Cara berkomunikasi untuk berhubungan intim

Pasangan keenam: “Karena anak kami masih kecil, yah memang kan masih terbiasa pakai bahasa isyarat dengan dia, tapi untung ada tetangga dan keluarga yang membantu anak berkomunikasi dengan bahasa biasa. Itulah hambatan yang kami alami, kalau kami berdua baik-baik aja, anak kami ini nya jadi kasian Dari hasil transkrip wawancara di atas diketahui bahwa keenam pasangan difabel tunawicara ini memiliki kendala tertentu dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.Kendala itu pada umumnya terjadi ketika berhubungan dengan orang di luar pasangan mereka yang non difabel.Keterbatasan fisik menjadi sebuah pemicu dimana pesan yang ingin disampaikan tidak dapat dipahami oleh pihak yang menerima pesan. Keterbatasan ini tentu saja dapat diatasi dengan menggunakan bahasa isyarat, namun semua itu kembali kepada pihak yang mengirim ataupun menerima pesan, apakah mereka mampu mengatasi gangguan yang terjadi dalam proses komunikasi nonverbal itu sendiri.Komunikasi antarpribadi merupakan satu kegiatan dan tindakan. Semua pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi antarpribadi seperti halnya permainan sepak bola harus mempunya satu aksi, satu tindakan yang nyata dan diatur dengan suatu taktik dan strategi demi tercapainya tujuan komunikasi. Hal ini berarti bahwa komunikasi tidak memerlukan perhatian hanya pada sebab datangya suatu pesan kepada akibat terpaan pesan, namun lebih dari itu harus memperhatikan seluruh proses dari komunikasi itu.

4.2.4 Cara berkomunikasi untuk berhubungan intim

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang mendalam yang dilakukan dengan informan yakni empat pasangan suami istri yang dilakukan di Kota Kabanjahe, hasilnya adalah: Pasangan pertama: “Ku peluk, ku cium, udah ngerti nya dia kalo itu pertanda” Pasangan kedua: “Saling peluk-peluk istri, sayang-sayangan la kami berdua” Universitas Sumatera Utara Pasangan ketiga: “Main mata la ama istri, nanti dia balas apa mau apa gak, setelah itu aku peluk di tempat tidur”. Pasangan keempat: “Untuk berhubungan intim, saya lebih sering bertanya langsung kepada istri, karena istri saya ini sampai sekarang orangnya pemalu untuk hal beginian.” Pasangan kelima: “Kuajak masuk ke kamar, uda langsung ngerti dia. Trus ditidurkannya lah dulu anak kami, baru kami bisa berhubungan suami istri” Pasangan keenam: “Ku usap-usap rambutnya, ku pegang tangannya, uda paham lah dia selanjutnya” Dari hasil transkrip wawancara di atas diketahui bahwa keenam pasangan difabel tunawicara dalam penelitian ini menggunakan pola komunikasi nonverbal lainnya berupa sentuhan untuk berkomunikasi dalam mengungkapkan hasrat seksual mereka. Pasangan keempat lebih sering menggunakan ungkapan langsung menggunakan kalimat verbal karena memang sang suami tidak mengalami gangguan berbicara dan mendengar. Namun, keenam pasangan ini menyatakan bahwa penggunaan bahasa isyarat beruapa gerakan tangan dinilai terlalu kaku dan tidak menimbulkan romantisme. Tidak hanya bagi pasangan difabel, pada pasangan normal lainnya, sentuhan menjadi sebuah cara dalam mengungkapkan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Setiap anggota tubuh seperti wajah termasuk senyuman dan pandangan mata, tangan, kepala, kaki bersifat simbolik, karena kita hidup, semua anggota badan kita senantiasa bergerak.Kontak matacara pandang mata merupakan komunikasi nonverbal yang ditampilkan bersama ekspresi wajah. Tak mengherankan kalau banyak orang menggerakkan alis mata ketika mereka bercakap-cakap karena mereka menganggap bahwa kontak mata yang ditampilkan komunikator akan menarik umpan balik dari komunikan. Berbagai kebudayaan, pandangan mata kerap kali ditafsirkan sebagai pernyataan tingkat keseriusan perhatian, mendengarkan, melihat, mengerti, melamun, menerawang, bingung, marah, cinta, sayu, menggoda, sensual, Universitas Sumatera Utara menguasai, membiarkan, dan masa bodoh yang semuanya harus ditafsir dalam konteks sosial budaya tertentu Liliweri, 2003:197.

4.2.5 Berdiskusi mengunakan bahasa isyarat