banjir harus melalui pemahaman kondisi setempat dan wilayah terkait, proses kajian penyebabtipologi dan akhirnya arahan pemanfaatan ruang, yang mencakup
upaya preventif dan mitigasi dengan pertimbangan keseimbangan ekosistem dan lingkungan, sehingga terhindar dari bencana atau paling tidak mengurangi
dampaknya, yang sedapat mungkin melibatkan partisipasi masyarakat. Beberapa faktor berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem, meliputi:
1. Bio Fisik, terkait dengan jenis dan struktur tanah, morfologi, dan aspek hayati
2. Hidrologi, menyangkut kondisi dan faktor iklim, tata air, serta sistem pengendalian
3. Sosial EkonomiKependudukan, meliputi aspek kepadatan, kuantitas, kualitas, serta perilaku
4. Penggunaan Lahan, merupakan tutupan atau pemanfaatan lahan pada kawasan tertentu.
2.6 Daerah Aliran Sungai DAS
Menurut Sastrodihardjo 2010, Daerah Aliran Sungai DAS merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumber daya alam
tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul beban
amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi
belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi
Universitas Sumatera Utara
meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam menunjang sistem
kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian besarnya. Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu
khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini
mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan
pengaturan kelembagaan institutional arrangement. Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan adanya
ketidakterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS tersebut, dengan kata lain, masing-masing berjalan
sendiri-sendiri dengan tujuan yang kadangkala bertolak belakang. Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi tersebut lebih terasa dengan adanya otonomi daerah
dalam pemerintahan dan pembangunan di mana daerah berlomba memacu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD dengan memanfaatkan sumberdaya
alam yang ada. Permasalahan ego-sektoral dan ego-kedaerahan ini akan menjadi sangat komplek pada DAS yang lintas kabupatenkota dan lintas propinsi, oleh
karena itu, dalam rangka memperbaiki kinerja pembangunan dalam DAS maka perlu dilakukan pengelolaan DAS secara terpadu.
Daerah Aliran Sungai DAS secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayahkawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi punggung
bukit yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
Universitas Sumatera Utara
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Linsley 1980 menyebut DAS sebagai “A river of drainage basin in
the entire area drained by a stream or system of connecting streams such that all stream flow originating in the area discharged through a single outlet”.
Sementara itu IFPRI 2002, menyebutkan bahwa “A watershed is a geographic area that drains to a common point, which makes it an attractive unit for
technical efforts to conserve soil and maximize the utilization of surface and subsurface water for crop production, and a watershed is also an area with
administrative and property regimes, and farmers whose actions may affect each other’s interests”. Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa DAS
merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan
inflow dan outflow dari material dan energi. Selain itu pengelolaan DAS dapat disebutkan merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan
DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam SDA yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang
optimum dan berkelanjutan lestari dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat
merata sepanjang tahun. Sungai adalah alur atau wadah air alami danatau buatan berupa jaringan
pengaliran air mulai dari hulu baik yang ada mata air maupun tidak ada mata air sampai muara di laut, dengan dibatasi kanan dan kiri di sepanjang pengalirannya
oleh garis sempadan Gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
PALUNG SUNGAI
MANMUKA AIR NORMAL
MABMUKA AIR BANJIR JALAN
JALAN
DAERAH MANFAAT SUNGAI DMS DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DPS
SEMPADAN SUNGAI SEMPADAN SUNGAI
TINGGI JAGAAN
Gambar 2.3 Struktur Sungai Berdasarkan Permen PU No 63PRT1993
Daerah aliran sungai catchment area, adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air
dalam satu atau lebih daerah aliran sungai DAS danatau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km
2
2.7 Partisipasi Masyarakat