Menceritakan Pengalaman Paling Menge- sankan

Pelajaran 1 Peristiwa 11 saya adalah menjala kupu-kupu dalam perjalanan pulang. Usai tugas rutin pagi hari, saya akan disibukkan dengan tugas di depan komputer sampai sore hari. Praktis setelah itu saya tidak bertemu gajah lagi. Saat Masuk Angin Di balik tubuhnya yang raksasa, gajah menyimpan kelemahan. Salah satu penyakit yang tidak dapat ditanganinya adalah masuk angin. Apalagi, bagi gajah, penyakit itu dapat mematikan. Apabila sudah terlanjur masuk angin, gajah harus cepat diobati. Cara standar yang dilakukan sederhana, yaitu mengeluarkan anginnya. Bagaimana caranya? Gajah tidak mungkin dikeroki seperti kita, karena gajah memiliki kulit yang sangat tebal. Lagi pula, mana ada koin raksasa untuk menggaruk kulitnya. Angin yang terperangkap dalam perutnya harus dikeluarkan dengan bantuan pawang atau pelatih gajah. Caranya, dengan mema- sukkan tangan ke dalam kutub utara gajah yang sakit, lalu digerakkan keluar masuk seperti orang memompa sampai gajahnya kentut. Apabila angin sudah keluar, gajah di- anggap sehat. Penyakit lain yang tidak kalah gawat yaitu dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Kondisi ini lazim diderita anak-anak gajah. Apabila sudah demikian gawatnya, hanya ada satu cara yang dapat ditempuh, yaitu diinfus. Lagi-lagi, kulit gajah yang tebal menyu- litkan dokter hewan menemukan pembuluh darahnya. Denyut nadinya pun nyaris tidak terdeteksi. Karena sulit meraba pembuluh darahnya, dokter biasanya secara untung- untungan menancapkan jarum infus. Dokter menyuntikkan jarum infus di sekitar daerah yang diperkirakan ada pembuluh darahnya. Usaha itu belum tentu berhasil. Terbukti, selama saya berada di PLG, tidak satu pun anak gajah terselamatkan. Pernah, semalaman saya bersama dok- ter hewan harus menunggu seekor anak gajah yang sedang diinfus. Gajah itu mengalami dehidrasi. Setiap kali kulitnya membengkak, jarum infus cepat-cepat dicabut untuk dipindahkan ke bagian tubuh lain. Puluhan kali jarum infus harus digeser-geser. Apabila kulit gajah mulai membengkak, berarti sudah terlalu banyak cairan infus yang menumpuk di bawah kulitnya. Itu dikarenakan cairan infus tidak mau mengalir ke peredaran darahnya. Apa daya, gajah muda itu pun tidak tertolong jiwanya. Sumber: Intisari, Maret 2003, dengan pengubahan seperlunya Berdasarkan cerita pengalaman tersebut, kalian dapat mengamati penggunaan kata-kata yang dirangkai pencerita untuk menyampaikan pengalamannya. Kata-kata dan kalimat yang digunakan pencerita merupakan pilihan kata yang menarik dan komunikatif. Perhatikanlah contoh beberapa kalimat yang mengungkapkan peristiwa yang dialami pencerita dengan bahasa yang mengandung berbagai unsur kesan. 1. Pagi hari saya biasanya langsung menuju ke tempat gajah-gajah diikat. Saya membersihkan tempat ikatan dari kotorannya yang sebesar bola boling. Kata kotorannya yang sebesar bola boling dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang lucu dan konyol. Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 12 2. Gajah sangat suka air. Mau tidak mau kami harus berbasah-basah ria tersembur air dari belalai gajah yang sedang bermain air. Kalimat berbasah-basah ria tersembur air dari belalai gajah yang sedang bermain air dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang ceria dan menyenangkan. 3. Saya bahkan biasa membaca buku di atas punggung gajah yang sedang berjalan. Biasanya, saya membawa jaring dan buku identifikasi kupu-kupu. Jadi, sambil menggembala gajah, hobi saya pun tersalur. Hobi saya adalah menjala kupu-kupu dalam perjalanan pulang. Kalimat saya membawa jaring dan buku identifikasi kupu-kupu dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang ilmiah, positif, dan menyenangkan. 4. Apabila sudah terlanjur masuk angin, harus cepat diobati. Cara standar yang dilakukan sederhana, yaitu mengeluarkan anginnya. Bagaimana caranya? Gajah tidak mungkin dikeroki seperti kita, karena gajah memiliki kulit yang sangat tebal. Lagi pula, mana ada koin raksasa untuk menggaruk kulitnya. Kalimat Gajah tidak mungkin dikeroki seperti kita, karena gajah memiliki kulit yang sangat tebal. Lagi pula, mana ada koin raksasa untuk menggaruk kulitnya mengungkap- kan adanya kesan terhadap hal yang sifatnya lucu dan konyol. 5. Angin yang terperangkap dalam perutnya harus dikeluarkan dengan bantuan pawang atau pelatih gajah. Caranya, dengan memasukkan tangan ke dalam kutub utara gajah yang sakit, lalu digerakkan keluar masuk seperti orang memompa sampai gajahnya kentut. Apabila angin sudah keluar, gajah dianggap sehat. Kalimat memasukkan tangan ke dalam kutub utara gajah yang sakit, lalu digerakkan keluar masuk seperti orang memompa sampai gajahnya kentut dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang lucu dan konyol. Dalam hal ini, pilihan kata kutub utara digunakan pencerita untuk menggantikan kata anus gajah. Kata kutub utara akan dirasa lebih menggelitik, menarik, dan sopan dibandingkan kata anus. Kalimat tersebut juga mengungkapkan adanya kesan terhadap hal yang sifatnya lucu dan konyol. Pelajaran 1 Peristiwa 13 Banyak kesan lucu, ceria, dan menarik dari cerita pengalaman tersebut. Namun, terdapat juga pengungkapan kalimat yang menyatakan upaya bekerja keras dan sedih. Kalimat tersebut dapat kalian jumpai pada paragraf terakhir cerita pengalaman tersebut. Hal yang juga perlu kalian cermati dalam cerita pengalaman tersebut adalah pokok-pokok cerita yang mengesankan. Dari cerita pengalaman tersebut, kalian dapat menangkap pokok-pokok cerita yang mengesankan seperti kejadian yang menyenangkan, lucu, maupun menyedihkan. Cerita pengalaman tersebut akan lebih menarik disampaikan secara lisan dengan didukung penggunaan intonasi, ekspresi, serta gerak tubuh yang tepat. Uji Kemampuan 2 Coba kamu pahami cerita pengalaman berikut dengan cermat. Setelah memahaminya, coba kamu kerjakan perintah soal di bawahnya. Orang dikejar gajah bukan barang aneh. Pernah, seorang penduduk desa di kawasan Aceh Besar meninggal secara mengenaskan karena dibanting gajah. Ceritanya, begitu dikejar, ia segera memanjat pohon dengan harapan tidak bakal dijangkau. Harapannya meleset. Sebelum sempat naik ke bagian pohon yang lebih tinggi, belalai si gajah keburu menggaet kakinya. Sekali banting, gajah kalap itu membunuh penduduk naas tersebut. Binatang sadis tersebut akhirnya ditembak petugas karena dianggap berbahaya. Hampir semua petugas pernah merasakan dikejar gajah. Termasuk saya. Kejadiannya di Subulussalam, Aceh Selatan. Saat gajah menyerang, kami sibuk mencari pohon terdekat. Saya sempat diusir ketika memanjat sebatang pohon. Ternyata di atas pohon sudah nangkring tiga orang teman saya sambil berpelukan. Mereka takut pohonnya tidak kuat jika ditambah satu orang lagi. Saya harus cepat menemukan pohon lain. Sambil berlari ketakutan, saya lempar semua barang bawaan saya, ke semak-semak. Sandal saya pun hilang, saking paniknya. Terkadang, karena panik, tanpa sadar yang dipanjat pohon yang terlalu kecil. Biasanya pohon rambung atau karet. Begitu sadar kalau pohonnya kelewat kecil, kami harus cepat-cepat mencari pohon lain. Suatu kali beberapa lady mahout ikut bergabung menangkap gajah pengganggu. Ketika terdengar peringatan ada serangan bahaya gajah, para lady mahout buru-buru memanjat pohon. Satirin, salah satu pawang, membantu mendorong mereka ke atas pohon. Karena tergelincir, salah seorang lady mahout merosot ke bawah menimpa Satirin. “Mau menolak malah ketiban broti balok kayu” kelakar teman saya yang lain. Memanjat pohon memang cara paling umum dipakai untuk menyelamatkan diri dari kejaran mereka. Namun, ada teman saya yang memilih cara lain. Peristiwanya terjadi di Teunom, Aceh Barat. Saat itu teman saya, seorang dokter hewan, dikejar gajah kalap. Postur tubuh dokter yang tergolong jumbo itu menyulitkan memanjat pohon. Ketika semua orang sudah nongkrong di atas pohon, dokter itu belum ketahuan nasibnya. Kami semua khawatir. Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 14 Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat menentukan pokok- pokok cerita, merangkaikan kembali menjadi urutan cerita, serta menceritakan kembali cerita anak yang telah dibaca. Begitu situasi terlihat aman, kami segera turun mencarinya. Syukurlah, Pak Dokter gendut itu berhasil menyelamatkan diri. Ternyata, ketika gajah itu lewat, spontan ia merunduk diam di bawah akar pepohonan. Namun, belakangan ketahuan, yang sempat ia sembunyikan hanya mukanya, sedangkan pantatnya masih kelihatan. Untung saja si gajah tidak memergokinya, lalu menyenggol pantat Pak Dokter Hewan yang nongol dari balik akar pohon. Sumber: Intisari, Maret 2003, dengan pengubahan seperlunya Kerjakanlah dengan cermat dan teliti di buku tugasmu 1. Tuliskanlah kalimat dengan pilihan kata yang menarik dalam cerita pengalaman tersebut 2. Ungkapkanlah kesan yang dimunculkan dari kalimat tersebut 3. Tuliskanlah pokok-pokok dari pengalaman tersebut yang mengesankan

C. Menceritakan Kembali Cerita Anak

Cerita adalah suatu karangan yang berisi kisahan tokoh dengan kejadian yang melingkupinya. Cerita merupakan bagian dari karya sastra yang berbentuk prosa. Biasanya cerita bersifat fiksi atau tidak nyata. Karya sastra cerita dikembangkan berdasar- kan imajinasi pengarangnya yang disajikan dengan kemenarikan- kemenarikan dalam unsur cerita. Kerjakan tugas berikut dengan cermat 1. Ingatlah salah satu pengalaman hidupmu yang menurutmu paling berkesan 2. Tuliskanlah pokok-pokok pengalaman yang memiliki kesan dari pengalamanmu tersebut 3. Susunlah pokok-pokok tersebut menjadi sebuah cerita pengalaman dengan pilihan kata yang tepat, menarik, dan komunikatif 4. Sampaikanlah secara lisan cerita pengalamanmu di depan kelas tanpa menggunakan teks 5. Diskusikan bersama temanmu berkaitan dengan pilihan kata yang kamu gunakan dan gaya penceritaanmu Tulislah pokok-pokok pengalaman dan cerita pengalamanmu di buku tugas TAGIHAN Pelajaran 1 Peristiwa 15 Cerita anak merupakan cerita yang diperuntukkan anak-anak. Sebagaimana cerita pada umumnya, cerita anak dapat berupa dongeng, cerita pendek, maupun kisah-kisah legenda. Sebagai karya sastra, cerita memiliki unsur-unsur pembangunnya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Tahukah kalian mengenai kedua unsur pembangun cerita tersebut? Coba kalian ingat yang termasuk unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik sebuah cerita. Apabila perlu, diskusikan bersama teman kalian dengan mencari sumber rujukan di perpustakaan atau internet. Pada pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat menceritakan kembali cerita anak yang kalian baca. Untuk dapat menceritakan kembali cerita anak yang dibaca, kalian perlu memerhatikan langkah-langkah berikut. 1. Membaca cerita dengan cermat dan teliti. 2. Memahami isi cerita secara utuh dan menyeluruh. 3. Memerhatikan urutan cerita serta unsur-unsur intrinsik cerita. 4. Menentukan pokok-pokok cerita yang menjadi bagian penting dari cerita. 5. Merangkaikan kembali pokok-pokok cerita secara urut dan lengkap. Setelah memahami langkah-langkah tersebut, kalian dapat menceritakan kembali isi cerita yang kalian baca. Dalam men- ceritakan kembali cerita, kalian perlu memerhatikan beberapa hal. Berapa hal tersebut meliputi keutuhan dan kepaduan cerita, pemi- lihan kata yang tepat, serta penggunaan bahasa yang komunikatif dan menarik. Supaya lebih memahami materi ini, coba kalian baca cerita anak beserta uraian berikut dengan cermat. Doa Sepasang Selop Pada zaman dahulu kala, tersebutlah kisah sepasang selop yang terbuat dari kulit kerbau yang dikenakan oleh seorang pangeran. Jika tidak dipakai, mereka diletakkan di rak dapur istana. Di sana, segerombolan tikus memelototi mereka berjam-jam seolah-olah ingin memangsa kedua selop itu. Sepasang selop itu bukan selop biasa, karena mereka bisa berbicara. Mereka berbincang-bincang persis seperti suami istri. Suatu hari, selop suami berkata pada istrinya, “Istriku, jika tikus-tikus itu memelototi kita seperti ini terus, nantinya kita akan disantap oleh mereka. Bagaimana menurutmu? Mungkihkah kita berubah menjadi tikus?” Selop istri hanya menjawab ringan. “Apa pun keinginanmu, Suamiku.” Selop suami berdoa pada Tuhan untuk mengubah mereka menjadi tikus. Doa mereka terkabul dan keduanya berubah wujud menjadi tikus. Sebagai tikus sekalipun, mereka merasa bahwa gerak-gerik mereka yang paling kecil sekalipun menarik perhatian para kucing. Keduanya merasa tidak aman dan akhirnya mereka ingin menjadi kucing. Permintaan mereka kali ini pun dikabul- kan. Tetapi sebagai kucing, mereka kesulitan untuk menginjakkan kaki keluar dari istana karena mereka selalu menjadi incaran anjing. Sumber: Dok. Penerbit Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 16 Sumber: Dok. Penerbit Oleh karena itu, mereka mengajukan permohonan supaya mereka menjadi anjing. Dan sebagaimana keinginan sebelumnya, keinginan mereka dikabulkan. Ketika anjing jadi-jadian itu mendekati gadis-gadis yang sedang menumbuk padi, mereka dipukul dengan alu dan keduanya diusir. Mereka berpikir bahwa menjadi manusia pastilah sangat menguntungkan dan menyenangkan. Kali ini pun keinginan mereka dipenuhi. Setelah menjadi manusia, keduanya dipanggil oleh kepala desa untuk melakukan berbagai tugas berat. Kekecewaan mereka semakin menjadi. Dalam waktu singkat, mereka telah menjadi punggawa raja. Ke- duanya bertugas menyampaikan titah Raja siang dan malam. Bahkan mereka sengaja dibangunkan dari tidur lelap mereka untuk menunaikan tugas dari sang Raja. Tentunya kedua punggawa itu berpikir betapa menyenangkan jika menjadi Pangeran dan Putri, karena tak ada yang berani me- merintah mereka. Dan jadilah mereka Pa- ngeran dan Putri. Tetapi ternyata mereka hidup dalam kecemasan, karena Pangeran dari kerajaan seberang menyerang kerajaan mereka. Dan mereka terus-menerus dikecam oleh musuh. “Aku sangat cemas bagaimana jika kita kalah. Jika itu terjadi, kita akan dikurung dalam penjara dan harus mencari rumput untuk makanan kuda. Apa yang mesti kita lakukan? Jika aku bisa menjadi Tuhan, kita tidak akan punya musuh dan akan menjadi Maha Penguasa.” Si istri menjawab sebagaimana biasa- nya, “Apa pun keinginanmu, Suamiku.” Tetapi itulah tampaknya batas akhir permintaan mereka. Dalam sekejap, setelah si suami mengucapkan keinginannya untuk menjadi Tuhan, suami dan istri itu kembali menjadi selop seperti sediakala, berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula. Sumber: 21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng, 2005 Sebelum kalian menceritakan kembali isi cerita tersebut, kalian dapat menuliskan pokok-pokok isi cerita tersebut. Pokok cerita yang kalian tentukan dapat kalian sarikan dari setiap paragraf cerita. Perlu kalian ingat bahwa dalam menentukan pokok-pokok cerita, kalian harus benar-benar menyarikan hal atau bagian yang sifatnya penting. Contoh pokok-pokok cerita dari cerita di atas dapat kalian perhatikan sebagai berikut. 1. Tersebutlah kisah sepasang selop yang dikenakan oleh seorang pangeran. Jika tidak dipakai, mereka diletakkan di rak dapur istana. Segerombolan tikus memelototi mereka seolah-olah ingin memangsa kedua selop itu. 2. Suatu hari sepasang selop berbincang-bincang persis seperti suami istri. Selop suami berkata kepada istrinya bahwa mungkinkah mereka berubah menjadi tikus. Karena doanya kepada Tuhan, mereka berubah menjadi tikus. 3. Saat menjadi tikus sekalipun, mereka merasa tidak aman karena diawasi oleh kucing. Akhirnya mereka ingin menjadi kucing.