PerspektifParadigma Kajian KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 PerspektifParadigma Kajian

Ilmu bukanlah suatu yang tunggal melainkan plural. Menurut Thomas Kunt, ilmuwan selalu bekerja di bawah satu payung paradigma yang memuat asumsi ontologisme, metodologis, dan struktur nilai Adian, 2002:25. Definisi paradigma yang ditawarkan oleh Kunt sendiri memiliki tiga rumusan yaitu : 1. Kerangka konseptual untuk mengklarifikasi dan menerangkan objek-objek fisikal alam. 2. Patokan untuk menspesifikasi metode yang tepat, teknik-teknik, dan instrumen dalam meneliti objek-objek dalam wilayah yang relevan. 3. Kesepakatan tentang tujuan-tujuan kognitif yang absah. Paradigma menjadi kerangka konseptual dalam mempersepsi semesta.Artinya, tidak ada observasi yang netral.Semua pengalaman perseptual kita selalu dibentuk oleh kerangka konseptual yang kita gunakan.Misalnya, Aristoteles melihat gerak benda jatuh sebagai garis lurus sedang Newton mempersepsinya sebagai gerak pendulum.Hal itu menurut Kuhn disebabkan oleh perbedaan paradigma yang dianut keduanya.Aristoteles dan Newton mengadopsi asumsi ontologis yang berbeda tentang semesta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan konstruktivis.Pendekatan ini termasuk dalam post-positivisme interpretif, tetapi memiliki kekhususan.Konstruktivis sebagaimana intepretif, menolak objektivitas.Objektvitas sebagaimana dianut oleh positivis mengakui adanya fakta, adanya realitas empirik, sedangkan konstruktivist berpendapat bahwa yang ada adalah pemaknaan kita tentang di luar diri yang kita konstruk, empirical- constructed factsAdian,2002:27. Ilmu dan kebenaran itu dibangun, sifatnya pluralistik dan plastis.Disebut pluralistik karena realitas dapat diekspresikan dengan beragam simbol dan beragam sistem bahasa.Disebut plastis karena realitas itu tersebar dan terbentuk sesuai dengan tindakan perilaku manusia yang berkepentingan.Menggantikan teori ilmu, para konstruktivis menawarkan fungsi instrumental dan fungsi praktis Universitas Sumatera Utara dalam mengkonstruk pengetahuan.Para konstruktivis adalah anti esensialis, dan mereka berasumsi bahwa self evidence apapun itu merupakan produk praktik diskursus yang sangat kompleks. Konstruksi personal diatur atau diorganisasi ke dalam skema interpretative yang akan mengindentifikasi suatu objek dan menempatkan objek itu ke dalam suatu kategori. Dengan skema interpretatif ini, kita juga dapat merasakan suatu peristiwa dengan menempatkannya ke dalam kategori yang lebih besar.Skema interpretatif ini berkembang seiring dengan tingkat kedewasaan seseorang, bersifat lebih kompleks dan spesifik.

2.2 Kajian Pustaka