Pengawasan Controlling Fungsi-fungsi Manajemen

3 Pengawasan yang dilakukan secara periodik. Artinya tidak menunggu sampai terjadinya hambatan. Jika tidak ada hambatan, kehadiran kepala perpustakaan akan menumbuhkan dukungan moral bagi SDM perpustakaan atau staf lain yang sedang mengerjakan tugas. 4 Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan. Suasana kemitraan akan memudahkan SDM perpustakaan dan staf lainnya menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga menimbulkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang kompak. 33 Macam-macam pengawasan, yaitu: 1 Pengawasan dari dalam organisasi internal control Pengawasan yang dilakukan oleh aparatunit pengawasan yang dibentuk dalam organisasi itu sendiri. 2 Pengawasan dari luar organisasi external control Pengawasan yang dilakukan oleh aparatunit pengawasan dari luar organisasi itu. 3 Pengawasan preventif Pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan, yakni pengawasan yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat rencana. Misalnya dengan membuat peraturan-peraturan sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan, sehingga dapat menghindari penyimpangan dalam 33 Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital Tangerang: Afifa Pustaka, 2007, h. 47 kegiatan yang dilakukan. Biasanya pengawasan preventif ini dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal. 4 Pengawasan represif Pengawasan dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud diadakannya pengawasan represif ialah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 34 Metode pengawasan terdiri atas: 1 Pengawasan langsung Apabila aparat pengawasanpimpinan oraganisasi melakukan pemeriksaaan langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan. 2 Pengawasan tidak langsung Apabila aparat pengawasanpimpinan organisasi melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan hanya melalui laporan-laporan yang masuk padanya. 3 Pengawasan formal Pengawasan yang dilakukan secara formal oleh unitaparat pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan organisasinya atau atasan dari pimpinan organisasi itu. Dalam pengawasan ini telah ditentukan prosedur, hubungan, dan tata kerjanya. 34 Simbolan, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, h.62-65. 4 Pengawasan informal Pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan. Pengawasan informal biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan dengan melalui kunjungan yang tidak resmi pribadi 5 Pengawasan administratif Pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian, dan material. 6 Pengawasan teknis Pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya pemeriksaaan terhadap pengembangan gedung. Pemeriksaaan ini meliputi jenis kuantitatif jumlah dan kualitatif mutu dan biaya yang diperlukan. 35

3. Kegiatan Layanan Teknis di Perpustakaan Umum

Di perpustakaan, layanan teknis merupakan layanan yang berada dibalik layar. Artinya, layanan yang bertugas mempersiapkan bahan pustaka sedemikian rupa sehingga siap untuk disajikan atau dilayankan di bagian layanan pemustaka. Kelompok besar layanan teknis ini mencakup: pengadaan dan pengolahan bahan pustaka. 36

a. Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan sebagai salah satu rangkaian dari kegiatan pengembangan koleksi. Tujuan akhir dari semua proses yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan koleksi adalah pengadaaan bahan pustaka itu sendiri. 35 Ibid, h. 65-69. 36 Sulistia dkk, Manajemen Perpustakaan Sekolah Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, h. 32 Menurut istilah, pengadaan bahan pustaka adalah proses penghimpunan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Bahan pustaka yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan yang mutaakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. 37 Menurut Sutarno NS, pengadaan bahan pustaka di perpustakaan merupakan langkah awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber- sumber informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka. 38 Hal-hal yang harus ditetapkan berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka, yakni: 39 1 Menyusun rencana operasional pengadaan bahan pustaka, meliputi: perumusan kebijakan tentang koleksi, mencakup pedoman, peraturan, penekanan, penyediaan anggaran, menghimpun alat seleksi bahan pustaka, seperti: katalog penerbit, bibliografi, bulletin, abstrak, brosur penerbitan baru, dan lainnya. 2 Survei minat pembaca. 3 Survei bahan pustaka. 4 Membuat dan menyusun desiderata. 5 Menyeleksi bahan pustaka. Ada beberapa cara dalam pengadaaan koleksi bahan pustaka, diantaranya: 1 Pembelian baik langsung maupun melalui pihak ketiga. 37 Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan Yogyakarta: Kanisius, 1992, h. 71 38 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Samitra Media Utama, 2004, h. 146 39 Ibid, h.147-149 2 Melakukan tukar menukar. 3 Mendapatkan bantuansumbangan. 4 Mengadakan seperti membuat fotokopi, membuat duplikasi, membuat CD, dan lain sebagainya. 5 Menertbitkan, termasuk di dalamnya membuat kliping Koran. 40 Beberapa aspek penting dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka perpustakaan adalah: 1 Pemilihan bahan pustaka, perlu tidaknya suatu bahan pustaka bagi pembaca pada umumnya, pimpinan lembaga, dan pendapat pustakawan sendiri. 2 Verifikasi bahan pustaka, mencocokkan data bibliografi memakai alat verifikasi, apakah suatu bahan pustaka masih dijual di pasaran atau tidak. 3 Pemesanan atau pembelian. 4 Kedatangan buku, mencocokkan dengan faktur. 5 Inventarisasi buku ke dalam buku induk. 41 Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian awal dari suatu proses menyajikan informasi kepada pemustaka perpustakaan. Dengan mengadakan bahan pustaka, perpustakaan dapat memenuhi keinginan pemustaka perpustakaan akan sebuah informasi. 42

b. Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka di perpustakaan adalah proses lanjutan dari pengadaan bahan pustaka. Setelah bahan pustaka diadakan, perpustakaan kemuadian mempersiapkan bahan pustakaagar dapat disajikan dan kemudian digunakan oleh pemustaka perpustakaan. 40 Ibid, h. 149-150 41 Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, h. 3 42 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Samitra Media Utama, 2004, h. 146