Hipotesis 3 pengaruh tataguna lahan dan partisipasi masyarakat

5.6.3 Hipotesis 3 pengaruh tataguna lahan dan partisipasi masyarakat

terhadap banjir Hipotesis tataguna lahan dan partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap banjir adalah signifikan dan berpengaruh positif hal ini diperlihatkan dengan nilai critical ratio cr sebesar 2,103 yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,96 dan nilai P Value sebesar 0,036 atau lebih kecil 0,05 sehingga dapat dikatakan hipotesis penelitian dapat diterima. Loading faktor variabel tataguna lahan dengan partisipasi masyarakat terhadap variabel banjir sebesar 0,020 sehingga sehingga dapat diartikan bahwa setiap penambahan atau peningkatan nilai variabel tataguna lahan dan partisipasi masyarakat sebesar satu satuan akan mengurangi banjir sebesar 0,020. Penanggulangan banjir di Aceh Utara masih berorientasi pada pembangunan secara struktural fisik dengan membangun tanggul, memperbaiki kondisi sungai atau saluran drainase namun hal tersebut tidak dapat dilakukan secara tuntas karena keterbatasan anggaran pemerintah daerah oleh karenanya upaya secara struktural hendaknya dibarengi dengan upaya non-struktural yaitu dengan melibatkan masyarakat. Berbagai kajian mengenai peran masyarakat sejalan dengan hal diatas seperti dinyatakan pada penelitian Murdiono Benni 2008 yang memberikan kesimpulan bahwa penanggulangan banjir secara struktural, hanya bersifat solusi jangka pendek. Upaya struktural harus dibarengi dengan upaya non struktural yang bersifat jangka panjang, seperti pengelolaan DAS, penyuluhan masyarakat tentang banjir, upaya penyelamatan diri terhadap banjir dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan oleh Sarmaningsih 2007 di Gorontalo, memberikan kesimpulan bahwa efektifitas upaya pengendalian banjir dengan prinsip ekohidraulik untuk jangka panjang perlu segera dilakukan secara non struktural melibatkan semua unsur masyarakat di wilayah DAS. Demikian pula hal terhadap berbagai kajian mengenai tataguna lahan terhadap resiko banjir diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Wheater a Howard et al 2009, memberikan kesimpulan bahwa pendekatan jangka panjang untuk pengelolaan banjir melalui penggunaan lahan di Inggris adalah bagaimana menggunakan tanah secara seimbang, baik terhadap ekonomi, lingkungan dan kebutuhan sosial agar tidak menciptakan warisan risiko bencana banjir. Bagaimana pemerintah mengelola keseimbangan antar negara dan kekuatan-kekuatan pasar dalam pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan termasuk terhadap pengelolaan banjir secara struktural yang cenderung memerlukan biaya tinggi. Pada kajian lain tentang limpasan permukaan spasia akibat perubahan penggunaan lahan, penelitian ini menggunakan Model Kineros, memberikan hasil bahwa pengaruh kawasan rawan genangan air terhadap analisis penggunaan lahan, dianalisis dengan cara melihat pengaruh variasi penggunaan lahan selama kurun waktu tahun 2000-2010 terhadap nilai debit maksimum serta nilai rerata limpasan permukaan, hasilnya menunjukkan, bahwa perubahan penggunaan lahan menyebabkan perubahan nilai limpasan permukaan pada setiap periode penggunaan lahan Sari, 2010. Dari berbagai uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kemampuan luas lahan hutan sebagai penyangga air, rasio tataguna lahan, regulasi yang mengatur Universitas Sumatera Utara tentang penggunaan lahan dan terjadinya penebangan hutan secara liartanpa izin illegal loging secara bersama-sama dengan keterlibatan masyarakat dalam menjaga infrastruktur banjir dengan tidak membuang sampah ke dalam sungai atau saluran, keterlibatan masyarakat dalam memberi bantuan dalam bentuk uang maupun tenaga seperti melaksanakan gotong royong membersihkan saluran, keterlibatan masyaraka dalam perencanaan penanggulangan atau mengantisipasi banjir, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan seperti mengawasi pembangunan indrastruktur banjir berkontribusi mempengaruhi terjadinya banjir sebesar 0,020 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

5.6.4 Hipotesis 4 pengaruh partisipasi masyarakat terhadap pengendalian