Menyimpulkan Pikiran, Pendapat, dan Gagasan Narasumber

Pelajaran 6 Lingkungan 123 Cara lain untuk mencegah terjadinya kekeringan yaitu dengan mempertahankan daerah resapan alami. Daerah resapan alami itu meliputi kawasan hutan alam dan hutan produksi. Namun, saat ini kondisi kawasan hutan alam dan hutan produksi makin memprihatinkan. Hal yang harus segera dilakukan adalah perbaikan kawasan hutan dan penegakan hukum terhadap perusak lingkungan. Kesimpulan gagasan narasumber Narasumber atau tokoh memfokuskan materi wawancara dengan pengulasan yang tidak hanya menekankan pada hal- hal yang bersifat teknis. Misalnya bantuan yang harus diberikan dan upaya penanggulangan kekeringan. Pembahasan mengenai kekeringan pada dialog ini lebih mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan lemahnya penegakan peraturan dan hukum, yang akhirnya memicu terjadinya kekeringan. Dari pernyataan yang dikemukakan menunjukkan bahwa dalam pembahasan ini, beliau menyoroti masalah kekeringan dari sudut pandang peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku. Uji Kemampuan 1 Simaklah wawancara berikut dengan cermat Sekretaris Daerah Pemda DKI Jakarta Ritola Tasmaya menegaskan, penyelesaian banjir di Jakarta harus dilakukan secara komprehensif antara wilayah hulu dan hilir. Menurut dia, harus ada kesepakatan bersama antara Jakarta dan wilayah penyangga dalam penataan ruang. Sejak beberapa tahun lalu, Jakarta terus berupaya mengatasi banjir yang setiap tahun melanda. Berikut petikan wawancaranya. Langkah apa saja yang dilakukan Pemda DKI Jakarta untuk mengurangi ancaman banjir rutin yang terjadi setiap tahun? Penyelesaian banjir itu harus dilakukan di hulu, tengah, dan hilir. Penyelesaian di hulu dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah sekeliling Jakarta. Ini bertujuan supaya kita dapat merencanakan penanganan atau pengendalian sungai secara bersama. Misalnya pengendalian Sungai Ciliwung. Kita juga dapat merencanakan pembuatan waduk yang disepakati bersama. Selain itu, kita juga menyepakati daerah- daerah mana yang seharusnya menjadi resapan air, sehingga tidak menjadi permukiman dan tidak bertambah luas. Di tengah, kita mungkin harus membangun Banjir Kanal Timur BKT, revitalisasi banjir Kanal Barat, revitalisasi Cengkareng Drain, revitalisasi Cakung Drain, serta memperbaiki sistem pengairan yang ada di Jakarta. Selain itu, kita juga memperbaiki pintu air, menambah dan merevitalisasi waduk-waduk yang ada di Jakarta, serta menambah sistem folder yang kita miliki, yang rencananya akan ada 14 folder baru yang kita bangun. Di utara kita akan membangun sistem-sistem folder untuk tanggul air, karena tempat itu berada di dataran rendah. Salah satu bentuk perhatian Pemda Jakarta terhadap wilayah penyangga di sekeliling Jakarta adalah dengan memberi dana bantuan. Apakah dana itu merupakan kompensasi bagi daerah penyangga air yang memengaruhi terjadinya banjir di Jakarta? Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 124 Tahun ini dana bantuan yang diberikan untuk pemerintah wilayah kota sekitar Jakarta sebesar Rp40 miliar. Wilayah tersebut berada di Provinsi Jawa Barat dan Banten, seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Jadi, bukan diberikan ke pemerintah provinsi, melainkan pemerintah kota di sekeliling Jakarta. Kita tidak mengatakan bahwa dana itu sebagai kompensasi, tapi sebagai tetangga yang ber- sahabat. Maka itu, kita memberikan bantuan. Lantas, mengenai konsep megapolitan yang realisasinya tersendat-sendat, apakah akan diwujudkan setelah terjadinya banjir yang melanda Jakarta ini? Apabila kita lihat kejadian ini, maka ini dapat diambil hikmah bagi kita semua bahwa konsep megapolitan itu sebuah keharusan dan bukan tawaran. Ini menjadi tanggung jawab bersama antara seluruh pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan pemerintah pusat. Megapolitan itu pengorganisasiannya dapat dibangun dengan dua cara. Pertama, melalui top down, jika dibangun oleh pemerintah pusat dan dijalankan dengan otoritas yang ada. Kedua, melalui bujet yang ada dari ketiga provinsi itu. Namun, juga dapat dibalik jika ada kesepakatan dan koordinasi yang baik, sehingga megapolitan itu dapat tumbuh dari bawah dan disepakati bersama. Namun, biasanya di negara berkembang, yang namanya koordinasi fungsional itu kurang dapat berjalan dengan baik. Hal yang lebih dapat berjalan di negara berkembang adalah koordinasi yang sifatnya struktural. Karena itu, sebaiknya konsep megapolitan itu dibangun oleh pusat. Mengenai wacana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke luar daerah karena Jakarta sudah tidak representatif? Wacana pemindahan Ibu Kota itu bagus, seperti di Putra Jaya, Malaysia. Itu dapat kita lakukan jika punya uang. Namun, apabila tidak, ya kita bikin apa yang dapat kita jangkau. Jangan kita berangan-angan, karena banjir ini sebuah keniscayaan. Banjir kali ini lima tahun sekali yang besar, tapi setiap tahun kan selalu ada ancaman banjir. Oleh karena itu, kita harus tahu persis apa yang harus kita bangun selama lima tahun dan kita harus tahu persis apa yang akan kita bangun setiap tahun. Jadi, jangan kita bermimpi. Sumber: Seputar Indonesia, Minggu 11 Februari 2007, dengan pengubahan Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugasmu 1. Tuliskan gagasan dari narasumber yang terdapat dalam wawancara yang kamu simak 2. Apakah kesimpulan gagasan dari narasumber yang terdapat dalam wawancara tersebut? 3. Tulislah kesimpulan isi wawancara tersebut 4. Diskusikan hasil kerjamu bersama teman-temanmu Kerjakanlah dengan cermat di buku tugasmu 1. Dengarkanlah wawancara di radio atau saksikanlah wawancara di televisi dengan saksama 2. Simpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan yang disampaikan oleh narasumber 3. Simpulkan pula isi dialog tersebut TAGIHAN Pelajaran 6 Lingkungan 125

B. Menceritakan Tokoh Idola

Siapakah yang menjadi tokoh idola kalian saat ini? Bagaimanakah jika suatu ketika kalian diminta untuk menceritakan tokoh idola kalian tersebut kepada teman-teman? Pada pem- belajaran ini, kita akan mengulas mengenai menceritakan tokoh idola. Untuk dapat bercerita tentang salah seorang tokoh idola, sebelumnya kalian perlu mendapatkan informasi yang terkait dengan tokoh yang akan kalian ceritakan. Informasi itu dapat diperoleh dari berbagai media. Dalam rangka pembacaan informasi tersebut, selain perlu konsentrasi yang sungguh-sungguh, juga diperlukan rasa keingintahuan yang kuat. Dengan demikian, berbagai informasi yang ada dapat disimak dengan baik. Proses semacam ini akan membantu kalian dalam menyimpan, menyaring, mengelola, dan menyampaikan kembali informasi yang telah kalian dapatkan. Kecuali jika tokoh tersebut menjadi idola kalian, tentu kalian sudah banyak mengetahui informasi berkaitan dengan tokoh tersebut. Agar kalian terlatih dengan materi ini, bacalah teks berikut dengan cermat beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran kalian. Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat menceritakan tokoh idola dengan pilihan kata yang sesuai. Tokoh Lingkungan Itu Telah Pergi Tokoh yang memberikan perhatian penuh pada lingkungan yang dimiliki oleh Unpad kini telah berpulang ke rahmatullah, istirahat dengan tenang di sisi Allah swt. Beliau adalah Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto. Prof. Otto mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa 10408 pukul 00.05 WIB pada usia 82 tahun. Almarhum mening- galkan seorang istri, Idjah Natadipraja, M.A. dan 3 orang putra-putri. Mereka adalah Ir. Gatot Soemarwoto, M.S.; Dra. Rini Soemarwoto, M.A., Ph.D.; dan Ir. Bambang Soemarwoto, Ph.D. Sebelumnya, beliau dirawat di RS Internasional Santosa, Bandung, sejak hari Minggu 300308. Namun, karena kondisi kesehatannya yang kian menurun, maka beliau dipindahkan ke bagian ICU. Jenazah Prof. Otto dimakamkan di TPU Sirnaraga pada Selasa 010408. Sebelumnya beliau disemayamkan di rumah duka Jl. Cimandiri 16 Bandung. Penglepasan jenazah dilakukan dengan upacara militer dengan Inspektur Upacara Sekda Jabar, Ir. Lex Laksamana, pada pukul 10.15 WIB. Adapun Inspektur Upacara pada pemakaman adalah Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia. Di antara para pelayat yang datang ke rumah duka adalah Gubernur Jabar, Danny Setiawan, Walikota Bandung, H. Dada Rosada, Pangdam Siliwangi H.S. Dillon., Solihin G.P., dan lain-lain. Semasa hidupnya, Prof. Otto dikenal sebagai pencetus atau pionir dalam pendidikan dan penelitian lingkungan hidup di Indonesia. Almarhum juga dikenal sebagai penggagas amdal dan pendiri sekaligus direktur Lembaga Ekologi Unpad. Lembaga ini mengilhami berdirinya lembaga sejenis di perguruan tinggi lain. Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia mengatakan, Prof. Otto adalah tokoh penting, baik dalam dunia pendidikan maupun negara. Beliau sudah bicara tentang lingkungan ketika orang-orang belum menaruh perhatian. Almarhum juga salah satu penggagas Pola Ilmiah Pokok PIP Unpad pada tahun 1976, yakni Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup. Selain itu, almarhum banyak mem- bina dosen-dosen hingga setidak-tidaknya melahirkan 4 guru besar di lingkungan Un- pad. Salah satunya adalah Prof. Erri N. Megantara. Sumber: Dok. Penerbit Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 126 Di mata Prof. Erri, almarhum adalah sosok yang sederhana, yang tidak ambisius untuk menjabat sesuatu. “Beliau pernah menolak tawaran untuk menjadi menteri. Beliau tidak ingin terikat dengan birokrasi tertentu untuk menjaga independensinya. Namun, apabila dimintai bantuan oleh pemerintah, beliau mau, seperti penanganan illegal logging pembalakan liar misalnya. Namun, jika secara struktural, mungkin beliau tidak ambisius untuk menjadi seorang peja- bat,” ujar Prof. Erri. Ditambahkannya, gagasan Prof. Otto yang belum terwujud adalah budaya berjalan kaki. Selain demi kesehatan, jalan kaki juga salah satu penghematan energi. Prof. Erri berpesan agar menjadikan Prof. Otto sebagai panutan. “Kalau kita mencintai lingkungan, ya, Pak Otto inilah yang tepat menjadi panutan kita, karena dia memperjuangkan masalah lingkungan”. Prof. Otto lahir di Purwokerto, 19 Februari 1926 dari pasangan Soediro Marto- sudigdo dan Soemarni. Beliau memperoleh pendidikan di SD Temanggung 1941, MULO Jogjakarta 1944, dan Fakultas Pertanian UGM 1954. Gelar Doktor diraih dalam Plant Physiology, University of Cali- fornia, Berkley, AS, pada tahun 1960. Pada tahun 1952 beliau mengawali karier di UGM sebagai Asisten Botani Fakultas Pertanian UGM, Asisten Ahli FP UGM 1955, Guru Besar Ilmu Bercocok Tanam, Fakultas Pertanian Kehutanan UGM 1960, pada usia 34 tahun. Almarhum pernah menjabat Direktur South East Asia Ministers of Education Organization SEAMO dan Biotrop Bogor 1968-1972. Di lingkungan Unpad sendiri, beliau memulai karier sebagai Guru Besar Tata Guna Biologi Unpad 1972, Direktur Lembaga Ekologi Unpad 1972, dan Guru Besar Emeritus Unpad hingga wafat. Sejumlah penghargaan telah beliau terima. Pada tahun 2007 beliau memperoleh Anugerah Sewaka Winayaroha dari pemerintah melalui Dirjen Dikti. Tahun 1993 beliau memperoleh gelar Honoris Causa dari Wageningen Agricultural University, Belanda, atas jasanya mengembangkan konsep pekarangan dan pemikiran tentang kaitan hutan dan lingkungan. Beliau juga menerima Bintang Mahaputra Utama 1981, Satyalen- cana Kelas I 1982, dan Order of The Golden Ark dari negara Belanda. Prof. Otto dikenal cukup produktif dalam membuat buku, karya tulis ilmiah, maupun tulisan di media massa. Beberapa di antaranya berikut. 1. The Alang-alang Problem In Indonesia, Paper, The Tenth Pacific Science Con- gress, Honolulu, As, 1961. 2. Problems of High School Biology Teach- ing In Indonesia, UICN, Publications, 1968; bersama Kadarsan Sampoerno. 3. Ecological Aspects of Development, Elsevier Publishing Co., Amsterdam. 4. Prinsip Sistem Penafsiran Pengaruh Lingkungan, Bandung, Lembaga Ekologi Unpad 1974. 5. Environmental Education and Research in Indonesian Universities, Singapore, Maruzen Asia. 6. Jaring-jaring Kehidupan Mengenai Amdal, Indrapress, 1981. 7. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pem- bangunan, Jakarta, Djambatan 1983. 8. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 1991. 9. Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup, Yogyakarta, UGM Press 2001. Sumber: www.google.com, dengan pengubahan Sebelum menceritakan tokoh idola, sebaiknya kalian mema- hami riwayat singkat tokoh beserta prestasi atau kelebihan yang dimiliki tokoh tersebut. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu alasan tokoh tersebut pantas diidolakan. Pelajaran 6 Lingkungan 127 Uraian mengenai Prof. Otto Soemarwoto yang dapat dijadikan alasan untuk mengidolakannya, dapat dicontohkan seperti berikut. I. Ringkasan riwayat hidup Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto merupakan salah satu putra bangsa yang memiliki prestasi dan pengalaman di bidang lingkungan yang sangat besar, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Beliau yang dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah, pernah menjabat sebagai Guru Besar Emeritus Unpad. Sebelum menduduki jabatan tersebut, beberapa jabatan penting yang berkaitan dengan pendidikan dan lingkungan di negara ini telah beliau tekuni. Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto dalam perjalanan hidupnya banyak mengundang perhatian. Karya-karya yang berkaitan dengan pendidikan dan lingkungan telah banyak memberikan sumbangan yang besar bagi bangsa dan negara ini. II. Gagasan dan sikap yang mengagumkan dari Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto – Prestasi pendidikan yang luar biasa. – Besarnya sumbangan pada bangsa, baik dari pemikiran dan karya tulisnya yang berkaitan dengan pendidikan dan lingkungan. – Prinsip hidup yang sederhana dan tidak ambisius. – Sikap bijaksana dalam menanggapi masalah. III. Sikap dan tindakan yang dapat dicontoh dari Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto Beberapa sikap yang patut dan perlu dicontoh dari tokoh tersebut adalah sikapnya yang rendah diri, sederhana, tidak ambisius, kepribadian yang arif dan bijak, suka membantu, serta ketulusannya dalam mencintai lingkungan. IV. Prestasi dan karya-karyanya – Pencetus dalam pendidikan dan penelitian lingkungan hidup di Indonesia. – Penggagas amdal. – Pendiri sekaligus Direktur Lembaga Ekologi Unpad yang mengilhami berdirinya lembaga sejenis di perguruan tinggi lain. – Penggagas Pola Ilmiah Pokok PIP Unpad, Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup. – Membina dosen-dosen hingga setidak-tidaknya melahirkan empat guru besar di Lingkungan Unpad. Bingkai Bahasa Pada biografi di atas terdapat penulisan nama yang disertai gelar. Penulisan singkatan, na- ma, dan gelar, harus diikuti tanda titik. Contoh: Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto, Dra. Rini Soemarwoto, dan sebagainya. Penulisan gelar yang terletak di belakang nama, diberikan tanda koma pada akhir nama atau setelah nama. Contoh: Harry Laode, M.Si., Melly Oktavia, S.S., Nyoman Anggita, S.H., dan sebagainya. Pada biografi di atas tercantum juga kata-kata menaruh yang berasal dari kata dasar taruh. Kata menaruh merupakan kata khusus, yaitu kata yang memiliki cakupan arti lebih sempit dibanding dengan kata umumnya. Kata umum dari menaruh adalah meletakkan. Contoh lain: melihat kata umum, mengintip, mencermati, melirik, kata khusus.