Pengalaman unik dengan pasangan menggunakan bahasa isyarat

bersyukur bisa membesarkan anak-anak saya walaupun dengan cara yang terbatas.” Pasangan keenam “Semua kami jalani apa adanya, banyak sukanya apalagi kalau sedang bepergian sama keluarga, sering diketawain karena kami di bilang bicara bedua aja, gak mau gabung-gabung, taunya itu becandaan dari orang-orang itu. Dari hasil transkrip wawancara di atas diketahui bahwa keenam pasangan difabel tunawicara dalam penelitian ini mengalami berbagai pengalaman suka dan duka dalam menggunakan bahasa nonverbal berupa bahasa isyarat tangan dan juga gerakan tubuh pada saat berkomunikasi antarpribadi dengan pasangan mereka.Pada umumnya para responden merasa bahwa pengalaman suka lebih banyak dibandingkan perasaan duka dalam menggunakan bahasa isyarat ini karena memang bahasa ini terkesan ekslusif dan hanya segelintir orang saja yang tahu, jadi akan tercipta perasaan aman dan juga nyaman dalam membicarakan berbagai hal dengan pasangan tanpa merasa cemas jika orang lain tahu rahasia yang mereka bicarakan.Biasanya orang-orang yang melakukan bahasa isyarat mengkombinasikannya dengan bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka. Pada umumnya ada banyak peranan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.Dalam bentuknya yang paling dasar, suatu tindakan sosial melibatkan hubungan tiga pihak. Pertama adanya isyarat awal dari gerak atau gesture seseorang, dan adanya tanggapan terhadap isyarat itu oleh orang lain dan adanya hasil. Hasil adalah apa makna tindakan bagi komunikator. Makna tidak hanya semata-mata hanya berada pada salah satu dari ketiga hal tersebut tapi berada dalam satu hubungan segitiga yang terdiri atas ketiga hal tersebut isyarat tubuh, tanggapan dan hasil.

4.2.8 Pengalaman unik dengan pasangan menggunakan bahasa isyarat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan dengan informan yakni enam pasangan suami istri yang dilakukan di Kota Kabanjahe, hasilnya adalah: Universitas Sumatera Utara Pasangan pertama: “Pengalaman uniknya waktu kami awal-awal kenalan dulu lah, sempat aku tersinggung, karena ku pikir suami ngejek pas dia pake tangan ngomong ama ku, ekh rupanya sama kami sama-sama gak bisa dengar ama bicara..hahahaha” Pasangan kedua: “Pas kadang kami lagi mau bicara rahasia, kami langsung uda ngerti itu, bahasa isyarat yang Cuma kami yang ngerti, bukan kayak bahasa isyarat yang umum, jadi unik lah rasanya, karena Cuma kami yang paham” Pasangan ketiga: “Ada cerita unik, lucu juga ku rasa ama suami, pas kami menghadiri pesta adat keluarga, ada keluarga jauh yang belum tau kalau kami ini mengalami gangguan bicara, pas kami menggunakan bahasa ini untuk kasih sambutan untuk upah- upah, ekh, malah dipikir kami lagi buat acara pantomim ama keluarga jauh ini. Alhasil semua ketawa-ketawa la, gak tersinggung atau sakit hati kok.” Pasangan keempat: “Paling unik waktu saya dan istri menghadiri acara hari guru di Surabaya, rekan-rekan kan mikir kalau istri saya juga normal seperti saya, jadi pas kami bicara pakai bahasa isyarat orang-orang mikir kami ini pasangan aneh, karena memang forum hari guru itu, dihadiri oleh guru-guru yang bukan dari SLB” Pasangan kelima: “Pas ngambil rapor anak dulu, kan selalu istri yang ngambilkan, jadi gak tau orang di sekolah anak ku, kalau aku juga kayak istri gak bisa bicara atau mendengar, dipikir orang gurunya aku sakit karena gak merespon pas orang itu nanya, sampe dipegangnya jidat ku, dikira demam. Hahah” Pasangan keenam: “Uniknya pas kami sama-sama baru kenal lah, karena kami sok-sok bisa bicara, padahal sama-sama bisu, istri lagi, banyak kali gayanya, sok jual mahal, rupanya karena memang uda malu nunjukin dia gak pande bicara” Dari hasil transkrip wawancara di atas diketahui bahwa keenam pasangan difabel tunawicara dalam penelitian ini masing-masing memiliki pengalaman yang unik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa nonverbal berupa bahasa isyarat tangan baik dengan pasangan maupun dengan orang-orang di sekitar Universitas Sumatera Utara mereka. Keunikan bahasa isyarat tangan yang mereka alami pada umumnya terjadi ketika mereka berada di dalam lingkungan di luar lingkup pribadi mereka yakni pada saat berinteraksi dengan orang yang tidak begitu dekat secara personal dengan diri mereka dan menggangap bahwa bahasa isyarat yang digunakan terlihat aneh, bahkan tak jarang menggangap hal tersebut sebagai sebuah lelucon yang dilakukan pasangan tersebut untuk mengecoh orang di sekitar mereka.

4.2.9 Pandangan anak terhadap penggunaan bahasa isyarat pada saat berkomunikasi