Saling meminta maaf dengan pasangan

mau bicara apa pun, apakah itu jika kamu sebut itu diskusi, kami pakai bahasa isyarat, biar cepat pembicaraan selesai dibahas.” Dari hasil transkrip wawancara di atas diketahui bahwa keenam pasangan difabel tunawicara dalam penelitian ini tidak bisa melepaskan aktifitas berdiskusi mengenai berbagai hal dengan pasangan mereka.Tentunya keterbatasan bukan menjadi sebuah alasan untuk meniadakan kegiatan diskusi, karena kegiatan berdiskusi ini sangat penting dilakukan untuk membahas berbagai hal khususnya yang berkaitan dengan masalah keluarga. Dalam wawancara ini juga didapati sebuah pola diskusi yang agak sedikit berbeda, karena pada pasangan keempat, sang istri yang merupakan seorang difabel berusaha untuk berdiskusi dengan pasangannya menggunakan bahasa verbal walaupun sesekali masih menggunakan gerakan isyarat nonverbal karena keterbatasan dalam mengeluarkan suara.Dalam bukunya “Komunikasi Antarpribadi” 1991:12, Alo Liliweri mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi anatarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan.Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku sesorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan dan arus balik bersifat langsung.Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan.Komunikan mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

4.2.6 Saling meminta maaf dengan pasangan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang mendalam yang dilakukan dengan informan yakni enam pasangan suami istri yang dilakukan di Kota Kabanjahe, hasilnya adalah: Pasangan pertama: “Ada kadang beberapa permasalahan yang buat kami jadi saling diam aja, ya kalau mau baikan, biasanya sih si abang yang duluan minta maaf, itu pun via sms dia minta maaf, sambil kirim gambar lucu-lucu gitu” Universitas Sumatera Utara Pasangan kedua: “Di panggilnya aku, dipegang pundak bahu ku, di bilangnya maaf la ya kalo tadi itu kasar, yah bicaranya pakai tangan dan gerakan lah” Pasangan ketiga: “Namanya berumah tangga ya, gak mungkin kita gak saling maafkan kesalahan dengan pasangan kita, kami sering saling bermaafan itu dengan cara saling senyum aja, nanti paling lama 1 harinya kami gak saling bicara” Pasangan keempat: “Kami ini adalah tipikal pasangan yang terbuka dan jarang berkonflik satu sama lain, namun dalam menjalani hidup tentu saja akan selalu ada masalah. Jika sudah tercipta kemarahan diantara kami, sayalah sebagai suami yang lebih dahulu meminta maaf dengan pakai bahasa isyarat agar istri mau memaafkan. Saya pakai bahasa isyarat juga sebagai bagian dari usaha saya untuk meminta maaf loh” Pasangan kelima: “Pegang saja tangannya, trus buat ekspresi muka jelek dan konyol-konyol gitu, macam begitulah cara kami berbaikan” Pasangan kelima: “Karena suami saya termasuk orang yang lembut, dia biasanya meminta maaf dengan sungguh-sungguh dengan nangis. Aku pun jadi gak tega lah gak maafkan kalau dia ada salah” Dari hasil transkrip wawancara di atas diketahui bahwa keenam pasangan difabel tunawicara dalam penelitian ini jika sudah terjadi konflik diantara mereka, maka semuanya akan didiskusikan secara baik-baik dengan pasangannya masing- masing. Ada pasangan yang menggunakan romantisme dalam melakukan pembujukan, ada juga pasangan yang langsung ke titik permasalahan yakni meminta maaf dengan penuturan menggunakan bahasa nonverbal berupa gerakan tangan.Saling memaafkan diantara pasangan suami istri ini dilakukan dengan menggunakan bahasa nonverbal baik itu melalui gerakan isyarat tangan dan juga sentuhan.Namun, terkadang ada juga pasangan yang menggunakan simbol tulisan berupa tulisan melalui pesan singkat melalui telepon selular untuk meminta maaf kepada istrinya.Dikatakan efektifitas berkomunikasi dalam waktu tertentu ketika Universitas Sumatera Utara tujuan dapat tercapai dengan baik.Ini berarti komunikasi antarpribadi efektif jika dalam waktu tertentu komunikasi memahami pesan yang disampaikan komunikatornya dengan baik dan melaksanakannya. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan.

4.2.7 Pengalaman suka dan duka menggunakan bahasa isyarat