BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyekobyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya Nawawi, 2001 63. Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep biasanya satu konsep dan kerangka konseptual. Melalui kerangka
konseptual landasan teori, periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini menggambarkan realitas
yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel Kriyantono, 2006: 68.
Berdasarkan metodologi kualitatif dikenal beberapa metode riset, namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam.
Metode wawancara mendalam adalah metode riset di mana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus lebih dari
satu kali untuk menggali informasi dari responden. Karena itu, responden disebut juga informan. Karena wawancara dilakukan lebih dari sekali, maka disebut juga
“intensive interviews”. Biasanya metode ini menggunakan sampel yang terbatas, jika periset merasa data yang dibutuhkan sudah cukup maka tidak perlu mencari
sampel responden yang lain. Metode ini memungkinkan periset untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban responden yang antara lain mencakup
opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya Kriyantono, 2006:63-64.
Dalam pelaksanaannya, metode wawancara mendalam ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar diperoleh hasil wawancara yang mendalam. Bahkan
tidak jarang digabung dengan metode observasi partisipan. Wawancara mendalam
Universitas Sumatera Utara
dan observasi ini merupakan wujud pendekatan kontruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas ada dalam pikiran subjek yang diteliti.
3.2 Objek Penelitian