Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
a.
Klasifikasi Solonchak adalah terdapat satu subgrup dari subordo Aquept yaitu
Salidic
Sulfaquept, dan empat subgrup dari Aquert yaitu
Salic
Sulfaquert, Typic
Calci
aquert,
Halic
Epiaquert, dan
Halic
Endoaquert. b.
Klasifikasi Solonetz adalah terdapat tiga subgrup dari subordo Aquent yaitu
Sodic
Hydraquent,
Sodic
Psammaquent, dan
Sodic
Endoaquent. c.
Klasifikasi Solodi adalah terdapat empat subgrup dari subordo Aqualf yaitu
Arenic
Epiaqualf,
Grossarenic
Epiaqualf,
Arenic
Endoaqualf
, Grossa renic
Endoaqualf. d.
Klasifikasi Kastanozem adalah terdapat tiga subgrup dari subordo Aquoll yaitu
Vertic
Natr
aquoll, Glossic
Natr
aquoll, dan Typic
Natr
aquoll. e.
Klasifikasi Chernozem adalah terdapat tiga subgrup dari subordo Aquoll yaitu
Petrocalcic
Calciaquoll,
Aeric
Calciaquoll, dan
Typic
Calciaquoll.
16. Pengelolaan Tanah Salin-Alkali
Pengelolaan Tanah Salin-Alkali adalah a.
Pengelolaan Solonchak agar dapat diperoleh hasil yang baik dalam pemanfaatan
tanah-tanah salin, maka diperlukan teknik dalam mengelola air irigasi dan menjaga agar tingkat kegaraman berada dalam batas yang tidak mengganggu tanaman.
Keperluan air tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tanaman saja, tetapi juga dibutuhkan untuk ameliorasi tanah dan mengurangi kegaraman tanah yang tinggi.
Mengingat mutlaknya kebutuhan air dalam rangka pemanfaatan tanah-tanah salin, sedangkan air tersebut sangat langka, maka prospek pemanfaatan tanah ini kurang
dapat diharapkan. b.
Pengelolaan Solonetz jika ion-ion Na dicuci dari kompleks jerapan, maka dapat
menyebabkan dispersi liat, karena ion-ion Na menjadi terhidratasi. Dispersi ini dapat dihindarkan bila air yang digunakan bmengandung ion Ca atau Mg yang dapat
menggantikan ion-ion Na dalam kompleks jerapan. Jika tanah mengandung karbonat Ca atau Mg, peningkatan kemasaman di bagian atas solum akan menaikkan kegiatan
ion-ion Ca dan Mg. Ion-ion bervalensi dua ini menggantikan ion H dari kompleks pertukaran, sehingga terjadi proses dealkalisasi biasa dengan membentuk tanah
normal. c.
Pengelolaan Solodi dispersi dapat dihindarkan bila air yang digunakan banyak
mengandung Ca
2+
atau Mg
2+
dapat menggantikan ion-ion Na dalam kompleks jerapan.
d.
Pengelolaan Kastanozem pengelolaannya adalah dengan pencucian terhadap garam-
garam mudah larut, sedangkan tanaman yang akan ditanam di daerah tersebut adalah tanaman yang toleran terhadap garam-garam mudah larut Arabia
et al
., 2012. e.
Pengelolaan Chernozem tanah ini merupakan tanah yang subur, mempunyai sifat
kimia dan fisika yang baik, dengan hanya sedikit sekali pencucian, sehingga kejenuhan basanya tinggi. Tanah ini terbentuk di bawah vegetasi
steppe
, sehingga sering digunakan sebagai padang pengembalaan.
17. Penggunaan Tanah Salin-Alkali
Penggunaan Tanah Salin-Alkali adalah Solonchak agar dapat diperoleh hasil yang baik dalam pemanfaatan tanah-tanah salin, maka diperlukan teknik dalam mengelola air irigasi
dan menjaga agar tingkat kegaraman berada dalam batas yang tidak mengganggu tanaman. Keperluan air tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tanaman saja, tetapi
juga dibutuhkan untuk ameliorasi tanah dan mengurangi kegaraman tanah yang tinggi. Mengingat mutlaknya kebutuhan air dalam rangka pemanfaatan tanah-tanah salin,
sedangkan air tersebut keberadaannya sangat langka, maka prospek pemanfaatan tanah ini kurang dapat diharapkan. Untuk mengatasi masalah-masalah tadi, hal ini menjadi
penyebab mengapa intensitas pengelolaan tanahnya masih rendah.
Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
5. MetodeStrategi Pembelajaran
Metode yang dilakukan dalam kegiatan kuliah ini: 1.
Ceramah 2.
Tanya Jawab 3.
Diskusi 4.
Penugasan
6. Tahap Pembelajaran A.
Kegiatan Pendahuluan
Dosen menyiapkan diri dan membuka perkuliahan dengan berdoa dalam hati dan ucapkan salam serta mengajak mahasiswa berkonsentrasi dengan berbagai pertanyaan
lisan maupun tertulis dan menunjukkan tujuan perkuliahan.
B. Kegiatan Perkuliahan Inti
Dosen: 1.
Menjelaskan seluruh materi dalam pokok bahasan secara sistematis 2.
Menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan 3.
Mengajak mahasiswa berdiskusi tentang materi 4.
Memberikan pertanyaan terkait dengan materi 5.
Memberi evaluasi Mahasiswa:
1. Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan dosen
2. Mengajukan pertanyaan bila kurang jelas
3. Menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari dosen
4. Mengerjakan evaluasi
C. Kegiatan Akhir
Dosen menutup perkuliahan dengan merangkum keseluruhan materi
7. AlatBahanSumber Belajar A. AlatMedia
Media pembelajaran yang dipergunakan: 1.
Proyektor 2.
Papan tulis dan spidol 3.
LCD dan Laptop 4.
Contoh materi yang ada di sekitar
B. BahanSumber Bacaan
Alibasyah, M.R., A. Yusuf, M.J. Ali. 2000. Reklamasi Tanah salin, Tanah Gambut, Tanah Kritis, dan Tanah Ordo Ultisol. Diktat. PPs Unsyiah, Prodi Magister KSDL.
Darussalam, Banda Aceh. Arabia, T. 2014. Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah. Buku Ajar. Fakultas
Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh. ________., A. Karim, Manfarizah. 2012. Klasifikasi dan Pengelolaan Tanah. Syiah
Kuala University Press. Darussalam-Banda Aceh. Buol, S.W., F.D. Hole, and R.J. Mc Cracken. 1980. Soil Genesis and Classification. 2
nd
ed. Iowa State University Press. Ames. Darmawijaya, M.I. 1992. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan
Pelaksana Pertanian di Indonesia. Cetakan kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
FAO. 1974. Soil map of the world. Vol. 1. Legend. UNESCO. Paris. http:soils.cals.idaho.edusoilordersmollisols_01.htm
http:www.albertaefp.com . 2012. What is the difference between alkaline and alkali
soils?. The Alberta Environmental Farm Plan News.htm. Diakses 16 Februari 2012. Penelusuran Google.htm. 2012. Diakses 14 September 2012.
Soepraptohardjo, M. 1961. Klasifikasi Tanah Kategori Tinggi. Balai Penyelidikan Tanah. Kongres Nasional Ilmu Tanah I. Seksi II No.8. Bogor.
Koordinator Mata Kuliah “Pengelolaan Lahan Kering dan Lahan Basah”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
SATUAN ACARA PENGAJARAN SAP
Dosen Koordinator : Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.
Program Studi : S1 Ilmu Tanah
Kode Mata Kuliah : PIT-403
Nama Mata Kuliah : Pengelolaan Lahan Basah dan Lahan Kering
Jumlah SKS : 3 SKS 2 SKS Kuliah + 1 SKS Praktikum
KelasSemester : ?VII
Pertemuan : Ke-15
Alokasi Waktu : 100 menit
1. Standar Kompetensi
Mata kuliah ini diberikan dengan tujuan agar pada akhir kuliah peserta didik memahami proses pembentukan, klasifikasi, serta pengelolaan dan penggunaan tanah Lahan Basah
berliat tinggi. Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah dan praktek di laboratorium.
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami dan menjelaskan tentang tanah Lahan Basah berliat tinggi Aqualf, Aquox, Aquult, dan Aquert.
3. Indikator
Setelah perkuliahan ini, mahasiswa dapat: 1.
Menyebutkan definisi tanah lahan basah berliat tinggi, 2.
Menyebutkan definisi Planosol, 3.
Menyebutkan definisi Aqualf, 4.
Menyebutkan definisi Laterit Air Tanah, 5.
Menyebutkan definisi Aquox, 6.
Menyebutkan definisi Hidromorf Kelabu, 7.
Menyebutkan definisi Aquult, 8.
Menyebutkan definisi Grumosol Bergaram, 9.
Menyebutkan definisi Aquert, 10.
Menjelaskan proses pembentukan Aqualf, 11.
Menjelaskan proses pembentukan Aquox, 12.
Menjelaskan proses pembentukan Aquult, 13.
Menjelaskan proses pembentukan Aquert, 14.
Menjelaskan klasifikasi Lahan Basah Berliat Tinggi, 15.
Menjelaskan pengelolaan Lahan Basah Berliat Tinggi dan 16.
Menjelaskan penggunaan Lahan Basah Berliat Tinggi.
4. Materi Ajar