masih mengundang kontroversi, sehingga banyak aktivis difabel international yang mengusulkan istilah yang lebih manusiawi; misalkan people with mobility
problem,people with learning difficulties, dan lain sebagainya.
2.2.3.1 Kategori Kelompok Difabel
Bagi mereka yang tidak sepakat dengan penggunaan kata difabel, berpendapat bahwa kata tersebut hanya tak lebih dari sebuah euphemism, tidak
kontekstual, dan susah dicerna bagi sebagian masyarakat Indonesia yang masih banyak belum melek huruf. Kata cacat menurut kelompok ini lebih tegas, lugas,
dan jelas.Bagi kelompok ini, kata difabel tidak memiliki difinisi dan kreteria yang jelas.Difabel dapat ditafsirkan lebih luas dan juga dapat ditafsirkan menjadi sangat
sempit.Kategori difabel sangat luas karena difabel dengan makna orang yang berbeda kemampuan, maka setiap orang memiliki perbedaan entah mereka
memiliki kekurangan atau kelainan fisik atau tidak.Karena setiap individu diciptakan dengan karakteristik dan keunikan yang khas antara satu dengan yang
lainnya. Kategori siapa-siapa sajakah mereka yang disebut difabel menurut
Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa 2006: 43 dan Pembinaan Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional di Indonesia adalah sebagai berikut: 1.
Tunanetra 2.
Tunarungu-wicara 3.
Tunagrahita a.l. Down Syndrome 4.
Tunagrahita Ringan IQ 50-70 5.
Tunagrahita Sedang IQ 25-50 6.
Tunagrahita Berat IQ 25 7.
Tunadaksa 8.
Tunalaras Dysruptive 9.
Tunaganda 10.
Penderita HIVAIDS 11.
Gifted Potensi kecerdasan istimewa IQ 125, Talented Potensi bakat istemewa: multiple intelligences: Language, Logico mathematic, Visuo-
Universitas Sumatera Utara
spatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual
12. Kesulitan Belajar termasuk diantaranya Hiperaktif, ADHD, dan
Berkesulitan Belajar Spesifik – dyslexiabaca,
dysgraphiatulis, dyscalculiahitung, dysphrasiabicara, dyspraxiamotorik.
13. Lambat Belajar underachiever denganIQ 70-90
14. Autis
15. Penderita penyalahgunaan Narkoba
16. Indigo
2.2.3.2 Perlindungan untuk kelompok difabel
Seperti yang telah dijelaskan di atas, istilah difabel merupakan pengindonesiaan dari kependekan different abilities peopleorang dengan
kemampuan yang berbeda. Melalui istilah difabel ini, masyarakat diajak untuk merekonstruksi nilai-nilai sebelumnya, yang semula memandang kondisi cacat
atau tidak normal sebagai kekurangan atau ketidakmampuan menjadi pemahaman terhadap difabel sebagai manusia dengan kondisi fisik berbeda yang mampu
melakukan aktivitas dengan cara dan pencapaian yang berbeda pula.Melalui pemahaman baru ini diharapkan masyarakat tidak lagi memandang para difabel
sebagai manusia yang hanya memiliki kekurangan dan ketidakmampuan.Sebaliknya, para difabel, sebagaimana layaknya manusia
umumnya, juga memiliki potensi dan sikap positif terhadap lingkungannya. Menilik dari berbagai permasalahan diskriminasi yang dialami oleh
difabel, maka pihak pemerintah Indonesia pun memiliki regulasi ataupun Undang- Undang yang mengatur mengenai hak khusus yang dimiliki oleh kelompok ini,
khususnya yang berkaitan dengan bidang pendidikan, yakni: 1.
UUD 1945 Pasal 28 C 1 “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”
Universitas Sumatera Utara
2. UUD 1945 Pasal 31 1
“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” 3.
Pasal 1 2 UU Sisdiknas “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilaiagama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahanzaman” 4.
Pasal 4 1 UU Sisdiknas “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidakdiskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilaikultural, dan kemajemukan bangsa”
5. Pasal 5 UU Sisdiknas mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara
“1 Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikanyang bermutu.”
“2 Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, danatau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.”
2.2.3.3 Implementasi UU dalam kehidupan sehari – hari