Kondisi Banjir Secara Nasional

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Banjir Secara Nasional

Kejadian bencana di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini berdasarkan data yang dicatat oleh Pusat Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang menunjukkan bahwa kejadian bencana selama tahun 2008 dan 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 terjadi 888 kejadian bencana dan pada tahun 2008 jumlah kejadian bencana sebanyak 1306 kejadian terjadi peningkatan 45,66, sementara pada tahun 2009 mengalami peningkatan 652 kejadian atau 50 seperti diperlihatkan pada Gambar 5.1 Gambar 5.1 Jumlah kejadian bencana secara nasional tahun 2002-2009 Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana Universitas Sumatera Utara Dari berbagai kejadian bencana di Indonesia, menurut data yang disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana bahwa kejadian banjir merupakan kejadian bencana yang paling sering terjadi setiap tahunnya dibandingkan dengan bencana lainnya. Berdasarkan data tersebut rata-rata kejadian banjir per-tahun di berbagai daerah di Indonesia selama kurun waktu tahun 2002 sampai tahun 2009 sebanyak 297 kejadian pertahun, hal ini seperti diperlihatkan pada data Tabel 5.1 Tabel 5.1 Rata-rata kejadian bencana di Indonesia tahun 2002-2009 No Jenis Kejadian Rata-rata Kejadian Per tahun 1 Banjir 297 2 Kekeringan 156 3 Kebakaran 147 4 Angin Topan 110 5 Tanah Longsor 92 6 Banjir dan Tanah Longsor 27 7 Gelombang Pasang 17 8 Kecelakaan Transportasi 14 9 Gempa Bumi 11 10 Kebakaran Hutan dan Lahan 10 11 KonflikKerusuhan Sosial 6 12 Letusan Gunung Api 4 13 Aksi TerorSabotase 4 14 Kecelakaan Industri 2 15 Gempa Bumi dan Tsunami 0,25 Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana Universitas Sumatera Utara Dampak yang ditimbulkan akibat bencana banjir selama kurun waktu tahun 2000 sampai tahun 2005 memperlihatkan bahwa korban manusia yang mengungsi rata-rata sangat tinggi setiap tahunnya, sementara korban meninggal dunia menjadi tinggi terjadi pada kisaran tahun 20042005, demikian pula halnya dengan dampak korban hilang yang mulai meningkat pada kisaran tahun 20042005. Disamping itu bencana banjir juga berdampak kepada kerusakan rumah yang jumlahnya rata-rata setiap tahun cukup besar termasuk kerusakan pada fasilitas umumfasilitas sosial yang meningkat jumlah kerusakannya pada tahun 20042005, hal ini menggambarkan bahwa bencana banjir di Indonesia cukup tinggi, diperlukan perlakuan untuk mengatasinya Tabel 5.2 Dampak banjir di Indonesia tahun 2001-2005 Jumlah Kejadian Banjir dan Dampaknya 2001 2002 2002 2003 2003 2004 2004 2005 TOTAL 1 Jumlah Kejadian 150 186 143 182 661 2 Dampak a. Korban Manusia - Meninggal 185 206 230 126.028 126.649 - Hilang 18 104 106 94.562 94.790 - Mengungsi 388.651 180.901 102.973 568.382 1.240.907 b. Rumah Rusak 57.087 58.285 54.479 72.346 242.197 c. FasosFasum 972 201 841 4.760 6.774 e. Sawah Ha 180.603 604.435 83.927 36.640 905.605 f. Jalan Km 1.005 217 396 1.685 3.303 Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana Universitas Sumatera Utara Bencana banjir juga berdampak kepada lahan sawah yang tidak dapat digunakan yang jumlah luasnya juga sangat besar sehingga tidak dapat difungsikan dan juga kerusakan pada fasilitas prasarana jalan yang mencapai ribuan kilometer seperti diperlihatkan pada Tabel 5.2 hal ini tentunya menimbulkan kerugian secara ekonomi. Dari Gambar 5.1 menggambarkan jumlah kejadian banjir di setiap propinsi secara nasional dalam kurun waktu tahun 2002 sampai tahun 2010. Dari sini terlihat bahwa propinsi Aceh menduduki ranking ke 5 sebagai wilayah yang jumlah kejadian banjirnya tinggi dibanding wilayah lainnya. Propinsi Jawa Tengah merupakan propinsi yaang paling banyak kejadian banjirnya yaitu 475 kali, disusul dengan propinsi Jawa Timur dengan jumlah kejadian banjir 429 kali, selanjutnya propinsi Jawa Barat yang mempunyai jumlah kejadian banjir sebanyak 410 kali kemudian propinsi Sumatera Utara dengan jumlah kejadian sebanyak 201 kejadian dan propinsi Aceh dengan jumlah kejadian 189 kali sumber BNPB. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa propinsi Aceh merupakan propinsi yang rawan terhadap banjir dan memerlukan perhatian khusus dalam penyelesaiannya Historis data memperlihatkan bahwa banjir merupakan bencana yang sering terjadi dan tidak tertutup kemungkinan bahwa daerah-daerah yang terkena banjir selalu berulang setiap tahunnya seperti banjir di seputaran alirana DAS sungai Krueng Keureuto Aceh Utara. Menurut Buletin Info Bencana Edisi Juli 2012 yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana disampaikan bahwa selama bulan Juli 2012 terjadi 15 kali kejadian, banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Indonesia termasuk Universitas Sumatera Utara diantara kelima belas banjir tersebut, terjadi 4 kali banjir bandang, yakni di Luwu, Morowali, Kutai Kartanegara, dan Kota Padang. Selebihnya, kejadian bencana banjir tersebar di sejumlah wilayah, Kota Pematang Siantar, Maluku Tengah, Kolaka, Wajo, Aceh Utara, Tanah Bumbu, Labuhan Batu Utara, Tanah Laut, Bone Bolango, dan Sarmi. Pada tahun 2005 jumlah lahan tanaman padi yang terkena kebanjiran di Indonesia adalah seluas 245.497 Ha dan dari jumlah tersebut 32,74 atau 80.384 Ha mengalami gagal panen seperti diperluhatkan pada Tabel 5.3, sedangkan pada tahun 2006 luasan lahan tanaman padi yang terkena kebanjiran adalah seluas 262.984 Ha dan 39,85 atau 104.802 Ha mengalami gagal panen. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa luasan lahan tanaman padi yang terkena kebanjiran meningkat dari tahun 2005 yaitu sebesar 7,12 pada tahun 2006. Berdasarkan data yang diperlihatkan pada Tabel 5.3 dinyatakan bahwa akumulasi luasan lahan yang terkena kebanjiran pada tahun 2005 – 2006 tertinggi terjadi di Propinsi Jawa Barat dengan 132.129 Ha lahan tanaman padi yang terkena banjir dan dari jumlah tersebut digambarkan bahwa 32,73 atau 43.250 Ha mengalami gagal panen puso. Sementara luasan wilayah yang terkena banjir terendah adalah Propinsi Maluku Utara dengan luasan sawah yang terkena banjir hanya 33 Ha dan tidak mengalami kegagalan panen. Info Bencana BNPB Edisi Juli 2012. Dari Tabel 5.3 diperlihatkan bahwa luasan tanaman padi yang terkena bencana banjir dan gagal panen puso cukup besar, namun ada penurunan dari tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2 Jumlah kejadian banjir setiap propinsi tahun 2002-2010 Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kondisi di propinsi Aceh dinyatakan bahwa pada tahun 2005 luas lahan pada tanaman padi yang terkena bencana banjir seluas 31.670 Ha. Dari jumlah tersebut seluas 5.341 Ha mengalami kegagalan panen puso. Sementara pada tahun 2006 luas lahan pada tanaman padi yang terkena bencana banjir seluas 7.194 Ha dan dari jumlah tersebut seluas 2.312 Ha mengalami kegagalan panen puso yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat yang dapat berdampak pada perekonomian rakyat. Berdasarkan data tersebut terjadi penurunan luasan lahan pada tanaman padi yang terkena bencana banjir sebesar 24.476 Ha dan luasan yang mengalami kegagalan panen puso terjadi penurunan sebesar 3.029 Ha, kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun luasan yang terkena damapak banjir cukup besar namun kegagalan panen masih besar. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Luas banjir ha pada tanaman padi tahun 2005-2006 No Propinsi 2005 2006 Total T P T P T P 1 Aceh 31.670 5.341 7.194 2.312 38.864 7.653 2 Sumatera Utara 7.059 2.472 9.527 1.453 16.586 3.925 3 Sumatera Barat 1.552 328 2.643 785 4.195 1.113 4 Riau 423 17 21 9 444 26 5 Jambi 2.053 1.019 459 290 2.512 1.309 6 Sumatera Selatan 47.080 28.040 12.636 3.561 59.716 31.601 7 Bengkulu 1.954 1.005 64 - 2.018 1.005 8 Lampung 26.840 23.000 5.636 704 32.476 23.704 9 DKI Jakarta - - - - - - 10 Jawa Barat 30.518 5.195 101.611 38.055 132.129 43.250 11 Jawa Tengah 14.542 1.707 33.384 14.943 47.926 16.650 12 DI Yogyakarta 1.540 65 302 9 1.842 74 13 Jawa Timur 5.010 850 18.667 8.533 23.677 9.383 14 Bali - - - - - - 15 Nusa Tenggara Barat 1.577 423 1.553 605 3.130 1.028 16 Nusa Tenggara Timur - - 209 - 209 - 17 Kalimantan Barat 19.150 598 1.681 32 20.831 630 18 Kalimanatan Tengah 14.725 4.045 97 - 14.822 4.045 19 Kalimantan Selatan 20.558 5.531 25.508 13.137 46.066 18.668 20 Kalimantan Timur 945 250 431 180 1.376 430 21 Sulawesi Utara - - 3.315 580 3.315 580 22 Sulawesi Tengah 95 15 963 737 1.058 752 23 Sulawesi Selatan 8.316 325 24.095 16.590 32.411 16.915 24 Sulawesi Tenggara - - - - - - 25 Maluku - - - - - - 26 Maluku Utara 33 - - - 33 - 27 Papua - - - - - - 28 Banten 9.835 159 12.613 2.192 22.448 2.351 29 Gorontalo 23 - 375 95 398 95 TOTAL 245.498 80.385 262.984 104.802 508.482 185.187 T= Terkena P= Puso gagal Panen Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana Universitas Sumatera Utara

5.2 Kondisi Banjir Aceh Utara