Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
tanaman tersebut dapat seperti bahan organik rendah sampai sedang, kemasaman dan Al dapat ditukar dd tinggi, kandungan N, P, K, KTK dan KB rendah, serta sangat peka
erosi. Seyogyanya pemanfaatan Ultisol tidak tepat untuk pertanian tanaman pangan terlalu intensif, dalam arti jangan dikembalikan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau.
10. Pengelolaan Vertisol
Pengelolaan Vertisol adalah sebenarnya Vertisol merupakan tanah yang subur, tetapi adanya kandungan liat mudah mengembang dan mengkerut yang tinggi pada Vertisol
menjadi problem utama dalam pengelolaan tanah ini. Namun karena kandungan liat tinggi sehingga permeabilitas lambat, maka tanah ini baik untuk padi sawah pada musim
hujan.
11. Penggunaan Ultisol
Penggunaan Ultisol adalah sebagai hutan dapat mempertahankan kesuburan tanah karena
proses
recycling
. Basa-basa yang tercuci ke bagian bawah tanah, diserap oleh akar-akar tanaman hutan dan dikembalikan ke permukaan melalui daun-daun yang gugur. Bila
hutan ditebang, maka tanaman semusim atau alang-alang tidak dapat melakukan
recycle
basa-basa unsur hara karena akar-akarnya tidak dalam. Dari 51 juta Ultisol di Indonesia, 40 juta ha di antaranya ditumbuhi oleh hutan tropika basah dan padang
alang-alang, dan selebihnya digunakan untuk perkebunan karet, kopi, lada, cengkeh, kelapa sawit, kakao, padi, dan lahan pemukiman transmigrasi.
12. Penggunaan Vertisol
Penggunaan Vertisol adalah di Amerika Serikat digunakan adalah sebagai padang penggembalaan. Adanya retakan yang besar pada musim kering dapat membahayakan
ternak yang sedang berjalan di atasnya. Anak- anak sapi di daerah ini sering “hilang” di
dalam retakan tersebut. Di Indonesia digunakan untuk padi sawah, padi gogo dan tembakau.
5. MetodeStrategi Pembelajaran
Metode yang dilakukan dalam kegiatan kuliah ini: 1.
Ceramah 2.
Tanya Jawab 3.
Diskusi 4.
Penugasan
6. Tahap Pembelajaran A.
Kegiatan Pendahuluan
Dosen menyiapkan diri dan membuka perkuliahan dengan berdoa dalalam hati dan ucapkan salam serta mengajak mahasiswa berkonsentrasi dengan berbagai pertanyaan
lisan maupun tertulis dan menunjukkan tujuan perkuliahan.
B. Kegiatan Perkuliahan Inti
Dosen: 1.
Menjelaskan seluruh materi dalam pokok bahasan secara sistematis 2.
Menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan 3.
Mengajak mahasiswa berdiskusi tentang materi 4.
Memberikan pertanyaan terkait dengan materi 5.
Memberi evaluasi Mahasiswa:
1. Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan dosen
2. Mengajukan pertanyaan bila kurang jelas
3. Menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari dosen
4. Mengerjakan evaluasi
Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
C. Kegiatan Akhir
Dosen menutup perkuliahan dengan merangkum keseluruhan materi
7. AlatBahanSumber Belajar A. AlatMedia
Media pembelajaran yang dipergunakan: 1.
Proyektor 2.
Papan tulis dan spidol 3.
LCD dan Laptop 4.
Contoh materi yang ada di sekitar
B. BahanSumber Bacaan
Arabia, T. 2014. Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah. Buku Ajar. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh.
_______., A. Karim, Manfarizah. 2012. Klasifikasi dan Pengelolaan Tanah. Syiah Kuala University Press. Darussalam. Banda Aceh.
Buol, S.W., F.D. Hole, and R.J. Mc Cracken. 1980. Soil Genesis and Classification. 2
nd
ed. Iowa State University Press. Ames. Dames, T.W.G. 1955. The soils of East Central Java. Ibid No. 141.
Darmawijaya, M.I. 1992. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia. Cetakan kedua. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. Dudal and Soepraptohardjo. 1957. Soil classification in Indonesia. Cont. Gen. Agr. Sta.
No. 148. Bogor. FAO. 1974. Soil map of the world. Vol. 1. Legend. UNESCO. Paris.
Go, B.H. 1962. Rentjana pemakaian tanah Wai Tuba Lampung Utara. Berita Ikatan Sarjana Pert. dan Kehutanan ISPK 3 2: 29-50.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Edisi Revisi. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.
http:en.wikipedia.orgwikiFile:Ultisol.jpg .
IRRI. 1984. An overview of Upland Rice Research. Proceeding. Breake, Ivory Coast Upland Rice. Los Banos, Laguna, Philipines.
Kellog, Ch.E. 1951. The Soils that Support Us. New York. Notohadiprawiro, T. 1968. A contribution to the identification of red yellow Podzolic
soils found in the tropics. Res. J. No. 1. September 1968. Penelusuran Google.htm. 2012. Diakses tanggal 14 Sepember 2012.
Pusat Penelitian Tanah. 1982. Jenis dan Macam Tanah di Indonesia untuk Keperluan Survai dan Pemetaan Tanah Daerah Transmigrasi.
Simonson, R.W. 1959. Outline of a generalized theory of soil genesis. Soil Sci. Soc. Am. Proc. 23: 152-56.
Soepraptohardjo, M. 1961. Tanah Merah di Indonesia. Pemb. Balai Besar Penjel. Pert. Bogor.
_______________. 1961a. Klasifikasi Tanah Kategori Tinggi. Balai Penyelidikan Tanah. Kongres Nasional Ilmu Tanah I. Seksi II No.8. Bogor.
_______________. 1961b. Sistem Klasifikasi Tanah di Balai Penjelidikan Tanah. Kongr. Nas. Ilmu Tanah I. Seksi II No.9. Bogor.
Soil Survey Staff. 1975. Soil Taxonomy. USDA. Agr. Handbook 436. U.S. Govt. Printing Office, Washington.
______________. 2006. Keys to Soil Taxonomy. 10
th
ed.USDA-NRCS.Washington, DC. Suyana, D. 1992. Upaya Konservasi Tanah dan Kendala dari Sifat Fisik Tanah Podsolik
Merah Kuning. Majalah Kehutanan Indonesia. No.3:20. Templin, E.H., I.C. Mowery, and G.W. Kunze. 1956. Houston black clay, the type of
Grumosol. Soil Sci Am. Proc. 20: 88-90.
Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
SATUAN ACARA PENGAJARAN SAP
Dosen Koordinator : Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.
Program Studi : S1 Ilmu Tanah
Kode Mata Kuliah : PIT-403
Nama Mata Kuliah : Pengelolaan Lahan Basah dan Lahan Kering
Jumlah SKS : 3 SKS 2 SKS Kuliah + 1 SKS Praktikum
KelasSemester : ?VII
Pertemuan : Ke-10
Alokasi Waktu : 100 menit
1. Standar Kompetensi
Mata kuliah ini diberikan dengan tujuan agar pada akhir kuliah peserta didik memahami proses pembentukan, klasifikasi, serta pengelolaan penggunaan Gelisol tanah Tundra.
Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah dan praktek di laboratorium.
2. Kompetensi Dasar