Pelajaran 2 Pendidikan
39
7. Kebahasaan
Kebahasaan berkaitan dengan penggunaan kalimat yang efektif, pemilihan diksi atau pilihan kata, kesantunan bahasa, serta
komunikatif. Seorang pencerita yang baik dapat menjadikan pendengar
terbawa dalam suasana cerita yang disampaikan. Dapatkah kalian menjadi seorang pencerita yang andal? Berlatihlah untuk menjadi
pencerita yang andal. Ini dikarenakan menjadi pencerita yang andal dapat memberikan banyak keuntungan bagi kalian. Seperti yang
dilakukan oleh tukang cerita-tukang cerita di televisi atau radio. Selain mereka dapat menghibur orang lain, mereka juga men-
dapatkan imbalan uang.
Guna memahami materi ini lebih lanjut, perhatikan petikan cerita berikut beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran
kalian.
Hari-hari terasa lambat bagi Mande
Rubayah. Setiap pagi dan sore, Mande Ru-
bayah memandang ke laut. Ia bertanya-tanya
dalam hati, sampai di manakah anaknya ki-
ni? Jika ada ombak dan badai besar menghem-
pas ke pantai, dadanya berdebar-debar. Ia
menengadahkan kedua tangannya ke atas sembari berdoa agar
anaknya selamat dalam pelayaran. Jika ada kapal yang datang merapat, ia selalu mena-
nyakan kabar tentang anaknya. Tetapi semua awak kapal atau nakhoda tidak pernah membe-
rikan jawaban yang memuaskan. Malin tidak pernah menitipkan barang atau pesan apa pun
kepada ibunya. Itulah yang dilakukan Mande Rubayah setiap hari selama bertahun-tahun.
Tubuhnya makin tua dimakan usia.
“Ibu sudah tua Malin, kapan kau pulang ...?” rintih Mande Rubayah setiap malam.
Setelah berbulan-bulan semenjak ia menerima kabar, Malin belum juga datang menengok-
nya. Namun, ia yakin bahwa pada suatu saat Malin pasti akan kembali. Harapannya terka-
bul. Pada suatu hari yang cerah, dari kejauhan tampak sebuah kapal
yang indah berlayar menuju pantai. Kapal
itu megah dan ber- tingkat-tingkat. Orang
kampung mengira ka- pal itu milik seorang
sultan atau seorang pa- ngeran. Mereka me-
nyambutnya dengan gembira.
Ketika kapal itu mulai merapat, tampak
sepasang muda-mudi di anjungan. Pakaian mereka berkilauan terkena sinar matahari.
Wajah mereka cerah dihiasi senyum. Mereka tampak bahagia karena disambut dengan
meriah.
Mande Rubayah ikut berdesakan melihat dan mendekati kapal. Jantungnya berdebaran
keras. Dia sangat yakin sekali bahwa lelaki muda itu adalah anak kesayangannya – si
Malin Kundang.
Belum lagi tetua desa setempat me- nyambut, ibu Malin terlebih dahulu meng-
hampiri Malin. Ia langsung memeluk Malin erat-erat seolah takut kehilangan anaknya lagi.
“Malin, anakku,” katanya menahan isak tangis karena gembira. “Mengapa begitu
lamanya kau tidak memberi kabar?”