Junaedi Purba dan Lilis br. Silalahi

juga menggunakan perangkat teknologi komunikasi berupa telepon seluler, namun hanya sebatas penggunaan SMS saja, tidak dengan fasilitas lainnya dari telepon seluler tersebut karena mereka memang sangat sukar untuk berbicara dan tidak melek terhadap perkembangan teknologi telekomunikasi terbaru. Sumber penghasilan keluarga ini berasal dari usaha rental PlayStation di rumah mereka yang masih dibiayai oleh orangtua Bernat. Tabel 4.2 Identitas Pasangan kedua Identitas diri Bernat Ginting Berty Simangunsong Agama Kristen Protestan Kristen Protestan Usia 41 tahun 39 tahun Pekerjaan Wirausaha Ikut suami Pendidikan SDLB Karya Murni Medan SLB Pembinaan Negeri Medan keprbadian Egois, keras kepala dan kasar Tertutup Introvet Menikah 2004 2004 Alamat Pajak Singa Kabanjahe Pajak Singa Kabanjahe Sumber: Data Peneliti, 2013

4.1.2.3 Junaedi Purba dan Lilis br. Silalahi

Juanedi, beragama Kristen Protestan, kini berusia 30 tahun danbekerja di sebuah bengkel sebagai seorang montir.Junaedi, sang suami pernah bersekolah di SDLB Binjai dan mengalami tunawicara sejak lahir. Junaedi berdomisili di desa Rumah Kabanjahe.Sosok Junaedi adalah seorang pekerja keras karena meniru kesuksesan keempat saudaranya yang mampu memiliki hidup mandiri dan berkecukupan. Istrinya, Lilis Br. Silalahi yang berusia 27 tahun ini juga tunawicara sejak lahir.Ia bekerja sebagai petani sayur di Kabanjahe membantu sang mertua. Lilis pernah bersekolah di SDLB Pematang Siantar.Pada saat sekolah dulu, Lilis memiliki prestasi di bidang lomba catur yang mengantarkan dirinya mengikuti Universitas Sumatera Utara perlombaan ke berbagai Kota di Indonesia.Sifat Lilis yang terlihat oleh peneliti adalah seorang yang ramah dan penyabar. Pasangan ini menikah pada tahun 2008 dan saat ini sudah dikaruniai seorang anak yang berusia 5 tahun.Mereka adalah pasangan suami istri yang humoris dan cukup kompak dalam menjalani hidup rumah tangga.Kesibukan pasangan ini dalam mencari nafkah membuat mereka jarang untuk selalu bersama-sama seharian.Malam hari menjadi waktu dimana mereka sangat intens dalam berkomunikasi untuk sekadar saling bertanya tentang aktifitas yang mereka lakukan seharian.Pasangan suami istri yang juga mengalami gangguan pendengaran ini memang sangat mengutamakan saling komunikasi untuk mencegah pertengkaran akibat kesalahpahaman dalam penerimaan pesan karena keterbatasan mereka.Sejak awal memulai hubungan percintaan, mereka memang sudah fokus untuk serius melanjutkan ke jenjang pernikahan oleh karenanya hampir tidak pernah mereka bertengkar walaupun memiliki kesibukan yang cukup tinggi.Hal yang kadang memicu sedikit konflik hanya masalah pola asuh anak saja.Mereka memiliki seorang anak yang masih berusia 5 tahun.Namun ini bukanlah suatu masalah besar karena mereka hanya menganggapnya sebagai kerikil dalam berumahtangga. Juanedi dan istrinya menitipkan anaknya untuk diasuh oleh adik laki-laki ayah Junaedi karena takut sang anak nantinya akan mengikuti pola komunikasi mereka yang sebagian besar mengandalkan gerakan nonverbal dalam berkomunikasi karena anak mereka lahir dalam keadaan normal. Namun, terkadang pasangan ini masih berusaha sekuat mungkin untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa verbal sebagai upaya untuk melancarkan pola komunikasi dengan orang-orang disekitar mereka yang bukan kalangan tunawicara. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Identitas Pasangan ketiga Identitas diri Juanedi Purba Lilis Br. Silalahi Agama Kristen Protestan Kristen Protestan Usia 30 tahun 27 tahun Pekerjaan Montir bengkel Petani sayur Pendidikan SDLB Binjai SDLB Pematang Siantar keprbadian Pekerja keras dan mandiri Ramah dan penyabar Menikah 2008 2008 Alamat Desa Rumah Kabanjahe Desa Rumah Kabanjahe Sumber: Data Peneliti, 2013

4.1.2.4 Jenny Rahmi dan Sudarmanto