Penggunaan Entisol MetodeStrategi Pembelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Ajar

Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK termasuk Wassent dan Aquent yang termasuk Entisol lahan basah adalah Arent, Psamment, Fluvent, dan Orthent semua subordo ini ditemukan di Indonesia.

15. Pengelolaan Entisol

Pengelolaan Entisol adalah: 1 lahan eks tambang juga dapat direklamasi untuk keperluan usaha pertanian seperti pertanian jagung, padi atau perladangan. Namun untuk reklamasi lahan tambang menjadi usaha pertanian, ada beberapa syarat yang cukup ketat harus dipenuhi mengingat ada potensi bahaya nutrisi dari lahan eks tambang, 2 masalah utama pada Regosol adalah daya menyimpan air dan unsur hara rendah, disebabkan tanahnya yang berpasir, sehingga perlu penambahan bahan organik untuk menjaga tanah tetap lembab, selain itu perlu penambahan pupuk, 3 dengan pembuatan jaringan irigasi Aluvial dapat ditanami padi, dan 4 Entisol yang terdapat di lereng curam atau berbatu- batu LithosolOrthent, sebaik dibiarkan sebagai hutan untuk mencegah terjadinya erosi, dan banyak dijadikan sebagai daerah cagar alam.

16. Penggunaan Entisol

Penggunaan Entisol adalah: 1 tanah bekas tambang selain penanaman pohon cepat tumbuh akasia dan sengon, dapat pula dilakukan penanaman lahan dengan pohon asli daerah edemik, 2 di Florida, Amerika Serikat, perkebunan jeruk ditanami pada Entisol berpasir RegosolPsamments, 3 tanah Aluvial di Indonesia pada umumnya memberi hasil produksi padi cukup baik misalnya daerah: Karawang, Indramayu, dan delta Brantas, serta palawija dan tebu di Surabaya. Dapat pula digunakan untuk memelihara tambak perikanan, seperti: bandeng, gurame Gresik, Tegal, Indramayu cukup berproduksi dengan baik, 4 Di daerah subhumid, semi arid, dan arid tanah-tanah Litosol yang kurang subur banyak digunakan sebagai padang pengembalaan sapi atau kambing.

5. MetodeStrategi Pembelajaran

Metode yang dilakukan dalam kegiatan kuliah ini: 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi 4. Penugasan

6. Tahap Pembelajaran A.

Kegiatan Pendahuluan Dosen menyiapkan diri dan membuka perkuliahan dengan berdoa dalam hati dan ucapkan salam serta mengajak mahasiswa berkonsentrasi dengan berbagai pertanyaan lisan maupun tertulis dan menunjukkan tujuan perkuliahan.

B. Kegiatan Perkuliahan Inti

Dosen: 1. Menjelaskan seluruh materi dalam pokok bahasan secara sistematis 2. Menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan 3. Mengajak mahasiswa berdiskusi tentang materi 4. Memberikan pertanyaan terkait dengan materi 5. Memberi evaluasi Mahasiswa: 1. Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan dosen 2. Mengajukan pertanyaan bila kurang jelas 3. Menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari dosen 4. Mengerjakan evaluasi

C. Kegiatan Akhir

Dosen menutup perkuliahan dengan merangkum keseluruhan materi Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK

7. AlatBahanSumber Belajar A. AlatMedia

Media pembelajaran yang dipergunakan: 1. Proyektor 2. Papan tulis dan spidol 3. LCD dan Laptop 4. Contoh materi yang ada di sekitar

B. BahanSumber Bacaan

Arabia, T. 2012. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Diktat. Program Studi Magister Konservasi Sumberdaya Lahan. Program Pascasarjana. Universitas Syiah Kuala. Darussalam. Banda Aceh. _________. 2014. Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah. Buku Ajar. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh. Buol, S.W., F.D. Hole, and R.J. Mc Cracken. 1980. Soil Genesis and Classification. 2 nd ed. Iowa State University Press. Ames. Dames, T.W.G. 1955. The soils of East Central Java. Ibid No. 141. Darmawijaya, M.I. 1992. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia. Cetakan kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. FAO. 1974. Soil map of the world. Vol. 1. Legend. UNESCO. Paris. Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Edisi Revisi. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta. Simonson, R.W. 1959. Outline of a generalized theory of soil genesis. Soil Sci. Soc. Am. Proc. 23: 152-56. Soil Survey Staff. 2006. Keys to Soil Taxonomy. 10 th ed. USDA-NRCS. Washington, DC. Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK SATUAN ACARA PENGAJARAN SAP Dosen Koordinator : Dr. Ir. Teti Arabia, M.S. Program Studi : S1 Ilmu Tanah Kode Mata Kuliah : PIT-403 Nama Mata Kuliah : Pengelolaan Lahan Basah dan Lahan Kering Jumlah SKS : 3 SKS 2 SKS Kuliah + 1 SKS Praktikum KelasSemester : ?VII Pertemuan : Ke-6 Alokasi Waktu : 100 menit

1. Standar Kompetensi

Mata kuliah ini diberikan dengan tujuan agar pada akhir kuliah peserta didik memahami proses pembentukan, klasifikasi, serta pengelolaan dan penggunaan Inceptisol dan Mollisol. Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah dan praktek di laboratorium.

2. Kompetensi Dasar

Mahasiswa memahami dan menjelaskan tentang Inceptisol Kambisol dan Mollisol Tanah Rendzina.

3. Indikator

Setelah perkuliahan ini, mahasiswa dapat: 1. Menyebutkan definisi Kambisol, 2. Menyebutkan definisi Inceptisol, 3. Menyebutkan definisi tanah Rendzina, 4. Menyebutkan definisi Rendoll, 5. Menyebutkan definisi Mollisol, 6. Menjelaskan proses pembentukan Inceptisol, 7. Menjelaskan proses pembentukan Mollisol, 8. Menjelaskan klasifikasi Inceptisol, 9. Menjelaskan klasifikasi Mollisol, 10. Menjelaskan pengelolaan Inceptlisol 11. Menjelaskan pengelolaan Mollisol, 12. Menjelaskan penggunaan Inceptisol, dan 13. Menjelaskan penggunaan Mollisol.

4. Materi Ajar

1. Kambisol PPT