Hipotesis 6 pengaruh pengendalian banjir terhadap banjir

yang dialami masyarakat berkontribusi mempengaruhi pengendalian banjir sebesar 3,065 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

5.6.6 Hipotesis 6 pengaruh pengendalian banjir terhadap banjir

Hipotesis pengendalian banjir berpengaruh terhadap banjir adalah signifikan dan berpengaruh positif hal ini diperlihatkan dengan nilai critical ratio c.r sebesar 3,519 yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,96 dan nilai Probability P sebesar 0,000 atau lebih kecil 0,05 sehingga dapat dikatakan hipotesis penelitian dapat diterima. Loading faktor variabel pengendalian banjir terhadap variabel banjir sebesar -0,782 sehingga sehingga dapat diartikan bahwa setiap penambahan atau peningkatan nilai variabel pengendalian banjir sebesar satu satuan akan menngurangi banjir sebesar 0,782 dari satuan tersebut. Berdasarkan penelitian dilakukan oleh Tsinda et al 2010 di kota Kigali Rwanda, memberikan kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa kota Kigali dipengaruhi oleh multi-bencana, yang menyebabkan beberapa kerusakan. Dari kasus Kigali tersirat bahwa mitigasi bencana berkelanjutan terhalang oleh kebijakan yang terpisah-pisah dan disfungsional antar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan bencana. Pemerintah harus membuat kebijakan praktis mengenai pengendalian banjir seperti pada perencanaan penggunaan lahan karena hal ini akan mencegah perambahan lahan yang rentan terhadap bahaya banjir. Namun hal ini tidak dapat dilakukan jika masyarakat tidak diberdayakan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan bencana banjir karena partisipasi masyarakat terkadang dibatasi hanya pada tahap perencanaan dengan Universitas Sumatera Utara memposisikan masyarakat sebagai penerima manfaat. Dalam konteks Kigali kepentingan masyarakat akar rumput harus diberikan peran penting dalam proses perencanaan dan pelaksanaan secara bersama dengan institusi publik Badan Pengelola Disaster Management Centre dan Lingkungan Rwanda Menurut Edi 2007, bahwa pengelolaan DAS merupakan aktifitas yang berdimensi biofisik seperti, pengendalian erosi, pencegahan dan penanggulangan lahan-lahan kritis, dan pengelolaan pertanian konservatif berdimensi kelembagaan seperti, insentif dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang ekonomi dan berdimensi sosial yang lebih diarahkan pada kondisi sosial budaya setempat, sehingga dalam perencanaan model pengembangan DAS terpadu harus mempertimbangkan aktifitasteknologi pengelolaan DAS sebagai satuan unit perencanaan pembangunan yang berkelanjutan untuk pengendalian banjir secara terpadu pula. Dari hasil kajian yang dilakukan oleh Motoyoshi 2006, masalah penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam manajemen pengelolaan resiko banjir dengan metode mengunakan kuesioner dan analisis SEM structural equaition model, memberikan kesimpulan bahwa dalam pengendalian banjir ada hubungan antara partisipasi masyarakat dengan bencana banjir dan masyarakat pada dasarnya memiliki keinginan yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam kegiatan berbasis masyarakat seperti kesiapan menghadapi bencana banjir apabila diberi ruang untuk ikut terlibat di dalamnya Pada penelitian ini variabel pengendalian banjir memiliki pengaruh langsung sebesar 1.416 terhadap variabel banjir dan tidak mempunyai pengaruh Universitas Sumatera Utara tak langsung terhadap variabel Banjir dengan demikian mempunyai efek total sebesar -1,416. Berdasarkan uraian tersebut dinyatakan bahwa pentingnya pengendalian banjir yang terpadu dengan melibatkan semua stakeholders untuk mengantisipasi bahaya banjir baik pada kondisi pra bencana, kondisi bencana maupun pada kondisi pasca bencana melalui manajemen pengelolaan dataran banjir flood manajemen.

5.7 Perencanaan Wilayah Dalam Pengendalian Banjir