT dan PT. GMI yang mendukung dan memberikan

kesempatan untuk terus melanjutkan skripsi ini.

14.Kepada teman lainnya yang turut menyemangati dan mendoakan dalam penyelesaian skripsi ini yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran serta pencerahan khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, aamiin.


(12)

xi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI ... v

LEMBAR PERYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

DAFTAR SINGKATAN ... xx

DAFTAR ISTILAH ... xxi

DAFTAR SIMBOL ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Pertanyaan Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan Umum ... 9

2. Tujuan Khusus ... 9


(13)

xii

1. Bagi Peneliti ... 10

2. Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 10

3. Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu ... 11

F. Ruang Lingkup ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Observasi Keselamatan Kerja ... 13

B. Pelaporan Nearmiss ... 16

C. Sistem Informasi ... 19

D. Website ... 37

E. Kerangka Teori ... 44

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ... 46

A. Kerangka Pikir ... 46

B. Definisi Istilah ... 49

BAB IV METODE PENELITIAN ... 51

A. Jenis Penelitian ... 51

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 51

C. Metode Penelitian ... 51

1. Metode Investigasi dan Analisis Sistem ... 52

2. Metode Perancangan Sistem ... 57

BAB V HASIL ... 59

A. Gambaran Umum PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu ... 59

1. Profil Perusahaan ... 59

2. Visi dan Misi Perusahaan ... 60

3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 61


(14)

xiii

5. Program K3 Perusahaan ... 62

B. Hasil Penelitian ... 66

1. Karakteristik Informan ... 66

2. Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ... 67

3. Hasil Analisis Sistem Informasi ... 74

4. Rancangan Sistem Informasi Baru... 99

BAB VI PEMBAHASAN ... 147

A. Keterbatasan Penelitian ... 147

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 148

1. Pembahasan Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ... 148

2. Pembahasan Hasil Analisis Sistem Informasi ... 159

3. Pembahasan Hasil Rancangan Sistem Informasi Baru ... 172

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 192

A. Simpulan ... 192

B. Saran ... 194

DAFTAR PUSTAKA ... 196


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja ... 14

Tabel 2.2 Perbandingan Model Waterfall, Spiral dan Prototipe ... 34

Tabel 2.3 Spesifikasi Minimum Komputer ... 44

Tabel 2.4 Spesifikasi Minimum Smartphone ... 44

Tabel 3.1 Definisi Istilah ... 49

Tabel 4.1 Informan Penelitian ... 53

Tabel 4.2 Pengumpulan data ... 54

Tabel 4.3 Daftar Dokumen ... 55

Tabel 4.4 Triangulasi Teknik ... 56

Tabel 4.5 Triangulasi Sumber ... 56

Tabel 5.1 Karakteristik Informan ... 67

Tabel 5.2 Analisis Sistem Informasi Lama berdasarkan Aspek Performa, Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi dan Servis ... 67

Tabel 5.3 Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama ... 74

Tabel 5.4 Sumber Daya Manusia pada Sistem Baru ... 77

Tabel 5.5 Spesifikasi Minimum Perangkat Komputer ... 79

Tabel 5.6 Spesifikasi Minimum Perangkat Laptop ... 79

Tabel 5.7 Spesifikasi Minimum Perangkat Smartphone ... 80

Tabel 5.8 Rumus Keluaran Sistem Informasi Baru Berbasis Website ... 89

Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru ... 91

Tabel 5.10 Administrasi Akun ... 110

Tabel 5.11 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ... 110

Tabel 5.12 Pengisian Laporan Nearmiss ... 110

Tabel 5.13 Pencarian Laporan ... 111

Tabel 5.14 Jenis Rancangan Output Sistem Baru ... 116


(16)

xv

Tabel 5.16 Hasil Uji Coba Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ... 144

Tabel 5.17 Hasil Uji Coba Pengisian Laporan Nearmiss ... 145

Tabel 5.18 Hasil Uji Coba Pencarian Laporan ... 146

Tabel 6.2 Perbandingan Data pada Sistem Lama dan Sistem Baru ... 159

Tabel 6.3 Perbandingan Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama dan Sistem Baru ... 160

Tabel 6.4 Perbandingan Perangkat Keras Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ... 162

Tabel 6.5 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Komputer pada Sistem Informasi Baru ... 163

Tabel 6.6 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Laptop/Notebook pada Sistem Informasi Baru ... 164

Tabel 6.7 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Smartphone pada Sistem Informasi Baru ... 165

Tabel 6.8 Perbandingan Perangkat Lunak Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru .. 166

Tabel 6.9 Perbandingan Jaringan Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ... 167


(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan... 18

Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi ... 20

Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 22

Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970) ... 27

Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral ... 29

Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe ... 30

Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem ... 31

Bagan 2.8 Kerangka Teori ... 45

Bagan 3.1 Kerangka Pikir ... 48

Bagan 5.1 Struktur Organisasi PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015... 61

Bagan 5.2 Proses Produksi PT. PGE Area Ulubelu... 62

Bagan 5.3 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang sedang berjalan. ... 83

Bagan 5.4 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang akan dirancang ... 86

Bagan 5.5 Format Input “login” ... 101

Bagan 5.6 Format Input “pendaftaran pengguna baru” ... 102

Bagan 5.7 Format Input “fomulir observasi keselamatan kerja” ... 103

Bagan 5.8 Format Input “fomulir nearmiss” ... 104

Bagan 5.9 Format Input “fomulir tindak lanjut” ... 105

Bagan 5.10 Format Input “pencarian laporan” ... 105

Bagan 5.12 Diagram Konteks Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss berbasis website ... 107

Bagan 5.13 Diagram Nol Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu ... 109


(18)

xvii

Bagan 5.15 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja) ... 113

Bagan 5.16 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Laporan Nearmiss) ... 115

Bagan 5.17 Diagram Detail Proses 4 (Pencarian Laporan) ... 116

Bagan 5.18 Format Ouput “informasi registrasi” ... 117

Bagan 5.19 Format Ouput “hasil observasi kelamatan kerja” ... 118

Bagan 5.20 Format Ouput “laporan nearmiss” ... 118

Bagan 5.21 Format Ouput “laporan tindak lanjut” ... 119

Bagan 5.23 Format Ouput “hasil rangkuman” ... 120

Bagan 5 24 Format Ouput “laporanku” ... 121

Bagan 5.25 Diagram ERD Sistem Baru ... 122

Bagan 5.26 Bentuk Tidak Normal... 124

Bagan 5.27 Bentuk Normalisasi Tahap Pertama (1st NF) ... 125

Bagan 5.28 Bentuk Normalisasi Tahap Kedua (2nd NF) ... 126


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Peta Lokasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) ... 60

Gambar 5. 2 Nearmissbox dan komputer di PT. PGE Area Ulubelu ... 76

Gambar 5.3 Tampilan Database Sistem Informasi pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website. ... 130

Gambar 5.4 Halaman Utama “Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website” ... 131

Gambar 5.5 Halaman “Pendaftaran Pengguna Baru” ... 132

Gambar 5.6 Halaman “Informasi Registrasi” ... 133

Gambar 5.7 Halaman “Verifikasi Akun” ... 133

Gambar 5.8 Halaman “Login” ... 134

Gambar 5.9 Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja” ... 135

Gambar 5.10 Halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja” ... 136

Gambar 5.11 Halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja” ... 137

Gambar 5.12 Halaman “Formulir Nearmiss” ... 138

Gambar 5.13 Halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss” ... 139

Gambar 5.14 Halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss” ... 140

Gambar 5. 15 Pencarian Laporan ... 141

Gambar 5. 16 Rangkuman Laporan ... 142


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Menjadi Informan ... xxii

Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Informan ... xxiii

Lampiran 3: Pedoman Wawancara ... xxiv

Lampiran 4: Pedoman Observasi ... xxx

Lampiran 5: Pedoman Telaah Dokumen ... xxxii

Lampiran 6: Kartu Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... xxxiv

Lampiran 7: Surat Perizinan Melakukan Penelitian ... xxxv

Lampiran 8: Matriks Hasil Wawancara ... xxxvi Lampiran 9: Hasil Observasi ... xliv Lampiran 10: Hasil Telaah Dokumen ... xlvi Lampiran 11: Perangkat-perangkat Sistem Informasi Lama... xlviii Lampiran 12: Kebutuhan Perangkat-perangkat Sistem Informasi Baru ... xlix Lampiran 13: Bahasa Pemograman Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... l Lampiran 14: Database Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... lvii Lampiran 15: Petunjuk Penggunaan Perangkat Lunak Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... lix Lampiran 16: Dokumentasi Pribadi ... lxvi


(21)

xx

DAFTAR SINGKATAN

APD = Alat Pelindung Diri

DBMS = Database Management System

DFD = Data Flow Diagram

ERD = Entity-Relation Diagram

HTML = Hyper-Text Markup Language

INTERNET = International Network

K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PHP = PHP Hypertext Preprocessor

PIC = Person In Charge

PJ Program = Penanggung Jawab Program

PT. PGE = PT. Pertamina Geothermal Energy

SMK3 = Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

SDLC = System Development Life Cycle/ Siklus Hidup Pengembangan Sistem

SQL = Structured Query Language


(22)

xxi

DAFTAR ISTILAH

Checklist = Lembar periksa

Database = Basis data/tempat penyimpanan

Hardware = Perangkat Keras

Incident = Nearmiss/Hampir Celaka

Input = Masukan

Interface = Penghubung Nearmiss = Hampir celaka

Observer = Pengamat

Output = Keluaran

Proccess = Proses/Pengolahan

Software = Perangkat Lunak (Aplikasi Komputer) User Interface = Penghubung antar mesin dengan pengguna


(23)

xxii

DAFTAR SIMBOL

DATA FLOW DIAGRAM (DFD) Model : Gane-Sarson

No Simbol Keterangan

01 Entitas Luar

Merupakan sumber atau tujuan aliran data atau ke sistem

02 Proses

Proses atau fungsi yang mentransformasikan data secara umum

03 Aliran Data

Menggambarkan aliran data dari suatu proses ke proses lainnya

04 Data store

Merupakan komponen yang berfungsi untuk menyimpan data atau file

ENTITY-RELATION DIAGRAM (ERD)

No Simbol Keterangan

01 Entitas

Suatu objek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan pemakai

02 Atribut

Elemen dari entitas yang berfungsi mendeskripsikan karakter dari entitas

03 Relasi

Menggambarkan hubungan diantara sejumlah entitas yang berbeda

04 Garis

Merupakan penghubung antar relasi dengan entitas, entitas dengan atribut maupun relasi dengan atribut,


(24)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program observasi keselamatan kerja merupakan bagian dari program keselamatan berbasis perilaku yang muncul pada tahun 1980-an dan berkembang mulai tahun 1990-an. Sebelum tahun 1990 hanya 45 perusahaan yang menerapkan, namun pada pertengahan tahun 1990-an penerapan telah dilakukan lebih dari 400 perusahaan diberbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Filipina, Puerto Rico, Jamaica, Suriname dan Mexico (Krause, 1997). Penerapan program berbasis perilaku yang terkenal adalah DuPont STOP Program, Safety Performance Solutions (SPS) dan

Behavioral Science Technology (BST). Program observasi keselamatan

merupakan program yang banyak dikembangkan oleh DuPont dalam DuPont STOP Program (Byrd, 2007). Dalam penerapan program observasi, perusahaan-perusahaan di Indonesia mengadopsi program yang dikembangkan oleh DuPont, menggabungkan program-program tersebut atau merancang sendiri program sejenis dengan menggunakan prinsip-prinsip program berbasis perilaku dan disesuaikan dengan iklim dari perusahaan.

Program observasi keselamatan kerja, yang disebut juga program pengamatan perilaku dan kondisi tidak aman, merupakan program keselamatan kerja yang dapat diterapkan untuk menurunkan angka kecelakaan dengan


(25)

mengendalikan penyebab langsung kecelakaan (Gunawan, 2013). Hal tersebut dibuktikan bahwa beberapa perusahaan yang mengimplementasikan program observasi keselamatan kerja, mengalami penurunan rata-rata accident rate

sebesar 26% dari tahun sebelumnya. Penurunan accident rate tersebut lebih besar dibanding program berbasis perilaku lainnya seperti program dari BST, yaitu BAPP (Behavioral Advance Performance Process) technology yang menurunkan accident rate sebesar 25% dan program “DO-IT” (Define, Observe, Intervene, and Test) dari SPS, yang menurunkan accident rate sebesar 22% (Byrd, 2007). Penerapan observasi perlu dilakukan sehingga pihak manajemen dapat menganalisis sebab munculnya perilaku dan kondisi tidak aman tersebut sehingga dapat memiliki kesempatan untuk memperbaiki kekurangan sistem sebelum timbul kasus yang lebih parah (Gunawan, 2013).

Bird dan Germain (1990) mengkategorikan “perilaku dan kondisi tidak aman” serta nearmiss, menjadi hal yang dapat dipelajari untuk mencegah kecelakaan tanpa harus menunggu adanya kejadian kecelakaan. Dalam sumber lain, perilaku dan kondisi tidak aman sangat berhubungan erat dengan nearmiss

atau kejadian hampir celaka (Heni, 2011). Menurut Heni (2011) dalam accident triangle ratio, diperlihatkan bahwa setiap 50.000 – 100.000 perilaku dan kondisi tidak aman akan mengakibatkan 5.000-10.000 nearmiss atau kejadian hampir celaka, 500-1.000 cedera ringan, 50-100 cedera berat dan satu kali kecelakan fatal. Perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss disebut juga dengan “accident precursor”, yaitu hal yang dapat mengindikasikan kemungkinan akan terjadinya kecelakaan (Gnoni dkk., 2013). Oleh karena itu


(26)

dalam penerapannya untuk mencegah kejadian kecelakaan, program observasi keselamatan kerja tidak terpisahkan dari pelaporan nearmiss.

Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian

nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmis, merupakan program yang mengikutsertakan peran pekerja, sehingga efektif untuk meningkatkan kepedulian dan perilaku pekerja terhadap penerapan bekerja secara aman dengan senang hati dan sukarela (Gunawan, 2013). Keikutsertaan pekerja untuk mengendalikan penyebab kecelakaan tidak hanya dapat menanggulangi penyebab langsung dari kecelakaan, namun dapat pula sekaligus menanggulangi penyebab tidak langsung dan menciptakan budaya keselamatan kerja yang baik (Heni, 2011). Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak perusahaan menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer untuk mendukung sistem informasi pelaksanaan program K3 (Putri, Santoso dan Choiri, 2014). Sistem informasi manajemen berbasis komputer dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan akses langsung terhadap informasi yang cepat, tepat dan akurat sehingga pihak manajemen dapat melakukan pengambilan keputusan yang akurat tepat pada waktunya, menurunkan biaya manajemen dan hirarki dalam pekerjaan menjadi lebih efisien (Laudon dan Laudon, 2012). Sejalan dengan hal tersebut, penelitian sebelumnya tentang perancangan sistem


(27)

informasi K3 oleh Putri, Santoso dan Choiri (2014) menunjukkan bahwa pengelolaan K3 menggunakan sistem informasi berbasis komputer dapat meningkatkan kinerja pengelolaan informasi, kualitas informasi, kontrol data, efisiensi dan pelayanan serta menurunkan biaya administrasi. Sistem informasi yang sering digunakan pada saat ini secara umum adalah sistem informasi berbasis website, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatkan jumlah website serta penggunaan internet dunia dan juga Indonesia yang terus bertambah setiap tahunnya.

Peningkatan jumlah website dunia 67% pada tahun 2011; 101% pada tahun 2012; dan 44% pada tahun 2014. Sedangkan peningkatan pengguna internet di dunia yaitu, 29,4% penduduk pada tahun 2010; 32,5% pada tahun 2011; 35,5% pada tahun 2012; 37,9% pada tahun 2013; dan 40,4% pada tahun 2014. Peningkatan di pengguna Indonesia sendiri yaitu 10,92% penduduk pada tahun 2010; 12,28% pada tahun 2011; 15,36% pada tahun 2012; 15,52% pada tahun 2013; dan 16,72% pada tahun 2014 (Internet Live Stats, 2015a;b). Indonesia menempati urutan ke-13 dari 198 negara pengguna internet pada tahun 2014 (Internet live Stats, 2015).

Sistem informasi berbasis website memiliki keuntungan dengan

file dan basis data (database) yang terpusat dan hanya memerlukan instalasi di server sehingga mudah dalam melakukan proses perawatan dan pemutakhiran (update). Selain itu penggunaan website mudah diakses dari jarak jauh (internet) dengan menggunakan browser, sehingga tidak harus melalukan instalasi terlebih dahulu pada semua perangkat keras yang ingin digunakan (ESSII TECH, 2014).


(28)

Penggunaan website dapat memudahkan pihak pengambil keputusan untuk mengakses informasi yang mutakhir dimana saja dan kapan saja. Pelaksanaan program K3 dengan sistem informasi berbasis website dapat dilaksanakan disemua perusahaan, tidak terkecuali pada perusahaan panas bumi.

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis risiko, PT Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan panas bumi yang memiliki risiko tinggi sehingga berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja (Alfiah, 2012). PT. PGE Area Ulubelu memiliki kategori insiden yang dibagi menjadi lima berdasarkan hirarki, yaitu kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman, nearmiss, first aid, accident dan fatality Berdasarkan Laporan kejadian kecelakaan kerja (insiden) di PT PGE tahun 2013, diketahui bahwa terdapat 28 kondisi tidak aman, 13 perilaku tidak aman, tiga nearmiss dan dua

first aid (PT PGE Ulubelu, 2014). Dari laporan tersebut diketahui bahwa terdapat dua insiden yang masuk dalam kategori first aid, dimana kategori tersebut mendekati kategori accident atau kecelakaan. Dalam rangka mempertahankan tujuan pengelolaan K3 di PT. PGE Area Ulubelu yaitu zero accident, diperlukan adanya usaha pengendalian terhadap penyebab kecelakan agar tidak terjadi kejadian yang lebih parah. Dalam rangka mencegah kejadian kecelakaan tersebut PT. PGE Area ulubelu menerapkan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di area kerjanya.

PT. PGE Area Ulubelu menerapkan program observasi keselamatan kerja & pelaporan nearmiss yang diadaptasi dari kategori perilaku dan kondisi tidak aman oleh Bird dan Germain (1990). PT. PGE Area Ulubelu memiliki kebijakan


(29)

untuk menggunakan metode manual yang memanfaatkan media kartu untuk menerapkan program observasi keselamatan kerja & pelaporan nearmiss. Kartu tersebut diletakkan pada berbagai tempat di masing-masing fungsi sehingga pengguna dapat mengambil kartu, mengisi kartu tersebut dan memasukan kartu tersebut pada kotak yang terdapat didekat tempat pengambilan kartu. Kartu terisi yang berada dikotak dikumpulkan secara berkala seminggu. Pada beberapa kasus, terdapat laporan yang langsung ditindak lanjuti atau dilakukan kegiatan perbaikan. Data-data yang telah dikumpulkan akan diolah menjadi informasi yang akan dicantumkan dalam laporan K3 setiap bulannya.

Berdasarkan pengamatan pada studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari-Februari 2015 melalui wawancara dengan staff HSSE dan Observasi, peneliti mendapatkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu. Kekurangan tersebut terdapat baik pada masukan, proses maupun keluaran. Kekurangan yang terdapat pada masukan, yaitu banyak data yang tidak dapat diserap dengan baik yang dapat mengurangi akurasi data. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengguna yang tidak tahu bagaimana mendapatkan kartu program observasi keselamatan kerja dan pelaporan

nearmiss, kartu yang habis ketika dibutuhkan, maupun tidak mengembalikan hasil masukan tersebut ketempat yang tepat. Dalam proses terdapat kekurangan yaitu pengelolaan data menjadi informasi yang lambat, kartu yang tidak kembali, pengisian kartu yang tidak lengkap dan duplikasi data. Hal ini berpengaruh


(30)

terhadap keluaran informasi yang tidak akurat, tidak tepat dan tidak cepat sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan yang dihasilkan.

Sejalan dengan fakta tersebut, Mulyanto (2009) menyatakan bahwa terjadinya duplikasi data merupakan salah satu kesalahan fatal karena penerapan sistem informasi dengan metode manual. Sistem informasi berbasis komputer dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pihak manajemen untuk mengambil keputusan (Mulyanto, 2009). Selain karena terdapat masalah pada sistem informasi yang telah diterapkan, pengembangan sistem informasi berbasis komputer juga menjadi salah satu indikator yang diperlukan untuk menghadapi persaingan bisnis yang berdaya saing dunia (Fatta, 2007). Hal tersebut diperkuat dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer oleh perusahaan di negara maju, seperti Amerika, Jepang, Australia, Jerman, Inggris dan negara maju lainnya (Indrajit, 1999).

Penerapan keselamatan kerja dan teknologi sistem informasi merupakan dua aspek persaingan yang dilakukan oleh perusahaan dengan daya saing mendunia. PT. Pertamina Geothermal Energy, sebagai salah satu pemanfaatan panas bumi yang memiliki daya saing dunia, dapat meningkatkan daya saing dengan menerapkan Sistem informasi berbasis website untuk program keselamatan kerja. Sistem informasi berbasis website dipilih karena kemudahan dalam pengembangan, perawatan, pengguna yang semakin banyak, dan dapat digunakan pada banyak perangkat keras. Pengembangan sistem informasi berbasis website juga dipilih karena terdapat jaringan internet di sekitar area PT. PGE Area Ulubelu untuk mengakses sistem informasi tersebut. Dari uraian yang


(31)

telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk mengembangkan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan

nearmiss di PT PGE Area Ulubelu Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada staff HSSE dan observasi, penerapan sistem informasi pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu masih mengalami beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain adalah pengumpulan data yang seringkali tidak lengkap dan manajemen data yang lambat. Kekurangan pada masukan dan proses tersebut dapat berpengaruh terhadap keluaran yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut. Informasi yang dihasilkan oleh sistem tidak akurat, tidak lengkap dan lambat, sehingga dapat mengakibatkan pengambilan keputusan oleh manajemen yang tidak tepat pula. Informasi akurat, lengkap dan tepat waktu dapat mendukung organisasi dengan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Dalam menghadapi persaingan bisnis, sebuah perusahaan berdaya saing dunia harus selalu melakukan inovasi-inovasi agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan dunia lainnya. Dua aspek inovasi penting yang diterapkan oleh perusahaan dengan daya saing dunia adalah Keselamatan Kerja dan Sistem Informasi berbasis komputer. Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti bertujuan untuk merancang sistem informasi berbasis website yang dapat mendukung organisasi dalam pengambilan keputusan manajemen yang tepat dan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam aspek keselamatan kerja dan teknologi.


(32)

C. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu 2015?

2. Bagaimana gambaran sistem informasi lama dan kebutuhan sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015?

3. Bagaimana merancang sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Merancangan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015-2016.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hasil investigasi sistem informasi berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015.


(33)

b. Diketahuinya hasil analisis sistem informasi berupa gambaran sistem informasi lama dan kebutuhan sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015.

c. Merancang sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2016.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah, peneliti dapat mengembangkan kompetensi dan kemampuan yang telah didapatkan selama ini di kampus. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadikan peneliti sebagai salah satu orang yang berkontribusi secara positif di perusahaan. Selain itu bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi tambahan untuk melakukan penelitian terkait implementasi SMK3 melalui program K3, terutama program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta pengembangan sistem informasi dalam rangka pengelolaan K3.

2. Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi prodi kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai salah satu wadah penerapan ilmu yang telah diberikan kepada mahasiswa melalui penelitian, salah satu pintu untuk


(34)

membuka kerjasama dengan instansi tempat penelitian dan sebagai tambahan referensi dan kekayaan intelektual di perpustakaan.

3. Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu

Manfaat yang diharapkan bagi PT. PGE Area Ulubelu dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan berkelanjutan dalam rangka menerapkan program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan, terutama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta berkontribusi dalam meningkatkan iklim dan budaya keselamatan di perusahaan.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan penelitian studi operasional menggunakan pendekatan kualitatif untuk merancang sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Tahun 2015-2016. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei 2015 sampai dengan Mei 2016. Data didapatkan dengan cara observasi, wawancara dan telaah dokumen. Penelitian ini merupakan pengembangan sistem yang terbatas pada perancangan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan adalah website karena memiliki kelebihan dalam penggunaan yang dapat diakses dimana saja tanpa harus melakukan instalasi terlebih dahulu. Tujuan perancangan sistem didapatkan dengan mengumpulkan informasi dari sisi kinerja, kualitas informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi dan pelayanan


(35)

dari sistem informasi program observasi keselamatan kerja dan pelaporan

nearmiss yang telah berjalan di perusahaan. Perancangan sistem menggunakan metodologi Siklus Hidup Pengembangan Sistem “Waterfall” yang disusun oleh O’brien dan Marakas. Rancangan output dan input

menggunakan tabel dan diagram. Rancangan proses menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Database akan diterjemahkan dengan ERD ( Entity-Relation Diagram). Rancangan user interface (tampilan) dalam bentuk website. Website akan dibuat dengan bahasa pemograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) dengan bantuan Yii Framework, aplikasi penyimpanan data (database) menggunakan MySQL dan web server menggunakan Apache dalam sebuah aplikasi XAMPP.

Pengembangan sistem yang disusun oleh O’brien dan Marakas, terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Namun pada penelitian ini, aktivitas pengembangan yang dilakukan terbatas hanya pada aktivitas investigasi ssitem, analisis sistem dan perancangan sistem. Aktivitas Implementasi dan perawatan sistem belum dapat dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Walau aktivitas pengembangan sistem yang dilakukan hanya sampai pada aktivitas perancangan sistem, hasil rancangan berupa prototype akan tetap diuji coba secara sederhana untuk mengetahui kesesuaian fungsinya.


(36)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Observasi Keselamatan Kerja

Observasi secara bahasa merupakan peninjauan secara cermat atau mengamati sesuatu. Sedangkan keselamatan kerja merupakan aktivitas pemeliharaan terhadap lingkungan kerja supaya bebas dari potensi bahaya atau kejadian yang dapat mencederai pekerja (IAPA, 2007). Program observasi keselamatan kerja adalah program pengamatan yang memiliki tujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan serta mengenali perilaku berisiko pada suatu tempat kerja (Hill dkk., 2015). Program keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang dapat diterapkan oleh perusahaan sebagai upaya untuk melakukan pengelolaan keselamatan kerja di lingkungannya (OHSAS 18001, 2007).

Penerapan observasi keselamatan kerja pada umumnya menggunakan kartu yang berisi lembar periksa (checklist) sebagai media untuk memudahkan pengamat (observer) menentukan kategori observasinya (tabel 2.1) (Pearlman, 2013). Namun seiring berjalannya teknologi, metode kartu banyak digantikan oleh aplikasi perangkat lunak yang lebih menghemat biaya (Yates, 2015; Luria dan Morag, 2011). Adapun aspek kategori observasi keselamatan kerja secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman (Bird dan Germain, 1990).


(37)

Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja

Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman

 Mengoperasikan peralatan tanpa kewenangan

 Barier atau pengaman yang tidak memadai

 Gagal memperingatkan  Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak layak atau tidak memadai  Gagal untuk mengamankan  Peralatan atau material yang cacat  Beroperasi dengan kecepatan yang

tidak tepat

 Proses yang tersendat/macet  Membuat peralatan keamanan tidak

dapat digunakan

 Sistem peringatan yang tidak memadai

 Melepas peralatan keamanan  Bahaya api dan ledakan

 Menggunakan peralatan yang cacat  Housekeeping yang buruk, tempat kerja yang berantakan

 Menggunakan peralatan secara tidak tepat

 Kondisi lingkungan berbahaya (gas, debu, asap, uap)

 Gagal untuk menggunakan APD dengan tepat

 Paparan kebisingan  Mengangkut dengan tidak tepat  Paparan radiasi

 Salah menempatkan  Paparan suhu tinggi atau rendah  Mengangkat dengan tidak tepat  Pencahayaan yang kurang atau

berlebihan

 Posisi yang salah untuk bekerja  Ventilasi yang tidak memadai  Memperbaiki peralatan yang sedang

beroperasi  Bersenda gurau

 Dibawah pengaruh alkohol atau obat-obatan

(Sumber: Bird dan Germain, 1990)

Perilaku dan kondisi tidak aman merupakan dua variabel yang turut dinilai dalam pelaporan kecelakaan kerja (Kementrian Tenaga Kerja RI, 1998) Penerapan observasi keselamatan kerja dikembangkan berdasarkan prinsip


(38)

keselamatan kerja (National Association of Safety Professionals, 2014), yaitu:

1. keselamatan adalah tanggung jawab moral,

2. keselamatan adalah budaya bukan sekedar program,

3. manajemen memiliki tanggung jawab paling besar dalam keselamatan 4. pekerja harus dilatih untuk bekerja scecara aman

5. selamat merupakan sebuah kondisi untuk bekerja 6. semua kecelakaan dapat dicegah

7. program keselamatan harus dirancang secara spesifik dengan audit berkala dan tindakan perbaikan

8. keselamatan merupakan bisnis yang baik, dengan pengelolaan keselamatan dapat mengurangi kompensasi akibat kecelakaan dan kesakitan.

Observasi keselamatan kerja tidak hanya dilaksanakan oleh pihak manajemen atau pengawas, namun dapat dilakukan oleh semua populasi perusahaan termasuk melibatkan pekerja untuk menjadi pengamat (Luria dan Morag, 2011). Beberapa manfaat program observasi keselamatan kerja adalah (Reese dan Eidson, 2006):

1. Untuk mengukur efektivitas dari pelatihan dan kemampuan mendeteksi pelanggaran dengan melihat penerapan observasi yang dilakukan. 2. Untuk mendeteksi terdapat atau tidaknya praktek kerja tidak aman dan


(39)

3. Sebagai sebuah cara supervisor untuk memahami pekerja dan bagaimana praktek kerja dari pekerja tersebut dengan melakukan pengamatan dan diamati.

4. Sebagai kesempatan yang baik untuk supervisor untuk menunjukan bahwa tindakan keselamatan tidak hanya dituntut dengan hukuman, namun juga dengan penghargaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi baik fisik atau non-fisik kepada pekerja yang melakukan observasi keselamatan dengan baik.

5. Mengarahkan pada perbaikan prosedur kerja dan perilaku kerja yang lebih aman

B. Pelaporan Nearmiss

Nearmiss atau kejadian hampir celaka merupakan salah satu kategori kecelakan yang tidak menimbulkan cedera, kerusakan atau kerugian apapun (Friend dan Kohn, 2007). Nearmiss dikenal juga dengan istilah ‘incident’,

yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat melukai manusia, menimbulkan kerusakan pada alat dan berhentinya proses (IAPA, 2007). Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nearmiss merupakan salah satu jenis kecelakaan yang tidak menimbulkan adanya cedera dan kerugian baik bagi pekerja maupun perusahaan. Sebuah contoh dari nearmiss adalah ketika kegiatan perawatan terdapat kunci ingrris jatuh yang hampir mengenai pekerja, pekerja tidak mendapatkan cedera dan kunci inggris serta lingkungan tempat kunci inggris jatuh tidak mengalami kerusakan.


(40)

Pelaporan nearmiss merupakan usaha yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Pelaporan nearmiss yang detail dapat merepresentasikan tujuan strategi manajemen risiko dalam mengidentifikasi risiko lebih cepat dalam potensi yang kecil pada tempat-tempat yang spesifik (Fabiano dan Currò, 2012). Pelaporan Nearmiss

merupakan salah satu hal yang diterapkan untuk memenuhi aspek pelaporan internal pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Pemerintah RI, 2012). Menurut Nasional Safety Coucil (2013) terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan harus menerapkan sistem pelaporan

nearmiss, yaitu:

1. Untuk mendapatkan data yang cukup untuk melakukan analisa data, studi korelasi, kecenderungan (trend) dan pengukuran kinerja (dengan perkembangan penurunan nearmiss).

2. Menyediakan kesempatan bagi pekerja untuk “berpartisipasi”, sebagai komponen dasar dalam keberhasilan suatu sistem manajemen keselamatan.


(41)

3. Menciptakan budaya terbuka, dimana setiap orang berbagi dan berkontribusi dalam bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya sendiri dan teman kerjanya.

4. Dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja perusahaan terkait keselamatan yang berimbang dengan indikator kinerja keselamatan lainnya.

Hubungan perilaku dan kondisi tidak aman dengan kejadian nearmiss

dapat terlihat pada bagan di bawah ini:

Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan.

(Sumber: Gnoni dkk., 2013)

Bagan diatas menjelaskan bahwa perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss merupakan suatu kejadian yang akan mengarahkan kepada kejadian kecelakaan atau disebut dengan accident precursor (Gnoni dkk., 2013).

Accident Precursor

Perilaku Tidak Aman Kejadian Nearmiss

Kondisi Tidak Aman

Waktu Kecelakaan


(42)

C. Sistem Informasi

1. Pengertian Sistem

Sistem adalah sebuah set dari elemen-elemen, entitas-entitas atau komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuannya (Stair dan Reynolds, 2010). O'Brien dan Marakas (2010) mendefinisikan sistem sebagai sebuah set dari entitas yang saling berhubungan, mempunyai batasan yang jelas, bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam sebuah proses perubahan yang terorganisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, sistem merupakan suatu perangkat yang memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui mekanisme masukan, proses dan keluaran yang dihasilkan oleh entitas-entitas yang saling berhubungan.

2. Pengertian Sistem Informasi

Sebelum mengenal mengenai Sistem Informasi, peneliti akan memperdalam informasi mengenai data dan Informasi. Data merupakan sebuah representasi dunia nyata yang mewakili sebuah objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk menghasilkan suatu yang lebih bermakna (Mulyanto, 2009). Informasi merupakan suatu hasil pengolahan data yang menghasilkan suatu makna bagi penggunanya (McLeod, 1996).


(43)

Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi (Mulyanto, 2009)

Informasi yang baik dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan (Mulyanto, 2009). Data dan informasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu akurasi/presisi, tipe data, usia, rentang waktu, tingkat keringkasan, kelengkapan, kemudahan akses sumber data dan relevansi (Alter, 1992). Sistem informasi memilik hubungan yang sangat erat dengan data dan informasi.

Sistem informasi secara teknis dapat diartikan sebagai komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, mengolah menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung organisasi (Laudon dan Laudon, 2006). Sistem informasi memiliki peran sebagai pendukung operasi dan proses bisnis, pengambilan keputusan dan membentuk strategi yang unggul untuk menghadapi persaingan (O'Brien dan Marakas, 2010). Tujuan dari sistem informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk orang yang tepat pada waktu, jumlah dan format yang tepat (Rainer dan Turban, 2008).

Sistem informasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer. Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan


(44)

menggunakan alat bantu pengambil keputusan. Dalam teori sistem informasi tidak harus menggunakan komputer, namun kenyataannya sitem informasi tidak lepas dari kebutuhan akan komputer, karena penggunaan komputer dapat menangani sistem informasi yang kompleks. Sistem informasi berbasis komputer termasuk di dalamnya adalah sistem informasi berbasis website (Mulyanto, 2009).

Dalam Sistem Informasi dikenal pula istilah Sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM merupakan suatu sistem infomasi berbasis komputer yang yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa (McLeod, 1996). Pihak manajemen menggunakan SIM untuk mendapatkan laporan-laporan yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Mulyanto, 2009). Berikut merupakan keuntungan dalam menggunakan sistem informasi berbasis komputer (National Safety Council, 2001):

1) Ketersediaan data yang lebih baik

2) Pengambilan keputusan menjadi lebih baik 3) Eliminasi terhadap duplikasi

4) Peningkatan komunikasi dan kualitas data 5) Data terstandardisasi

6) Peningkatan akurasi data 7) Terdapat kemampuan analitis 8) Mengurangi biaya


(45)

3. Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem informasi berbasis komputer memiliki komponen-komponen yang membentuk sistem, komponen tersebut terdiri dari sumber daya manusia, perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (aplikasi dan prosedur), data dan jaringan untuk melakukan aktivitas masukan, pengolahan, keluaran, penyimpanan dan pengendalian untuk mengubah data menjadi informasi (bagan 2.3) (O'Brien dan Marakas, 2010).

Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer

(Sumber: O'Brien dan Marakas, 2010)

a. Input

Input atau masukan merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem baik dalam bentuk perawatan maupun sinyal. Perawatan merupakan suatu yang dimasukan sehingga sistem dapat beroperasi, sedangkan sinyal

Jaringan

Input Proses Output

Penyimpanan Data Pengendalian Performa Sistem


(46)

merupakan suatu yang akan diproses sehingga suatu sistem menghasilkan keluaran (O'Brien dan Marakas, 2010).

b. Proses

Proses atau pengolahan merupakan komponen yang melakukan perubahan dari masukan menjadi suatu keluaran yang diinginkan (O'Brien dan Marakas, 2010).

c. Output

Output atau keluaran merupakan hasil dari proses sistem, keluaran dapat berupa masukan bagi sistem lainnya atau merupakan sebagai sisa pembuangan (O'Brien dan Marakas, 2010).

d. Data

Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk menghasilkan suatu yang lebih bermakna (O'Brien dan Marakas, 2010). Data dalam sistem informasi berbasis komputer diolah dengan menggunkan basis data.

Basis data (data base) merupakan sebuah file yang mengkordinasi file-file data yang saling berhubungan dan memiliki pentingan yang sama sehingga mempermudah pengolahan data. Dalam implementasi basis data, dikenal istilah Sistem Manajemen Basis Data (Database Manajemen Sistem/DBMS). Sistem Manajemen Basis Data merupakan aplikasi perangkat lunak pengelolaan basis data (Rainer dan Cegielski, 2010). Dalam pengelolaan data, Sistem Manajemen Basis Data memiliki


(47)

kelebihan dibanding dengan pengelolaan file secara trasidisional, diantaranya sebagai berikut (Mulyanto, 2009):

1. Mengurangi duplikasi data yang sering terjadi pada pengelolaan data secara tradisional

2. Menjaga konsistensi dan integrasi data 3. Meningkatkan keamanan data

4. Dapat menghemat pengeluaran perusahaan karena data digunakan bersama-sama oleh semua unit fungsional

5. Menanggulangi permasalahan yang sering terjadi antara pengguna dan data karena database berada di bawah seorang database

administrator

6. Meningkatkan kemudahan akases pengguna akhir 7. Meningkatkan produktivitas pemograman

e. Sumber Daya Manusia

Merupakan manusia yang menjalankan sistem tersebut, baik sebagai pengelola (administrator) maupun pengguna (klien) (O'Brien dan Marakas, 2010).

f. Jaringan

Jaringan merupakan suatu yang menghubungkan semua komponen-komponen yang terdapat dalam suatu sistem informasi berbasis komputer, sehingga semua dapat saling berhubungan dan berjalan dengan baik. Jaringan dapat berupa intranet, internet atau ekstranet (O'Brien dan Marakas, 2010).


(48)

g. Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan program atau instruksi pengolahan informasi untuk menjalankan suatu sistem informasi. Perangkat lunak dapat dikategorikan menjadi program, aplikasi perangkat lunak dan prosedur. Program dalam sistem informasi berbasis komputer berupa

Operating System (OS), seperti Microsoft, Linux, Mac. Aplikasi perangkat lunak seperti web browser, sistem manajemen basis data dan microsoft office. Prosedur merupakan instruksi operasional yang digunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan suatu sistem, seperti petunjuk pengisian form atau petunjuk penggunaan suatu aplikasi perangkat lunak (O'Brien dan Marakas, 2010).

h. Perangkat Keras

Perangkat keras merupakan mesin dalam bentuk fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi, seperti komputer, monitor, disk drive, pinter dan scanner (O'Brien dan Marakas, 2010).

4. Pengembangan Sistem

a. Alasan-alasan Perlu Dikembangkan

Berikut merupakan alasan mengapa suatu sistem dalam sebuah organisasi harus diganti atau dikembangkan:

1) Adanya permasalahan yang timbul pada sistem, baik permasalahan karena ketidakberesan sistem sehingga operasi tidak sesuai dengan rencana maupun kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat sehingga dibutuhkannya sistem baru.


(49)

2) Untuk memperoleh kesempatan dalam persaingan yang ketat. Perencanaan dan strategi yang tepat dan cepat diperlukan. Kesempatan tersebut dapat didukung oleh pengembangan sistem sehingga informasi lebih cepat diperoleh untuk membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

3) Adanya instruksi dari pimpinan atau pemerintah untuk mengembangkan sistem.

Pengembangan sistem dilakukan dengan harapan terdapat peningkatan kinerja, kualitas informasi, kontrol data, efisiensi dan pelayanan dalam sebuah sistem (Marakas, 2006).

b. Siklus pengembangan sistem

Sistem memiliki metodologi pengembangan yang disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cyle/SDLC) yang pertama kali dicetuskan oleh Royce (1970). Lalu dikembangkan oleh beberapa ahli sistem informasi seperti O'Brien dan Marakas (2010).


(50)

1) Systematic Life Development Cycle Royce (1970)

Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970)

Siklus Hidup Pengembangan Sistem oleh Royce (1970), merupakan metode siklus hidup pengembangan sistem berbasis komputer yang pertama kali diperkenalkan. Metode pengembangan sistem ini dikenal juga dengan teori waterfall.

Teori waterfall menurut Royce (1970) terbagi menjadi tujuh tahap, yaitu kebutuhan sistem, kebutuhan perangkat lunak, analisis, perancangan, pengkodean, uji coba, dan operasi.

a) Kebutuhan sistem dan kebutuhan perangkat lunak

Merupakan tahapan untuk mendokumentasikan kebutuhan produk yang akan dikembangkan.

Kebutuhan Sistem

Kebutuhan Perangkat Lunak

Analisis

Perancangan Program

Pengkodean

Uji coba


(51)

b) Analisis

Merupakan tahapan untuk membentuk model, skema dan prosedur.

c) Perancangan

Merupakan tahap merancang produk yang akan dibuat, dalam hal ini ditekankan pada perancangan perangkat lunak.

d) Pengkodean

Tahap pengembangan, pembuktian dan integrasi dari perangkat lunak.

e) Uji coba

Tahap penelusuran terhadap sistem untuk menemukan kekurangan atau kesalahan dalam tahap pengkodean.

f) Operasi

Tahap instalasi, migrasi sistem lama ke sistem baru dan perawatan sistem secara utuh.


(52)

2) Systematic Life Development Cycle Bary Boehm (1988)

Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral (Boehm, 1988)

Model spiral merupakan model pengembangan yang menggabungkan tahapan perancangan dan protoype. Model spiral memiliki prinsip dasar untuk berfokus pada evaluasi terus-menerus untuk mengurangi kesalahan dalam setiap tahap pengembangannya (Maheshwari dan Jain, 2012).

Secara garis besar model spiral terdiri dari empat aktivitas, yaitu menentukkan objek yang akan dikembangkan, identifikasi dan penyelesaian masalah, pengembangan dan uji coba, serta perencanaan untuk siklus berikutnya (Boehm, 1988).


(53)

3) Systematic Life Development Cycle Protoype

Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe

Metode prototipe merupakan pengembangan sistem dengan pendekatan aktivitas pengembangan prototipe. Prototipe merupakan sistem dalam versi yang belum lengkap sehingga dikembangkan sampai prototipe tersebut menjadi sebuah sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai (Maheshwari dan Jain, 2012).

Identifikasi Kebutuhan Akhir

Pengguna

Pengembangan Prototipe

Revisi Prototipe

Pelihara sistem yang diterima

Siklus Pemeliharaan Siklus pembuatan


(54)

4) Systematic Life Development Cycle O’Brien dan Marakas

(2010)

Metode pengembangan sistem oleh O’Brien dan Marakas (2010), merupakan perkembangan sistem terkini yang dikembangkan dari metode Royce (1970). Metode ini dinilai lebih sederhana dan tidak memiliki tahapan yang tumpang tindih. Secara garis besar siklus hidup pengembangan sistem oleh O'Brien dan Marakas (2010) terdiri lima tahap, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem.

Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem (O'Brien dan Marakas, 2010)

Investigasi Sistem

Analisis Sistem

Perancangan Sistem

Implementasi Sistem

Pemeliharaan Sistem


(55)

a) Investigasi Sistem

Investigasi disebut juga sebagai inisiasi awal atau perencanaan dimana sistem dinilai dan diperoleh tujuan pengembangan sistem, baik dari segi performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis (Marakas, 2006).

b) Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan penilaian terhadap kebutuhan sistem sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk analisis sistem dan spesifikasi alat pendukung yang telah terdapat pada perusahaan. Analisis kebutuhan terdiri dari kebutuhan user interface, kebutuhan pengolahan/proses, kebutuhan penyimpanan dan kebutuhan pengendalian (O'Brien dan Marakas, 2010). Cooper (1998) menyatakan bahwa dalam mengembangkan suatu sistem, seseorang harus mengetahui informasi yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna, tipe dari pengambilan keputusan yang dapat didukung oleh informasi tersebut, seberapa cepat informasi dibutuhkan, seberapa cepat informasi akan kadaluarsa, cara yang lebih baik untuk mendapatkan informasi, bagaimana data disimpan dan diproses dan apakah sistem yang telah digunakan serta pengembangan yang dapat dilakukan.

c) Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah proses menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pengguna dalam sebuah rancangan secara fisik.


(56)

Rancangan tersebut mencakup rancangan user interface

(tampilan), rancangan basis data, rancangan input, rancangan

output dan rancangan pengolahan/proses (O'Brien dan Marakas, 2010).

Dalam rancangan proses, terdapat beberapa pemodelan yang dapat digunakan, pemodelan tersebut adalah (Mulyanto, 2009):

(1) Diagram Alir Data/Data Flow Diagram (DFD), yaitu perangkat pemodelan yang digunakan untuk menunjukan aliran data di dalam sistem.

(2) Diagram E-R/Entity-Relationship Diagram (ERD), yaitu perangkat pemodelan yang menunjukkan hubungan dari beberapa data di dalam penyimpanan data.

(3) State Transtiton Diagram (STD), yaitu perangkat pemodelan yang menunjukkan transisi dari sebuah sistem yang menghasilkan sistem baru.

(4) Tabel Keputusan (Decision Table), suatu tabel yang digunakan dalam peorgram apabila terdapat banyak sekali kondisi yang harus diselesaikan.

d) Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan aktivitas pengujian dan pengoperasian sistem oleh pengguna. Implementasi sistem baru dapat berperan untuk memberikan saran perbaikan terhadap sistem


(57)

baru dan memberikan pendapat mengenai pencapaian tujuan pengembangan sistem (O'Brien dan Marakas, 2010).

e) Pemeliharaan Sistem

Pemeliharaan sistem merupakan langkah terakhir dalam pengembangan sistem. aktivitas pada pemeliharaan termasuk pada evaluasi dan modifikasi sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi (O'Brien dan Marakas, 2010).

Berikut merupakan perbandingan dari metode siklus hidup pengembangan sistem waterfall, spiral dan prototipe.

Tabel 2.2 Perbandingan Model Waterfall, Spiral dan Prototipe

Fitur Model

Waterfall Spiral Prototipe

Spesifikasi Kebutuhan Hanya pada

permulaan

Hanya pada permulaan Sering berubah Kebutuhan untuk mudah

mengerti Sangat mudah dimengerti Sangat mudah dimengerti Tidak mudah dimengerti

Biaya Rendah Sangat tinggi Tinggi

Siklus berulang Tidak Ya Ya

Kerumitan sistem Sederhana Kompleks Kompleks

Analisa risiko Hanya pada

permulaan

Setiap tahap Tidak ada

Keterlibatan pengguna dalam pengembangan

Hanya pada permulaan

Tinggi Tinggi

Kemungkinan sukses Kecil Tinggi Sedang

Tahap tumpang tindih Tidak Ya Ya

Waktu penerapan Panjang Tergantung Proyek Pendek

Fleksibilitas Kaku Fleksibel Sangat

fleksibel

Kontrol biaya Ya Ya Tidak

Kontrol sumber daya Ya Ya Tidak


(58)

c. Analisis PIECES

Analisis PIECES merupakan sebuah instrumen untuk melakukan investigasi sistem berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis (Wetherbe dan Vitalari, 1994).

1) Performa

Performa merupakan aspek yang memiliki fokus pada bagaimana proses berjalan dan waktu respon dari proses sebuah sistem. Proses berjalan dapat dinilai selama periode dimana suatu sistem tersebut berjalan dan waktu respon dapat dinilai dari waktu rata-rata antara mulai proses sampai dihasilkannya suatu informasi yang diinginkan dari suatu sistem tersebut.

2) Informasi

Informasi merupakan aspek yang memiliki fokus pada nilai informasi dihasilkan dari sebuah sistem. Nilai dari informasi tersebut dapat dinilai dari terlalu sedikit atau terlalu banyaknya informasi,apakah informasi sesuai dengan yang dibutuhkan, informasi yang relevan, informasi yang konsisten, informasi yang akurat dan pengelolaan data menjadi informasi yang baik dan teratur.

3) Ekonomi

Ekonomi merupakan aspek yang berfokus pada biaya yang digunakan dalam sebuah sistem. Hal tersebut dapat dinilai dari


(59)

keseimbangan antara kemampuan suatu sistem dengan biaya yang dikeluarkan.

4) Control (Kontrol)

Kontrol merupakan aspek yang berhubungan dengan keamanan data dan informasi dari sebuah sistem. kontrol dapat dinilai dari privasi data yang terlindungi dan pembatasan akses untuk orang-orang yang tidak berkepentingan.

5) Efisiensi

Efisiensi merupakan aspek yang berhubungan dengan pengurangan terhadap energi yang digunakan untuk melakukan sesuatu, secara matematis efisiensi dapat dinyatakan sebagai pembagian antara keluaran dengan masukan. Dalam konteks sistem hal ini dapat dinilai dari bagaimana informasi yang dihasilkan cukup serta waktu melaksanakan pekerjaan dan usaha yang dikeluarkan dapat berkurang.

6) Servis

Servis merupakan aspek yang fokus dengan bagaimana pelaksana sistem atau pengguna terlibat dalam sistem tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari kemudahan sistem untuk dimengerti, dipahami dan digunakan oleh pengguna.


(60)

D. Website

1. Pengertian Internet

Sebelum mengenal website, kita harus mengenal Internet yang menghubungkan jaringan website. Internet atau international network

merupakan rangkaian jaringan tersebesar di dunia di mana semua jaringan yang berada pada semua organisasi dihubungkan dengan suatu jaringan terbesar sehingga dapat saling berkomunikasi (Mulyanto, 2009). Internet sangat menarik karena dengan internet pengguna dapat memperoleh akses mengenai berbagai sistem dimanapun ia berada. Pengguna baik perusahaan maupun individu dapat mengakses berbagai bentuk data, seperti tulisan, gambar, video dan suara. Perubahan dalam akses informasi ini menjadi salah satu keuntungan bagi profesional bidang keselamatan untuk menggunakannya dalam aktivitas K3. Pada tingkat pemerintahan (amerika) dapat ditemukan website seperti www.osha.gov atau www.epa.gov (National Safety Council, 2001).

2. Pengertian Website

World Wide Web (WWW) atau Website merupakan halaman-halaman berisikan informasi yang berada pada tingkat dunia berbasis hypertext yang memungkinkan pengguna untuk mencari berbagai macam informasi di dunia selama terhubung dengan internet (National Safety Council, 2001). Website

inilah tempat dimana pengguna dapat berinteraksi langsung dengan informasi dalam bentuk teks, gambar, video maupun suara. Terdapat tiga macam jenis


(61)

a. Website statis

Website statis merupakan website yang dibentuk melalui pengetikan kode-kode HTML secara manual menjadi suatu halaman web. Isi web statis tidak dimaksudkan untuk di edit atau di perbaharui secara berkala. Contoh dari website ini adalah website promosi yang terpisah dari

website utama.

b. Website dinamis

Website dinamis merupakan website yang dapat diperbaharui dengnan mudah baik isi maupun tampilan website oleh pengurus

website. Halaman website ini secara umum terbagi menjadi dua, yaitu halaman website yang dapat dibuka oleh pengunjung dan halaman

website yang hanya dapat dibuka oleh pengurus website. Contoh dari halaman ini adalah halaman berita atau blog.

c. Website interaktif

Website interaktif merupakan pengembangan dari website dinamis.

Website ini memungkinkan komunikasi dua arah antara pengunjung dan pengurus website ataupun pengujung lainnya. Contoh website ini adalah facebook dan twitter.

3. Kelebihan dan kekurangan website

Kelebihan dari website terdapat pada file dan database yang terpusat dan hanya perlu melakukan instalasi di server, hal tersebut memudahkan pengembang untuk melakukan prose update dan perawatan. Website dapat dengan mudah diakses dari jarak jauh melalui browser tanpa harus melakukan


(62)

instalasi perangkat lunak pada setiap komputer atau alat lain seperti telepon genggam pintar, sehingga dalam pengoperasian aplikasi berbasis website tidak membutuhkan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu, cukup dapat menjalankan browser.

Kekurangan website juga terdapat pada kelebihannya, aplikasi berbasis

website tidak dapat digunakan bila tidak terdapat koneksi internet untuk melakukan akses dari jarak jauh. Selain itu keamanan data dan file rentan (ESSII TECH, 2014). Namun dengan koneksi internet yang sudah dapat diperoleh dimana saja dan keamanan perangkat lunak berbasis website yang semakin canggih, sehingga kekurangan terhadap perangkat lunak berbasis

website tersebut dapat ditanggulangi.

4. Perangkat perancangan Website

Dalam melakukan perancangan website membutuhkan beberapa perangkat, berikut merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk membangun sebuah website:

a. HTML

HTML merupakan singkatan dari HyperText Markup Language, adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menulis web. HTML dirancang untuk dapat digunakan pada sebuah platform tertentu. Dokumen HTML merupakan dokumen teks biasa, namun disebut

markup language karena mengandung tanda tertentu yang dapat menentukan tampilan teks pada suatu dokumen lainnya (Setiawan, 2012).


(63)

b. PHP

PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan sebuah bahasa pemograman berupa script yang digunakan untuk pengembangan web dengan pendekatan tipe hybird yang memiliki kemampuan lebih daripada template asli (HTML) karena mengijinkan untuk menempelkan blok-blok script pemograman. Kemampuan tersebut bertujuan untuk menawarkan manfaat untuk merancangan struktur berorientasi halaman yang dapat digabungkan dengan kemampuan bahasa pemograman yang lainnya seperti bahasa C, Java dan Perl (Simarmata, 2010).

PHP berfungsi membuat sebuah website menjadi lebih menarik, dinamis dan interaktif. Selain untuk proses dalam website, PHP juga dapat berguna untuk membangun rancangan User Interface. Dengan menggunakan PHP proses update dan pemeliharaan sebuah website akan menjadi lebih mudah (Sidik, 2012). Keunggulan PHP, yaitu (Dwiartara, 2011):

1. Gratis

2. dapat digunakan pada berbagai platform 3. mendukung banyak database

4. dapat membuat berbagai jenis format file seperti word, excel, gambar, flash dan lain-lain


(64)

c. MySQL

MySQL merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak pengolah data atau database management system (DBMS) yang cukup dikenal oleh masyarakat dan dapat diakses oleh beberapa user dalam satu waktu serta memiliki dasar SQL (Structured Query Language) sebagai dasar untuk mengakses databasenya. Sebagai sebuah sistem database MySQL terdiri dari server dan client. Server database akan menerima permintaan client

untuk menampilkan atau menyimpan data. Client dapat berupa PHP yang akan melakukan permintaan kepada MySQL server untuk menampilkan atau menyimpan data yang berasal dari pengguna melalui PHP. Terdapat banyak perangkat database untuk PHP, namun MySQL merupakan perangkat yang paling disarankan. Berikut merupakan keuntungan dari MySQL (Nugroho, 2012):

1) Merupakan aplikasi gratis

2) Terdapat versi komersial, digunakan jika ingin memberikan dukungan teknis

3) Biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibanding merek lainnya 4) Tersedia di banyak platform

5) Menggunakan standar penulisan SQL ANSI

d. Website Server

Website server atau web server merupakan tulang punggung dari web yang akan menerima permintaan dari pengguna yang akan mengakses website dari sebuah browser seperti google chrome, mozilla firefox, dan


(65)

internet explorer. Server akan melakukan proses terhadap permintaan pengguna (menggunakan http://) sehingga akan ditampilkan kembali sesuai dengan permintaan pengguna dalam bentuk halaman yang umumnya berbentuk dokumen HTML (Solichin, 2009). Sebuah perangkat lunak website server yang cukup dikenal adalah Apache. Apache digunakan karena merupakan web server yang sangat efektif bila berpasangan dengan PHP.

Berbeda dengan MySQL server, webserver berhubungan dengan perintah-perintah dalam website dan terpisah dari permintaan pengelolaan data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemograman, MySQL merupakan database yang mengelola data, sedangkan webserver merupakan perangkat yang mengeksekusi script PHP dan menampilkannya kepada pengguna dan melalui webserver php dapat mengolah data dan menyimpan data tersebut ke dalam database (Dwiartara, 2011).

e. XAMPP

XAMPP merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak yang berisi

paket instalasi Apache, PHP dan MySQL sehingga memudahkan seorang perancang perangkat lunak berbasis website untuk melakukan instalasi dan konfigurasi, perancangan, serta operasi perangkat lunak berbasis website melalui tiga alat perancangan website tersebut (Solichin, 2009).


(66)

f. Yii Framework

Merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak untuk membuat kerangka PHP. Aplikasi ini memiliki fitur MVC, DAO/ActiveRecord, I18N/L10N

caching, autentikasi dan pengaturan akses kontrol, scaffolding, uji coba, dll. Aplikasi ini digunakan untuk mengurangi waktu pengembangan secara signifikan (Yii Software LLC, 2015). Yii Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah Yii2.

g. Dreamweaver

Dreamweaver merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak untuk mendesain dan mengembangkan sebuah website yang responsive. Aplikasi perangkat lunak ini merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Adobe System, Inc (Adobe, 2015a).

h. Photopshop

Photoshop merupakan sebuah aplikasi untuk mengedit, merekayasa gambar atau membuat suatu desain yang rumit dan detail. Aplikasi perangkat lunak ini juga merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Adobe System, Inc (Adobe, 2015b).

5. Perangkat Penggunaan Website

a. Perangkat lunak

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengakses dan menggunakan

website adalah web browser. Web browser yang digunakan dapat berupa:

Google Chrome, Firefox, Internet Explorer, Opera dan Safari (Kulkarni dkk., 2009).


(67)

b. Perangkat Keras

Perangkat keras yang dapat digunakan untuk mengakses website dapat berupa komputer atau smartphone. Komputer dengan spesifikasi minimum pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.3 Spesifikasi Minimum Komputer

Komponen Spesifikasi Minimum

Prosesor 3,5 Hertz/ Intel Pentium 4 (SSE2)

VGA 256 MB

RAM 1 GB

Hard Disk Drive 40 GB

OS Windows XP SP 2/Mac 1.06/Linux:

Ubuntu 10.04, Debian 6, OpenSuse 11.3, Fedore 14

NIC/LAN CARD YA

PSU YA

Keyboard, Mouse/Touchpad YA

Sumber : (Brinkmann, 2012)

Sedangkan smartphone memiliki spesifikasi minimum sebagai berikut:

Tabel 2.4 Spesifikasi Minimum Smartphone

Komponen Spesifikasi Minimum

Prosesor 1 GHz

Resolusi 480x320 pixel

RAM 1 GB

Memory 2 GB internal

OS Android 4.0 ICS/IOS

Jaringan Internet/Wifi 3G/YA

Sumber : (Brinkmann, 2012)

E. Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan oleh peneliti pada sub-bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa tahapan pengembangan suatu sistem meliputi investigasi sistem, analisis sistem, rancangan sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem (O'Brien dan Marakas, 2010). Dalam tahapan


(68)

investigasi sistem digunakan salah satu analisis yang dinamakan analisis PIECES yang terdiri dari performa, informasi, ekonomi, kontrol efisiensi dan servis (Wetherbe dan Vitalari, 1994). Kerangka teori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.8 Kerangka Teori

(O'Brien dan Marakas, 2010; Wetherbe dan Vitalari, 1994) Investigasi Sistem - Performa - Informasi - Ekonomi - Kontrol - Efisiensi - Servis Analisis Sistem

Sistem lama dan Kebutuhan Sistem

Baru

- Input (data, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan) - Proses - Ouput Perancangan Sistem - Output - Input - Proses - Database - User Interface Implementasi Sistem Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan & Perbaikan berkelanjutan


(1)

lxi

d. Isi “username” dan “password” pada halaman login, lalu klik login

B. Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja

1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2)


(2)

lxii 3. Isi halaman “Formulir Observasi”


(3)

lxiii C. Pengisian Laporan Nearmiss

1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2)

2. Klik “Input Baru”, lalu klik “Formulir Nearmiss”


(4)

lxiv

4. Setelah memastikan bahwa data yang diinput benar dan lengkap, klik “Simpan”

D. Pencarian Laporan (Laporanku)

1. Pastikan pengguna telah login pada halaman website (langkah A.2)

2. Klik “Laporanku”, lalu pilih laporan yang ingin dilihat, “Hasil Observasi” atau “Laporan Nearmiss”.


(5)

lxv

3. Setelah diklik salah satunya (pada contoh dipilih “Laporan Nearmiss”), akan keluar halaman sebagai berikut:


(6)

lxvi Lampiran 16: Dokumentasi Pribadi