Pengorganisasian organizing Pengolahan Bahan Pustaka

b. Staffing

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan ibu F, penulis menemukan ada beberapa kategori pada fungsi Staffing, yaitu: 1. Jumlah dan latar pendidikan staf Pada kegiatan pengolahan ini, Perpustakaan dan Arsip Jakarta Barat mmempunyai 9 orang staf untuk mengolah bahan pustaka yang ada. Dengan latar pendidikannya:  S1 Perpustakaan : 3 orang  D3 Perpustakaan : 2 orang  SMA : 4 orang 2. Pembagian tugas Untuk yang berlatar belakang ilmu perpustakaan bertanggungjawab pada kegiatan klsifikasi dan deskripsi buku, karena mereka dianggap paham akan masalah ini. Sedangkan yang bukan berlatar belakang ilmu perpustakaan akan ditempatkan pada layanan sirkulasi. Secara keseluruhan masing-masing staf sebenarnya sudah mengerti dan paham akan tugasnya masing-masing. 15 Staffing atau pengisian jabatan didefinisikan sebagai cara mengindentifikasi kebutuhan tenaga kerja dengan cara mendaftar tenaga kerja yang ada, merekrut, memilih, menempatkan, promosi, menilai, memberi imbalan dan melatih orang yang diperlukan. Dari daftar kegiatan staffing ini jelas bahwa staffing atau pengisian jabatan merupakan tugas 15 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015 yang tidak ringan bagi para manajerkepala. Fungsi staffing ini juga sangat erat dengan fungsi pengorganisasian. 16

d. Pengarahan actuating

Ketika penulis melakukan wawancara dengan ibu F mengatakan bahwa: “kepala perpustakaan kita nggak mengerti akan kegiatan teknis perpustakaan, karena beliau bukan berlatarbelakang ilmu perpustakaan. Sehingga yang bertanggungjawab memberikan pengarahan untuk kegiatan pengolahan diberikan kepada ibu Sertina, karena beliau merupakan pustakawan disini ” 17 Dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka, Bapak Basuki tidak ikut serta karena beliau tidak terlalu mengerti mengenai teknis pelaksanaan kegiatan pengolahan bahan pustaka. Bapak Basuki hanya ikut serta dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka dengan menjadi penanggungjawab dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka dalam kegiatan tersebut. Sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat teknis pelaksanaannya, menjadi tanggung jawab staf perpustakaan sepenuhnya. Oleh karena itu, Bapak Basuki tidak memberikan pengarahan dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka, karena tidak mengerti dengan teknis pengolahan bahan pustaka dan beliau bukan berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Akan tetapi pengarahan dalam kegiatan ini, saat ini diberikan oleh Ibu Sertina sebagai pengganti peran dari Bapak Basuki. Pengarahan diberikan 16 Soekarman, DKK, Standar Perpustakaan Khusus Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000, h.3 17 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015 terkait dengan teknis pelaksanaan pengolahan bahan pustaka dan motivasi kepada staf. Pengarahan actuating merupakan penggabungan dari berapa fungsi manajemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yang meliputi kepemimpinan leadership, komunikasi, pemberian motivasi, dan penyediaan fasilitas. Penggerakan merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan anggota organisasi agar dapat bekerja demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. 18 Pada fungsi pengarahan ini, penulis menemukan bahwa kepala perpustakaan tidak berperan penting dalam memberikan pengarahan pada kegiatan pengolahan bahan pustaka ini, sehingga diberikan kepada layanan kasubdid. pada umumnya sebuah perpustakaan yang baik akan dikelola dengan manajemen yang baik dan benar. Sehingga perpustakaan juga dikelola oleh orang yang mengerti akan perpustakaan.

e. Penganggaran budgeting

Dalam tahun terakhir ini, untuk memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pengolahan Perpustakaan juga mengadakan beberapa unit komputer, tag RFID, pintu security gate, loker buat pengunjung dan lemari display. Pada Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Kota Jakarta Barat sudah menggunakan sistem Radio Frequency Identifation RFID. Sistem ini memudahkan staf dan para pustakawan dalam mencari informasi suatu produk, tempat, waktu atau transaksi dengan cepat tanpa adanya human eror 18 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, h. 145-146.