c Anggaran untuk ansuransi.
30
f. Pengawasan Controlling
Pengawasan Controlling yaitu proses proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, dan
diimplementasikan bisa bejalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan yang dihadapi.
31
Pengawasan dapat
dilaksanakan pada
proses perencanaan,
pengorganisasian, personalia, pengarahan dan penganggaran. Pengawasan dimulai sejak proses perencanaan sampai dengan tahap akhir kegiatan dan
pencapaian tujuan. Pada pokoknya pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma, standar, atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi Pengawasan pada dasarnya merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan agar apa yang telah direncanakan berjalan sebagaimana
mestinya. Pengawasan berfungsi untuk: 1
Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap staf yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2 Mendidik para staf agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan.
30
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta: Gramedia Pustaka, 1991, h. 194.
31
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saleh, Pengantar Manajemen Jakarta: Kencana, 2009, h. 8
3 Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan,
kelalaian, dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
4 Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan
pekerjaan tidak
mengalami hambatan
dan menghindari
pemborosan.
32
Pengawasan seringkali diartikan negatif yaitu mencari kesalahan staf perpustakaan. Padahal yang dimaksudkan adalah menemukan hambatan
yang terjadi sehingga dapat diatasi. Agar pengawasan berhasil baik, ada beberapa prinsip dasar yang harus
diterapkan, yaitu: 1
Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan. Kepala perpustakaan harus
memfokuskan perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi oleh staf perpustakaan dan tidak semata-mata mencari
kesalahan. Jika terpaksa menunjukkan kekeliruan yang bersangkutan secara sendiri bukan dihadapan orang banyak.
2 Bantuan dan bimbingan diberikan tidak secara langsung. Diupayakan
agar yang bersangkutan merasa mampu mengatasi sendiri, sedangkan kepala perpustakaan hanya membantu. Hal ini sangat penting untuk
menimbulkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja.
32
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi Manajemen Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 62.
3 Pengawasan yang dilakukan secara periodik. Artinya tidak
menunggu sampai terjadinya hambatan. Jika tidak ada hambatan, kehadiran kepala perpustakaan akan menumbuhkan dukungan moral
bagi SDM perpustakaan atau staf lain yang sedang mengerjakan tugas.
4 Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan. Suasana
kemitraan akan memudahkan SDM perpustakaan dan staf lainnya menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga dapat segera
dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga menimbulkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang
kompak.
33
Macam-macam pengawasan, yaitu: 1
Pengawasan dari dalam organisasi internal control Pengawasan yang dilakukan oleh aparatunit pengawasan yang
dibentuk dalam organisasi itu sendiri. 2
Pengawasan dari luar organisasi external control Pengawasan yang dilakukan oleh aparatunit pengawasan dari luar
organisasi itu. 3
Pengawasan preventif Pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan, yakni
pengawasan yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat rencana. Misalnya dengan membuat peraturan-peraturan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan, sehingga dapat menghindari penyimpangan dalam
33
Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital Tangerang: Afifa Pustaka, 2007, h. 47