Pengalaman suka dan duka menggunakan bahasa isyarat

tujuan dapat tercapai dengan baik.Ini berarti komunikasi antarpribadi efektif jika dalam waktu tertentu komunikasi memahami pesan yang disampaikan komunikatornya dengan baik dan melaksanakannya. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan.

4.2.7 Pengalaman suka dan duka menggunakan bahasa isyarat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang mendalam yang dilakukan dengan informan yakni enam pasangan suami istri yang dilakukan di Kota Kabanjahe, hasilnya adalah: Pasangan pertama: “Tidak semua orang bisa ngerti dengan yang kami bilang, itulah duka pakai bahasa tangan gini, kalo sukanya ya ada juganya, karena cuma kami yang ngerti kadang-kadang” Pasangan kedua: “Susah diterima orang maksud kami, payah la menjelaskan kalo gak tau tentang bahasa isyarat ini, itu lah duka kami, sukanya gak gitu ada, susahnya pake bahasa ini” Pasangan ketiga: “Sukanya ya kami bisa suka-suka bicara, cakap rahasia lah istilahnya.Untuk dukanya gak terlalu la, karena kami orangnya bersyukur.” Pasangan keempat: “sebagai suami yang memiliki istri seorang difabel tunawicara tentu memiliki duka tersendiri ya, karena terkadang perasaan istri bisa sangat sensitif ketika kita tidak memahami dengan benar maksud dari kata-kata yang ingin dia utarakan dengan menggunakan bahasa isyarat tersebut, sedangkan sukanya ya karena ini bahasa isyaratnya sudah mengglobal, jadi nambah lah satu pengetahuan baru lagi..hahahaha” Pasangan kelima: “dukanya mungkin karena kami gak bisa kayak orangtua lain bisa bicara dan ketawa dengan anak-anak dengan cara yang normal, tapi saya masih sangat Universitas Sumatera Utara bersyukur bisa membesarkan anak-anak saya walaupun dengan cara yang terbatas.” Pasangan keenam “Semua kami jalani apa adanya, banyak sukanya apalagi kalau sedang bepergian sama keluarga, sering diketawain karena kami di bilang bicara bedua aja, gak mau gabung-gabung, taunya itu becandaan dari orang-orang itu. Dari hasil transkrip wawancara di atas diketahui bahwa keenam pasangan difabel tunawicara dalam penelitian ini mengalami berbagai pengalaman suka dan duka dalam menggunakan bahasa nonverbal berupa bahasa isyarat tangan dan juga gerakan tubuh pada saat berkomunikasi antarpribadi dengan pasangan mereka.Pada umumnya para responden merasa bahwa pengalaman suka lebih banyak dibandingkan perasaan duka dalam menggunakan bahasa isyarat ini karena memang bahasa ini terkesan ekslusif dan hanya segelintir orang saja yang tahu, jadi akan tercipta perasaan aman dan juga nyaman dalam membicarakan berbagai hal dengan pasangan tanpa merasa cemas jika orang lain tahu rahasia yang mereka bicarakan.Biasanya orang-orang yang melakukan bahasa isyarat mengkombinasikannya dengan bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka. Pada umumnya ada banyak peranan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.Dalam bentuknya yang paling dasar, suatu tindakan sosial melibatkan hubungan tiga pihak. Pertama adanya isyarat awal dari gerak atau gesture seseorang, dan adanya tanggapan terhadap isyarat itu oleh orang lain dan adanya hasil. Hasil adalah apa makna tindakan bagi komunikator. Makna tidak hanya semata-mata hanya berada pada salah satu dari ketiga hal tersebut tapi berada dalam satu hubungan segitiga yang terdiri atas ketiga hal tersebut isyarat tubuh, tanggapan dan hasil.

4.2.8 Pengalaman unik dengan pasangan menggunakan bahasa isyarat