masyarakat termasuk dari aparatur pemerintah yang mempunyai tanggungjawab terhadap pengelolaan sumber daya air sebagai informan. Analisis data secara
teknis berupa analisis yang dilakukan berdasarkan data hidrologi seperti curah hujan, klimatologi dan data hidrolis sungai serta data tataguna lahan. Selain itu
juga dilakukan analisis terhadap kemampuan sungai maupun saluran dalam mengalirkan air dan hasil analisis secara teknis nantinya sebagai pembanding
terhadap analisis kuesioner.
4.6.1 Analisis data teknis
Analisis data secara teknis dilakukan berdasarkan data hujan pada wilayah Aceh Utara yang diambil dari Badan Meteorologi dan Geofisika Statiun
Lhokseumawe. Berdasarkan riwayat data hujan selama 10 tahun akan diketahui hal hidrologi kawasan sehingga nantinya akan diperoleh Debit Maksimum secara
teknis dan akan dibandingkan dengan kapasitas tampungan baik kapasitas tampungan sungai maupun kapasitas cekungan-cekungan yang mampu
menyimpan air serta akan diketahui debit limpasan yang menyebabkan terjadinya banjir. Analisis data tataguna lahan dilakukan dengan menggunakan metode
rasional berdasarkan data perubahan pada setiap tahunnya sehingga nantinya pada kondisi tataguna lahan tahun yang bersangkutan dapat diketahui debit kawasan
yang terjadi, selanjutnya berdasarkan debit kawasan yang direncanakan yang diasumsikan dapat mereduksi banjir dilakukan optimasi dengan menggunakan
linear programming untuk mendapatkan tataguna lahan yang sesuai dengan debit kawasan yang direncanakan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis data curah hujan dan data tataguna lahan akan menjadi bahan pembahasan pengaruh pada pengendalian banjir. Disamping itu analisis
secara teknis juga digunakan untuk konversi indikator luas lahan penyangga air hutan rakyat, hutan negara dan perkebunan pada kuesioner agar memudahkan
responden dalam menjawab pertanyaan terbuka. Analisis secara teknis dilakukan dengan menghitung debit berdasarkan data curah hujan terdahulu dengan
menghitung prosentase lahan penyangga air pada kondisi tataguna lahan eksisting serta besarnya debit yang terjadi. Kemudian dilakukan perhitungan kapasitas
kemampuan sungai mengalirkan air yang disebut sebagai kondisi seimbang ballance. Perhitungan selanjutnya dihitung prosentase luas lahan penyangga air
untuk kondisi seimbang ballance dimana pada kondisi ini jumlah debit yang terjadi akibat curah hujan sama atau mendekati dengan kondisi kapasitas
kemampuan sungai mengalirkan air. Jawaban responden akan diklasifikasikan secara interval dan dianalisis dengan analisis kuesioner selanjutnya loading faktor
yang terjadi akan diterjemahkan kembali melalui interval luasan lahan penyangga air dan kemudian dilakukan pembahasan serta diambil kesimpulan.
4.6.2 Analisis data kuesioner