Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA

PALUNG SUNGAI MANMUKA AIR NORMAL MABMUKA AIR BANJIR JALAN JALAN DAERAH MANFAAT SUNGAI DMS DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DPS SEMPADAN SUNGAI SEMPADAN SUNGAI TINGGI JAGAAN Gambar 2.3 Struktur Sungai Berdasarkan Permen PU No 63PRT1993 Daerah aliran sungai catchment area, adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai DAS danatau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km 2

2.7 Partisipasi Masyarakat

Menurut Masahiko Murase et al 2010, kegiatan masyarakat memainkan peran penting sebagai garis depan manajemen banjir, karena manajemen banjir terpadu Integrated Flood Management IFM berusaha untuk aspek-aspek praktis mengelola banjir, partisipasi masyarakat menjadi dasar dan penting untuk setiap Universitas Sumatera Utara tahap manajemen, yaitu kesiapan untuk respon dan pemulihan dari bencana banjir. Kegiatan masyarakat merupakan komponen terintegrasi dari manajemen banjir dan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan melalui kegiatan pembangunan yang terkait dalam wilayah sungai secara keseluruhan. Kegiatan masyarakat memberikan kesempatan penting bagi pengembangan sumber daya air dalam konteks manajemen sumber daya air terpadu Integrated Water Resources Management IWRM dan IFM. Manfaat berasal pada berbagai tingkat kegiatan sosial dan ekonomi melalui pengembangan kebijakan dan perencanaan penggunaan lahan. Sebagai masyarakat terdiri dari berbagai sub-kelompok, kegiatan berkontribusi untuk mengkoordinasikan kepentingannya dan memaksimalkan keuntungan mereka melalui membangun konsensus dalam masyarakat, termasuk manfaat dari ekosistem. Tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan pengalaman masa lalu dan latar belakang masyarakat tradisional, titik awal dalam IFM adalah pemahaman visi untuk wilayah sungai secara keseluruhan. Dengan tidak adanya partisipasi masyarakat yang terorganisir, sebagian besar kegiatan dilakukan ditingkat individu atau rumah tangga didorong oleh kebutuhan individu. Kegiatan-kegiatan tersebut terbatas dalam efektivitasnya dan tidak cukup untuk melindungi masyarakat luas dan individu dalam jangka panjang dari dampak negatif banjir. Dari sisi lain, jika kegiatan berdasarkan inisiatif individu dikumpulkan bersama dan dilakukan secara terorganisir ditingkat masyarakat, tingkat kerentanan dan risiko akibat banjir dapat dikurangi secara substansial. Kerangka Universitas Sumatera Utara kerja untuk memahami keadaan masyarakat dan konteks di mana banjir dapat mempengaruhi meliputi lima elements dasar yaitu: 1. Struktur sosial etnis, kelas, agama dan bahasa, mayoritas dan minoritas 2. Budaya pengaturan struktur keluarga dan budaya, hirarki, perilaku umum 3. Kesejahteraan Ekonomi sumber mata pencaharian, tenaga kerja, mata pencaharian musiman 4. Karakteristik Tata Ruang lokasi perumahan, fasilitas pelayanan publik, lahan pertanian; dan 5. Rentan rumah tangga dan kelompok kategori dan lokasinya, posisi budaya. Menurut Ach.Wazir Ws., et al 1999, partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, setiap masyarakat orang perorang dapat berpartisipasi bila menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama. Partisipasi masyarakat menurut Isbandi 2007, adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Universitas Sumatera Utara Pada sisi lain Mikkelsen 2001, membagi partisipasi menjadi 6 enam pengertian, yaitu: 1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan 2. Partisipasi adalah “pemekaan” membuat peka masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan 3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri 4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan tersebut 5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak- dampak sosial 6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungannya. Dari uraian di atas maka definisi partisipasi, dapat dikatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang masyarakat secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring Universitas Sumatera Utara sampai pada tahap evaluasi. Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat sendiri. Beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu program pembangunan, yaitu partisipasi uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan, partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, dan partisipasi representatif. Dengan berbagai bentuk partisipasi diatas, maka bentuk partisipasi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata memiliki wujud dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga dan keterampilan sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representatif. Partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi kesempatan dan wewenang lebih luas kepada masyarakat, agar masyarakat Universitas Sumatera Utara mampu memecahkan berbagai persoalan secara bersama-sama. Pembagian kewenangan ini dilakukan berdasarkan tingkat keikutsertaan level of involvement masyarakat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat bertujuan untuk mencari solusi permasalahan lebih baik dalam suatu komunitas, dengan membuka lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk memberi kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Stakeholder penanggulangan banjir secara umum dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1 Beneficiaries, masyarakat yang mendapat manfaatdampak secara langsung maupun tidak langsung, 2 Intermediaries, kelompok masyarakat atau perseorangan yang dapat memberi pertimbangan atau fasilitasi dalam penanggulangan banjir, antara lain: konsultan, pakar, LSM, dan profesional di bidang SDA, 3 Decisionpolicy makers, lembagainstitusi yang berwenang membuat keputusan dan landasan hukum, seperti lembaga pemerintahan dan dewan sumberdaya air. Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan keterbukaan dalam program-program pemerintah, maka akuntabilitas pemerintah dapat dinilai dari sejauh mana partisipasi masyarakat dan pihak terkait stakeholder dalam program pembangunan. Partisipasi masyarakat, mulai dari tahap kegiatan pembuatan konsep, konstruksi, operasional, pemeliharaan, serta evaluasi dan pengawasan. Penentuan dan pemilahan stakeholder dilakukan dengan metode Stakeholders Analysis yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1 Identifikasi stakeholder, 2 Penilaian ketertarikan stakeholder terhadap kegiatan penanggulangan banjir, 3 Penilaian tingkat pengaruh dan kepentingan setiap Universitas Sumatera Utara stakeholder dan 4 Perumusan rencana strategi partisipasi stakeholder dalam penanggulangan banjir pada setiap fase kegiatan Semua proses dilakukan dengan mempromosikan kegiatan pembelajaran dan peningkatan potensi masyarakat, agar secara aktif berpartisipasi, serta menyediakan kesempatan untuk ikut ambil bagian, dan memiliki kewenangan dalam proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan penanggulangan banjir. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanggulangan banjir terdiri dari tujuh tingkat yang didasarkan pada mekanisme interaksinya, yaitu: 1 Penolakan resistanceopposition, 2 Pertukaran informasi information-sharing, 3 Konsultasi consultation with no commitment, 4 Konsensus dan pengambilan kesepakatan bersama concensus building and agreement, 5 Kolaborasi collaboration, 6 Pemberdayaan dengan pembagian risiko empowerment-risk sharing dan 7 Pemberdayaan dan kemitraan empowerment and partnership. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program, misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell dalam Ross, 1967 mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu: 1. Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari Universitas Sumatera Utara kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya, 2. Jenis kelamin, nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik, 3. Pendidikan, dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat, 4. Pekerjaan dan penghasilan, hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian, dan 5. Lamanya tinggal, lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam Universitas Sumatera Utara lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut

2.8 Penelitian Terdahulu