Isi cerita Menunjukkan Hubungan Isi Dongeng dengan Situasi Sekarang
Pelajaran 4 Moral
83
Setiap kali sang nenek pergi mencari ikan, anak kecil
itu tidak diizinkan oleh sang nenek untuk ikut bersamanya.
Ia harus tinggal di rumah sendirian sepanjang hari dan
harus menyiapkan makanan untuk keduanya. Tetapi suatu
hari, sang anak tak dapat menahan diri lagi. Dia berkata
kepada perempuan tua itu, “Kumohon, Nek, izinkan aku
pergi bersamamu. Aku akan menangkap ikan bersama
Nenek.”
“Tidak, Cucuku,” jawabnya. ”Jangan pergi bersamaku. Itu sangat berbahaya.
Tinggallah di rumah dan masaklah nasi untuk kita. Ambillah sebutir saja. Itu sudah cukup.”
Kemudian ia pergi meninggalkan anak kecil dalam kekecewaan. Anak kecil itu pun
duduk di sekitar rumah, memikirkan alasan ia tak diperbolehkan menemani neneknya. Ia
pikir ia sudah cukup kuat dan tentunya dia tidak takut pada ombak. Tiba- tiba ia sadar
bahwa hari sudah gelap. Ia belum memasak nasi. Ia pun pergi ke dapur untuk menanak
nasi. “Mengapa satu butir sudah cukup? Lucu sekali nenek berpikir seperti itu. Bagaimana
bisa? Tidak, tentu saja tidak.” Maka ia menaruh panci di atas api. Ia pun mengambil
beberapa genggam beras. Ia mencuci beras itu dan memasukkan ke dalam panci dan
menunggunya sampai matang. Sudah saatnya mengangkat panci dari atas api. Ia pun
membuka tutup panci. “Ya Tuhan” Ia berseru,
“Apa yang terjadi?” Karena baru saja ia membuka tutup panci
itu, bubur panas mengalir dengan derasnya dari panci itu.
Bubur itu terus mengalir dengan derasnya ke lantai, melewati
dapur dan kemudian melintasi halaman.
Sambil menangis terisak- isak, anak kecil itu pergi men-
cari neneknya. Ia tak mengerti apa yang telah terjadi. Ketika ia
menemukan neneknya dan menceritakan apa yang telah
dilakukannya, sang nenek marah bukan kepalang. Ia mengambil sebatang kayu dan
memukul kepala anak itu sampai lebam- lebam. Anak itu menjerit keras karena
kesakitan.
Sang nenek terus memukulnya. “Dasar pembangkang Mengapa tak kau turuti
perintah nenekmu?” Bentaknya. Tiba–tiba anak itu menghilang. Sang nenek kebingungan
dan mencarinya ke mana-mana. Ia yakin tadi mengapitnya erat-erat di lengannya, tetapi
sekarang anak itu hilang. Kemudian sang nenek mendengar suara:
“Selamat tinggal, Nenek Engkau seba- tang kara kini. Tak ada lagi yang akan memban-
tumu.” Kemudian suara itu lenyap. Sejak saat itu masyarakat Manjengan tidak pernah
memukul anak mereka atau orang lain di kepala.
Sumber: Buku Pintar Mendongeng Se-
Nusantara, 2003
Kerjakanlah perintah soal berikut dengan cermat di buku tugasmu
1. Tuliskan pokok isi dari cerita yang kamu simak
2. Tuliskan tema serta pesan cerita dari dongeng tersebut
3. Dalam hal apa sajakah terdapat hubungan isi dongeng “Bubur
Ajaib” dengan kehidupan nyata saat ini? Sebutkan 4.
Jelaskan hubungan isi dongeng tersebut dengan kehidupan nyata saat ini
5. Diskusikan hasil kerjamu bersama kelompok belajarmu
6. Temukanlah kekurangan dari hasil kerjamu dan benahilah
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
84