Pelaporan Nearmiss TINJAUAN PUSTAKA

3. Sebagai sebuah cara supervisor untuk memahami pekerja dan bagaimana praktek kerja dari pekerja tersebut dengan melakukan pengamatan dan diamati. 4. Sebagai kesempatan yang baik untuk supervisor untuk menunjukan bahwa tindakan keselamatan tidak hanya dituntut dengan hukuman, namun juga dengan penghargaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi baik fisik atau non-fisik kepada pekerja yang melakukan observasi keselamatan dengan baik. 5. Mengarahkan pada perbaikan prosedur kerja dan perilaku kerja yang lebih aman

B. Pelaporan Nearmiss

Nearmiss atau kejadian hampir celaka merupakan salah satu kategori kecelakan yang tidak menimbulkan cedera, kerusakan atau kerugian apapun Friend dan Kohn, 2007. Nearmiss dikenal juga dengan istilah ‘incident’, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat melukai manusia, menimbulkan kerusakan pada alat dan berhentinya proses IAPA, 2007. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nearmiss merupakan salah satu jenis kecelakaan yang tidak menimbulkan adanya cedera dan kerugian baik bagi pekerja maupun perusahaan. Sebuah contoh dari nearmiss adalah ketika kegiatan perawatan terdapat kunci ingrris jatuh yang hampir mengenai pekerja, pekerja tidak mendapatkan cedera dan kunci inggris serta lingkungan tempat kunci inggris jatuh tidak mengalami kerusakan. Pelaporan nearmiss merupakan usaha yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya Gnoni dan Lettera, 2012. Dengan mengurangi angka kejadian nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999. Pelaporan nearmiss yang detail dapat merepresentasikan tujuan strategi manajemen risiko dalam mengidentifikasi risiko lebih cepat dalam potensi yang kecil pada tempat- tempat yang spesifik Fabiano dan Currò, 2012. Pelaporan Nearmiss merupakan salah satu hal yang diterapkan untuk memenuhi aspek pelaporan internal pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemerintah RI, 2012. Menurut Nasional Safety Coucil 2013 terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan harus menerapkan sistem pelaporan nearmiss , yaitu: 1. Untuk mendapatkan data yang cukup untuk melakukan analisa data, studi korelasi, kecenderungan trend dan pengukuran kinerja dengan perkembangan penurunan nearmiss. 2. Menyediakan kesempatan bagi pekerja untuk “berpartisipasi”, sebagai komponen dasar dalam keberhasilan suatu sistem manajemen keselamatan. 3. Menciptakan budaya terbuka, dimana setiap orang berbagi dan berkontribusi dalam bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya sendiri dan teman kerjanya. 4. Dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja perusahaan terkait keselamatan yang berimbang dengan indikator kinerja keselamatan lainnya. Hubungan perilaku dan kondisi tidak aman dengan kejadian nearmiss dapat terlihat pada bagan di bawah ini: Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan. Sumber: Gnoni dkk., 2013 Bagan diatas menjelaskan bahwa perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss merupakan suatu kejadian yang akan mengarahkan kepada kejadian kecelakaan atau disebut dengan accident precursor Gnoni dkk., 2013. Accident Precursor Perilaku Tidak Aman Kejadian Nearmiss Kondisi Tidak Aman Waktu Kecelakaan

C. Sistem Informasi